Anda di halaman 1dari 36

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179

PROPOSAL KEGIATAN

KONSEP DESA SIAGA SEHAT JIWA MENUJU KECAMATAN BANTUR BEBAS PASUNG 2013

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS BANTUR MALANG FEBRUARI 2013

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Departemen kesehatan menggunakan strategi Menggerakkan dan Memberdayakan Masyarakat Untuk Hidup Sehat dalam mencapai visi Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat. Sejalan dengan strategi Depkes tersebut, paradigma kesehatan di Indonesia berfokus pada peningkatan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Kemandirian masyarakat dalam menangani masalah kesehatannya menjadi tujuan utama perawatan kesehatan di komunitas, yang sejalan pula dengan tema hari kesehatan sedunia Bekerja bersama untuk kesehatan (Working together for health). Pemberdayaan keluarga dan komunitas adalah salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatannya (Depkes RI, 2008). Pada langkah lebih lanjut dalam meningkatkan kemandirian masyarakat, Departemen Kesehatan telah merumuskan suatu visi dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Visinya adalah Departemen Kesehatan Itu Adalah Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat, dengan Misi Membuat Masyarakat Sehat. Strateginya antara lain menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas, meingkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan, serta meningkatkan pembiayaan kesehatan. Dengan demikian, sasaran terpenting adalah Pada Akhir Tahun 2015, Seluruh Desa Telah Menjadi Desa Siaga (Depkes RI, 2008). Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat, seperti kurang gizi, kejadian bencana, termasuk didalamnya gangguan jiwa, dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong, menuju Desa Siaga. Desa Siaga Sehat Jiwa merupakan satu bentuk pengembangan dari pencanangan Desa Siaga yang bertujuan agar masyarakat ikut berperan serta dalam mendeteksi pasien gangguan jiwa yang belum terdeteksi, dan membantu pemulihan pasien yang telah dirawat di rumah sakit, serta siaga terhadap munculnya masalah kesehatan jiwa di masyarakat (Dinkes Prov. Jawa Timur, 2008; CMHN, 2005). Piramida pelayanan kesehatan jiwa yang ditetapkan oleh direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Depkes menjabarkan bahwa pelayanan kesehatan jiwa berkesinambungan

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 dari komunitas ke rumah sakit dan sebaliknya. Pelayanan kesehatan jiwa dimulai di masyarakat dalam bentuk pelayanan kemandirian individu dan keluarganya, pelayanan oleh tokoh masyarakat formal dan nonformal diluar sektor kesehatan, pelayanan oleh Puskesmas dan pelayanan kesehatan utama, pelayanan di tingkat kabupaten/kota dalam bentuk kunjungan ke masyarakat, pelayanan di rumah sakit umum dalam bentuk unit rawat jalan dan inap serta pelayanan rumah sakit jiwa. Masalah kesehatan terutama gangguan jiwa saat ini angka insidennya masih tinggi. Berdasarkan hasil survey kesehatan mental rumah tangga (SKMRT) tahun 1995 menemukan bahwa 185 dari 1000 penduduk rumah tangga dewasa menunjukkan adanya gejala gangguan kesehatan jiwa. Hasil SKRT 1995 menunjukkan, gangguan mental emosional pada usia 15 tahun ke atas adalah 140 per 1.000 penduduk dan 5-14 tahun sebanyak 104 per 1.000 penduduk (Maramis, 2006). Masyarakat yang mampu mengatasi masalah kesehatan jiwa tersebut menjadi salah satu jawaban untuk mencegah timbulnya kejadian gangguan jiwa. Masyarakat diharapkan mampu merawat anggota keluarga yang sudah sakit ( menderita gangguan jiwa ), dan mampu mencegah terjadinya gangguan jiwa baru dari masyarakat yang beresiko terjadi gangguan jiwa. Penanganan yang tepat terhadap penderita gangguan jiwa dan masyarakat yang beresiko akan dapat menekan terjadinya kejadian gangguan jiwa (CMHN, 2005). Puskesmas Bantur merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Malang yang berada di Kecamatan Bantur. Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Bantur pada tahun 2011 tercatat : 32.469 jiwa yang tersebar di 5 Desa yaitu Desa Bantur, Wonorejo, Srigonco, Sumberbening, dan Bandungrejo. Dimana desa Bantur terdiri dari 5 dusun, 73 RT, dan jumlah penduduk 11.917. Desa Wonorejo terdiri dari 1 Dusun, 11 RT, dan jumlah penduduk 1408. Desa Srigonco terdiri 3 Dusun, 39 RT, dan jumlah penduduk 4352. Desa Sumberbening terdiri dari 3 Dusun, 25 RT dan jumlah penduduk 5538. Desa Bandungrejo terdiri dari 3 Dusun, 54 RT, dan jumlah penduduk 9254 (Puskesmas Bantur, 2011) Menurut hasil survey yang dilakukan oleh mahasiswa Keperawatan Brawijaya program A bekerja sama dengan kader kader posyandu mulai bulan Juni Desember 2012 didapat data track record pasien gangguan dan pasien resiko. Untuk desa Srigonco jumlah pasien gangguan jiwa sebanyak 28 orang, desa Sumberbening sebanyak 15 orang, dan desa Wonorejo sebanyak 5 orang. Sementara untuk dua desa lainnya yaitu desa Bantur dan desa Bandungrejo masih dalam proses pelaksanaan pada bulan Februari-Maret 2013.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 Perawat CMHN sebagai tenaga kesehatan dengan spesialisasi masalah jiwa yang bekerja di masyarakat dan bersama masyarakat, harus mempunyai kemampuan melibatkan peran serta masyarakat; terutama tokoh masyarakat, dengan cara melatih para tokoh masyarakat untuk menjadi kader kesehatan jiwa. Hal ini diperlukan agar masyarakat dekat dengan pelayanan kesehatan jiwa sehingga individu yang sehat jiwa tetap sehat, individu yang berisiko dapat dicegah tidak mengalami gangguan jiwa dan yang mengalami gangguan jiwa dapat sembuh atau mandiri (minimal 50%) dan dapat dilanjutkan perawatannya oleh kader kesehatan jiwa. Untuk dapat mendata keluarga sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa diperlukan bantuan kader kesehatan jiwa. Dengan cara ini diharapkan seluruh masalah kesehatan jiwa dapat diselesaikan. Strategi yang digunakan adalah Desa Siaga Sehat Jiwa dengan memberdayakan kader kesehatan jiwa. Kader kesehatan jiwa berperan penting di masyarakat karena kader dapat membantu masyarakat mencapai kesehatan mental yang optimal melalui penggerakan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mental serta pemantauan kondisi kesehatan penderita gangguan jiwa di lingkungannya. Penderita gangguan jiwa sebenarnya tidak serta merta kehilangan produktifitasnya. Apabila mendapatkan perawatan dengan baik, penderita gangguan jiwa tersebut dapat menjalankan kegiatan sehari hari dan berpenghasilan ( produktif ) seperti anggota masyarakat yang lain. Hal tersebut berbeda apabila penderita tersebut tidak mendapatkan perawatan yang memadai sehingga harus dirawat di Rumah Sakit dan kelhilangan produktifitasnya. Kegiatan kesehatan jiwa masyarakat ( keswamas ) merupakan kegiatan yang tepat untuk dapat memberdayakan masyarakat sehingga masyarakat tersebut dapat merawat penderita gangguan jiwa tetap berada di masyakarat tanpa kehilangan produktifitasnya. Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan di atas, sekiranya perlu penatalaksanaan lebih lanjut terkait masalah kesehatan jiwa di Kecamatan Bantur khususnya di wilayah kerja Puskesmas Bantur, karena hal ini terkait juga dengan proses rujukan pasien ke Rumah Sakit Jiwa Lawang, Program Pengawasan Minum Obat Pasien, dan Poli Jiwa yang masih dalam tahapan perencanaan lebih lanjut. Oleh karena itu program Desa Siaga Sehat Jiwa patut untuk diajukan sebagai salah satu program Puskesmas di wilayah kerja Kecamatan Bantur.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 1.2 Tujuan Kegiatan I. Tujuan Umum Tujuan dari kegiatan pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa di Kecamatan Bantur (desa Srigonco, desa Sumberbening, desa Wonorejo, desa Bantur, dan desa Bandungrejo ) adalah : a. Terbentuknya desa siaga sehat jiwa yang anggota masyarakatnya mampu merawat anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa secara mandiri melalui penerapan konsep dan prinsip manajemen keperawatan kesehatan jiwa komunitas dan aplikasi asuhan keperawatan kesehatan jiwa komunitas. b. Terbentuknya poli jiwa di Puskesmas Bantur sebagai salah satu media yang memfasilitasi perawatan warga dengan gangguan jiwa II. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam kegiatan pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa di Kecamatan Bantur (desa Srigonco, desa Sumberbening, desa Wonorejo, desa Bantur, dan desa Bandungrejo ) adalah : a. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan jiwa yang terkait dengan manajemen keperawatan kesehatan jiwa komunitas di Kecamatan Bantur (desa Srigonco, desa Sumberbening, desa Wonorejo, desa Bantur, dan desa Bandungrejo ) b. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah masalah pelayanan kesehatan jiwa yang terkait dengan manajemen keperawatan kesehatan jiwa komunitas di Kecamatan Bantur (desa Srigonco, desa Sumberbening, desa Wonorejo, desa Bantur, dan desa Bandungrejo ) c. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan

