The
Motivation
(Kumpulan Artikel Motivasi Dan Pengembangan Diri)
Volume 3
Pdf by ebukindo
http://ebukindo.4rumer.Com/
(Indonesian Ebooks Collection)
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
K a t a P e n g a n t a r
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
D a f t a r I s i
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Wah, dunia usaha berkembang pesat! Begitu mungkin, kata-kata yang Anda lontarkan,
andai Anda “orang baru” dalam sebuah bidang usaha. Kian dalam, Anda masuki dan dalami
sebuah bidang bisnis, kian banyaklah hal baru yang Anda lihat. Apa yang lima tahun lalu
belum ada, saat ini sudah begitu massal dan eksis di tengah-tengah masyarakat. Bahkan,
kejayaan yang diraih pengusaha semasa orangtua kita, dalam perjalanan waktu, mejadi “bisnis
kuno” yang tersisa kejayaannya dalam kisah-kisah belaka, karena the real bussiness mereka
sudah tumbang atau sedang diambang kehancuran. Sudah muncul wirausahawan baru, dengan
jurus-jurus barunya yang mulai merajai bidang usaha yang ditanganinya. Usahawan seperti apa,
yang berkesanggupan membangun dan mengelola kebaruan demi kebaruan seperti itu? Pasti, ia
termasuk pribadi yang gigih, wawasannya luas, kemauannya besar.
Kita juga belum melihat di Indonesia sendiri ada organisasi bisnis yang cukup tangguh
merespon kebaruan. Bahkan, peluang-peluang baru, sering lewat begitu saja karena kita belum
mampu meresponnya secara baik. Tidak dipungkiri, tantangan pasar lokal maupun global
dengan permintaan, selalu meningkat. Pada sisi lain - selain kebaruan-kebaruan dalam bisnis -
semangat memberi layanan terbaik berikut inovasi dalam segi pelayanannya, juga berkembang
pesat. Siapa bisa mewujudkan idealitas seperti itu, dan sanggup merespon kebaruan, sekaligus
kreatif-inovatif di sisi pemberian pelayanan, akan sukses.
Masa depan menjadi milik mereka yang tidak kenal takut, inovatif, yang mengenali betapa
pentingnya mengembangkan kepemimpinan wirausaha dalam organisasinya.Jangan lalai
meluangkan waktu untuk belajar, menulis, meneliti, memberikan saran, konsultasi, dan terus
belajar. Organisasi-organisasi terdepan dunia, tak henti melakukan itu. Kami percaya
sepenuhnya pada prinsip bahwa cara terbaik untuk melayani diri Anda, untuk berjuang menjadi
yang terbaik yang Anda bisa, adalah dengan cara melayani orang lain. Ada tiga hal yang ingin
kami ungkap dalam konteks ini.
Pertama, meski dalam skala yang lebih sederhana, kami memiliki kesempatan untuk
belajar melayani yang lain, bersikap kreatif, memimpin yang lain, dan menyelesaikan apa yang
kami mulai. Dalam proses itu, yang berangsur luluh dalam pembelajaran, ”bagaimana untuk
bertahan hidup” (to get by), daripada untuk membangun kebersamaan (to get on).
Mungkin saat paling kritis yang terpenting dari proses pertumbuhan kami sesungguhnya
adalah bersikap kritis. Seringkali terlalu sering kita menjadi lebih ahli dalam menunjuk apa
yang salah dari suatu pendapat, daripada yang benar. Karena kita terbiasa berusaha keras untuk
bertingkah laku dengan cara yang konsisten dengan apa yang membuat kita merasa nyaman,
kita menerapkan cara pandang kritis yang sama terhadap ide-ide baru, inovasi baru dan
kreativitas. Segala bentuk dari ‘pemikiran kewirausahaan’ atau ‘kepemimpinan inovatif’ dalam
pandangan kita yang terkondisi, justru kerap dianggap: ”sebaiknya dihindari”.
