Anda di halaman 1dari 14

Titrasi Redoks

Kata Kunci: larutan amilosa, larutan permanganat, Reaksi Redoks, titrasi redoks Ditulis oleh Zulfikar pada 28-12-2010 Reaksi redoks secara luas digunakan dalam analisa titrimetri baik untuk zat anorganik maupun organik. Reaksi redoks dapat diikuti dengan perubahan potensial, sehingga reaksi redoks dapat menggunakan perubahan potensial untuk mengamati titik akhir satu titrasi. Selain itu cara sederhana juga dapat dilakukan dengan menggunakan indikator. Berdasarkan jenis oksidator atau reduktor yang dipergunakan dalam titrasi redoks, maka dikenal beberapa jenis titrimetri redoks seperti iodometri, iodimetri danm permanganometri. Iodimetri dan Iodometri Teknik ini dikembangkan berdasarkan reaksi redoks dari senyawa iodine dengan natrium tiosulfat. Oksidasi dari senyawa iodine ditunjukkan oleh reaksi dibawah ini : I2 + 2 e 2 I- Eo = + 0,535 volt Sifat khas iodine cukup menarik berwarna biru didalam larutan amilosa dan berwarna merah pada larutan amilopektin. Dengan dasar reaksi diatas reaksi redoks dapat diikuti dengan menggunaka indikator amilosa atau amilopektin. Analisa dengan menggunakan iodine secara langsung disebut dengan titrasi iodimetri. Namun titrasi juga dapat dilakukan dengan cara menggunakan larutan iodida, dimana larutan tersebut diubah menjadi iodine, dan selanjutnya dilakukan titrasi dengan natrium tiosulfat, titrasi tidak iodine secara tidak langsung disebut dengan iodometri. Dalam titrasi ini digunakan indikator amilosa, amilopektin, indikator carbon tetraklorida juga digunakan yang berwarna ungu jika mengandung iodine. Permanganometri Permanganometri merupakan titrasi redoks menggunakan larutan standar Kalium permanganat. Reaksi redoks ini dapat berlangsung dalam suasana asam maupun dalam suasana basa. Dalam suasana asam, kalium permanganat akan tereduksi menjadi Mn2+ dengan persamaan reaksi : MnO4- + 8 H+ + 5 e Mn2+ + 4 H2O Berdasarkan jumlah ellektron yang ditangkap perubahan bilangan oksidasinya, maka berat ekivalen Dengan demikian berat ekivalennya seperlima dari berat molekulnya atau 31,606.

Dalam reaksi redoks ini, suasana terjadi karena penambahan asam sulfat, dan asam sulfat cukup baik karena tidak bereaksi dengan permanganat. Larutan permanganat berwarna ungu, jika titrasi dilakukan untuk larutan yang tidak berwarna, indikator tidak diperlukan. Namun jika larutan permangant yang kita pergunakan encer, maka penambahanindikator dapat dilakukan. Beberapa indikator yang dapat dipergunakan seperti feroin, asam N-fenil antranilat. Analisa dengan cara titrasi redoks telah banyak dimanfaatkan, seperti dalam analisis vitamin C (asam askorbat). Dalam analisis ini teknik iodimetri dipergunakan. Pertama-tama, sampel ditimbang seberat 400 mg kemudian dilarutkan kedalam air yang sudah terbebas dari gas carbondioksida (CO2), selanjutnya larutan ini diasamkan dengan penambahan asam sulfat encer sebanyak 10 mL. Titrasi dengan iodine, untuk mengetahui titik akhir titrasi gunakan larutan kanji atau amilosa. Kata Pencarian Artikel ini: titrasi redoks, titrasi redoks vitamin c, titrasi permanganometri, jenis titrasi redoks, reaksi paroredoks dari iodium dan natrium tiosulfat, titrasi redok, indikator titrasi redoks, perbedaan iodometri dan iodimetri, titrasi redoks vit c, reaksi iodium dengan natrium tiosulfat

X3-PRIMA
Distributor 1 Chip All Operator, Walau sederhana, kami ingin hadir lebih dekat bersama anda ...
Search

Home HARGA Pendaftaran Transaksi Deposite Rekening Bank LAYANAN FAQ Kontak BROSUR XCI

Laporan Permanganometri
16.56 Hendrayana Taufik Oleh : Hendrayana Taufik E1A078002 Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Al-Ghifari Bandung

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Permanganometri merupakan metode titrasi menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagi titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks.

