Anda di halaman 1dari 13

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Teori Umum


Ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel-partikel oleh Dalla Valle dinamanakan Mikromeritika . Disperse koloidal mempunyai sifat karakteristik yaitu partikel-partikelnya tidak dapat dilihat di bawah mikroskop biasa, sedangkan partikel-partikel yang dari emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk-serbuk halus ukurannya berada dalam jarak penglihatan mikroskop ( Moechtar,1990 ). Mikromeritik adalah ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel-partikel kecil. Dalam bidang kefarmasian, informasi yang perlu diperoleh dari partikel (obat) ada 2 macam, yaitu informasi tentang ukuran partikel dan informasi tentang bentuk partikel. Data tentang ukuran partikel diungkapkan dalam diameter (ukuran ) partikel. Sementara itu, informasi bentuk partikel memberi gambaran luas permukaaan spesifik partikel yang bersangkutan dan konturnya (keadaaan kasar atau halus permukaan partikel). Semua data tersebut ada kaitannya dengan efek obat (Sudjaswadi,2002). Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranaan penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya. Ukuran partikel yang juga luas permukaan spesifik partikel, dapat dihubungkan dengan sifat-sifat fisika, kimiawi dan farmakologi suatu obat. Secara klinik, partikel memiliki pelepasan obat dari sediaan yang diberikan baik secara oral, parenteral, rectal dan topical ( Moechtar, 1990).

Dalam sekumpulan partikel yang heterogen, ada dua sifat yang penting untuk diketahui yaitu: 1. bentuk dan luas permukaan dari masing-masing partikel 2. jarak, ukuran dan jumlah atau bobot partikelnya jadi berarti juga luas permukaan totalnya ( Moechtar,1990 ). Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu (5): 1. 2. 3. Menghitung luas permukaan Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan

secara per oral, suntikan dan topikal 4. 5. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).

Banyak metode yang tersedia untuk menentukan ukuran partikel, antara lain yaitu:

2.2 Metode mikroskopi


Metode mikroskopi dilakukan untuk menentukan ukuran partikel dengan menggunakan mikroskop biologis Olimpus Model CHS / CHT. Sebelum digunakan, mikroskop biologis ini arus dikalibrasi terlebih dahulu untuk mendapatkan diameter partikel sebenarnya dan untuk mengeleminasi kesalahan dalam mengukur diameter. Kalibrasi dilakukan dengan cara menghimpitkan angka nol pada mikrometer objektif dengan angka nol pada mikrometer okuler, kemudian mencari titik lain (kira-kira 2-3 titik) yang juga berimpit. Kemudian menentukan okuler dengan jarak tiap skala objektif. Kalibrasi diusahakan dilakukan untuk setiap perbesaran. Angka kalibrasi didapatkan dengan rumus : skala objektif jarak setiap skala pada lensa objektif (0,01mm/10m) skala okuler

Bahan yang digunakan adalah Amylum manihot. Amylum manihot dibuat menjadi suspensi, sebagai pelarut digunakan air. Tujuan dibuatnya suspensi adalah agar partikel-partikel amylum dapat berdiri pada keadaan alamiahnya, sehingga mudah diamati, dihitung ukuran partikelnya, dan dapat diketahui bentuk partikel serta dimensinya. Suspensi yang dibuat tidak boleh terlalu pekat ataupun terlalu encer. Bila terlalu pekat, partikel akan membentuk gumpalan dan menumpuk sehingga sulit diamati dan diukur. Namun bila terlalu encer, maka partikel yang terambil jumlahnya akan terlalu sedikit padahal partikel yang dibutuhkan cukup banyak, sehingga akan membuat praktikan akan sering mengambil sampel. Keadaan suspensi yang encer masih lebih baik dibandingkan terlalu pekat karena dalam keadaan encer partikelnya mudah diamati dan diukur. Cara untuk mengatasi apabila suspensi terlalu pekat dapat dengan mengganti suspensi yang terlalu pekat dengan suspensi yang lebih encer atau dapat juga langsung menambahkan pelarut langsung ke objek glass yang berisi suspensi pekat tersebut. Metode mikroskopik ini dilakukan perhitungan 500 partikel, karena jumlah ini dianggap dapat mewakili partikel polidespers, bila partikelnya monodispers digunakan perhitungan 300 partikel. Tipe polidispers disini berarti bahwa ukuran diameter partikel heterogen dan mempunyai range yang lebar. Karena adanya range lebar ini, diperlukan adanya grouping ( pembagian kelompok menurut jarak diameter dari yang terkecil hingga terbesar). Pada metode ini distribusi frekuensinya berdasarkan jumlah partikel. Tujuan grouping adalah untuk memudahkan pembacaan data serta untuk efisiensi sehingga memperoleh kurva distribusi normal.