penyelesaian masalah yang telah ditetapkan d. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah yang bersifat teknis operasional bagi komunitas di Kecamatan Bantur (desa Srigonco, desa Sumberbening, desa Wonorejo, desa Bantur, dan desa Bandungrejo ).

1.3 Manfaat Kegiatan 1. Bagi Puskesmas, manfaat dari pembentukan desa siaga sehat jiwa ini adalah membantu menyelesaikan masalah khususnya terkait dengan kesehatan jiwa secara operasional dari aspek manajemen pelayanan keperawatan tertentu, sehingga diharapkan dapat membantu puskesmas untuk meningkatkan mutu pelayanan

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 kesehatan jiwa masyarakat, yang akhirnya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. 2. Bagi Rumah Sakit Radjiman Widyodiningrat Lawang, manfaat dari pembentukan desa siaga sehat jiwa ini adalah sebagai salah satu implementasi dari visi dan misi Rumah Sakit Radjiman Widyodiningrat Lawang melalui program kerja di Unit Kesehatan Jiwa Masyarakat. 3. Bagi Kecamatan Bantur (desa Srigonco, desa Sumberbening, desa Wonorejo, desa Bantur, dan desa Bandungrejo ) pembentukan Desa Siaga Sehat jiwa ini adalah membantu menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat, khususnya kesehatan jiwa sehingga dapat mendukung terbentuknya Desa Siaga Sehat Jiwa. 4. Bagi masyarakat, manfaat dari pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa ini adalah menambah wawasan dan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan jiwa. Masyarakat menjadi siaga terhadap munculnya masalah kesehatan jiwa di masyarakat.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Desa Siaga Desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri ( Depkes RI, 2006) Menurut Bambang Hartono (Kepala Pusat Promosi Kesehatan) Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan mencegah serta mengatasi masalah masalah kesehatan 2.2 Desa Siaga Sehat Jiwa Desa yang memiliki kesiapan di bidang kesehatan , di mana desa yang penduduknya memiliki sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau, dan mampu untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau, dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat, seperti kurang gizi, kejadian bencana, dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong menuju Desa Sehat. Desa Siaga Sehat Jiwa adalah bagian terintegrasi dari Desa Siaga, yang penduduknya memiliki sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa secara mandiri (Keliat dkk, 2007 ) 2.3 Tujuan Desa Siaga 1. Tujuan umum : terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap masalah masalah kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) di desanya 2. Tujuan khusus : a. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan dan menerapkan perilaku hidup sehat b. Meningkatnya kemampuan dan kemuan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 c. Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap resiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah penyakit, dan lainnya) d. Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa e. Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat f. Meningkatnya kemandirian masyarakat dea dalam pembiayaan kesehatan

g. Meningkatnya dukungan dan peran aktif para pemangku kepentingan dalam mewujudkan kesehatan masyarakat desa. (Dinkes Prov. Jawa Timur, 2008) 2.4 Kriteria Desa Siaga a. Ada forum masyarakat desa (FMD) b. Adanya pelayanan kesehatan dasar (Polindes, Pustu, Bidan, Praktek Swasta, dokter praktek) c. Adanya Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti

Posyandu dan Poskesdes d. Adanya pengamatan kesehatan yang terus menerus dilakukan oleh masyarakat seperti masalah kesehatan penyakit menular, keluarga keluarga yang gangguan jiwa. e. Ada pembinaan dari puskesmas yang kegawatdaruratan bagi ibu dan bayi f. Ada sistem siaga bencana oleh masyarakat mampu memberikan pelayanan

g. Ada pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat h. Mempunyai lingkungan yang sehat i. Masyarakat berperilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS)