Analisa permanganometri ini merupakan salah satu dari banyak metode analisis kuantitatif lainnya, sehingga penggunaan analisa ini cukup erat hubungannya dengan disiplin ilmu keteknikkimiaan.

Percobaan ini merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip umum mengenai permenganometri yang didapat dikuliah, sehingga praktek yang sebenarnya sangat membantu pemahaman mahasiswa.

Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis. MnO4- + 8H+ + 5e Mn 2+ + 4H2O Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan umumnya titrasi dilakukan dalam suasan asam karena karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida dan tiosulfat .

Reaksi dalam suasana netral yaitu MnO4 + 4H+ + 3e MnO4 +2H2O

Kenaikan

konsentrasi

ion

hidrogen

akan

menggeser

reaksi

kekanan

Reaksi dalam suasana alkalis : MnO4- + 3e MnO42MnO42- + 2H2 O + 2e MnO2 + 4OHMnO4- + 2H2 O + 3e MnO2 +4OH-

Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral. Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumah-jumlah yang ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan mendiamkannya diatas penangas uap selama satu /dua jam lalu menyaring larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser.

Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi permanganat berjalan lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam penggunaan reagen ini sebagai contoh, permanganat adalah agen unsur pengoksida, yang cukup kuat untuk mengoksida Mn(II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan 3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O 5MnO2 + 4H+

Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2 .

Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan permanganat. Mangan dioksidasi mengkatalisis dekomposisi larutan permanganate. Jejak-jejak dari MNO2 yang semula ada dalam permanganat. Atau terbentuk akibat reaksi antara permanganat dengan jejak-jejak dari agen-agen produksi didalam air, mengarah pada dekomposisi. Tindakan ini biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk menghancurkan substansi yang dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau

gelas yang disinter untuk menghilangkan MNO2. Larutan tersebut kemudian distandarisasi dan jika disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa bulan.

Penentuan besi dalam biji-biji besi adalah salah satu aplikasi terpenting dalam titrasititrasi permanganat. Asam terbaik untuk melarutkan biji besi adalah asam klorida dan timah (II) klorida sering ditambahkan untuk membantu proses kelarutan.

Sebelum dititrasi dengan permanganat setiap besi (III) harus di reduksi menjadi besi (II). Reduksi ini dapat dilakukan dengan reduktor jones atau dengan timah (II) klorida. Reduktor jones lebih disarankan jika asam yang tersedia adalah sulfat mengingat tidak ada ion klorida yang masuk .

Jika larutannya mengandung asam klorida seperti yang sering terjadi reduksi dengan timah (II) klorida akan lebih memudahkan. Klorida ditambahkan kedalam larutan panas dari sampelnya dan perkembangan reduksi diikuti dengan memperhatikan hilangnya warna kuning dari ion besi.

Nutritious Word
Life like you wanna be! Never stop to dreaming.

Menu
Skip to content

Home About Green Living Movement Competition IPB 2012 Sepenggal kegilaan trio Tina-Acha-Icha (T-A-I).

Penetapan Kadar Kalsium secara Permanganometri


Posted on November 23, 2012 by sesiliagustina Kandungan kalsium dalam tubuh manusia lebih banyak daripada kandungan mineral lainnya. Peranan kalsium dalam tubuh dapat dibagi menjadi dua, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi serta mengukur proses biologis dalam tubuh. Kalsium yang berada dalam sirkulasi darah dan jaringan tubuh berperan dalam transmisi impuls syaraf, kontraksi otot, penggumpalan darah, pengaturan permeabilitas membran serta membantu reaksi enzimatis. Kalsium juga berperan dalam proses penyerapan vitamin B12 serta berguna dalam struktur dan fungsi dari sel membran. Kekurangan kalsium dalam tubuh dapat menyebabkan osteomalasia, yang ditandai dengan pelunakan tulang. Selain itu, kekurangan kalsium juga dapat menyebabkan perapuhan tulang (osteoporosis), pertumbuhan lambat, kerusakan gigi dan depresi (Winarno 1997; Andarwulan et al. 2010). Penetapan kadar kalsium dilakukan sebagai bagian dalam usaha pencantuman informasi kadar kalsium pada label pangan serta mengetahui apakah suatu produk makanan sudah memenuhi persyaratan SNI yang telah ditetapkan. Percobaan kali ini menetapan kadar kalsium pada produk bubur bayi dengan metode permanganometri. Metode permanganometri, menurut Andarwulan et al. (2010), merupakan metode penetapan kadar kalsium dengan menggunakan titrasi yang melibatkan reaksi reduksi-oksidasi. Prinsipnya, kalsium diendapkan terlebih dahulu sebagai kalsium oksalat lalu endapannya dilarutkan dalam H2SO4 encer dan dititrasi dengan KMnO4 yang bertindak sebagai oksidator. Sesuai dengan prinsip percobaan, mula-mula dilakukan pengendapan kalsium dalam sampel. Sampel yang digunakan adalah larutan abu dari Cerelac beras merah hasil pengabuan kering. Sebanyak 20-100 ml larutan sampel dimasukkan ke dalam gelas piala 250 ml dan ditambahkan aquades 25-30 ml. Larutan sampel tersebut kemudian ditambahkan 10 ml ammonium oksalat

