Anda di halaman 1dari 11

Idealisme Pendidikan Islam; Pentingnya Konseling Islam Oleh: Moch Sofyani Al-Bantany

BAB I Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu proses bagi generasi penerus bangsa untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih dari pada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian. Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan dengan Islamsebagai suatu sistem keagamaan menimbulkan pengertian-pengertian baru, yang secara implisit menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya. Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inheren dengan konotasi istilah tarbiyah, talim, dan tadib yang harus dipahami secara bersama -sama. Ketiga istilah ini mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain. Pendidikan Islam adalah, pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian. Jadi pendidikan ini hanyalah untuk manusia saja. Oleh karena itu yang dimaksud dengan pendidikan Islam di sini bukanlah dalam arti pendidikan ilmu-ilmu agama Islam yang pada gilirannya mengarah pada lembaga-lembaga pendidikan Islam semacam Madrasah, Pesantren atau Perguruan Tinggi Islam, akan tetapi yang dimaksud dengan pendidikan Islam di sini adalah menanamkan nilai-nilai fundamental Islam kepada setiap Muslim terlepas dari disiplin ilmu apapun yang akan dikaji. Sehingga diharapkan akan bermunculan anak anak muda enerjik yang berotak Jerman dan berhati Makkah seperti yang disampaikan oleh B.J. Habibie (mantan Presiden). Islam diturunkan ke muka bumi sebagai rahmatan lil alamin. Untuk mengenalkan Islam, maka diutuslah Rasulullah SAW. yang tujuan utamanya adalah mengajak manusia untuk kembali kepada Allah SWT. Oleh karena itu selama kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW. membina dan memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT. Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah alam beserta isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan sendirian sehingga akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan manusia. Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam beserta isinya. Konsep pendidikan dalam Islam adalah long life education atau dalam bahasa Hadits Nabi sejak dari pangkuan ibu sampai ke liang lahat. Itu berarti pada tahap-tahap awal, khususnya sebelum memasuki bangku sekolah, peran orang tua terutama ibu amatlah krusial dan menentukan mengingat pada usia balita inilah pendidik (orang tua), memegang peran penting di dalam menanamkan nilai-nilai keislaman kepada anak.

Idealisme Pendidikan Islam; Pentingnya Konseling Islam Oleh: Moch Sofyani Al-Bantany
Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11). Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia tidak mudah terpedaya oleh tipu muslihat syaithan.

A. Idealisme Pendidikan Islam Idealisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh. Istilah Idealisme diambil dari kata idea yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Pandangan ini telah dimiliki oleh Plato dan pada filsafat modern dipelopori oleh J. E. Fichte, Schelling, dan Hegel (Syadali dan Mudzakir, 1997: 110) 1. Kamus Bahasa Indonesia (1998) memberi pengertian idealisme sebagai bentuk hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang sempurna. Dalam aliran filsafat berarti menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar dan dapat dicamkan dan difahami. Idealisme dalam kalangan filsafat dikemukakan pertamakali oleh Liebniz sekitar abad ke 18 M. Idealisme adalah suatu pandangan dunia atau metafisik yang mengatakan bahwa realitas dasar terdiri atas, atau sangat erat hubungannya dengan ide, fikiran atau jiwa. Dunia mempunyai arti yang berlainan dari apa yang tampak pada permukannya. Muadz bin Jabal ra. berkata: Andaikata orang yang berakal itu mempunyai dosa pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya dia cenderung masih bisa selamat dari dosa tersebut namun sebaliknya, andaikata orang bodoh itu mempunyai kebaikan dan kebajikan pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya ia cenderung tidak bisa mempertahankannya sekalipun hanya seberat biji sawi. Ada yang bertanya, Bagaimana hal itu bisa terjadi? Ia menjawab, Sesungguhnya jika orang berakal itu tergelincir, maka ia segera menyadarinya de ngan cara bertaubat, dan menggunakan akal yang dianugerahkan kepadanya. Tetapi orang bodoh ibarat orang yang membangun dan langsung merobohkannya karena kebodohannya ia terlalu mudah melakukan apa yang bisa merusak amal shalihnya. Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena itu, manusia butuh terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Kemuliaan manusia terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal ini digunakan untuk mendidik dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan beribadah kepada-Nya. Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertaqwa kepada-Nya, dan dapat mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat (lihat S. Al-Dzariat: 56 dan S. Ali Imran: 102). Dalam konteks sosiologi, pribadi yang bertakwa akan menjadi rahmatan lil alamin, baik dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang dapat disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikan Islam. Tujuan khusus yang lebih spesifik menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui pendidikan Islam. Sifatnya lebih praktis, sehingga konsep pendidikan Islam tidak sekedar idealisasi ajaran-ajaran Islam dalam bidang pendidikan.