Ukuran partikel ada 2 macam yaitu : a. Monodispers yaitu ukuran partikel hampir sama atau homogen, range kecil

b. Polydispers yaitu ukuran partikel yang satu dengan yang lain terlampau jauh.

Ukuran partikel monodispers baik untuk sediaan obat bentuk suspensi dan suppositoria (sediaan yang mudah terdispersi), sedangkan ukuran partikel yang polidispers baik untuk sediaan obat yang berbentuk tablet dan granul.

Keuntungan metode mikroskopik adalah : a. Langsung dapat diukur diameternya menggunakan skala mikrometer b. Diameter yang diukur lebih pasti karena pengukuran dilakukan satu per satu partikel c. Dapat melihat bentuk partikel secara langsung

Kerugian dari metode mikroskopis adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan menggunakan metode ini.

2.3 Metode pengayakan


Metode pengayakan digunakan untuk mengetahui ukuran partikel berdasarkan nomor mesh. Metode ini merupakan metode langsung karena ukuran partikel dapat dilhat secara dua dan tiga dimensi. Metode ini menggunakan satu seri ayakan standar yang telah dikalibrasi oleh The National Bureau of Standars. Ayakan pada umumnya digunakan untuk

memilah-milah partikel yang lebih besar, namun jika digunakan secara hati-hati dapat digunakan untuk mengayak sampai ukuran 44 m.

Dalam percobaan, digunakan ayakan elektrik yang terdiri dari 7 ukuran (nomor mesh), yaitu 12, 14, 16, 20, 30, 40, dan 50 yang disusun dari nomor mesh terkecil sampai terbesar, dari atas ke bawah. Nomor mesh menunjukkan banyaknya lubang dalam 1 inchi. Sebelum digunakan, ayakan harus dibersihkan dengan kuas agar tidak mengubah ukuran lubang pengayak yang telah dikalibrasi. Di dalam percobaan ini, sampel yang dipakai adalah granul sebanyak 100 g. Granul yang dipakai sebanyak 100 g karena 100 g merupakan jumlah optimum sampel untuk pengayakan yang cukup mewakili populasi sampel. Selain itu, jika jumlahnya terlalu sedikit, granul akan terlalu cepat turun dan sebaliknya, jika terlalu banyak, granul akan susah jatuh (terayak) dan bias membentuk agregat. Granul yang telah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam ayakan teratas. Penuangan granul harus tersebar merata agar partikel yang besar tidak menutupi lubang ayakan, sehingga partikel kecil dapat lolos. Pengayakan granul dilakukan selama 5 menit karena 5 menit merupakan waktu optimum lama pengayakan. Pengayakan tidak boleh dilakukan terlalu lama karena dapat terjadi pengikisan atau pemecahan partikel karena tumbukan antarpartikel yang terlau lama. Sampel yang tertinggal harus ditimbsng dengan teliti. Pengayakan dilakukan hingga selisih bobot antara pengayakan pertama dan berikutnya kurang dari 5%

supaya granul yang ada sesuai dengan ukuran ayakannya (seleksi oleh pengayak).

