Anda di halaman 1dari 31

I.

PENDAHULUAN

A.

Latar belakang

Keberhasilan aplikasi herbisida ditentukan oleh beberapa hal antara lain gulma sasaran, cuaca, jenis herbisida yang digunakan dan tata cara aplikasinya. Syarat pengaplikasian herbisida juga harus sesuai dengan kondisi dilapangan. Sebelum melakukan aplikasi herbisida terlebih dahulu harus mengetahui gulma sasaran dan tanaman yang dibudidayakan serta sifat sifatnya. Jenis herbisida juga penting untuk diketahui apakah sesuai untuk mengendalikan gulma sasaran dan tidak meracuni tanaman serta bagaimana herbisida tersebut diaplikasikan. Selain itu faktor lain yang sangat menentukan keberhasilan suatu aplikasi herbisida adalah cuaca, alat yang digunakan dan orang yang mengaplikasikan herbisida tersebut. Apabila hal hal tersebut sudah dilaksanakan dengan baik maka aplikasi herbisida juga dilapangan diharapkan dapat baik pula.

Pada dasarnya teknik pengendalian gulma tergantung pada tempat/areal tanam, jenis dan jumlah gulma. Teknik Pengendalian Gulma Secara Terpadu dapat dilakukan sebagai berikut: 1. 2. Gulma ditebas dengan parang kemudian dihamparkan di lahan sebagai mulsa. Gulma ditebas dengan parang kemudian dilakukan pengolahan tanah. Selanjutnya

dilakukan penanaman dan penyiangan menggunakan herbisida pra-tumbuh.

Alat penyemprot herbisida yang paling banyak digunakan adalah alat penyemprot punggung. Alat ini terdiri dari bagian-bagian yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu.

Nosel Nosel yang tepat untuk aplikasi herbisida adalah nosel polijet yang memenuhi pola semprot berbentuk kipas. Nosel tersebut di bagi atas 4 macam warna, yaitu merah, biru, hijau, dan kuning yang masing-masing menghasilkan lebar semprot optimum yang berbeda, sehingga pemakaiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Jangan menggunakan nosel kembang dan nosel kerucut karena tidak memberikan hasil semprotan yang baik.

Warna nosel

Lebar semprotan (m)

Kesesuaian penggunaan dalam penyemprotan Merah

2,0

Seluruh areal Hijau

1,0

Pada baris tanaman

Biru

1,5

Pada baris tanaman Kuning

0,5

Pada baris tanaman dan setempat

Kalibrasi alat semprot (sprayer) Kalibrasi adalah menghitung/mengukur kebutuhan air suatu alat semprot untuk luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan melakukan penyemprotan yang gunanya adalah: - Menghindari pemborosan herbisida - Memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan Herbisida - Memperkecil pencemaran lingkungan (Yakup,dkk, 1991).

B.

Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini, antara lain : 1. 2. Agar mahasiswa dapat melakukan kalibrasi sprayer Agar mahasiswa mengetahui metode yang diterapkan dalam melakukan kalibrasi

sprayer 3. Agar mahasiswa dapat mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan pada saat

melakukan kalibrasi 4. Agar mahasisw mampu menghitung parameter-parameter yang diperlukan dalam

melakukan kalibrasi 5. Agar mahasiswa mengetahui tujuan melakukan kalibrasi

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Keberhasilan penggunaan pestisida sangat ditentukan oleh aplikasi yang tepat, untuk menjamin pestisida tersebut mencapai sasaran yang dimaksud, selain factor jenis dosis, dan saat aplikasi yang tepat. Dengan kata lain tidak ada pestisida yang dapat berfungsi dengan baik kecuali bila diaplikasikan dengan tepat. Aplikasi pestisida yang tepat dapat didefinisikan sebagai aplikasi pestisida yang semaksimal mungkin terhadap sasaran yang ditentukan pada saat yang tepat, dengan liputan hasil semprotan yang merata dari jumlah pestisida yang telah ditentukan sesuai dengan anjuran dosis. Adapun cara pemakaian pestisida yang sering dilakukan oleh petani, salah satunya adalah dengan penyemprotan (Spraying). Cara ini merupakan metode yang paling banyak digunakan (Wudianto,1999).