Kurangnya pemikiran kewirausahaan ini berakibat serius. Pertemuan demi pertemuan
dalam organisasi bisnis, terlalu banyak berisi ”wacana”, tidak banyak menghasilkan sesuatu
yang konkret. Kegagalan wirausahawan, kendati secara kumulatif “sukses” adalah, ketika
ditelusuri bagian demi bagian, ditemukan bagian-bagian yang kurang bahkan tidak sukses! Ada
sukses besar yang mensubsidi kegagalan bagian tertentu dalam organisasi bisnis yang
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
bersangkutan. Yang parah, kegagalan bagian-bagian tertentu yang “tertutupi” sukses kumulatif
organisasi, tak banyak dipersoalkan, atau lalai dipersoalkan. Padahal, ini tidak boleh dibiarkan,
karena tidak selamanya sukses kumulatif itu bisa diraih. Sebaliknya, sebuah kegagalan di
beberapa bagian, berakibat merusak strategi pencapaian totalitas sukses organisasi.
Kalau diungkapkan dalam momentum yang tepat, dengan cara yang juga tepat, biasanya
sebagian besar dari mereka setuju. Dan tindakan kecil namun penting (tapi tidak ditindak lanjuti
sehingga terlupakan selamanya) yang didiskusikan dalam pertemuan tim sampai dengan pesan-
pesan strategis yang disampaikan melalui pertemuan pleno yang mahal (namun tidak diteruskan
sehingga tetap tinggal sebagai pesan yang tidak terkomunikasikan), terlalu banyak penggerak
bisnis yang sangat terlatih ternyata bertolak dari pengalaman berpikir dan bertindak sederhana
sebagai orang upahan! Anda bisa bertanya, apa salahnya dengan ”orang upahan”.
Bersiaplah mendengar sesuatu yang pedas. Orang-orang semacam ini, hanya
mengecewakan apa yang mereka percayai dari instruksi, peran atau tanggung jawab pekerjaan
yang diharapkan dari mereka. Tentunya itu dengan persepsi mereka sendiri. Salah satu dari
prinsip yang ada dalam buku ini, belajar berpikir kewirausahaan (sebagai wirausaha) daripada
kekaryawanan (sebagai karyawan).
Hal yang ketiga, kami terheran-heran selama bertahun-tahun pada jawaban yang saya
terima terhadap pertanyaan sederhana yang ditujukan pada lulusan yang cemerlang dan manajer
yang sangat berpengalaman, seperti: ‘Mengapa suatu organisasi mempekerjakan Anda?’.
Jawabannya bervariasi dari: ”Karena saya memiliki CV/ MBA/ gelar/pengalaman/
pendidikan/latarbelakang/dll. yang baik” sampai dengan: ”Saya dapat mengelola
orang/administrasi/sistem kontrol, dll. dengan baik yang berkaitan dengan kebutuhan yang
normal.” Padahal, perlu kami tegaskan, suatu organisasi tidak, sebaiknya tidak pada tingkat
mana pun, mempekerjakan karyawan dengan kualifikasi tinggi atau berpengalaman baik karena
kualifikasi atau pengalaman mereka.
Kalau bukan demikian, lalui apa? Suatu bisnis beroperasi secara sukses ketika dia
memberikan hasil yang terukur dan meningkat melalui produk dan layanannya. Sukses suatu
bisnis memerlukan tujuh ‘In’ dari eksekutif yang ada:
Organisasi bisnis (bahkan organisasi apapun) perlu serius mengembangkan sumber daya
insaninya. Ini kunci mengoptimalkan potensi kreatif, daya inisiatif dan kepemimpinan. Sukses
organisasi bisnis di masa depan, dimulai dari ikhtiar simultan pengembangan kepemimpinan
kewirausahaan hari ini. Tak ada yang “terlalu dini” dalam urusan pengembangan
kepemimpinan, karena dari kepemimpinan yang antisipatif, visoner, bisa dibangun sukses di
masa depan.
