Anda di halaman 1dari 8

Laporan Otopsi Infanticide

Asal kata otopsi yaitu autopsia yang diambil dari bahasa Yunani. Autopsia terdiri dari kata Auto yang artinya sendiri dan Opsis yang artinya melihat. Sedangkan yang dimaksud dengan otopsi adalah pemeriksaan terhadap tubuh jenazah secara menyeluruh, meliputi pemeriksaan terhadap bagian luar maupun bagian dalam serta pemeriksaan tambahan lainnya. Tujuan pemeriksaan otopsi adalah untuk menemukan adanya cidera atau proses penyakit yang menjadi sebab kematian. Otopsi tidak hanya sekedar melakukan diseksi pada organ tapi mempelajari tubuh jenazah secara lebih komprehensif. Hal-hal yang terkait dengan pemeriksaan otopsi adalah : a. Riwayat medis dan keadaan keadaan yang berhubungan dengan kematian. b. Pengumpulan dan pendokumentasian barang bukti pada dan di sekitar tubuh korban. c. Fotografi dan pencatatan luka. d. Pemeriksaan luar yang mendetail dari puncak kepala sampai telapak kaki. e. Pemeriksaan organ-organ dalam tubuh melalui pembukaan rongga rongga tubuh. f. Pemeriksaan Histopatologi g. Pemeriksaan laboratorium dan toksikologi terhadap jaringan dan cairan tubuh. h. Pencatatan hasil pemeriksaan dengan detail, temuan positif dan negatif, dan menyimpulkan sebab dan mekanisme kematian. i. Memperbaiki tubuh jenazah sebelum diserahkan pada keluarga. j. Pembuatan laporan k. Menjadi saksi ahli dipersidangan bila diperlukan.

A. Pemeriksaan Jenazah Bayi

Tujuan pemeriksaan jenazah bayi yang diduga kasus infantiside adalah untuk menjelaskan perkiraan umur bayi dalam kandungan, kemampuan hidup diluar kandungan, lahir hidup, bayi sudah dirawat atau belum, penyebab dan mekanisme kematian. Irisan kulit pada jenazah bayi disesuaikan dengan kasus yang dihadapi. Pada umumnya tekhnik irisan I lebih sering digunakan pada bayi matur, namun untuk bayi premature atau lebih kecil lagi dapat digunakan tekhnik irisan Y terbalik. Keunggulan teknik ini adalah menghindari umbilicus sehingga pemeriksaan pada vasa umbilicalis dapat dilakukan dengan lebih baik. Perkiraan umur dalam kandungan melalui pemeriksaan antropometri, tanda-tanda tingkat kematangan termasuk pemeriksaan inti penulangan. Inti penulangan dapat terlihat di os talus dan calcaneus pada janin berumur lebih dari 28 minggu dalam kandungan, sedangkan inti penulangan di distal femur atau proksimal os tibia dapat terlihat pada janin berumur lebih dari 36 minggu. Kemampuan hidup diluar kandungan dipertimbangkan dengan tingkat kematangan serta ada atau tidaknya cacat berat yang akan mengganggu kehidupannya. Dikatakan viabel bila umur dalam kandungan lebih dari 28 minggu, berat badan lebih dari 1000 gram, panjang badan kepala tumit lebih dari 35 sentimeter, lingkar kepala lebih dari 23 sentimeter tanpa disertai cacat berat. Penentuan lahir hidup adalah bagian yang tersulit. Pemeriksa hanya dapat menjelaskan adanya tanda-tanda paru sudah pernah berfungsi. Secara makroskopis ditandai dengan paru yang telah mengembang memenuhi rongga dada, tepi paru tampak tumpul dengan permukaan member gambaran mozaik, hasil pemeriksaan docimacia pulmonum hidrostatika positif, tes Breslau positif, tes wreden-wendt positif serta gambaran mikroskopis yang mendukung bahwa alveoli telah mengembang dengan dinding yang tipis. Tes Docimacia pulmonum hidrostatika (tes apung paru) sebaiknya dilakukan pada jenazah yang segar, tidak dianjurkan jika sudah terjadi pembusukan. Setelah organ leher dan dada dikeluarkan, kemudian diapungkan diwadah berisi air. Perhatikan apakah oragan tersebut mengapung atau tenggelam.Apabila hasil mengapung, maka dapat dikatakan paru bayi sudah berfungsi, kecuali pada jenazah yang sudah mengalami pembusukan, kemungkinan organ membusuk karena ada gas pembusukan. Kemudian pisahkan paru pada percabangan bronkus dengan organ lain, kemudian masukan kembali ke dalam air, perhatikan apakah mengapung atau tenggelam. Kemudian ambil bagian kecil dari perifer masing-masing lobus, masukkan kembali ke air dan perhatikan apakah mengapung atau tenggelam. Apabila mengapung, maka bias