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menaplikasikan sesuatu pestisida antara lain:

1.

Dosis Pestisida.

Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan untuk mengendalikan sasaran tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu aplikasi atau lebih (Djojosumarto, 2008).

2.

Konsentrasi Pestisida

Konsentrasi penyemprotan adalah jumlah pestisida yang disemprotkan dalam satu liter air (atau bahan pengencer lainnya) untuk mengendalikan sasaran tertentu. (Djojosumarto ,2008).

3.

Volume Semprot

Volume semprot adalah banyaknya larutan jadi pestisida yang digunakan untuk menyemprot sasaran tertentu per satuan luas atau per satuan individu tanaman (Djojosumarto ,2008).

4.

Bahan Penyampur

Pestisida sebagai bahan racun aktif (active ingredients) dalam formulasi biasanya dinyatakan dalam berat/volume. Bahan penyampur yang dapat digunakan adalah alkohol, minyak tanah, xyline dan air (Sastroutomo, 1992).

Salah satu alat semprot yang digunakan, antara lain Knapsack Sprayer. Alat ini merupakan alat semprot yang sangat meluas digunakan. Alat ini hanya bisa untuk bahan cair dengan bahan pelarut air. Kapasitas tangki antara 15-20 liter dioperasikan secara manual dengan pompa tangan dan daya jangkaunya sangat terbatas yaitu 2 meter. Dalam melakukan kalibrasi hal yang diperhatikan adalah kecepatan jalan harus konstan, tekanan semprot sprayer tetap, ukuran/tipe nozzel, ketinggian nozzel di atas permukaan tanah ( Panut, 2000)

DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto, P. 2008. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius: Yogyakarta Djojosumarto, Panut. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius: Yogyakarta

Sastroutomo Soetikno S. 1992.Pestisida Dasar-Dasar Dan Dampak Penggunaanya. Gramedia: Jakarta.

Sukma,Y. dan Yakup, 1991. Gulma Dan Teknik Pengendaliannya. Rajawali Press, Jakarta.

Wudianto, R. 1999. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya, Jakarta

III.

BAHAN DAN METODE

A.

Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktukum ini, antara lain alat semprot, nosel, meteran, ember, gelas ukur, tangki sprayer dan air.

B.

Metode kerja

Adapun metode kerja yang dilakukan dalam praktikum ini, antara lain : 1. Metode luas

- Dipersiapkan alat semprot dan nosel yang akan digunakan - Ditentukan luas petak contoh pada areal yang akan disemprot dengan ukuran 4 m x 10 m - Di masukkan air ke dalam tangki sprayer sebanyak 3 liter dan dipompa sebanyak 20 kali - Disemprotkan merata pada petak contoh - Diukur sisa air dalam tangki setelah dilakukan penyemprotan - Dihitung volume semprot tiap hektar lahan - Dilakukan pekerjaan yang serupa dengan 2 nosel yang berbeda

2.

Metode waktu

- Dimisalkan volume semprotnya adalah 500 liter/hektar - Di masukkan air ke dalam tangki sprayer secukupnya - Ditentukan debit nosel dengan cara air disemprotkan selama waktu tertentu - Air yang keluar dalam nosel ditampung di dalam ember dan diukur

- Dihitung kecepatan jalan operator - Dilakukan pekerjaan serupa dengan 2 nosel yang berbeda

C.

Perhitungan

Metode Luas -Ulangan 1 menggunakan nosel biru, berikut cara perhitungannya : Larutan yang terpakai = Larutan sebelum diaplikasikan - sisa larutan setelah diaplikasikan = 3000 ml 930 ml = 2070 ml = 2,07 liter

Volume semprot/ hektar = (Luas tanah 1 hektar : Luas petak contoh) x Larutan yang terpakai = (10.000 m2 : 40 m2) x 2,07 liter

= 250 x 2,07 liter = 517,5 liter/ hektar

-Ulangan 2 menggunakan nosel biru, berikut cara perhitungannya : Larutan yang terpakai = Larutan sebelum diaplikasikan - sisa larutan setelah diaplikasikan = 3000 ml 840 ml = 2160 ml = 2,16 liter