(Dinkes Prov. Jawa Timur, 2008)

2.5 Indikator Keberhasilan Desa Siaga 1. Indikator masukan (input) Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa besar masukan telah diberikan dalam rangka pengembangan Desa Siaga yaitu ada/tidaknya Forum Masyarakat Desa; ada/tidaknya Poskesdes dan sarana bangunan serta

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 perlengkapannya; ada/tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat;

ada/tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan) 2. Indikator proses Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif upaya yang dilaksanakan di suatu desa dalam rangka pengembangan Desa Siaga yaitu frekuensi pertemuan Forum Masyarakat Desa, berfungsi/tidaknya Poskesdes, berfungsi/tidaknya UKBM yang ada, berfungsi/tidaknya sistem kegawatdaruratan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana; berfungsi/ tidaknya sistem surveilans berbasis masyarakat 3. Indikator keluaran (output) Indikator keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa besar hasil kegiatan yang dicapai di suatu desa dalam rangka pengembanagn Desa Siaga yaitu cakupan pelayanan kesehatan dasar Poskesdes, cakupan pelayanan UKBM UKBM lain, jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan

4. Indikator dampak Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar dampak dan hasil kegiatan di desa dalama rangka pengembangan desa Siaga yaitu jumlah penduduk yang menderita sakit, jumlah penduduk yang menderita gangguan jiwa (Depkes RI, 2006) 2.6 Program Desa Siaga Sehat Jiwa Departemen Kesehatan berupaya untuk memfasilitasi percepatan pencapaian derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk dengan

mengembangkan kesiap-siagaan di tingkat desa. Desa-desa yang memiliki kesiapan di bidang kesehatan diberi nama Desa Siaga. Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat, seperti kurang gizi, kejadian bencana, termasuk juga gangguan jiwa, dengan memanfaatkan potensi setempat secara gotong royong, menuju desa sehat.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 1. Visi Visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat 2010. Kecamatan sehat 2010 merupakan gambaran kesehatan

masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yang ditandai lingkungan sehat dengan penduduknya yang perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya. Desa Siaga Sehat Jiwa yang merupakan suatu pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas yang mempunyai visi memelihara kesehatan jiwa masyarakat dan mengoptimalkan kemampuan hidup pasien gangguan jiwa yang ada di masyarakat sesuai dengan kemampuannya dengan memberdayakan keluarga dan masyarakat. 2. Misi pelayanan Misi pelayanan keperawatan kesehatan di Desa Siaga Sehat Jiwa adalah pengembangan dan pemberdayaan masyarakat untuk mencapai masyarakat sehat jiwa melalui pengembangan program CMHN dan pembentukan kader kesehatan jiwa. 3. Strategi pelayanan Untuk mencapai visi dan misi desa siaga sehat jiwa maka strategi yang disiapkan adalah penyusunan dan pelaksanaan beberapa program/kegiatan kesehatan jiwa (CMHN) di desa siaga sehat jiwa. Fokus utama program CMHN di desa siaga adalah a. Kegiatan perawat CMHN. 1) Pendidikan kesehatan jiwa bagi kelompok masyarakat yang sehat : Keluarga dengan bayi Keluarga dengan kanak-kanak Keluarga dengan usia pra sekolah Keluarga dengan usia sekolah Keluarga dengan remaja Keluarga dengan dewasa muda Keluarga dengan dewasa

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 Keluarga dengan lanjut usia

2) Pendidikan kesehatan jiwa bagi kelompok pasien yang risiko masalah psikososial : Kehilangan bentuk, struktur, fungs tubuh Kehilangan/perpisahan dengan orang dicintai, pekerjaan, tempat tinggal, sekolah, harta benda 3) Pendidikan kesehatan jiwa bagi kelompok pasien yang mengalami gangguan jiwa : Pasien dengan Perilaku kekerasan Pasien dengan Isolasi sosial Pasien dengan Harga diri rendah Pasien dengan Halusinasi Pasien dengan Kurang Perawatan Diri

4) Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) bagi pasien gangguan jiwa mandiri 5) Kegiatan rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa mandiri 6) Asuhan keperawatan untuk keluarga pasien gangguan jiwa . b. Kegiatan Kader Kesehatan Jiwa : 1) Mendeteksi keluarga di Desa Siaga Sehat Jiwa: sehat, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa 2) Menggerakkan keluarga sehat untuk penyuluhan kesehatan jiwa sesuai dengan usia 3) Menggerakkan keluarga risiko untuk penyuluhan risiko masalah psikososial 4) Menggerakkan keluarga gangguan jiwa untuk penyuluhan cara merawat 5) Menggerakkan pasien gangguan jiwa untuk mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok dan Rehabilitasi 6) Melakukan kunjungan rumah pada pasien gangguan jiwa yang telah mandiri 7) 8) Merujuk pasien gangguan jiwa ke perawat CMHN Mendokumentasikan semua kegiatan

Kegiatan diatas dilakukan secara bergiliran dalam satu bulan.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 Minggu pertama Minggu kedua Minggu ketiga Minggu keempat : kegiatan nomor 1, 2, 6, 7,8 : kegiatan nomor 1, 4, 5, 6, 7,8 : kegiatan nomor 1, 3, 6, 7,8 : kegiatan nomor 1, 4, 5, 6, 7,8

Latihan 1

1. Siapa yang harus bertanggungjawab terhadap kesehatan mental masyarakat ? bagaimana cara bp/ibu meningkatkan kesehatan mental keluarga dan masyarakat di lingkungan sekitar bp/ibu ? 2. Dapatkah bp/ibu membayangkan bila salah seorang tetangga dekat bp/ibu mengalami masalah kejiwaan ? Apa yang akan bp/ibu lakukan ? 3. Bila ada tetangga yang baru pulang dari rumah sakit jiwa, apa yang akan bp/ibu lakukan ? (Keliat dkk, 2011) 2.7 Deteksi Keluarga Di Desa Siaga Sehat Jiwa Salah satu peran dan fungsi kader kesehatan jiwa adalah mendeteksi keluarga yang ada di desa siaga sehat jiwa. 1) Pengertian Deteksi adalah kemampuan kader kesehatan jiwa untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa keluarga yang tinggal di desa siaga sehat jiwa. Hasil deteksi adalah sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa. 2) Tujuan Melalui deteksi diperoleh gambaran tentang kesehatan jiwa satu wilayah yang ditunjukkan melalui : a. Jumlah keluarga yang sehat jiwa b. Jumlah keluarga yang berisiko mengalami masalah psikososial c. Jumlah keluarga yang mempunyai pasien gangguan jiwa 3) Pelaksanaan kegiatan a. Persiapan 1) 2) Kader mempelajari buku pedoman deteksi keluarga Kader mempelajari tandatanda orang/keluarga yang berisiko mengalami masalah psikososial atau orang/keluarga yang mengalami gangguan jiwa seluruh