http://gudangmakalahku.blogspot.com/2012/05/aliran-filsafat-pendidikan-idealisme.html, Upload, 14/05/2013, 13;04;30

Idealisme Pendidikan Islam; Pentingnya Konseling Islam Oleh: Moch Sofyani Al-Bantany
Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Tak heran bila pemerintah mewajibkan program belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan beradab. Pendidikan juga merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia yang memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan. Pendidikan yang diajarkan Allah SWT melalui Rasul-Nya bersumber kepada Al Quran sebagai rujukan dan pendekatan agar dengan tarbiyah akan membentuk masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah sebagai Ilah saja. Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan akhirat. Hasil ilmu yang diperolehnya adalah kenikmatan yang besar, yaitu berupa pengetahuan, harga diri, kekuatan dan persatuan. Al-Qurthubi menyatakan bahwa para cendekiawan muslim membagi pengetahuan menjadi tiga tingkatan yaitu pengetahuan tinggi, pengetahuan menengah, dan pengetahuan rendah. Pengetahuan tinggi ialah ilmu ketuhanan, menengah ialah pengetahuan mengenai dunia seperti kedokteran dan matematika, sedangkan pengetahuan rendah ialah pengetahuan praktis seperti bermacam-macam keterampilan kerja. Ini artinya bahwa pendidikan iman/agama harus diutamakan. Menurut pandangan Islam, pendidikan harus mengutamakan pendidikan keimanan. Pendidikan di sekolah juga demikian. Sejarah telah membuktikan bahwa pendidikan yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan keimanan, akan menghasilkan out-put yang kurang baik akhlaknya. Akhlak yang rendah itu akan sangat berbahaya bagi kehidupan bersama. Ia dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Keberadaan Bimbingan dan Konseling Islam diharapkan mampu memberikan sentuhan pemahaman terkai masalah akhlah bagi para peserta didik dan ikut membangun tiga pembinaan yaitu pembinaan Ruhani, Jasmani dan pembinaan intelektualitas.

B. Ciri Khas Sistem Pendidikan Islam Metodologi Islam dalam melakukan pendidikan adalah dengan melakukan pendekatan yang menyeluruh terhadap wujud manusia, sehingga tidak ada yang tertinggal dan terabaikan sedikitpun, baik jasamani dan rohani, baik kehidupan secara fisik maupun kehidupan secara mental, dan segala kegiatan dibumi2. Islam sebagai agama yang memandang manusia secara totalitas, mendekatinya atas dasar apa terdapat didalam dirinya, atas dasar fitnah yang diberikan allah SWT kepada dirinya, tidak ada sedikirpun yang diabaikan dan tidak memaksakan apapun selain apa yang dijadikan sesuai fitrahnya. Manusia dalam pandangan islam terdiri dari Ruh, Akal, tubuh, yang ketiganya membentuk satu wujud yang utuh. Semuanya berinteraksi secara utuh dalam kehidupan nyata. Sehingga islam tidak menghendaki adanya pemisahan ketiga unsur tersebut atau menonjolkan salah satu unsur dengan menekankan samasekali unsur unsur yang lainnya. Dalam melaksanakan ibadah tidak berarti bahwa ruh dalam hal ini dimanjakan, tetapi sesungguhnya merupakan gerakan jasmani, aktivitas akal dan ungkapan rasa sekaligus. Sehingga pada saat itu terjadi aktivitas yang secara bersamaan yang mencakup jasmani, ruhani, akal atau pikiran serta perasaan sekaligus. Dengan demikian islam menghendaki adanya keseimbangan didalam menjalankan aktivitas ruhani, jasmani dan intelektual. Dan menjadikan semua tujuan pokok dalam garis strateginya, serta mengerahkan setiap daya yang ada dengan sungguh-sungguh (Man jadda Wa Jadda).