Factor-faktor yang mempengaruhi proses pengayakan : Massa sampel Sampel yang massanya makin besar, tekanannya juga semakin besar Waktu pengayakan Pengayakan yang terlau lama memungkinkan adanya partikel yang hancur Intensitas getaran Semakin tinggi getaran, semakin banyak tumbukan dan

menyebabka partikel yang diayak tidak sesuai ukuran masingmasing Pengambilan sampel Sampel yang baik adalah sampel yang mewakili semua ukuran yang ada dalam populasi

Keuntungan metode pengayakan : Praktis Cepat Tidak bersifat subyektif Lebih mudah diamati, tidak membutuhkan ketelitian mata pengamat

Kekurangan metode pengayakan : Tidak dapat menentukan diameter partikel karena ukuran partikel diperoleh

berdasarkan nomor mesh ayakan Tidak dapat melihat bentuk partikel Ukuran partikel tidak pasti karena partikel dapat mengalami agregasi karena getaran

Aplikasi dalam bidang Farmasi : Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya. Dan berikut manfaatnya bagi dunia farmasi : Ukuran partikel mempengaruhi pelepasan obat Ukuran partikel mempengaruhi formulasi Pengendalian ukuran partikel penting untuk mencapai sifat alir yang diperlukan

2.4 Sedimentasi (pengayakan)


Penggunaan ultrasentrifugasi untuk penentuan berat molekul dari polimer tinggi. Penggunaan ultrasentrifugasi dapat menghasil suatu kekuatan sejuta kali gaya gravitasi. Beberapa metode sedimentasi yang digunakan adalah metode pipet, metode timbangan, dan metode hidrometer namun hanya metode pipet yang akan dibicarakan karena teknik tersebut mengkombinasikan kemudahan analisis,

ketelitian/ketepatan, dan ekonomisme alat tersebut. Cara analisisnya adalah : suspensi 1 atau 2% dari partikel-partikel dalam suatu medium yang mengandung zat pendeflokulasi yang sesuai dimasukkan ke dalam bejana selinder sampai tanda 550 ml. Bejana bertutup itu dikocok untuk mendistribusikan partikel-partikel secara merata keseluruh suspensi dan

alat tersebut, dengan pipet di tempatnya, dijepit dengan kuat dalam suatu bak yang bertemperatur konstan. Pada berbagai interval waktu, diambil 10 ml sampel dan dikeluarkan melalui penutupnya. Sampel tersebut diuapkan, ditimbang atau dianalisis dengan cara lain yang cocok untuk mengoreksi zat pendeflokulasi yang telah ditambahkan.

2.5 Pengukuran Volume Partikel.


Suatu alat yang mengukur volume partikel adalah Coulter counter. Alat khusus ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa jika suatu partikel disuspensikan dalam suatu cairan yang mengkonduksi melalui suatu lubang kecil, yang pada kedua sisinya ada elektroda, akan terjadi suatu perubahan tahan listrik. Dalam pengerjaan, suatu volume suspensi encer dipompakan melalui lubang tersebut. Karena suspensi tersebut encer, partikel-partikel dapat melewatinya satu per satu pada suatu waktu. Digunakan suatu tegangan listrik yang konstan melewati elektroda-elektroda tersebut, sehingga menghasilkan suatu aliran. Ketika partikel tersebut berjalan melewati lubang, partikel itu akan

menggantikan volume elektrolitnya, dan hal ini mengakibatkan kenaikan tahanan di antara kedua elektroda tersebut. Alat tersebut mencatat secara elektronik semua patikel-partikel yang menghasilakan pulsa yang ada dalam dua nilai ambang dari penganalisis. Dengan memvariasi nilai ambang secara sistematik dan menghitung jumlah partikel dalam suatu ukuran sampel yang konstan, maka memungkinkan untuk memperoleh suatu distribusi ukuran partikel. Alat ini sanggup menghitung partikel pada laju kira-kira 4000 per detik, dan dengan demikian baik

penghitungan keseluruhan maupun distribusi ukuran partikel diperoleh dalam waktu yang relatif singkat. Coulter counter telah berguna dalam ilmu farmasi untuk menyelidiki pertumbuhan partikel dan disolusi serta efek zat antibakteri terhadap pertumbuhan mikroorganisme.

