Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh: Eka Ariyani Ibet Artika Septi Hidayat Sri Agus Ria Nurhayati
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PERGURUAN TINGGI MITRA LAMPUNG 2011
KATA PENGANTAR
Penulis menghaturkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan makalah Ilmu Dasar Keperawatan III ini yang khusus membahas tentang Kekurangan Protein.
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tugas Ilmu Dasar Keperawatan III dalam penerapannya. Pada makalah ini penulis akan menyajikan materi mengenai kekurangan protein dan segala aspek yang bersangkutan dengan protein. Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pembaca dalam menganalisis sebuah masalah.
Adapun materi yang akan penulis bahas pada makalah ini meliputi (1) pengertian protein, (2) struktur protein, (3) kekurangan protein, dan (4) sintese protein, (5) sumber protein, (6) keuntungan protein. Beberapa data mengenai masalah protein akan penulis bahas dalam makalah ini.
Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah Ilmu Dasar Keperawatan III ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan masukan dan saran untuk makalah ini, demi kesempurnaan makalah ini. Semoga pembaca dapat memanfaatkan makalah ini sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Bandarlampung,
Mei 2011
Tim penulis
BAB I PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Kekurangan protein disebabkan karena defisiensi macro nutrient (zat gizi makro). Penyakit akibat kekurangan protein ini dikenal dengan Kwashiorkor, Marasmus, dan Marasmic Kwashiorkor.
Kekurangan protein umumnya diderita oleh balita dengan gejala hepatomegali (hati membesar).
Adapun yang menjadi penyebab langsung terjadinya kekurangan protein adalah konsumsi yang kurang dalam jangka waktu yang lama. Pada orang dewasa, kekurangan protein timbul pada anggota keluarga miskin oleh karena kelaparan akibat gagal panen atau hilangnya mata pencaharian. Menurut perkiraan Reutlinger dan Hydn, saat ini terdapat 1 milyar penduduk dunia yang kekurangan protein sehingga tidak mampu melakukan aktivitas fisik dengan baik. Disamping itu masih ada 0,5 milyar orang kekurangan protein sehingga tidak dapat melakukan aktivitas minimal dan pada anak-anak tidak dapat menunjang terjadinya proses pertumbuhan badan secara normal.
pembelajaran Ilmu Dasar Keperawatan III dalam memahami sebuah masalah dan permasalahannya terhadap khasus kekurangan protein dalam masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN
a.
Pengertian Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof). Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida, yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia. Protein ditemukan oleh Jns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Biosintesis protein alami sama dengan ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa DNA ditranskripsi menjadi RNA, yang berperan sebagai cetakan bagi translasi yang dilakukan ribosom. Sampai tahap ini, protein masih "mentah", hanya tersusun dari asam amino proteinogenik. Melalui mekanisme pascatranslasi, terbentuklah protein yang memiliki fungsi penuh secara biologi.
b. Struktur Protein memiliki banyak struktur sekunder beta-sheet dan alpha-helix yang sangat pendek. Model dibuat dengan menggunakan koordinat dari Bank Data Protein (nomor 1EDH). Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat): 1. Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah fungsi protein, dan lebih lanjut memicu mutasi genetik. 2. Struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya sebagai berikut: alpha helix (-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-asam amino berbentuk seperti spiral; beta-sheet (-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-
lembaran lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (SH); 3. beta-turn, (-turn, "lekukan-beta"); dan gamma-turn, (-turn, "lekukan-gamma").
Struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa
ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan membentuk struktur kuartener. 4. Contoh struktur kuartener yang terkenal adalah enzim Rubisco dan insulin. Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1) hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular dengan spektrometri massa. Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah. Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang. Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener. Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein tersebut tidak fungsional.
c.
Kekurangan Protein Protein mempunyai banyak sekali fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh, proses kekebalan tubuh. Setiap orang dewasa harus sedikitnya mengkonsumsi 1 g protein pro kg berat tubuhnya. Kebutuhan akan protein bertambah pada perempuan yang mengandung dan atlet-atlet.
Kekurangan Protein bisa berakibat fatal: 1. Kerontokan rambut (Rambut terdiri dari 97-100% dari Protein Keratin) 2. Yang paling buruk ada yang disebut dengan Kwasiorkor, penyakit kekurangan protein. Biasanya pada anak-anak kecil yang menderitanya, dapat dilihat dari yang namanya busung lapar, yang disebabkan oleh filtrasi air di dalam pembuluh darah sehingga menimbulkan odem. Simptom yang lain dapat dikenali adalah: 3. hipotonus gangguan pertumbuhan hati lemak
d. Sintese Protein Protein dapat diperoleh dari sistem pencernaan, protein akan diuraikan menjadi peptid peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari asam amino. Hal ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia memerlukan 9 asam amino. Artinya kesembilan asam amino ini tidak dapat disintesa sendiri oleh tubuh esensiil, sedangkan sebagian asam amino dapat disintesa sendiri atau tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21 asam amino. Setelah penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah. Darah membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNAtranskripsi. Kemudian karena hasil transkripsi di
proses lebih lanjut di ribosom atau retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
e.
Sumber Protein Daging Ikan Telur Susu, dan produk sejenis Quark Tumbuhan berbji Suku polong-polongan Kentang
Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete Mendel, Profesor untuk biokimia di Yale, 1914, mengujicobakan protein konsumsi dari daging dan tumbuhan kepada kelinci. Satu grup kelincikelinci tersebut diberikan makanan protein hewani, sedangkan grup yang lain diberikan protein nabati. Dari eksperimennya didapati bahwa kelinci yang memperoleh protein hewani lebih cepat bertambah beratnya dari kelinci yang memperoleh protein nabati. Kemudian studi selanjutnya, oleh McCay dari Universitas Berkeley menunjukkan bahwa kelinci yang memperoleh protein nabati, lebih sehat dan hidup dua kali lebih lama. f. Keuntungan Protein Sumber energy Pembetukan dan perbaikan sel dan jaringan Sebagai sintesis hormon,enzim, dan antibody Pengatur keseimbangan kadar asam basa dalam sel
a.
Kesimpulan Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang sangat penting bagi keberadaan sel-sel dalam tubuh. Kekurangan protein sangat berakibat fatal bagi tubuh kita, selain kwasiorkor kekurangan protein yang terus-menerus dapat menyebabkan marasmus hingga berakibat kematian. Kekurangan protein umumnya diderita oleh balita dengan gejala hepatomegali (hati membesar), yang biasanya disebabkan oleh keterbatasan ekonomi, sehingga para balita tidak mendapatkan asupan protein yang cukup.
b. Saran Dalam memenuhi asupan protein sebaiknya pembaca harus benar-benar memahami dampak dari kekurangan atau kelebihan protein terlebih dahulu. Sehingga pembaca dapat menakar asupan protein yang baik dan cukup bagi tubuh kita.