Salman Harun, Sistem Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-Maarif, 1993, hal, 27

Idealisme Pendidikan Islam; Pentingnya Konseling Islam Oleh: Moch Sofyani Al-Bantany
Didalam menjaga keseimbangan tersebut, Allah SWT telah memberikan pengajaran lewat manusia yang dimulai pada masa manusia baru dilahirkan dan terus sampai dewasa dalam semua fase perkembangannya tanpa membiarkan sedikitpun, tanpa perhatian dan bimbingannya. Caranya adalah dengan mengembangkan semua unsur kejiwaan secara menyeluruh dan terpadu. Pada wujudnya manusia memiliki potensi yang merupakan amanah dari Allah SWT, yang harus dikembangkan oleh manusia tersebut. Sehingga sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah SWT yaiyu menjadi manusia yang beriman, berilmu pengetahuan dan beramal shalih. Semua potensi tersebut merupakan Rahmat dari Allah SWT sesuai Firman Allah SWT ia sediakan buat kalian segala yang yang dilangit dan dibumi seluruhnya sebagai RahmatNYA. (Surat Al-Jatsiyah: 13). Dengan demikian bahwa dapat dipahami, Pendidikan Islam harus mampu melakukan tiga pembinaan didalam mengembangakan potensi yang dimiliki oleh setiap manusia diantaranya adalah: a) Pembinaan Rohani Pada hakikatnya ruh merupakan sesuatu yang tidak jelas dan manusia hanya diberikan sedikit keilmuan mengenai ruh, bahkan Allah mengatakan bahwa ruh merupakan urusaNYA. Firman Allah SWT Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah,Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit. (Al-Isra : 85) Pada dasarnya ulama didalam membahas ayat ini telah berselisih pendapat mengenai masalah Ruh, akan tetapi secara garis besarnya ulama terbagi kepada yaitu ulama yang membolehkan mempelajarinya dan ulama yang membolehkan mempelajarinya. Akan tetapi terlepas dari perbedaan didalam hukum mempelajarinya, pendidikan harus mampu melakukan pembinaan terhadap ruhani. Salman Harun didalam bukunya 1993 menjelaskan Ruh adalah sesuatu kekuatan yang tidak terlihat dan tidak kita ketahui materinya dan cara kerjanya, ia adalah alat untuk mengadakan kontak dengan Allah SWT. Firman Allah SWT Bila ia telah Kubentuk dan Kutiupkan Ruh-ku kedalamnya, sujudlah kamu kepadanya. (Al-Hijr : 29). Dengan demikian dapat kita pahami bahwa dalam pendidikan islam memiliki karakter dan tugas dimana pendidikan tersebut harus mampu melakukan pembinaan yang baik antara dirinya manusia dengan Allah SWT. Didalam Metodologi Islam pembinaan ruhani memiliki makna dimana pendidikan harus mampu menciptakan hubungan yang terus menerus antara ruh dengan Tuhannya dalam saat apapun dan pada seluruh kegiatan apapun serta pada seluruh kegiatan berpikir dan merasa.3 Metode inilah yang harus terus dijalankan siang dan malam, harus menemani manusia apapun yang ia kerjakan dan apapun yang ia lakukan, bahkan menemuinya didalam jiwanya, menemani perasaanya serta mengambil cahaya Allah SWT. b) Pembinaan Jasmani Pada dasarnya jasamani merupakan ciptaan Allah SWT yang dianugrahkan kepada yang namanya manusia, ia merupakan sesuatu yang bisa dilihat, diraba dan diraskan dan ia berwujud material. Tubuh memiliki potensi yang bila dikembangkan akan memiliki kekuatan yang akan melindungi dirinya dan kelangsungan kehidupannya. Islam dalam membina tubuh dan energi potensialnya itu memperhatikan dua hal diantaranya: memperhatikan tubuh dari segi bahwa ia adalah tubuh, supaya tubuh tersebut menemukan tujuan psikologis yang ada kaintannya dengannya. Rasulallah telah bersabda tubuhmu itu mempunyai hak yang harus kamu penuhi. (AlHadist) . yaitu memberi makan, memberi kesempatan istirahat, membersihkannya dan membina supaya kuat. Hal ini berarti bahwa rasulallah memberikan perhatian agar tubuh
3

