Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 10% kelahiran hidup mengalami komplikasi perdarahan pasca persalinan, 1 selain itu WHO juga memperkirakan 52% dari ibu hamil di negara-negara berkembang menderita anemia.2 Anemia merupakan salah satu masalah utama kesehatan di dunia. Prevalensi anemia masih cukup tinggi pada wanita usia reproduksi, khususnya selama kehamilan.3-5 Penyebab utama anemia di negara berkembang yaitu tidak adekuatnya asupan dan penyerapan zat besi, malaria, infeksi cacing tambang, diare, HIV/AIDS dan penyakit infeksi lainnya, penyakit genetik (anemia sel sabit dan talasemia), kehilangan darah saat melahirkan, pengeluaran darah menstruasi yang banyak, serta dekatnya jarak kehamilan.6 Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 228/100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama kehamilan (tidak termasuk kecelakaan dan kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. 7 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kalimantan Barat untuk tahun 2007 masih merujuk pada Laporan Indikator Data Base 2005 dengan asumsi 15% dari kematian wanita (Female Death), maka AKI di Kalimantan Barat adalah sebesar 403,15/100.000 kelahiran hidup, sedangkan jika AKI menggunakan asumsi 20% dari kematian wanita, maka AKI di Kalimantan Barat sebesar 566/100.000 kelahiran hidup. Mencermati hal tersebut, jika dibandingkan dengan angka nasional sebesar 307/100.000 kelahiran hidup pada periode 19982002, dan 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, maka kematian ibu di Kalimantan Barat masih tinggi; apalagi jika dikaitkan dengan target nasional yang akan dicapai pada tahun 2010 yaitu menurunkan angka kematian ibu sampai 1

150/100.000 kelahiran hidup, serta target yang ingin dicapai pada Millenium Development Goals (MDGs) yaitu sebesar 125/100.000 kelahiran hidup.8 Masih tingginya AKI di Kalimantan Barat ini kemungkinan bisa disebabkan oleh karena masih rendahnya kesadaran ibu hamil (bumil) untuk memeriksakan kesehatan pada saat kehamilannya atau tidak teraksesnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat. Hal ini terlihat dengan kunjungan K4 bumil yang baru mencapai 82,24%, selain itu, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang masih rendah (73,72%) juga dapat berdampak pada tingginya angka kematian ibu di Kalimantan Barat.8 Rendahnya cakupan K4 dan persalinan oleh tenaga kesehatan dapat mengindikasikan bahwa ada sebagian ibu hamil yang tidak terdeteksi proses kehamilannya, sehingga jika ada kelainan pada janin yang dikandungnya tidak segera dapat diatasi, yang pada akhirnya mempunyai andil dalam memperbesar kasus kematian ibu maupun bayi pada proses kelahirannya. Pemberian tablet besi kepada bumil yang masih rendah (72,8%) juga merupakan salah satu kemungkinan yang memberikan andil terjadinya kematian ibu di Kalimantan Barat. Masih rendahnya cakupan pemberian tablet besi kemungkinan menjadi sebab masih adanya ibu hamil yang menderita anemia sehingga dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan pada waktu persalinan yang berujung pada kematian.8 Uraian di atas menunjukkan bahwa masih tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil. Penelitian untuk kondisi demikian belum pernah dilaksanakan khususnya di Puskesmas Alianyang; sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antara anemia dan karakteristik pada ibu hamil seperti usia ibu hamil, gravida, usia kehamilan, jarak kehamilan, tingkat pendidikan, total pendapatan keluarga, frekuensi ANC (Antenatal Care) dan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Alianyang Pontianak.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu apakah ada hubungan antara anemia dan karakteristik ibu hamil di Puskesmas Alianyang Pontianak? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan anemia dan karakteristik ibu hamil di Puskesmas Alianyang Pontianak. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi kadar hemoglobin ibu hamil yang anemia, usia ibu hamil, gravida, usia kehamilan, jarak kehamilan, tingkat pendidikan, total pendapatan keluarga, frekuensi ANC dan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Alianyang Pontianak. 2. Mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dan usia ibu hamil di Puskesmas Alianyang Pontianak. 3. Mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dan gravida di Puskesmas Alianyang Pontianak. 4. Mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dan usia kehamilan di Puskesmas Alianyang Pontianak. 5. Mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dan jarak kehamilan di Puskesmas Alianyang Pontianak. 6. Mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dan tingkat pendidikan di Puskesmas Alianyang Pontianak. 7. Mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dan total pendapatan keluarga di Puskesmas Alianyang Pontianak. 8. Mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dan frekuensi Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Alianyang Pontianak.

9. Mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Alianyang Pontianak. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi peneliti Memperoleh pengalaman dan pembelajaran dalam membuat karya tulis ilmiah, serta mendapatkan wawasan baru tentang anemia dalam kehamilan. 2. Bagi institusi pendidikan Menambah data ilmiah di bidang kesehatan yang dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya. 3. Bagi puskesmas Alianyang a. b. Sebagai sumber informasi ilmiah mengenai faktor risiko anemia pada ibu hamil. Dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka meningkatkan upaya pencegahan anemia. 4. Bagi masyarakat a. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat, terutama pentingnya pemeriksaan kehamilan untuk menghindari terjadinya anemia dalam kehamilan. b. Sumber informasi untuk promosi pencegahan anemia dalam kehamilan. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian tentang hubungan anemia dalam kehamilan dan karakteristik ibu hamil sudah banyak yang melakukan, antara lain yaitu: 1. Penelitian Fahriansjah 9 berjudul Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di RSB Siti Khadijah Makassar Periode Januari-Desember 2008 yang dilakukan pada tahun 2009, menggunakan metode penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah

ibu hamil yang anemia. Variabel yang digunakan yaitu anemia dalam kehamilan, usia ibu hamil, paritas, jarak kehamilan, pendidikan, pemberian tablet besi dan frekuensi ANC. Hasil penelitiannya didapatkan ibu hamil anemia terbanyak pada usia 25-35 tahun, paritas > 3, jarak kehamilan < 2 tahun, pendidikan terakhir SMA, tidak mendapatkan tablet besi dan frekuensi ANC K4. 2. Penelitian Herlina et al 10 berjudul Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bogor yang dilakukan pada bulan JuliDesember 2005, metode penelitian yang digunakan analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah ibu hamil. Variabel yang digunakan yaitu status anemia, usia ibu hamil, paritas, jarak kehamilan, kepatuhan mengkonsumsi tablet besi, frekuensi ANC, pengetahuan kesehatan reproduksi dan pola konsumsi makanan. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan ada hubungan bermakna antara pola makan dan kejadian anemia pada ibu hamil, sedangkan karakteristik lainnya tidak memiliki hubungan yang bermakna.

Anda mungkin juga menyukai