Disraeli bilang, “Perubahan, adalah sesuatu yang konstan”. Namun hanya sedikit
organisasi mapan yang sungguh-sungguh mengakui makna sesungguhnya pernyataan ini,
walaupun perubahan bujet sering kali lebih besar daripada keuntungan dari beberapa organisasi,
bahkan di sejumlah negara kecil. Rasa puas profesional, kurangnya inovasi dan penghindaran
rasa memiliki tidak dapat lagi diperkenankan menyebar dalam bisnis seperti saat ini. Organisasi
yang berupaya untuk menghasilkan pertumbuhan positif bagi semua stakeholder yang terlibat,
harus mengembangkan keseimbangan nyata antara pemikiran kewirausahaan dan struktur
mapan mereka.
Di dalam arena bisnis, hanya sedikit model bisnis yang relevan pada saat ini, baik di
tingkat lokal maupun global. Mungkin model yang paling sesuai adalah sebuah gyroskop yang
berputar karena kemampuannya untuk tetap seimbang tanpa memperhatikan sudut dan arah.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Model semacam ini, sebagai contoh, memastikan bahwa planet yang kita diami menjaga
keseimbangan sempurna dari jagad raya. Di lain pihak tanggapan negatif pada suatu gyroskop
merupakan suatu proyektil peluru terhadap keseimbangan dan terarah pada sasaran. Model
semacam ini yang konstan, namun tetap bergerak, adalah penggambaran yang sempuma untuk
penciptaan budaya wirausaha dalam suatu organisasi yang mapan. Dengan setiap arah strategis,
seluruh perusahaan bergerak sembari mempertahankan keseimbangan.
Suatu organisasi harus secara penuh memiliki tanggungjawab untuk mengembangkan
sumber daya manusianya, dan pada gilirannya potensi kreativitas, inisiatif dan
kepemimpinannya mencapai prestasi optimalnya. Organisasi yang ingin mencapai sukses besok
akan mengembangkan kepemimpinan kewirausahaan pada hari ini.
Bab-bab selanjutnya secara berurutan menunjukan bagaimana menciptakan organisasi
wirausaha karena masa depan menjadi milik mereka yang: Pemberani, Inovator, dan Punya
Jiwa Wirausaha
Pertanyaan itu berkisar dari sejarah sampai fisika dan matematika dengan harapan bila ia
tidak bisa menjawabnya, itu akan membuktikan bahwa ia tidak punya pengetahuan dan
memang bodoh!
Henry Ford bosan menghadapi semua pertanyaan itu. Ia sontak berdiri, menghadap
hakim.
”Ya Tuhan, mengapa saya harus menyia-nyiakan waktu menjawab pertanyaan bodoh ini
bila dengan hanya memencet tombol, saya bisa memanggil ahli sejarah terbaik untuk menjawab
pertanyaan dan dengan tombol lain saya bisa memanggil ahli fisika terbaik untuk menjawab
dan ahli matematika terbaik untuk menghitung semua soal….”
Semua yang ada di ruang sidang, terdiam. Baru saja mereka mendengarkan kata-kata dari
seorang terpelajar dan bijaksana. Tak perlu dikatakan, Henry Ford memenangkan perkara!
Pembaca, kami hanya mau bilang, perbedaan antara pergi ke sekolah dan menjadi
terpelajar. Banyak orang menganggap orangtua dan kakek kita tidak terpelajar karena tidak
pemah bersekolah. Ini menyedihkan! Beberapa anak bahkan merasa malu akan orangtuanya
karena punya orangtuanya petani padi, penderes karet, pemilik binatu atau pedagang kaki lima.
Apakah kita bisa menanamkan seorang lulusan universitas tapi malu akan orangtuanya
sebagai orang terpelajar?
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Yang menarik, dari semua hal yang berubah dalam 50 tahun terakhir, pendidikanlah yang
berubah belakangan.