Salman Harun, Sistem Pendidikan Islam, Bandung : PT. Al-Maarif, 1993, hal. 60

Idealisme Pendidikan Islam; Pentingnya Konseling Islam Oleh: Moch Sofyani Al-Bantany
kita diperhatikan sungguh-sungguh secara menyeluruh, supaya manusia dapat mengambil bagian dalam harta duniawi yang baik dan halal. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT dan janganlah kamu melupakan nasibmu didunia. (Al-Qashash: 70). Hal ini dapat dipahami bahwa didalam metodologi pendidikan islam yang tercantum didalam hadist rasulallah yang tujuannya adalah untuk menguatkan dan melatih badan agar tahan menderita dan kuat bekerja keras, begitu juga dimaksudkan agar manusia mampu mengambil bagiannya dalam kehidupannya sehingga dapat menikmatinya. Didalam pendidikan islam, islam memiliki fungsi untuk mengarahkan dan membina manusia sehingga tidak merusak eksistensinya. Akan tetapi islam memberikan peringatan mengenai kehidupan didunia ini dimana ia mengatakan bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sesaat dan sedikit. Firman Allah SWT katakalah, Kesenangan dunia itu sedikit (al-Araf : 32). Pembinaan Intelektual Manusia merupakan satu kesatuan yang terpadu dan saling berkaitan, dimana tubuh tidak bisa dipisah-pisahkan dari otak dan ruh. Fakta kebenaran tersebut sebagai eksistensi manusia yang saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan. Akal adalah kekuatan manusia yang paling besar dan merupakan pemberian Tuhan yang paling besar. Allah SWT telah berfirman katakanlah: Dialah yang menciptakan kamu dan memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati, tetapi sedikit sekali diantara kamu yang bersyukur /berterimakasih. (Al-Mulk: 23). Manusia sungguh bangga dengan anugrah otaknya bahkan kebanggaannya tersebut terkadang menjadikan manusia tersebut menjadi orang yang sombong. Karena otak yang dimiliki oleh manusia memiliki kelebihan yang sangat besar, dengan otaknya ia mampu membedakan antara satu dengan yang lainya, mengenal kemampuan-kemampuannya, memahami cara menggunakannya, serta mencipatakan sesuatu yang baru dari benda yang diperolehnya dari lingkungannya, baik dibumi maupun dilangit. Penemuan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan baru lainnya sesungguhnya bukanlah sesuatu memelihara atau menentukan, yang menentukan adalah cara memanfaatkan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan baru tersebut, yaitu apakah digunakan untuk tujuan-tujuan damai ataukah untuk tujuan-tujuan perang. Memang tidak dipungkiri bahwa akal bisa membedakan yang baik dan yang buruk, tetapi akal itu bukanlah penentu kebenaran. Islam memulai pembinaan akal dengan membatasi pandangan akal itu, dengan demikian tenaga tenaga akal itu akan terhindar dari cengkramaan hal-hal ghaib tidak bisa terjangkau oleh akal. Islam memberikan kemungkinan bagi manusia untuk mengetahui hal-hal yang gaib itu sebesar kemampuannya untuk mengenalnya, tetapi persoalan tersebut diserahkan kepadanya rohnya. Islam melakukan pembinaan tenaga akal dengan pembuktian dan pencarian kebenaran, lalu ia menempuh dua cara sebagai berikut: yang pertama adalah menempatkan strategi yang tepat menurut penilaian akal fikiran dan yang kedua menyelidiki aturan-aturan alam dan mengkajinya dengan cermat. Dengan demikian bahwa pendidikan harus mampu membangun manusia menjadi manusia yang mampu berinteraksi dengan tuhannya secara baik dan benar, pembinaan akal akan menjadi manusia berilmu dan mengurangi kesalahan didalam menjalankan interaksi dengan Tuhannya, jasmani akan memperkuat dirinya didalam melaksanakan interaksi tersebut sedangkan ruh sebagai penguat jiwa yang mampu menghubumgkan kontak secara langsung dengan Tuhannya.