2.6 Bentuk Partikel


Pengetahuan mengenai bentuk dan luas suatu partikel dikehendaki. Bentuk partikel mempengaruhi aliran dan sifat-sifat pengemasan dari suatu serbuk, juga mempunyai beberapa pengaruh terhadap luas permukaan. Luas permukaan persatuan berat atau volume merupakan suatu karakteristik serbuk yang penting jika seseorang mempelajari adsorpsi permukaan dan laju disolusi. Bentuk Partikel. Suatu bola mempunyai luas permukaan minimum per satuan volume. Makin tidak simetris suatu partikel, makin besar luas permukaan per satuan volumenya. Seperti telah dibicarakan sebelumnya, suatu partikel berbentuk bola diberi ciri sempurna dengan garis tengahnya. Jika partikel menjadi lebih tidak simetris, makin sulit untuk menetapkan garis tengan yang berarti bagi partikel tersebut. Untuk mendapatkan suatu pekiraan dari permukaan atau volume dari suatu partikel yang mempunyai bentuk tidak bulat, seseorang harus memilih suatu garis tengah yang merupakan karakteristik dari partikel tersebut dan menghubungkan garis tengah ini dengan luas permukaan atau volumenya dengan menggunakan suatu faktor koreksi. 2.6.1. Metode Untuk Menentukan Luas Permukaan Luas permukaan dari suatu sampel serbuk dapat dihitung dari pengetahuan distribusi ukuran partikel yang diperoleh dengan

menggunakan salah satu metode yang telah diterangkan secara singkat sebelumnya. Ada dua metode yang biasa digunakan : pertama, jumlah dari suatu zat terlarut gas atau cairan yang adsorbsikan di atas sampel serbuk tersebut agar membentuk suatu lapisan tunggal (monolayer) adalah suatu fungsi langsung dari luas permukaan sampel. Metode kedua bergantung pada kenyataan bahwa laju suatu garis atau cairan

mempermeasi (menembus) suatu bentangan serbuk berhubungan dengan luas permukaan yang mengadakan kontak dengan permean (zat yang menembus). Metode Adsorpsi. Partikel-partikel dengan luas permukaan spesifik besar merupakan adsorben yang baik untuk adsorpsi. Dalam menentukan permukaan adsorben, volume dari gas yang teradsorpdi dalam cm3 per gram adsorben bisa diplot terhadap tekanan gas tersebut pada temperatur konstan untuk memberikan bentuk lapisan tunggal yang diikuti oleh pembentukan lapisan rangkap. Alat yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk menghitung luas permukaan dan struktur pori dari serbuk-serbuk farmasetik ialah Quantasorb. Alat ini sedemikian sensitifnya sehingga sampel serbuk yang sangat sedikit dapat dianalisis. Pengembangan alat ini dapat digunakan untuk sejumlah gas tunggal atau campuran gas sebagai adsorban dalam suatu jarak temperatur. Metode Permeabilitas Udara. Prinsip tahanan terhadap aliran dari suatu cairan, melalui suatu sumbat dari serbuk kompak adalah luas permukaan dari serbuk tersebut. Makin besar luas permukaan per gram serbuk makin besar pula tahanan aliran. Alat yang digunakan pada metode ini yaitu Fisher Subsieve Sizer. Oleh karena alatnya sederhana dan penetapan dapat dilakukan dengan cepat, maka metode permeabilitas ini banyak digunakan secara luas dalam bidang farmasi untuk penentuan permukaan spesifik, terutama bila tujuannya adalah untuk mengontrol variasi dari suatu batch ke batch lainnya. 2.6.2 Ukuran Pori Bahan-bahan yang mempunyai luas spesifik tinggi bisa mempunyai retakan-retakan dan pori-pori yang adsorbsi gas dan uap, seperti air, ke dalam sela-selanya. Serbuk obat yang relatif tidak larut dalam air bisa melarut lebih atau kurang cepat dalam medium air bergantung pada