Sangat menarik untuk dicatat bahwa seorang ilmuan yang mempelajari hidup dan
pemikiran Socrates mendapat PhD untuk itu. Tapi Socrates sendiri tidak punya ijazah sama
sekali.
Bila beberapa cerita dan hal-hal yang disampaikan pada halaman ini menantang pikiran
Anda, ini pertanda baik. Karena, sebelum kita bisa menghasilkan ide, pikiran kita harus bebas.
Itu yang ingin kami capai. Pendidikan harus membebaskan pikiran kita dan bukan
menguncinya.
Tujuan pendidikan adalah menggantikan pikiran yang kosong dengan pikiran yang
terbuka.
Anda akan memperhatikan bahwa sulit sekali ide muncul bila pikiran terlalu kaku dan
terkontrol atau terkondisi. Perhatikan bahwa salah satu penemu terbesar sepanjang masa,
Thomas Alfa Edison, hanya bersekolah selama tiga bulan. Henry Ford bersekolah sebentar.
Mungkin spesialis terlalu terbenam dalam pikiran mereka, sehingga mereka tidak bisa
keluar untuk memecahkan masalah.
Anda pernah dengar, bukan, tentang Lembah Silikon (Silicon Valley). Itu desa kecil di
California. Bukan kebetulan kalau di sini lahir banyak ide. Miliuner yang dihasilkan lembah ini
setiap bulan, mengejutkan. Setiap lima hari, sebuah perusahaan go public di Lembah Silokon!
Tahun 1980-an, ”mesin uang” mereka, sektor manufaktur. tahun 1990-an, pebisnis jasa,
merupakan gelombang kedua pencetak uang. Pada milenium baru ini, penghasil uang terbesar,
adalah kelompok yang bekerja berdasarkan ide. Berikut ini, 20 multimiliuner yang berusia di
bawah 40 tahun pada 1 September 1999.
Ini berarti sudah waktunya kita mengubah ide yang dapat membantu kita mendapatkan
uang tunai, penjualan atau bisnis, dalam kehidupan sehari-hari.
Bila Anda merenungkan lebih lanjut, bahwa ternyata setiap masalah yang belum
terselesaikan adalah karena kita belum memikirkan ide untuk mecahkannya.
“Orang dengan ide baru adalah orang aneh – sampai ide itu berhasil.”
Mark Twain
Kadang-kadang dalam pencarian kita untuk suatu pemecahan kita tidak boleh hanya
bertahan pada cara pikir lama. Masalahnya sejak sekolah kita terkondisikan demikian, kita
hanya punya jawaban yang salah atau benar. Hidup tidak semuanya hitam atau putih. Kadang
bisa juga berwama abu-abu bahkan seperti pelangi. Cobalah beberapa ide atau metode yang
mungkin. Beberapa mungkin kedengaran gila, tapi mungkin juga berhasil.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Pembaca, ide itu mahal. Sering nilainya unlimited. Kalau pun terpaksa harus muncul
sebuah angka nominal tertentu untuk harga sebuah ide, lebih karena kepentingan praktis,
transaksi atas itu harus berlangsung. Sejatinya, ide sendiri, susah diukur nilainya. Ia bergerak,
memberi pengaruh terhadap banyak hal, menciptakan banyak situasi-situasi baru.
Kewirausahaan, adalah “jagad ide” yang akan mati saat ide sudah hilang tergantikan
dengan rutinitas mekanistik. Rutinitas itu, sering terjadi sebagai dampak psiklogi dunia formal.
Ya, tegasnya: pendidikan formal. Korban-korbannya begitu banyak. Mereka bersekolah, tapi
kebingungan dalam menyusun kemauannya sendiri. Berbondong-bondong, mengekori sebuah
tujuan tertentu, membuat sebuah peluang kerja, menjadi kian sempit lantaran persaingan amat
ketat.