Volume semprot/ hektar = (Luas tanah 1 hektar : Luas petak contoh) x Larutan yang terpakai = (10.000 m2 : 40 m2) x 2,16 liter = 250 x 2,16 liter = 540 liter/ hektar

-Ulangan 3 menggunakan nosel biru, berikut cara perhitungannya : Larutan yang terpakai = Larutan sebelum diaplikasikan - sisa larutan setelah diaplikasikan = 3000 ml 1770 ml = 1230 ml = 1,23 liter

Volume semprot/ hektar = (Luas tanah 1 hektar : Luas petak contoh) x Larutan yang terpakai = (10.000 m2 : 40 m2) x 1,23 liter = 250 x 1,23 liter = 307,5 liter/ hektar

-Ulangan 1 menggunakan nosel merah, berikut cara perhitungannya : Larutan yang terpakai = Larutan sebelum diaplikasikan - sisa larutan setelah diaplikasikan = 3000 ml 1780 ml = 1220 ml = 1,22 liter

Volume semprot/ hektar = (Luas tanah 1 hektar : Luas petak contoh) x Larutan yang terpakai = (10.000 m2 : 40 m2) x 1,22 liter = 250 x 1,22 liter = 305 liter/ hektar

-Ulangan 2 menggunakan nosel merah, berikut cara perhitungannya : Larutan yang terpakai = Larutan sebelum diaplikasikan - sisa larutan setelah diaplikasikan = 3000 ml 1620 ml = 1380 ml = 1,38 liter

Volume semprot/ hektar = (Luas tanah 1 hektar : Luas petak contoh) x Larutan yang terpakai = (10.000 m2 : 40 m2) x 1,38 liter = 250 x 1,38 liter = 345 liter/ hektar

-Ulangan 3 menggunakan nosel merah, berikut cara perhitungannya : Larutan yang terpakai = Larutan sebelum diaplikasikan - sisa larutan setelah diaplikasikan = 3000 ml 1850 ml = 1150 ml = 1,15 liter

Volume semprot/ hektar

= (Luas tanah 1 hektar : Luas petak contoh) x Larutan yang terpakai = (10.000 m2 : 40 m2) x 1,15 liter = 250 x 1,15 liter = 287,5 liter/ hektar

Metode waktu Ulangan 1 menggunakan nosel merah Volume semprot Waktu semprot = 500 liter/ hektar = 1 menit

Volume air yang keluar dari nosel dan ditampung di ember = 740 ml = 0,74 liter Debit nosel = 0,74 liter/ menit

Waktu dalam menghabiskan larutan sebanyak 500 liter/ hektar = ( Volume semprot : Volume air yang keluar dari nosel) x 1 menit = (500 liter : 0,74 liter) x 1 menit = 676 menit

Jarak operator bergerak dalam 1 hektar = ( 100 m : 2m) x 100 m = 5000 m

Kecepatan jalan operator = 5000 m : 676 menit = 50 m : 6, 76 menit = 266,27 m/ jam = 0,26 km/ jam

Ulangan 2 menggunakan nosel merah Volume semprot Waktu semprot = 500 liter/ hektar = 1 menit

Volume air yang keluar dari nosel dan ditampung di ember = 1700 ml = 1,7 liter Debit nosel = 1,7 liter/ menit

Waktu dalam menghabiskan larutan sebanyak 500 liter/ hektar = ( Volume semprot : Volume air yang keluar dari nosel) x 1 menit = (500 liter : 1,7 liter) x 1 menit = 294 menit

Jarak operator bergerak dalam 1 hektar = ( 100 m : 2m) x 100 m = 5000 m

Kecepatan jalan operator = 5000 m : 294 menit = 50 m : 2,94 menit = 1020 m/ jam = 1,02 km/ jam

Ulangan 3 menggunakan nosel merah Volume semprot Waktu semprot = 500 liter/ hektar = 1 menit

Volume air yang keluar dari nosel dan ditampung di ember = 1800 ml = 1,8 liter Debit nosel = 1,8 liter/ menit

Waktu dalam menghabiskan larutan sebanyak 500 liter/ hektar = ( Volume semprot : Volume air yang keluar dari nosel) x 1 menit = (500 liter : 1,8 liter) x 1 menit = 277 menit