c)

Idealisme Pendidikan Islam; Pentingnya Konseling Islam Oleh: Moch Sofyani Al-Bantany
C. Konseling Islam Bimbingan dan konseling guidance and counseling. Merupakan salah satu program pendidikan yang diarahkan kepada usaha pembaharuan pendidikan nasional. Urgensi bimbingan dan konseling sangat besar sebagai usaha pemantapan arah hidup generasi muda dalam berbagai bidang yang menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental dalam masyarakat. Program bimbingan dan konseling islam berarti pula perkembangan jiwa anak bimbingan harus diarahkan kepada kemampuan mental spiritual yang lebih tinggi dan lebih baik. Kemampuan spiritualitas yang dimaksud adalah kecerdasan dan ilmu pengetahuan, daya cipta dan keterampilan bekerja, juga menyangkut kemampuan untuk bersikap demokrasi, mencintai bangsa dan sesama manusia, bersikap tangguh dalam bercita-cita sehat, kemampuan berakhlak mulia, berdedikasi tinggi dalam hidup sosial dan dalam menjalankan hubungan dengan Yang Maha Kuasa. a) Pengetian konseling Islam Istilah konseling berasal dari kata counseling adalah kata dalam bentuk mashdar dari to counsel secara etimologi to give advice atau memberikan saran dan nasihat, konseling juga memiliki arti memberikan nasihat atau memberikan anjuran kepada orang lain secara tatap muka (face to face) 4. Jadi konseling counseling adalah pemberian nasihat atau penasihatan kepada orang lain secara individu yang dilakukan dengan tatap muka atau face to face. Rogers (1942) mengemukakan : Counseling is a series of direct contact with the individual wich aims to offer him assistance in changing his atittude and behavior 5. Mortenson dan Schmuller (1976) dalam buku guidance in todays school, mengataka: Counseling may therefore, be defined an person to person process in wich one person is helped by another to increase in understanding and ability to meet his problemes 6. Pepinsky (1954) mengatakan : Counseling is a process involving an interactive between a counselor an a client in a private setting, with the purpose of helping the client change his behavior so that he may obtain a statisfactory resolution of his need 7. Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konseling adalah salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru dan pembimbing/ konselor dan klient dengan tujuan agar klient itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirirnya, mampu memecahkan maslah yang dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembakan potensi dimiliki unruk mengembakan kearah perkembangan optimal sehingga ia mendapatkan kebahagiaan pribadi dan kemanfaataan sosial. Konseling islam adalah proses pemberian bantuan terarah kontinu dan sistemis kepada setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara menginterasisasikan nilai-nilai yang terkandung

4 5

Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah: 2010, hal. 10-11 Ibid, hal. 12 6 Hallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Intermasa : 2002, hal. 10 7 Ibid, hal. 11