dikatakan paru sedah pernah berfungsi, kecuali pada jenazah yang sudah mengalami pembusukan, namun bila tenggelam perlu dilakukan pemeriksaan patologi anatomi untuk memastikan bahwa alveoli sudah mengalami aerasi atau tidak. Tes Breslau ( tes apung lambung-usus) hanya dilakukan pada jenazah segar. Cara melakukan tes ini adalah pertama-tama lakukan pengikatan pada duodenum di dekat pylorus, us halus di daerah valvula bauhinia dan usus besar di daerah rektosigmoid. Kemudian keluarkan organ-organ tersebut dari rongga perut. Letakkan organ-organ tersebut di wadah berisi air, perhatikan apakah mengapung atau tenggelam, bila mengapung organ apa saja yang mengapung. Udara telah mengisi lambunng setelah 15 menit, usus hakus setelah 1-2 jam, usus besar setelah 5-6 jam dan rectum detelah 12 jam. Tes Wreden-Wendt (tes telinga tengah) adalah tes yang didasarkan pada masuknya udara kedalam rongga telinga tengah karena terbukanya tuba auditiva eustachii akibat gerakan menelan pada saat bayi bernafas. Cara melakukan tes ini dengan meletakan kepala jenazah bayi dibawah permukaan air, kemudian dengan menggunakan gunting atau pahat kecil yang ditusukan kedalam lubang telinga sampai menembus membrane timpani. Perhatikan apakah ada gelembunggelembung yang keluar. Lakukan tes pada kedua belah telinga. Bila ada, dikatakan tes positif, maka dapat dikatakan bayi sudah pernah bernafas. Tes ini hanya dilakukan pada jenazah bayi yang masih segar, tidak pada jenazah bayi yang telah mengalami pembusukan.

B. Kasus Infanticide

Infanticide adalah tindakan membunuh bayi yangabru saja dilahirkan oleh ibu kandungnya sendiri untuk menutupi kehamilan /kelahirannya. Berdasarkan undang-undang di Indonesia, definisnya adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada waktu dilahirkan atau tidak berapa lama setelah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa melahirkan anak.

1. Pasal pasal yang mengatur infanticide Pasal 341 KUHP Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya

diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 342 KUHP Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa ia melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama Sembilan tahun. Pasal 343 KUHP Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang bagi orang lain yang turut serta melakukan sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana. 2. Kriteria yang harus dipenuhi untuk digolongkan sebagai kasus infanticide Pelaku harus ibu kandung Korban harus bayi anak kandung sendiri Pembunuhan harus dilakukan pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian. Motif pembunuhan karena takut ketahuan telah melahirkan anak dan tidak ingin menanggung malu. Bila tidak memenuhi criteria tersebut maka pembunuhan dikategorikan sebagai tndak pidanan perampasan nyawa yang bersifat umum yang diuraikan dalam pasal 338 dan340 KUHP dengan hukuman yang jauh lebih berat. 3. Yang dilakukan oleh dokter pada kasus infanticide Pada kasus infanticide, dokter harus melakukan seperti yang tertera di bawah ini : Menyatakan bayi viable atau tidak Viabilitas bayi samaartinya dengan melakukan penilaian terhadap kemampuan bayi untuk dapat hidupnya di luar kandungan tanpa peralatan. Persyaratannya adalah :

Telah dikandung ibunya selama paling tidak 28 minggu yang ditandai dengan (dengan kata lain bayi matur atau matang) : o Panjang badan 35 cm atau lebih (pada kasus panjang adan 54cm) o Berat badan 1,5kilogram atau lebih (pada kasus 1,7kilogram)

o Jenis kelamin sudah dapat dibedakan meskipun testis pada bayi laki-laki belum tentu turun ke dalam skrotum.

o melewati ujung jari. o

Kuku sudah

Inti penulangan sudah terbentuk pada tulang kalkaneus atau talus.

Menyatakan bayi sudah mati

lahir hidup atau

Dikatakan lahir hidup jika bayi menunjukan tanda tanda hidup sesudah seluruh tubuhnya berpisah dari badan ibunya. Tanda-tanda bayi hidup dapat dilihat dari : a. Adanya pernapasan, dengan tanda tanda sebagai berikut : 1) Dada sudah mengembang 2) Tulang iga terlihat lebih mendatar 3) Sela iga melebar 4) Paru paru : Memenuhi rongga dada Tepi tumpul Warna berubah dari merah keunguan menjadi bercakbercak merah muda seperti mosaic. Perabaan lembut seperti busa Tes apung paru

b. Sistem pencernaan Ditemukannya makanan atau bakteri di dalam lambung c. Potongan tali pusat Adanya proses pelepasa tunggul tali pusat yang dimulai dari pengeringan dan pengelisutan tunggul tali pusat pada hari kedua. d. Sistem kardiovaskuler Akan terjadi perubahan aliran darah di dalam jantung akibat berfungsinya paru.

Dari hasil pemeriksaan didapatkan bayi yang berusia kurang lebih satu hari namun sudah mengalami proses pembusukan sehingga penilaian belum dapat ditentukan secara benar.

Dari gambar-gambar di atas dapat dilihat bahwa jenazah sudah mengalami pembusukan sehingga sulit untuk menilai organ-organ dalam serta belum bisa mengetahui sebab kematiannya.

Anda mungkin juga menyukai