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 3) Kader mengidentifikasi orang/keluarga yang diduga mengalami risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa 4) Melakukan kontrak/janji untuk bertemu dengan pasien dan keluarga

b. Pelaksanaan 1) Setiap dusun memiliki 2 orang kader kesehatan jiwa 2) Setiap kader mengelola setengah dari jumlah keluarga di dusun (kader membagi habis jumlah keluarga di dusun untuk di kelola bersama) 3) Kader menilai kesehatan jiwa tiap keluarga yang tinggal di wilayahnya dengan cara wawancara dan pengamatan sesuai dengan petunjuk pada buku pedoman deteksi keluarga Untuk menilai perilaku yang menunjukkan adanya risiko masalah

psikososial atau gangguan jiwa maka kader kesehatan perlu mengetahui tanda tanda/perilaku yang menunjukkan individu tersebut risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa (tabel 3.1 dan tabel 3.2) 4) Berdasarkan penilaian yang dilakukan kader mengelompokkan keluarga yang tinggal diwilayahnya menjadi 3 kelompok : a) Kelompok keluarga sehat adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader dan tidak menunjukkan perilaku menyimpang; baik risiko masalah psikososial (lihat tabel 1) maupun gangguan j NM,iwa (lihat tabel 2) b) Kelompok keluarga yang berisiko masalah psikososial adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader yang mempunyai kondisi sesuai tabel 1 c) Kelompok keluarga yang anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader dan mempunyai anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa (perilaku seperti pada tabel 2)

c. Pelaporan 1) 2) Kader mencatat nama seluruh keluarga yang tinggal di wilayahnya Kader mencatat data data keluarga yang mempunyai risiko masalah psikososial 3) Kader mencatat data data keluarga yang mengalami gangguan jiwa

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 4) Hasil penghitungan jumlah keluarga untuk masing masing kelompok dicatat 5) Hasil pencatatan disampaikan pada perawat CMHN yang

bertanggungjawab (Keliat dkk, 2011)

2.8

Karakteristik keluarga yang berisiko mengalami masalah psikososial, gangguan jiwa dan sehat jiwa a. Risiko terjadinya masalah psikososial Tabel 1 Risiko masalah psikososial NO 1 2 3 4 5 FAKTOR RISIKO 6 Kehilangan anggota keluarga, atau orang yang dicintai Kehilangan pekerjaan, Kehilangan harta benda, Kehilangan anggota tubuh Penyakit fisik kronis : Hipertensi , TBC, DM, Jantung, Ginjal, Rhematik Hamil dan pospartum

b. Gangguan jiwa Gangguan jiwa adalah kelainan perilaku yang disebabkan oleh rusaknya fungsi jiwa (ingatan, pikiran, penilaian/persepsi, komunikasi, aktivitas, motivasi, belajar) sehingga menyebabkan adanya hambatan dalam melakukan fungsi sosial (interaksi/bergaul). Penyebab gangguan jiwa adalah ketidakmampuan seseorang beradaptasi dengan masalah. Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Perilaku yang menunjukkan seseorang mengalami gangguan jiwa adalah sangat beragam (lihat table 2). (Keliat dkk, 2011)

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179

Tabel 2 Perilaku yang menunjukkan tanda gangguan jiwa NO 1 2 CIRI PERILAKU Sedih berkepanjangan dalam waktu lama Kemampuan melakukan kegiatan sehari hari (kebersihan, makan, minum, aktivitas) berkurang 3 4 5 6 7 8 9 10 Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun (malas) Marah marah tanpa sebab Bicara atau tertawa sendiri Mengamuk Menyendiri Tidak mau bergaul Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan diri Mengatakan atau mencoba bunuh diri

Latihan 1 : Diskusikan dengan teman kelompok dan fasilitator pertanyaan dibawah ini.

1. Identifikasi apakah ada tetangga bp/ibu yang mempunyai perilaku seperti tertulis pada tabel 1 dan 2 ? 2. Bagaimana cara bp/ibu menilai perilaku seseorang yang termasuk sehat jiwa, berisiko mengalami masalah psikososial dan gangguan jiwa 3. Perlihatkan cara bp/ibu dalam mendeteksi adanya masalah psikososial atau gangguan jiwa 4. Sebagai kader apa yang dapat bp/ibu lakukan untuk menolong mereka?

c. Sehat Jiwa Keluarga yang sehat jiwa adalah keluarga yang anggota keluarganya tidak ada gangguan jiwa atau risiko masalah psikososial. Semua hasil deteksi dimasukkan dalam buku deteksi keluarga, kemudian dimasukkan di buku penyuluhan, dimana kelompok sehat jiwa dibagi dalam kelompok, demikian pula risiko dan gangguan jiwa. (Keliat dkk, 2011)

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179

2.9 Menggerakkan Kelompok Keluarga Sehat Untuk Penyuluhan Kesehatan 1. Pengertian Penggerakkan kelompok keluarga sehat adalah kegiatan memobilisasi keluarga yang sehat untuk mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa oleh perawat CMHN yang dilakukan dua minggu sekali. 2. Tujuan Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga sehat agar menghadiri penyuluhan kesehatan yang akan dilaksanakan 3. Pelaksanaan kegiatan a. Persiapan 1) Kader mengidentifikasi keluarga sehat jiwa yang akan mengikuti

penyuluhan; sesuai dengan topik penyuluhan (misalnya keluarga dengan anak bayi) 2) Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi sasaran

penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan 3) Kader mengingatkan peserta penyuluhan satu hari sebelumnya untuk hadir penyuluhan 4) Kader mengingatkan peserta penyuluhan untuk hadir satu jam sebelum penyuluhan 5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan 6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan

b. Pelaksanaan 1) Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan 2) Mengumpulkan peserta penyuluhan 3) Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan 4) Memotivasi peserta untuk bertanya c. Pelaporan 1) Membuat laporan topik/judul penyuluhan dan kehadiran peserta (lihat buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa) (Keliat dkk, 2011)

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 2.10 Penggerakan Kelompok Keluarga Yang Berisiko Mengalami Masalah