Idealisme Pendidikan Islam; Pentingnya Konseling Islam Oleh: Moch Sofyani Al-Bantany
didalam al-quran dan hadist kedalam dirinya, sehingga hidupnya selaras dengan tuntunan al quran dan al-hadist8. Didalam pelaksanaannya kegiatan konseling satu dengan yang lainnya akan berbeda dan tidak bisa disama ratakan 9. inilah yang harus diperhatikan didalam melaksanakan kegiatan konseling. Dan konseling memiliki dua pendekatan diantaranya adalah pendekatan dengan tekhnik non directive (client centered) dan Tekhnik directive (counselor - centered) 10 . b) Tujuan dan Fungsi Konseling Islam Pada dasarnya konseling memiliki tujuan membantu klient didalam memecahkan persoalan-persoalan kehidupan yang sedang dia hadapi. Dan secara rinci Tujuan dari konseling islam ini diantaranya adalah11: Untuk menghasilkan suatu perubahaan, perbaikan, kesehatan, dan kebersihaan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan damai ( muthmainah), bersikap lapang dada (radhiyah), dan mendapatkan pencerahaan taufik dan hidayahnya Tuhannya (mardiyah). Untuk menghasulkan suatu perubahaan, perbaikan dan kesopanaan tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri, lingkungan kerj, maupun lingkungan sosial dan alam sekitar. Untuk menghasilkan kecerdasaan rasa (emosi) pada individu sehingga muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawaanan tolong menolong dan rasa kasih sayang. Untuk menghasilkan kecerdasaan spiritual pada diri individu sehingga muncul dan berkembang rasa keingin tahuan untuk berbuat taat kepada tuhaanya, ketulusaan mematuhi segala perintahnya serta tabah didalam menjalani kehidupannya. Untuk menghasilkan potensi ilahiyahnya, sehingga ia mampu menjalankan sebagai khalifah dimuka bumi ini.

Sementara fungsi dari konseling islam adalah fungsi pemahaman, fungsi pencegahaan, fungsi pengentasaan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan dan fungsi advokasi12. c) Asas Konseling Islam Asas-asas dan konseling islam dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Asas kebahagiaan dunia dan akherat Dalil mengenai ini adalah sabda Rasulallah SAW adalah bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akheratmu seolah-olah kamu akan mati esok. (Al-Hadist) 2. Asas bekerja sebagai kewajiban dan tugas mulia Dalil mengenai ini adalah sabda Rasulallah SAW tidaklah seseorang yang memakan sesuatu makanan yang lebih baik daripada memakan hasil usahanya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Allah Dawud makan dari hasil usahanya sendiri. (al-Hadist) 3. Asas melakukan pekerjaan yang halal dan baik Dalil Mengenai sabda ini adalah sabda Rasulallah SAW

8 9

Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah: 2010, hal. 23 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar bimbingan dan Konseling, Jakarta : Reinika Cipta : 2004, hal. 114 10 Koestoer Partowisastro, Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta : Erlangga : 1985, hal. 23 11 Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah: 2010, hal. 43 12 Dra. Hallen, A, M.Pd., Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Quantum Teaching, 2005, hal. 53