Jarak operator bergerak dalam 1 hektar = ( 100 m : 2m) x 100 m = 5000 m

Kecepatan jalan operator

= 5000 m : 277 menit = 50 m : 2,77 menit = 1083 m/ jam = 1,08 km/ jam

Ulangan 1 menggunakan nosel biru Volume semprot Waktu semprot = 500 liter/ hektar = 1 menit

Volume air yang keluar dari nosel dan ditampung di ember = 1000 ml = 1 liter Debit nosel = 1 liter/ menit

Waktu dalam menghabiskan larutan sebanyak 500 liter/ hektar

= ( Volume semprot : Volume air yang keluar dari nosel) x 1 menit = (500 liter : 1 liter) x 1 menit = 500 menit

Jarak operator bergerak dalam 1 hektar = ( 100 m : 1,5m) x 100 m = 6666 m

Kecepatan jalan operator = 6666 m : 500 menit = 799 m/ jam = 0,799 km/ jam

Ulangan 2 menggunakan nosel biru Volume semprot Waktu semprot = 500 liter/ hektar = 1 menit

Volume air yang keluar dari nosel dan ditampung di ember = 980 ml = 0,98 liter Debit nosel = 0,98 liter/ menit

Waktu dalam menghabiskan larutan sebanyak 500 liter/ hektar = ( Volume semprot : Volume air yang keluar dari nosel) x 1 menit = (500 liter : 0,98 liter) x 1 menit = 510 menit

Jarak operator bergerak dalam 1 hektar = ( 100 m : 1,5m) x 100 m = 6666 m

Kecepatan jalan operator = 6666 m : 510 menit = 784m/ jam = 0,78 km/jam

Ulangan 3 menggunakan nosel biru Volume semprot Waktu semprot = 500 liter/ hektar = 1 menit

Volume air yang keluar dari nosel dan ditampung di ember = 1500 ml = 1,5 liter Debit nosel = 1,5 liter/ menit

Waktu dalam menghabiskan larutan sebanyak 500 liter/ hektar = ( Volume semprot : Volume air yang keluar dari nosel) x 1 menit = (500 liter : 1,5 liter) x 1 menit = 333 menit

Jarak operator bergerak dalam 1 hektar

= ( 100 m : 1,5m) x 100 m = 6666 m

Kecepatan jalan operator = 6666 m : 333 menit = 1201 m/ jam = 1,2 km/ jam

IV.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil pengamatan

Tabel A.1 Data pengamatan metode luas Warna nosel

Nama operator

Sisa larutan setelah diaplikasikan

Volume semprot/ hektar Biru

Ardy M. Saragih

930 ml

517, 5 liter/ha Husna Fii Karisma Jannah

840 ml

540 liter/ha Metha Deviana

1770 ml

307, 5 liter/ha Merah

Eva Dwi Rahma

1780 ml

305 liter/ha Resma Nurmei Winda

1620 ml

345 liter/ha A.Jerry Wirawan

1850 ml

287,5 liter/ha

Tabel A.2 Data pengamatan metode waktu Warna nosel

Nama operator

Volume larutan yang keluar dari nosel

Debit nosel L/menit

Waktu yang dihabiskan ( menit)

Jarak operator (Meter)

Kecepatan jalan operator (km/jam) Merah

Wanty

0,74 liter

0,74

670

5000

0,26 Maria

1,7 liter

1,7

294

5000

1,02 Eva

1,8 liter

1.8

277

5000

1,08 Biru

Ardy

1 liter

500

6666

0,799 Resma

0,98 liter

0,98

510

6666

0,78 Jerry

1,5 liter

1,5

333

6666

1,2

B.