adsorpsinya terhadap kelembapan atau udara. Sifat-sifat lain yang penting secara farmasetis, seperti laju disolusi obat dari tablet bisa juga bergantung pada karakteristik adsorpsi dari serbuk obat. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan atau pengaruh besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya. Pada percobaan kali ini dilakukan pengukuran diameter partikel serbuk talkum dan seng oksida dengan mneggunakan metode ayakan. Keuntungan dari metode ini adalah alat yang digunakan sangat sederhana, penggunaannya mudah dan cepat, serta pengontrolan kecepatan dan waktu pengayakan yang konstan. Tetapi, jika

dibandingkan dengan metode mikroskopik, metode ayakan memberikan hasil pengukuran yang kurang teliti dan kurang akurat serta memerlukan kuantitas bahan yang cukup banyak. Dalam pengukuran partikel dengan menggunakan metode ayakan, pengayak yang digunakan terlebih dahulu harus dibersihkan untuk menghindari kesalahan penghitungan hasil ayakan yang

disebabkan karena tertutupnya lubang-lubang ayakan dengan zat atau benda lain Ayakan di susun dari atas ke bawah (mesh terkecil ke nomor mesh tertinggi), lalu bahan disimpan di ayakan teratas. Adapun caranya sejumlah zat ( ZnO dan talk ) ditimbang 25 gram dan dimasukkan dalam ayakan yang telah disusun dengan urutan dari nomor mesh yang besar di atas dan yang paling kecil di bawah. Setelah partikel menerobos ayakan barulah ditimbang masing-masing zat tersebut yang tertinggal di atas ayakan. Keuntungan dari metode ini adalah alat yang digunakan sangat sederhana, penggunaannya mudah dan cepat, serta pengontrolan kecepatan dan waktu pengayakan yang konstan. Dari hasil percobaan diperoleh diameter rata-rata dari talkum yaitu 0,3066 mm sedangkan diameter rata-rata dari ZnO adalah 0,3966 mm. Berdasarkan literatur, jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan

no.1, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melewati pengayak dengan nomor tersebut. Jika derajat serbuk dinyatakan dengan no.2, dimaksudkan bahwa serbuk tersebut dapat melewati pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40 % dapat melalui pengayak dengan nomor tertinggi. Derajat halus serbuk tidak dapat diabaikan pada formulasi sediaan farmasi, karena sifat ini berkaitan dengan kehomogenitasan bentuk sediaan dan kandungannya, dimana persyaratan tersebut termasuk salah satu rangkian dari evaluasi yang dilakukan terhadap produk jadi (segera setelah produk dihasilkan) yang menyatakan layak atau tidaknya produk tersebut dipasarkan di masyarakat, yang sangat berkaitan erat kembali pada memenuhi syarat atau tidaknya sediaan tersebut mencapai efek terapi. Pengukuran derajat halsu serbuk menurut USP, diprosedurkan bahwa suatu massa sampel tertentu ditaruh pada suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanik. Serbuk tersebut digoyangkan selama waktu tertentu, dan bahan yang melalui satu ayakan ditahan oleh ayakan berikutnya yang lebih halus serta dikumpulkan, kemudian ditimbang. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa ZnO termasuk serbuk halus dan talk termasuk serbuk agak halus. Hasil yang diperoleh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Kesalahan penimbangan hasil ayakan. Ayakan yang tidak bersih sehingga mempengaruhi hasil. Hasil ayakan yang berkurang karena terbang oleh angin

Anda mungkin juga menyukai