jenuh dan 2 tetes indikator merah metil. Penggunaan indikator merah metil bertujuan untuk mengetahui perubahan pH dalam larutan, yang akan berwarna merah saat larutan dalam kondisi asam (pH < 4,2) dan berwarna kuning dalam kondisi netral-basa (pH > 6,2). Penambahan larutan ammonium oksalat jenuh menurut Svehla (1995) bertujuan untuk mengendapkan kalsium menjadi kalsium oksalat. Ammonium oksalat akan mengalami ionisasi dan memberikan ion C2O42- kepada kalsium lalu mengendap menurut reaksi berikut: CaCO3 + (NH4)2C2O4 CaC2O4 + (NH4)2CO3 Lalu dilakukan penambahan amonia encer untuk membuat larutan bersifat sedikit alkalis, ditandai dengan perubahan warna indikator merah metil dalam larutan yang berwarna kekuningan. Tujuan penambahan ion sejenis dalam bentuk larutan amonia encer adalah untuk menggeser arah reaksi lebih ke kanan atau ke arah terbentuknya produk sehingga peluang terbentuknya endapan kalsium oksalat lebih besar. Larutan kemudian dibuat menjadi sedikit asam dengan penambahan asam asetat hingga berwarna merah muda (pH 5,0) agar kalsium oksalat bisa lebih larut. Setelah itu, larutan dipanaskan hingga mendidih untuk menghilangkan ion-ion pengganggu atau pengotor yang dapat mempengaruhi hasil penetapan. Larutan diendapkan selama satu minggu agar pengendapan kalsium yang berjalan lambat dapat berlangsung sempurna. Larutan yang telah diendapkan selanjutnya disaring dengan kertas Whatman 41 agar proses penyaringan berlangsung lebih cepat. Kemudian dilakukan pembilasan dengan air bebas ion panas hingga endapan dipastikan bebas dari ion klorida. Endapan harus bebas klorida karena klorida dapat bereaksi dengan permanganat sehingga jumlah permangat yang dipakai dalam titrasi jumlahnya akan berlebih. Cara memastikan endapan bebas klorida adalah dengan menguji air bilasan terakhir menggunakan larutan AgNO3. Ion Cl- yang bereaksi dengan AgNO3 akan membentuk endapan AgCl berwarna putih, sehingga bila air bilasan terakhir masih berwarna keruh seperti air kapur, maka perlu dilakukan pembilasan ulang hingga air bilasan yang diuji dengan AgNO3 berwarna jernih. Endapan kalsium oksalat bebas klorida yang menempel dalam kertas Whatman 41 kemudian dilarutkan dalam asam sulfat encer. Asam sulfat encer panas dipilih sebagai pelarut dan pengasam karena sifat kalsium oksalat yang lebih larut dalam asam kuat dibandingkan dengan asam lemah. Selain itu, asam sulfat encer tidak bereaksi terhadap permanganat. Larutan yang telah ditambahkan asam sulfat panas segera dititrasi. Pemanasan asam sulfat hingga suhu 7080oC bertujuan untuk mempercepat reaksi titrasi dengan kalium permanganat yang akan berjalan lambat dalam suhu kamar. Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dan dapat menjadi indikator sehingga dalam proses titrasi tidak perlu ditambahkan indikator lainnya. Menurut Wulandari (2012), MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam, dan akan membentuk warna merah muda pada titik akhir titrasi, sehingga titrasi dilakukan hingga terbentuk warna merah muda permanen. Referensi : Andarwulan, Nuri, Feri Kusnandar, & Dian Herawati. 2011. Analisis Pangan. Jakarta : Dian Rakyat.