Padahal, segudang fakta menunjukkan, mereka yang “lepas dari belenggu persekolahan
dan penjara pengetahuan”, malah melihat peluang dan membangunkan jiwa kewirausahaan
dalam dirinya.
Lihat saja, Primagama, bimbingan belajar milik Purdi Chandra, drop out dari Universitas
terkemuka, Gajah Mada, kini menjadi satu-satunya bimbingan belajar yang masuk Museum
Rekor Indonesia (MURI) memiliki 297 cabang tersebar di 122 kota di Indonesia dengan
107.334 siswa dengan penghasilan tahunan berkisar 300 miliar (data tahun 2003).
“Lulusan Yale University, saya minta maaf bila Anda telah mengalami prolog seperti ini
sebelumnya, namun saya ingin Anda melakukan sesuatu untuk diri Anda sendiri. Tolong,
lihatlah sekeliling Anda dengan baik. Lihatlah teman di sebelah kiri Anda. Lihatlah teman di
sebelah kanan Anda. Sekarang pikirkan ini: 5 tahun dari sekarang, 10 tahun dari sekarang,
bahkan 30 tahun dari sekarang, kemungkinannya adalah orang disebelah kiri Anda akan
menjadi pecundang. Orang di sebelah kanan Anda juga akan jadi pecundang. Dan Anda di
tengah? Apa yang Anda harapkan? Pecundang, pecundang, cum laude pecundang.
Nyatanya, ketika saya melihat ke hadapan saya sekarang, sayatidak melihat seribu
harapan untuk masa depan yang cerah. Saya tidak melihat permimpin masa depan dalam
seribu industri. Saya melihat seribu pencundang. Anda kesal. Itu bisa dimengerti.
Bagaimanapun, bagaimana saya, Lawrence ‘Larry’ Ellison, seorang yang drop out dari
kampus, memiliki keberanian untuk mengatakan omong kosong ini pada lulusan salah satu
institusi paling bergengsi bangsa ini? Akan saya katakan sebabnya. Karena saya Lawrence
‘Lerry’ Ellison, orang terkaya di planet ini adalah seorang drop out kuliah dan Anda tidak.
Karena Bill Gates, manusia terkaya di planet – saat ini – adalah juga drop out kuliah, dan
Anda tidak.
Karena Paul Allen, orang ketiga terkaya di planet ini, keluar kampus, dan Anda tidak.
Dan berikutnya, karena Michael Dell, No. 9 dari daftar dan bergerak cepat, adalah drop
out kampus, dan sekali lagi Anda tidak.
Hemmm…Anda sangat kesal. Itu bisa dimengerti. Jadi biarkan saya mengelus ego Anda
dengan menunjukkan, dengan jujur, bahwa diploma Anda tidak diperoleh dengan percuma.
Kebanyakan dari Anda, saya percaya, telah menghabiskan empat sampai lima tahun di sini,
dan dalam banyak hal apa yang Anda telah pelajari dan alami akan berguna bagi Anda di
tahun mendatang. Anda telah membuat kebiasaan kerja yang baik. Anda telah membuat
jaringan orang yang akan membantu Anda di jalan. Dan Anda telah membuat apa yang akan
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
menjadi hubungan seumur hidup dengan kata ‘tetapi’. Semuanya itu tentu saja baik. Karena
sebenarnya Anda akan membutuhkan jaringan itu. Anda akan membutuhkan kebiasaan kerja
yang kuat itu. Anda akan membutuhkan terapi.
Anda akan membutuhkan mereka karena Anda tidak drop out, dan Anda tidak akan pemah
berada di antara orang terkaya di dunia. Oh pasti, Anda bisa, mungkin mendaki jalan Anda ke
atas ke No. 10 atau 11, seperti Steve Ballmer. Tapi kemudian, saya tidak perlu mengatakan
kepada siapa ia bekerja bukan? Dan, ia drop out dari sekolah persiapan. Agak ketinggalan
berkembang.