Pembahasan

Pada praktikum ini menggunakan 2 metode dalam melakukan kalibrasi, yaitu metode luas dan metode waktu. Dimana pengertian kalibrasi itu sendiri adalah penyesuaian mekanisme kerja alat sesuai dengan standar baku. Standar bakunya adalah penyebaran herbisida secara rata di tempat/ lokasi lahan yang disemprot. Kalibrasi dilakukan sebelum melakukan penyemprotan, dan harus memenuhi syarat, yaitu kecepatan jalan dan tekanan tangki harus konstan/ tetap, serta operator, alat, dan lahannya harus sama. Tujuan dilakukannya kalibrasi adalah supaya dalam penyemprotan dapat dilakukan dengan jumlah yang tepat ke arah sasaran dan penggunaan herbisida menjadi efisien dan efektif Dalam kalibrasi, kecepatan jalan operator sangat mempengaruhi karena dalam pelaksanaan di lapangan sangat dipengaruhi oleh bentuk topografi areal, penghalang seperti parit dan batang melintang. Selain itu posisi nosel juga sangat mempengaruhi dalam aplikasi herbisida. Untuk mendapatkan ketinggian nosel yang konstan yaitu dengan sudut 450 dari permukaan gulma sasaran

Pada praktikum ini menggunakan 2 nosel dengan warna yang berbeda, dengan masingmasing nosel dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali untuk metode luas dan metode waktu.

Nosel yang digunakan oleh kelompok kami adalah nosel yang berwarna biru dengan lebar bidang semprotnya adalah 1,5 meter dan nosel yang berwarna merah dengan lebar bidang semprotnya adalah 2 meter.

Pada metode luas, diterapkan pada lahan yang berskala sempit dengan tujuan untuk menentukan volume semprot. Pada metode ini, nosel yang pertama kali digunakan adalah nosel yang berwarna biru dengan volume semprot yang dihasilkan adalah 517,5 liter/ ha pada ulangan ke-1, 540 liter/ha pada ulangan ke- 2, dan 307,5 liter/ha pada ulangan ke-3. Sedangkan volume semprot yang dihasilkan oleh nosel merah adalah 305 liter/ha pada ulangan ke-1, 345 liter/ha pada ulangan ke-2, dan 287,5 liter/ha pada ulangan ke-3. Lebar semprot nozel biru dan merah berturut-turut adalah 1,5 m dan 2 m.

Pada metode waktu, dilakukan apabila volume semprotnya sudah ditentukan dengan tujuan untuk menentukan kecepatan jalan operator. Pada metode ini, nosel yang pertama kali digunakan adalah nosel yang berwarna merah dengan kecepatan jalan operator sejauh 0,26 km/jam pada ulangan ke-1, 1,02 km/ jam pada ulangan ke-2, dan 1,08 km/jam pada ulangan ke-3. Sedangkan kecepatan jalan operator dengan menggunakan nosel biru adalah 0,799 km/jam pada ulangan ke-1, 0,78 km/jam pada ulangan ke-2, dan 1,2 km/jam pada ulangan ke3. Hal ini sama saja dengan menyemprot selama 1 menit sejauh kecepatan jalan operator yang telah disebutkan di atas.

Pada ulangan ke-1, untuk jarak 5000 m dalam waktu 676 menit, diketahui kecepatan jalan operator 0,26 km/jam dengan menggunakan nosel merah, sedangkan untuk nosel biru pada ulangan ke-1 dalam waktu 500 menit , kecepatan jalan operator 0,799 km/jam. Kecepatan jalan ini termasuk efektif dan efisien dalam pemakaian herbisida dari kecepatan jalan biasa 5 km/jam.

V. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain : 1. 2. Kalibrasi adalah penyesuaian mekanisme kerja alat sesuai dengan standar baku. Tujuan dilakukannya kalibrasi adalah supaya dalam penyemprotan dapat dilakukan

dengan jumlah yang tepat ke arah sasaran dan penggunaan herbisida menjadi efisien dan efektif 3. Pada metode luas, diterapkan pada lahan yang berskala sempit dengan tujuan untuk

menentukan volume semprot

4.

Pada metode waktu, dilakukan apabila volume semprotnya sudah ditentukan dengan

tujuan untuk menentukan kecepatan jalan operator 5. Kecepatan jalan operator biasanya adalah 5 km/jam, dengan demikian bila kecepatan

jalan operator dibawah 5 km/jam maka kecepatan jalan tersebut sudah efektif dan efisien dalam penggunaan herbisida, dan sebaliknya. 6. Volume semprot yang dihasilkan oleh nosel biru lebih besar volumenya dibandingkan

dengan volume semprot yang dihasilkan oleh nosel merah.

Anda mungkin juga menyukai