Psikososial Untuk Penyuluhan Kesehatan 1. Pengertian Penggerakkan kelompok keluarga yang berisiko mengalami masalah psikososial adalah kegiatan memobilisasi keluarga yang mengalami risiko maslah psikososial untuk mengikuti penyuluhan kesehatan oleh perawat CMHN yang dilakukan dua minggu sekali. 2. Tujuan Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga yang risiko masalah psikososial untuk menghadiri penyuluhan kesehatan yang akan dilaksanakan 3. Pelaksanaan kegiatan a. Persiapan 1) Kader mengidentifikasi keluarga berisiko masalah psikososial (lihat tabel 1) untuk mengikuti penyuluhan 2) Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi sasaran

penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan 3) Kader mengingatkan peserta penyuluhan 1 hari sebelumnya untuk hadir penyuluhan 4) Kader mengingatkan peserta penyuluhan untuk hadir 1 jam sebelum penyuluhan 5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan 6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan b. Pelaksanaan 1) Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan 2) Mengumpulkan peserta penyuluhan 3) Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan 4) Memotivasi peserta untuk bertanya c. Pelaporan 1) Membuat laporan topik/judul penyuluhan dan kehadiran peserta (lihat buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa) (Keliat dkk, 2011)

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179

2.11

Penggerakan

Kelompok

Keluarga

Gangguan

Jiwa

Untuk

Penyuluhan

Kesehatan, TAK Dan Rehabilitasi 1. Pengertian Penggerakkan kelompok keluarga yang mempunyai gangguan jiwa adalah kegiatan memobilisasi keluarga untuk mengikuti kegiatan penyuluhan oleh perawat CMHN yang dilakukan dua minggu sekali. 2. Tujuan Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga yang mempunyai gangguan jiwa untuk menghadiri penyuluhan kesehatan jiwa. 3. Pelaksanaan kegiatan a. Persiapan 1) Kader mengidentifikasi keluarga yang mempunyai gangguan jiwa yang akan mengikuti penyuluhan 2) Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi sasaran

penyuluhan1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan 3) Kader satu hari sebelumnya mengingatkan keluarga yang menjadi sasaran penyuluhan untuk hadir 4) Kader mengingatkan keluarga untuk hadir 1 jam sebelum penyuluhan 5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan, 6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan, b. Pelaksanaan 1. Mengingatkan keluarga untuk mengikuti penyuluhan 2. Mengumpulkan peserta penyuluhan 3. Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan 4. Memotivasi peserta untuk aktif mengikuti penyuluhan dan mengajukan pertanyaan c. Pelaporan Membuat laporan kegiatan penyuluhan serta kehadiran peserta (lihat buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa)

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 Latihan 2 1. Peragakan bagaimana bp/ibu mengundang keluarga untuk mengikuti penyuluhan 2. Peragakan bagaimana bp/ibu mengingatkan peserta utnuk mengikuti penyuluhan

(Keliat dkk, 2011) 2.12 Penggerakan Kelompok Pasien Gangguan Jiwa Untuk Terapi Aktifitas

Kelompok (Tak) Dan Rehabilitasi 1. Pengertian Penggerakkan kelompok pasien gangguan jiwa adalah kegiatan memobilisasi pasien untuk mengikuti kegiatan TAK dan Rehabilitasi oleh perawat CMHN yang dilakukan dua minggu sekali. 2. Tujuan Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong pasien gangguan jiwa untuk mengikuti TAK dan Rehabilitasi. 3. Pelaksanaan kegiatan a. Persiapan 1) Kader bersama perawat CMHN mengidentifikasi pasien gangguan yang akan mengikuti TAK dan rehabilitasi 2) Kader bersama perawat CMHN menyampaikan rencana TAK dan

Rehabilitasi 3) Kader bersama keluarga memfasilitasi kebutuhan (alat dan bahan) rehabilitasi 4) Kader mengundang pasien dan keluarga yang akan mengikuti TAK untuk hadir 5) Kader mengundang pasien yang akan mengikuti TAK untuk hadir 6) Kader mengingatkan pasien dan keluarga untuk hadir pada kegiatanTAK dan rehabilitasi yang akan dilaksanakan 7) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta kegiatan (TAK dan rehabilitasi) 8) Kader mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan TAK dan rehabilitasi b. Pelaksanaan 1) Mengumpulkan peserta TAK dan rehabilitasi

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 2) Mendampingi rehabilitasi) 3) Kader memotivasi peserta untuk aktif mengikuti kegiatan (TAK dan rehabilitasi) c. Pelaporan Membuat laporan kegiatan TAK dan rehabilitasi serta kehadiran peserta (lihat buku pegangan kader :TAK dan Rehabilitasi) (Keliat dkk, 2011) 2.13 Kunjungan Rumah 1. Pengertian Kunjungan rumah adalah kunjungan kader kesehatan jiwa ke keluarga yang anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa dan telah dirawat oleh perawat CMHN dan telah mandiri. Kunjungan dilakukan 2 minggu sekali. Saat melakukan kunjungan rumah, kader melakukan penilaian terhadap kemampuan pasien gangguan jiwa dan keluarga dalam perawatan pasien (lihat buku panduan supervisi kader). 2. Tujuan Melalui kunjungan rumah diperoleh informasi terkini tentang kemampuan pasien mengatasi masalahnya dan keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien dirumah 3. Sasaran Sasaran kunjungan rumah kader adalah pasien dan keluarga yang mempunyai masalah harga diri rendah, menyendiri, mendengar suara-suara (halusinasi), mengamuk dan kurang merawat diri (lihat buku panduan supervisi kader), yang telah mandiri. 4. Pelaksanaan kegiatan a. Persiapan Persiapan yang harus dilakukan adalah : 1) Menyiapkan buku supervisi kader 2) Mempelajari isi buku 3) Melakukan perjanjian/kontrak dengan keluarga b. Pelaksanaan 1) Memberikan salam terapeutik 2) Melakukan perjanjian/kontrak perawat CMHN yang melakukan kegiatan (TAK dan

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 3) Mengobservasi perilaku pasien dan melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga tentang kemampuan pasien 4) Menyampaikan pujian terhadap kemampuan pasien dan keluarga, 5) Membuat perjanjian untuk kunjungan pada minggu berikutnya dengan tujuan tertentu c. Pelaporan Tuliskan hasil observasi bp/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan kasus pasiennya (lihat buku pegangan kader : supervisi kader) Latihan 3 1. Peragakan bagaimana bp/ibu melakukan kunjungan rumah untuk menilai pasien yang menyendiri 2. Peragakan bagaimana bp/ibu melakukan kunjungan rumah untuk menilai pasien yang mendengar suara suara 3. Diskusikan hal hal yang sebaiknya dilakukan dan dihindari saat kunjungan rumah (Keliat dkk, 2011) 2.14 1. Rujukan Kasus Pengertian Rujukan adalah mengirimkan pasien kepada perawat CMHN yang

bertanggungjawab. Rujukan dilakukan jika saat supervisi/kunjungan rumah/deteksi keluarga kader menemukan : Pasien mengalami kemunduran perilaku; berdasarkan penilaian terhadap perilaku pasien saat kunjungan rumah (lihat buku pegangan kader : supervisi pasien) 2. Pasien baru yang ditemukan

Tujuan Melalui rujukan, pasien gangguan jiwa mendapatkan perawatan yang lebih baik lagi

3.