TITRASI PERMANGANOMETRI
Add To Collection 4.5K Reads 76 Readcasts 2 Embed Views

Published by Fitriwati

Info and Rating


Category: Uncategorized. Rating: Upload Date: 01/02/2012 Copyright: Attribution Non-commercial Tags: This document has no tags. TITRASI PERMANGANOMETRI Permanganometri adalah penetapan kadar zat berdasarkan hasiloksidasi dengan KMnO 4 . Metode permanganometri didasarkan pada reaksioksidasi ion permanganat. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasanaasam, netral dan alkalis. Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasicukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO 2 . Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatanlarutan permanganat. Mangan dioksidasi mengkatalisis dekomposisi larutanpermanganate. Jejak-jejak dari MnO 2 yang semula ada dalam permanganat.Atau terbentuk akibat reaksi antara permanganat dengan jejak-jejak dariagen-agen produksi didalam air, mengarah pada dekomposisi. Tindakan inibiasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk menghancurkansubstansi yang

dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelasyang disinter untuk menghilangkan MnO 2 . Larutan tersebut kemudiandistandarisasi dan jika disimpan dalam gelap dan tidak diasamkankonsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa bulan. Penentuan besi dalam biji-biji besi adalah salah satu aplikasi terpentingdalam titrasi-titrasi permanganat. Asam terbaik untuk melarutkan biji besiadalah asam klorida dan timah (II) klorida sering ditambahkan untukmembantu proses kelarutan.Sebelum dititrasi dengan permanganat setiap besi (III) harus di reduksimenjadi besi (II). Reduksi ini dapat dilakukan dengan reduktor jones ataudengan timah (II) klorida. Reduktor jones lebih disarankan jika asam yangtersedia adalah sulfat mengingat tidak ada ion klorida yang masuk . Jika larutannya mengandung asam klorida seperti yang sering terjadi reduksidengan timah (II) klorida akan lebih memudahkan. Klorida ditambahkankedalam larutan panas dari sampelnya dan perkembangan reduksi diikutidengan memperhatikan hilangnya warna kuning dari ion besi. Standarisasi Larutan KmnO4 Larutan KMnO 1M ke dalam erlenmeyer. Selanjutnyadipanaskan dengan kompor listrik dalam ruang asam hingga suhu 700Cwarna dari H tetes demi tetes. Pemanasan dilakukan karena reaksi denganpermanganatt lambat pada suhu kamar. Oleh karena itu dipanaskan hinggasuhu 700C. Setelah itu suhu dipertinggi rekasi memulai lambat tetapikecepatan meningkat setelah Mn 2+ terbentuk. Mn 2+ bertindak sebagai katalisdihasilkan oleh reaksinya sendiri. Setelah dilakukan pemanasan larutantersebut dititrasi dengan KMnO 4 hingga diperoleh warna merah mudapermanen. Setelah itu menghitung jumlah KMnO 4 yang digunakan danmengulangi percobaan 2x. Dan pada percobaan I diperoleh volume sebesar10 mL dan berwarna coklat kemerahan. Disini bisa timbul warna coklatkemerahan karena sebelum dititasi dengan KMnO harus didinginkan setelah dipanaskan.Berbeda dengan percobaan I,percobaan II diperoleh volume sebesar 8,3mL dan warna yang ditimbulkanadalah merah muda yang konstan (karena sudah didiamkan terlebih dahulu).Larutan standarisasiyang digunakan asam oksalat CH 0,05M yang olehKMnO O(l)Dalam titasi permanganometri, tidak dibutuhkan indikator karenaperubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda menunjukan titikakhir suatu titrasi warna yang diperoleh pun harus sudah dalam keadaantetap, artinya saat melakukan pengadukan, warna merah muda yang muncultidak hilang, hal ini menunjukan titik kestabilan. Dalam hal ini terjadi reaksioksidasi dan reduksi:Oksidasi : H ODan dalam percobaan standarisasi larutan KMnO 4 diperoleh molaritasnyasebesar 0,021M. D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TITRASI PERMANGANOMETRI