Idealisme Pendidikan Islam; Pentingnya Konseling Islam Oleh: Moch Sofyani Al-Bantany
penyuap dan yang disuap masuk neraka (al-hadist) Asas hubungan kerja yang manusiawi Dalil ini sesuai sabda Rasulallah SAW melarang mempekerjakan seorang pekerja jelas baginya tentang upah yang diterimanya (Al-Hadist). Semua pihak yang terlibat didalamnya kegiatan hubungan kerja hendaknya saling memperlakukan sesamanya sesuai kodrat, hakikat, dan martabatnya sebagai manusia, termasuk memperhatikan apa yang menjadi kebutuhannya masing-masing 13. d) Ciri Ciri Kepribadian Konselor Islam 4. Sebagai pedoman bagaimana kepribadian konselor yang islami (konselor muslim), dibawah ini dijelaskan secara singkat14. a. Seorang konselor harus menjadi cermin bagi konseli b. Kemampuan bersimpati dan berempati yang melampaui dimensi duniawi c. Menjadikan konseling sebagai awal keinginan bertaubat yang Melegakan d. Sikap menerima penghormatan; Sopan, santun menghargai eksistensi e. Keberhasilan konseling adalah sesuatu yang baru dikehendaki f. Motivasi konselor adalah konseling merupakan ibadah g. Konselor harus menempati moralitas, kode etik, sumpah jabatan dan janji h. Memiliki pikiran yang positif Kriteria Konselor Islam Persyaratan bagi seorang konselor islam diantaranya adalah: 1) Konselor islam hendaknya menguasai materi khusus dalam masalah keilmuan agama islam, sehingg a pengetahuaanya mencukupi dalam hal-hal yang berkaitan dengan masalah keagamaan. 2) Konselor islami hendaklah orang-orang yang mengamalkan islam dengan baik dan konsisten, tercermin melalui ketakwaan, keimanan, dan pengamalam keagamaan dalam kehidupannya sehari-hari. 3) Konselor islami sedapat mungkin mampu mentransfer kaidah-kaidah agama islam secara garis besar yang relevan dengan maslah yang dihadapi klient. 4) Konselor islami hendaknya memiliki strategi yang tepat didalam menjalankan konseling islam 5) Konselor islam memiliki kepribadiaan yang terpuji sebagai teladan dalam berprilaku. 6) Konselor islami hendaknya menguasi psikologi secara integral, sehingga dapat melaksanakan bimbingan dan konseling akan dengan mudah menyampaikan nasihat dengan pendekatan psikologi 15.

e)

13 14

Ainur Rahim Faqir, Bimbingan dan konseling dalam Islam, Yogyakarta : UII Press. Hal. 130 Yadi Purwanto, pendekatan Psikoprofetik dalam Penanganan Masalah Kejiwaan, Diklat Kuliah, Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta (UMS), 2000 15 Yadi Purwanto, Pendekatan Psikoprofetik dalam penanganan Masalah Kejiwaan, diklat kuliah, Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta (UMS), 2000

Idealisme Pendidikan Islam; Pentingnya Konseling Islam Oleh: Moch Sofyani Al-Bantany
BAB II Pentingnya Konseling Islam Keberadaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan bagi masyarakat pada umumnya, terlebih khusus lagi para siswa yang masih belajr disekolah. Oleh karenanya, bimbingan dan konseling dalam hal ini bimbingan dan konseling agama sangat diperlukan keberadaannya disekolah atau lembaga pendidikan. Pelaksaan bimbingan disekolah terwujud dalam program bimbingan yang mencangkup keseluruhaan dari pelayaanan bimbingan (guidanve service) 16. oleh karena itu, kegiatan bimbingan dan konseling islam mempunyai kedudukan yang sangat penting demi tercapainya kesuksesaan proses belajar mengajar siswa. a) Kedudukan Konseling Islam dalam Pendidikan Dalam kegiatan pendidikan disekolah atau lembaga pendidikan formal, pada umumnya sekurang-kurangnya terdapat tiga ruang lingkup kegiatan pendidikan, yaitu: 1. Bidang instruksional dan kurikulum Bidang ini mempunyai tanggung jawab dalam kegiatan pengajaran dan bertujuanmemberikan bekal pengetahuan, keterammpilan dan sikap terhadap peserta didik. 2. Bidang administrasi da kepemimpinan Didalam bidang ini terdapat tanggungjawab dan otoritas proses pendidikan yang pada umumnya mencakup berbagai kegiatan seperti perencanaan, organisasi, pembiayaan, pembagiaan tuagas staf dan pengawasan (supervisi).