Pelaksanaan kegiatan a. Persiapan 1) Kader menyiapkan laporan kunjungan rumah/supervisi yang menunjukkan kemunduran perilaku pasien atau adanya masalah kesehatan baru 2) Kader mengisi format rujukan kasus b. Pelaksanaan

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 1) 2) c. Kader menyampaikan laporan hasil kunjungan rumah pada perawat CMHN Kader memberikan surat rujukan pada perawat CMHN Pelaporan Tuliskan hasil observasi bp/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan kasus pasiennya (lihat buku pegangan kader : supervisi kader)

Latihan

1. Identifikasi kasus kasus yang membutuhkan rujukan 2. Peragakan bagaimana caranya bila bp/ibu melakukan rujukan kasus ke perawat CMHN 2.15 Pendokumentasian Pengertian Pendokumentasian adalah menuliskan seluruh tindakan yang dilakukan kader (deteksi, penggerakkan, kunjungan rumah dan rujukan kasus) dengan menggunakan panduan pelaporan yang tersedia (buku pegangan kader kesehatan jiwa). Tujuan Melalui pendokumentasian yang dilakukan kader, diharapkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan keluarga serta seluruh kegiatan yang telah dilakukan di desa siaga sehat jiwa tercatat dengan baik Bentuk dokumentasi Bentuk dokumentasi laporan kader adalah : Buku pegangan kader : deteksi keluarga Buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa Buku pegangan kader : supervisi pasien gangguan jiwa Surat rujukan

(Keliat dkk, 2011)

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179

BAB 3 KERANGKA KEGIATAN


Adanya potensi terjadinya bencana alam, kehilangan pekerjaan, anggota keluarga, musibah lainnya di masyarakat

Koping individu tidak efektif Kurangnya dukungan social terhadap kondisi kejiwaan

KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN Melalui Puskesmas KECAMATAN SEHAT 2013 DESA SIAGA SEHAT JIWA 2013 DINKES PROVINSI DINKES KABUPATEN LSM MASYARAKAT PUSKESMAS Posyandu Polindes Poli Jiwa PERANGKAT DESA

Warga yang mengalami gangguan jiwa Warga yang mempunyai resiko psikososial

PEMBENTUKAN KADER SEHAT JIWA

Perawat CMHN

Kegiatan Kader Kesehatan Jiwa

1. Terbentuknya kader sehat jiwa per posyandu yang memiliki skill terlatih di bidang kesehatan jiwa : 2. Setiap dusun memiliki kader kesehatan jiwa dengan rasio 1 kader terhadap 15-20 keluarga yang ada disekitar tempat tinggalnya 3. Seluruh keluarga di Desa Siaga Sehat Jiwa memiliki kader kesehatan jiwa

Pelatihan Kompetensi Kader Sehat Jiwa (Deteksi Dini, TAK, Pendkes, Rujukan, Dokumentasi Buku pegangan kader : deteksi keluarga Buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa Buku pegangan kader : supervisi pasien gangguan jiwa Surat rujukan

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179

1. Mendeteksi keluarga di Desa Siaga Sehat Jiwa: sehat, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa 2. Menggerakkan keluarga sehat untuk penyuluhan kesehatan jiwa sesuai dengan usia 3. Menggerakkan keluarga risiko untuk penyuluhan risiko masalah psikososial 4. Menggerakkan keluarga gangguan jiwa untuk penyuluhan cara merawat anggota keluarga 5. Menggerakkan pasien gangguan jiwa untuk mengikuti Terapi Aktifitas Kelompok dan Rehabilitasi 6. Melakukan kunjungan rumah pada pasien gangguan jiwa yang telah mandiri 7. Merujuk pasien gangguan jiwa ke perawat CMHN 8. Mendokumentasikan semua kegiatan

Terkumpulnya data masing masing posyandu terkait Pasien gangguan Pasien resiko psikososial Pasien sehat

Perawat CMHN puskesmas merujuk ke RSJ di kabupaten/provinsi terkait

Perawat CMHN melakukan supervisi ke pasien gangguan yang : Kondisi kesehatan gangguan jiwa memburuk Ditemukan kasus baru dengan komplikasi gejala yang tidak dapat ditatalaksana di tingkat poli jiwa puskesmas

Terbentuknya komunitas yang masyarakatnya : Yang sehat akan tetap sehat. Yang berisiko mengalami gangguan jiwa terhindar dari gangguan jiwa Yang gangguan jiwa mendapatkan pelayanan yang sesuai dan tepat Kader kesehatan jiwa yang memiliki skill terampil Menciptakan iklim yang kondusif dan nyaman bagi warga gangguan jiwa di lingkungannya sehingga

KECAMATAN BANTUR SEBAGAI DESA SIAGA SEHAT JIWA MENUJU KECAMATAN BANTUR BEBAS PASUNG 2013

Keterangan : Kegiatan diatas dilakukan secara bergiliran dalam satu bulan. Minggu pertama : kegiatan nomor 1, 2, 6, 7,8 Minggu kedua : kegiatan nomor 1, 4, 5, 6, 7,8 Minggu ketiga : kegiatan nomor 1, 3, 6, 7,8 Minggu keempat : kegiatan nomor 1, 4, 5, 6, 7,8