Akhirnya, saya menyadari banyak dari Anda, saya harap kebanyakan dari Anda bertanya-
tanya? ”Apakah ada yang bisa kulakukan? Apakah ada harapan untukku?” Tidak ada!
Terlambat sudah. Anda telah menyerap terlalu banyak, pikiran Anda tahu terlalu banyak. Anda
tidak 19 tahun lagi. Anda memiliki topi yang terbentuk dan saya tidak merujuk pada papan
mortar di kepala Anda.
Hmm………..Anda sangat kesal. Itu bisa dimengerti. Jadi mungkin ini waktunya untuk
membawa garis perak. Bukan untuk Anda, Kelas 2000. Anda sudah dihapuskan, jadi akan saya
biarkan Anda mencari pekerjaan yang mengibakan, yang cek gaji Anda ditandatangani oleh
teman sekolah Anda yang drop out dua tahun lalu.
Sebaliknya, saya ingin memberi harapan bagi semua yang masih sekolah di sini sekarang.
Saya katakan kepada Anda, saya tidak bisa menekankan ini. Pergilah. Kemasi barang-barang
dan idemu dan jangan kembali. Drop out dan mulailah.
Karena bisa saya katakan bahwa topi dan jubah akan menurunkan Anda seperti petugas
keamanan ini menarik saya turun dari panggung menurunkan saya.
(Pidato, dihentikan!)
Ya, sudah dikatakan bahwa abad ke-20 adalah abad di mana gelar akademi dari
universitas sangat peting, tapi tidak lagi di abad 21. Kecenderungan ini sudah dimulai di
AS, Jepang, dan kemudian di seluruh dunia. Banyak yang drop out dan mulai! Bila
Anda punya gelar, itu bagus, tapi jangan jadikan itu sebagai halangan. Jangan biarkan
ijazah Anda menentukan jumlah yang bisa Anda dapatkan atau apa yang bisa Anda
lakukan.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Tujuan pribadi
- Untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri Anda sendiri
- Untuk membangun perusahaan yang sukses dan menjualnya dengan tujuan
menghasilkan uang
- Untuk membangun dan menjalankan sebuah perusahaan yang berkemhang
- Untuk mendapat penghidupan yang lebih baik ketimbang hanya bekerja
untuk mendapat upah
- Untuk membangun sutatu usaha/lapangan kerja untuk anggota keluarga
Tujuan perusahaan
Bisnis
o Mulai dengan lingkup jasa yang luas, namun mengembangkan ceruk untuk
pasar.
o Mulai dengan lingkup produk yang kecil dengan sasaran berkembang
menjadi pemimpin pasar.
o Menyediakan jasa spesialis untuk menetapkan kelompok industrinya.
Pertumbuhan
o Pertumbuhan maksimum dan penekanan, pasar dengan penahanan
keuntungan.
o Membuka jaringan cabang nasional dan/atau menunjuk beberapa dealer/
distributor.
o Perkembangan terus-menerus dan terkendali serta perluasan sejumlah x %
per tahun.
o Batasan ukuran usaha untuk membatasi jumlah konsumen dan pegawai.
Staf
o Mempekerjakan keluarga dan teman-teman saja.
o Membangun tim berdedikasi yang terdiri dari penampil berkualitas tinggi,
dengan penekanan pada loyalitas.
o Menawarkan bayaran dan kondisi yang sangat baik untuk mereka yang
berprestasi, tanpa menyediakan tempat bagi mereka yang tak dapat bekerja
dengan baik
Konsekuensi Bisnis
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
o Terkadang menjadi konglomerat, dengan pertumbuhan yang dicapai melalui
akuisisi.
o Tetap terfokus pada spesialisasi dan membangtm perusahaan dengan
pertumbuhan internal.
o Tetap kecil dengan pertumbuhan sedikit dan berorientasi lokal.