Bidang pembinaan pribadi Bidang ini memberikan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan agar peserta didik memperoleh kesejahteraan lahiriyah dan batiniyahdalam proses pendidikan yang sedang ditempuh, sehingga mereka dapat menggapai tujuan hidup yang diharapkan. b) Tipe-Tipe Konselin Islam g dalam Pendidikan Menurut Dr. Thohari Musnawar, tipe-tipe hubungan bimbingan dan konseling dengan aspek lain dalam pendidikan adalah sebagai berikut 17. Pertama, bimbingan dan konseling identik dengan pendidikan (guidance as identical with education.). menurut tipe bimbingan identik dengan pendidikan, karena baik prinsipprinsipnya maupun tujuan yang ingin dicapai adalah sama, yakni mengantarkan individu peserta didik untuk memperoleh perkembangan dirinya secara optimal. Kedua, Bimbingan dan konseling sebagai pelengkap pendidikan (guaidance as a complement to education) tipe ini sebagai pelengkap terhadap kekuarangan yang terdapat didalam pendidikan. Ketiga, Bimbingan dan Konseling sebagai bagian dari kurikuler (curicular guidance and counseling), tipe ini memberikan waktu atau jam pembelajaran kepada konselor disekolah.

3.

16 17

W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta : Gramedia, 1989, hal. 38. Dr. Tohari Musnawar, Bimbingan dan Wawanmuruk Sebagai Suatu sistem, 1985, hal. 16.

Idealisme Pendidikan Islam; Pentingnya Konseling Islam Oleh: Moch Sofyani Al-Bantany
c) Peranan Konseling Islam dalam Pendidikan Lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah bertujuan untuk mempersiapkan diri dan menghasilkan tenaga untuk mengisi formasi-formasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan pemerintah. Hal ini berarti tamatan suatu lembaga pendidikan atau sekolah tertentu diharapkan menghasilkan generasi indonesia yang memiliki kualifikasi keilmuan, keahlian, baik secara akademis maupun profesional. Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003tentang sistem pendidikan nasional adalah: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawb. Dalam hal ini konselor memberikan pelayanan yang disebut bimbingan perseorangan (individual guidance) apabila ia langsungn berhadapan salah seorang siswa unuk keperluan bimbingan, bentuk bimbingan dan biasanya dilaksanakan adalah melalui wawancara (counseling interview) apabila siswa berhadapan langsung dengan konselor untuk memberikan suatu masalah, tanpa ada orang lain.

10

Idealisme Pendidikan Islam; Pentingnya Konseling Islam Oleh: Moch Sofyani Al-Bantany

BAB III Kesimpulan Idealisme pendidikan islam menekankan Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertaqwa kepada-Nya, dan dapat mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat Islam memiliki ciri khas didalam melaksanakan konsep pendidikan dimana islam menekankan adanya pembinaan yang seimbang yaitu pembinaan jasamani, ruhani dan pembinaan intelektualitas, hal ini dilakukan untuk menjaga hhubungan yang baik antara manusia dengan Tuhannya. Layanan konseling dalam pendidikan diharapkan mampu mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia, sehingga ia mampu berkembang menjadi manusia yang bermanfaat dan bagi manusia yang lainnya.

Daftar Pustaka Harun , Salman, Sistem Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-Maarif, 1993 Munir , Samsul, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah: 2010 Hallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Intermasa : 2002 Hallen, A, M.Pd., Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Quantum Teaching, 2005 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar bimbingan dan Konseling, Jakarta : Reinika Cipta : 2004 Ainur Rahim Faqir, Bimbingan dan konseling dalam Islam, Yogyakarta : UII Press Yadi Purwanto, pendekatan Psikoprofetik dalam Penanganan Masalah Kejiwaan, Diklat Kuliah, Surakarta : Universitas Muhamadiyah Surakarta (UMS), 2000. W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta : Gramedia, 1989 Musnawar , Tohari, Bimbingan dan Wawanmuruk Sebagai Suatu sistem, 1985 http://gudangmakalahku.blogspot.com/2012/05/aliran-filsafat-pendidikan-idealisme.html, Upload, 14/05/2013, 13;04;30

11

Anda mungkin juga menyukai