A.KELEBIHAN TITRASI PERMANGANOMETRI Titrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksiini tidak memerlukan indicator, hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudahberfungsi sebagai indicator, yaitu ion MnO4berwarna ungu, setelahdiredukdsi menjadi ion Mn-tidak berwarna, dan disebut juga sebagaiautoindikator. B.KEKURANGAN TITRASI PERMANGANOMETRI Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lainterletak pada: Larutan pentiter KMnO4 pada buret Apabila percobaandilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkenasinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akandiperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya adalah larutanberwarna merah rosa. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutanseperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yangtelah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkanreaksi antara MnO4-dengan Mn2+MnO4-+ 3Mn2++ 2H2O 5MnO2+ 4H+ Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telahditambahkan H2SO4dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilanganoksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.H2C2O4+ O2 H2O2+ 2CO2H2O2 H2O + O2 Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukanuntuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasipermanganometri yang dilaksanakan. E. MANFAAT TITRASI PERMANGANOMETRI Untuk mengetahui kadar dari zat-zat yang bilangan oksidasinya masihdapat dioksidasi. Dalam bidang industri, metode ini dapat dimanfaatkandalam pengolahan air, dimana secara permanganometri dapat diketahuikadar suatu zat sesuai dengan sifat oksidasi reduksi yang dimilikinya,sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau berbahaya.

adinda
Apa yahh?? bingung gue

Sabtu, 28 Juli 2012


permanganometri

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu cara pemeriksaan kimia adalah titrimetri atau volumetri, yaitu analisis kuantitatif dengan mengukur volume, sejumlah zat yang diselidiki direaksikan dengan larutan baku (standar) yang kadar (konsentrasi)-nya telah diketahui secara teliti dan reaksinya berlangsung secara kuantitatif. Analisis titrimetri ini masih digunakan secara luas karena merupakan metode yang tahan, murah, dan mampu memberikan ketepatan (presisi) yang tinggi. Keterbatasam metode ini adalah bahwa metode titrimetri kurang spesifik. Berdasarkan reaksi kimia yang terjadi, analisis titrimetri dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu reaksi asam-basa (asidialkalimetri/netralisasi), reaksi pengendapan, reaksi pembentukan kompleks atau kompleksometri, dan reaksi oksidasi-reduksi (redoks) (Anonim : 2009b). Reaksi redoks dan asam basa memiliki keadaan yang sama, karena keduanya sering digunakan dalam banyak praktek kimia. Konsep penting secara perlahan mulai dikembangkan, misalnya bilangan oksidasi, oksidan (bahan pengoksidasi), reduktan (bahan pereduksi), Penyusunan komponen reaksi oksidasireduksi merupakan praktek yang penting dan memuaskan secara intelektual. Titrasi pada reaksi redoks berdasarkan pada perpindahan elektron antara titran dengan analit. Salah satu contoh reaksi oksidasi reduksi adalah metode permanganometri. Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis. Kalium permanganat dapat bertindak sebagai indikator, dan umumnya titrasi dilakukan dalam suasana asam karena karena akan lebih mudah mengamati titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana netral atau alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida dan tiosulfat. Titrasi ini merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan tertentu. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya.

I.2. I.2.1.

Maksud dan Tujuan Maksud Percobaan Maksud dari percobaan permanganometri yaitu untuk mengetahui pembakuan KMnO4 0,1 N dengan natrium oksalat dan penetapan kadar FeSO4. I.2.1. Tujuan Percobaan

1. Untuk mengetahui normalitas Na2C2O4 . 2. Untuk mengetahui normalitas FeSO4 3. Untuk mengetahui kadar FeSO4
I.3. Prinsip Percobaan Adapun prinsip dari percobaan permanganometri adalah dengan melihat perpindahan elektron (reaksi redoks) dengan ion MnO4 sebagai oksidator kuat (Gandjar, I.G : 2007) BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Dasar Teori Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks dengan KMnO4 atau dengan cara permanganometri. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas reaksi oksidasi ion permanganat (Wunas,Y : 2011). Kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara meluas lebih dari 100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Permanganat dapat bereaksi secara beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7 (Day, 1999). Diposkan oleh adinda yamin di 11.23 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Reaksi: Tidak ada komentar: Poskan Komentar

Anda mungkin juga menyukai