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179

BAB 4 RENCANA KEGIATAN


A. Rancangan Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa a. Tujuan Setelah mengikuti pelatihan, kader kesehatan jiwa dapat : a. Melaksanakan program desa siaga sehat jiwa b. Melakukan deteksi keluarga sehat, keluarga berisiko masalah psikososial dan kelompok keluarga dengan gangguan jiwa di masyarakat c. Menggerakkan individu, keluarga dan kelompok sehat jiwa untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa d. Menggerakkan keluarga dan kelompok yang mempunyai risiko masalah psikososial untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa e. Menggerakkan keluarga dan kelompok yang mempunyai gangguan jiwa untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa f. Melakukan kunjungan rumah pada pasien yang telah mandiri

g. Melakukan rujukan kasus masalah psikososial atau gangguan jiwa pada perawat CMHN atau ke Puskesmas h. Membuat dokumentasi kegiatan kader kesehatan jiwa b. Strategi Pelaksanaan Pelaksanaan berlangsung selama 5 minggu (4 Februari-9 Maret 2013) dengan jadwal sebagai berikut : Hari Minggu 1 Kegiatan Kunjungan ke 5 Kepala Desa: Pembicara/ Petugas - Perangkat Desa

1. Perkenalan tim dengan perangkat desa dan - Preseptor akademik tokoh masyarakat 2. Penjelasan maksud dan tujuan kegiatan 3. Pendataan data Demografi 4. Pembagian desa kelolaan Desa Validasi data pasien gangguan jiwa dan resiko di Presepti - Presepti

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 3 desa (Srigonco, Sumberbening, Wonorejo) secara door to door Puskesmas Mendeteksi pasien yang datang ke Puskesmas dengan gangguan psikososial dan gangguan jiwa Kegiatan pelatihan deteksi dini keluarga sehat jiwa di dua desa yang akan dibuka (desa Bantur dan Bandungrejo) Susunan acara : 1. Pembukaan 2. Mengidentifikasi tokoh masyarakat yang akan dilatih sebagai kader kesehatan jiwa dengan menggunakan kuisioner 3. Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa dengan materi: a. Konsep Desa Siaga Sehat Jiwa b. Deteksi keluarga sehat, keluarga beresiko masalah psikososial, dan kelompok keluarga dengan gangguan jiwa di masyarakat c. Mekanisme rujukan kasus masalah psikososial atau gangguan jiwa yang ada di masyarakat d. Cara menggerakkan pasien untuk TAK dan rehabilitasi e. Cara melakukan kunjungan rumah pasien mandiri f. Cara pendokumentasian kegiatan kader kesehatan jiwa Minggu 2 Desa Follow up dan melanjutkan kegiatan yang sudah dilakukan kelompok sebelumnya di 3 Presepti Tokoh Masyarakat Preseptor klinik - Perangkat Desa - Tokoh Masyarakat - Preseptor akademik - Presepti - kader posyandu - bidan desa dan perawat desa Presepti

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 desa (Srigonco, Sumberbening, Wonorejo) dengan masuk ke acara masyarakat (tahlilan, posyandu, sekolah) untuk memberikan pendidikan kesehatan Desa Validasi data pasien gangguan jiwa dan resiko di 3 desa (Srigonco, Sumberbening, Wonorejo) secara door to door Puskesmas Mendeteksi pasien yang datang ke Puskesmas dengan gangguan psikososial dan gangguan jiwa (Desa) 1. Deteksi keluarga dengan metode door to door 2. Perencanaan Strategi Asuhan Keperawatan 3. Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas - Presepti - Presepti
Presepti

(Desa)

- Presepti

Mengambil data deteksi dini keluarga sehat jiwa yang sudah disebar di kader per posyandu di kedua dusun (desa Bantur dan Bandungrejo)
Mengolah data deteksi dini keluarga sehat

jiwa yang sudah diisi kader per posyandu Minggu 3 Desa Follow up dan melanjutkan kegiatan yang sudah dilakukan kelompok sebelumnya di 3 desa (Srigonco, Sumberbening, Wonorejo) dengan masuk ke acara masyarakat (tahlilan, posyandu, sekolah) untuk memberikan pendidikan kesehatan dan TAK - Presepti

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 Desa Validasi data pasien gangguan jiwa dan resiko di 3 desa (Srigonco, Sumberbening, Wonorejo) secara door to door Puskesmas Mendeteksi pasien yang datang ke Puskesmas dengan gangguan psikososial dan gangguan jiwa (Desa) 1. Deteksi keluarga dengan metode door to door 2. Perencanaan Strategi Asuhan Keperawatan 3. Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (Desa) Mengambil data deteksi dini keluarga sehat jiwa yang sudah disebar di kader per posyandu di kedua dusun (desa Bantur dan Bandungrejo)
Mengolah data deteksi dini keluarga sehat

- Presepti

- Presepti

- Prsepti

- Presepti

jiwa yang sudah diisi kader per posyandu (Desa dan Puskesmas) Supervisi dari pihak kampus terkait program komunitas jiwa serta asuhan keperawatan jiwa pasien kelolaan Minggu 4 Puskesmas Mendeteksi pasien yang datang ke Puskesmas dengan gangguan psikososial dan gangguan jiwa (Desa) Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas Follow up dan melanjutkan kegiatan yang sudah dilakukan kelompok sebelumnya di 3 desa
Presepti

Presepti Preseptor akademik Preseptor klinik

- Presepti

- Presepti

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 (Srigonco, Sumberbening, Wonorejo) dengan masuk ke acara masyarakat (tahlilan, posyandu, sekolah) untuk memberikan pendidikan kesehatan dan TAK Melakukan intervensi komunitas jiwa di dua desa (Bantur dan Bandungrejo) dengan masuk ke acara rutin masyarakat (tahlilan, posyandu, sekolah) berupa pemberian pendidikan kesehatan maupun TAK Presentasi Laporan Kegiatan CMHN di tingkat Kecamatan Bantur Launching Poli jiwa dari pihak Puskesmas kepada pihak Kecamatan dan Kelurahan Aparat Desa Aparat Kecamatan Pihak puskesmas Perwakilan Kader Kesehatan Jiwa masing masing desa Preseptor akademik Preseptor klinik
Presepti

Presepti

Minggu 5

Puskesmas Mendeteksi pasien yang datang ke Puskesmas dengan gangguan psikososial dan gangguan jiwa (Desa) Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas Follow up dan melanjutkan kegiatan yang sudah dilakukan kelompok sebelumnya di 3 desa (Srigonco, Sumberbening, Wonorejo) dengan masuk ke acara masyarakat (tahlilan, posyandu, sekolah) untuk memberikan pendidikan kesehatan dan TAK

- Presepti

- Presepti

Presepti

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 Melakukan intervensi komunitas jiwa di dua desa (Bantur dan Bandungrejo) dengan masuk ke acara rutin masyarakat (tahlilan, posyandu, sekolah) berupa pemberian pendidikan kesehatan maupun TAK Presentasi laporan akhir kegiatan kelompok Komunitas Jiwa ke pihak puskesmas - Presepti Preseptor akademik Preseptor klinik Pihak puskesmas penutupan Presepti

c. Materi pelatihan Secara garis besar materi yang akan disampaikan adalah sebagai berikut : a. Konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas b. Konsep desa siaga sehat jiwa c. Deteksi masalah masalah psikososial dan gangguan jiwa d. Kunjungan rumah untuk pasien mandiri e. Pendokumentasian/pelaporan (Rincian materi ada pada buku pegangan kader : materi pelatihan) d. Metode pelatihan Beberapa metode yang dapat saudara gunakan saat melakukanpelatihan kader; sesuai dengan tujuan adalah sebagai berikut : h. Ceramah interaktif Penyampaian materi diberikan secara lisan/verbal oleh pelatih. Metode ini efektif jika menggunakan alat bantu yang tepat seperti transparansi, slide, video. Ceramah interaktif dilakukan untuk memotivasi peserta pelatihan terlibat aktif mengikuti materi yang disampaikan dengan cara menyampaikan pendapatnya. Awal ceramah adalah pembukaan 10 15 menit kemudian penyampaian informasi yang diikuti dengan diskusi dan tanya jawab. i. Diskusi kelompok Diskusi kelompok dilakukan bila materi yang dipelajari perlu dibahas lebih mendalam atau dipraktekkan. Dalam diskusi kelompok perlu dipilih ketua dan sekretaris kelompok yang akan memimpin diskusi. Hasil diskusi dicatat dan

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 disampaikan pada seluruh anggota agar terjadi kesepahaman atau kesamaan persepsi antar anggota kelompok. j. Demonstrasi atau simulasi Demonstrasi dilakukan jika materi yang dibahas memerlukan aktivitas motorik atau penampilan sikap yang sesuai sehingga perlu diperagakan untuk memperoleh gambaran materi yang utuh. Lakukan demonstrasi tahap demi tahap agar mudah diingat dan di pahami oleh peserta. Setelah diperagakan peserta melakukan simulasi. Selama atau setelah demonstrasi peserta dapat mengajukan pertanyaan untuk hal-hal yang belum dimengerti dan pelatih mengamati atau memperbaiki kemampuan peserta. k. Bermain peran Bermain peran adalah melakukan simulasi dengan berakting secara spontan. Peserta diberi tugas untuk memperagakanperilaku tertentu secara total. Misalnya seorang peserta berperan sebagai pasien/keluarga dan peserta lainnya berperan sebagai kader keswa yang memberi penyuluhan. l. Studi kasus Metode ini digunakan dalam kelompok kecil dan mempergunakan kasus nyata maupun fiktif yang berfokus pada isyu, problem, tujuan atau topik yang spesifik. Peserta mempelajari dan memberikan tanggapan terhadap kasus secara tertulis atau lisan. Metode ini dapat digabungkan dengan bermain peran bila pelatih menginginkan hasil yang lebih efektif. m. Praktek dan supervisi Metode praktek dilakukan bila peserta harus melakukan serangkaian aktivitas tertentu di situasinyata untuk mencapai kemampuan yang ditetapkan. Melalui praktek di tatanan nyata diharapkan peserta akan lebih mudah mengingat dan mempunyai pengalaman tersendiri dalam melakukan aktivitasnya. Hasil belajar yang optimal dicapai bila saat praktek dilakukan supervisi yang berfungsi untuk memperbaiki kinerja dan memotivasi peserta untuk lebih giat melakukan tindakan. e. Evaluasi a. Fokus b. Metode : Gabungan kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif : Pre dan post tes (soal tertulis) Penampilan kinerja (performance)

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 c. Waktu : Selama dan setelah selesai pelatihan

d. Lingkup evaluasi : Materi 1. Konsep desa siaga sehat jiwa 2. Deteksi dini masalah masalah psikososial dan gangguan jiwa 3. Penggerakan kelompok keluarga sehat 4. Penggerakan kelompok keluarga yang mempunyai risiko masalah psikososial 5. Penggerakan kelompok keluarga yang mengalami gangguan jiwa 6. Penggerakan pasien untuk melakukan TAK dan rehabilitasi 7. Kunjungan rumah 8. Pendokumentasian/pelaporan 1 1 1 1 1 1 Jumlah soal 1 1

Latihan 1 - Perawat CMHN 1. Buatlah rancangan pembelajaran (SAP) untuk salah satu materi yang saudara pilih untuk disampaikan pada pelatihan 2. Diskusikan hasil rancangan pembelajaran saudara dengan teman kelompok dan fasilitator

Latihan 2 - Perawat CMHN 1. Lakukan simulasi atau role play metoda pelatihan secara bergantian di kelompok saudara. Masing-masing anggota menggunakan metode yang berbeda 2. Diskusikan hasil simulasi saudara dengan fasilitator untuk memperbaiki kemampuan melatih saudara

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179

BAB 5 PENUTUP

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179 Lampiran :

HASIL PENDATAAN KESEHATAN JIWA DESA SRIGONCO, SUMBERBENING, DAN WONOREJO PERIODE JUNI DESEMBER 2012

Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Bantur pada tahun 2011 tercataT 32.469 jiwa. Jumlah penduduk tahun 2011 tersebar di desa-desa sebagai berikut : NO 1. 2. 3. 4. 5. DESA Bantur Wonorejo Srigonco Sumberbening Bandungrejo DUSUN 5 1 3 3 3 RT 73 11 39 25 54 JUMLAH PENDUDUK 11.917 1.408 4.352 5.538 9.254

1. DESA SRIGONCO

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179
1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0

Klasifikasi Sehat Klasifikasi Resiko Klasifikasi Gangguan Jiwa

2. DESA SUMBERBENING

SUMBER BENING BERDASAR KLASIFIKASI

7% 0% 93%

0%

Sehat

Resiko/Psikososial

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BANTUR


Jln. Raya Bantur No. 2203 Telp. ( 0341 )841113 Kode Pos 65179

KLASIFIKASI SEHAT JIWA DESA SUMBER


Sehat 2 369 4863 11
2

5 2

Resiko/Psikos osial/Penyakit kronis Gangguan Jiwa

N=52
3. DESA WONOREJO

Wonorejo Berdasarkan Klasifikasi


18 4

Sehat Risiko / Psikososial Gangguan Jiwa 1287

Anda mungkin juga menyukai