Pertumbuhan
o Pertumbuhan perlahan karena fokus yang dangkal dan orientasi lokal.
o Mengambil banyak risiko, dengan penerimaan utang tingkat tinggi dan
kemungkinan pencairan yang seimbang.
o Mengambil rlsiko yang kecil dan telah diperhitungkan untuk men-
jaga/menciptakan pertumbuhan konservatif.
o Menerima beberapa sumber keuangan luar dan pemegang saham.
o Mengamhil risiko minimal, dengan sedikit pinjaman atau pemegang saham
tambahan
Staf
o Tidak ada staf, selain sedikit bantuan di saat tertentu atau subkontraktor.
o Loyalitas seadanya dari para staf dengan tingkat turn -over yang masih dapat
diterima.
o Staf yang loyal dan stabil yang diidentilikasikan dengan dan mendukung
perusahaan.
o Bisnis keluarga dengan sedikit orang luar dan keraguan untuk berkembang
dengan orang luar. Sangat loyal dan nepotis.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
• Banyak oranng mengatakan pada diri mereka sendiri bahwa bisnis atau
produk potensial mereka adalah barang bagus, memproduksi barang yang
belum pernah dicoba dan diuji dalam jumlah cukup banyak, dan menolak
menjalankan riset pasan apa pun.
• Banyak orang tanpa latar belakag penjaulan berpikir mereka dapat menjual
lebih banyak dari orang-orang dengan pengalaman dan kontak penjualan dan
pemasaran bertahun-tahun. Sangat jarang mereka menjual lebih banyak
pada seorang sekali pun.
• Apatisme bisnis dan publik secara umum, untuk mengubah dan
menambahkan produk-produk baru.
• Penelitian dan pengembangan terlibat dalam produk-produk baru yang paling
berhasil dalam 1 hingga 3 tahun. ‘Ide cemerlang’ semalam akan
membutuhkannya banyak pengembangan.
• Perlunya anggaran periklanan dan kampanye penjualan dan pemasaran yang
terintegrasi.
• Perlunya produk yang memenuhi harapan konsumen sebaik sesuai dengan
peraturan dan standar industri dan pemerintah.
• Perlunya menyimak konsumen potensial dan memahami apa yang mereka
inginkan.
• Konsumen sangat jarang ingin membeli tepat seperti yang Anda ingin jual.
• Anda memerlukan daftar harga/formulir pemesanan dan syarat dan kondisi
perdagangan yang mudah dibaca.
• Spekulan modal bersedia menguangkan spekulan baru yang secara nyata
tidak eksis.
• Perusahaan bersedia mengalihkan sejumlah besar uang untuk ‘riset dan
pengembangan’ dan ‘izin produksi’ yang secara nyata tidak eksis.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Tiga hal dibawah ini merupakan panduan mudah dan cepat untuk diterapkan
dalam bisnis, produk, jasa atau ide baru mana pun yang Anna selama ini Anda
renungkan:
Jika seseorang menanyakan pada Anda mengenai bisnis baru Anda, mungkin
Anda menjawab ‘kami menjual bor’. Bagaimana pun, apa yang sebenarnya
Anda jual adalah keuntungan yang disediakan oleh bor-bor Anda.
Tak seorang pun sungguh-sungguh menginginkan bor—mereka ingin apa yang
dapat dijalankan oleh bor itu. Anda menjual keuntungan dari bor dan
memuaskan kebutuhan dari segmen khusus.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
• Apakah Anda membeli pembagian pasar?
• Sudahkah Anda melihat kembali dan menetapkan peran perusahaan Anda di
milenium baru?
• Apakah manajemen berada di seputar pelaksanaan keeja dan isu harian?
• Atau apakah manajemen mengatur gambaran besarnya?
• Apakah Anda memberi nilai tambah pada bisnis Anda?
• Apakat prospektif konsumen Anda beroperasi dalam kultur berbeda dengan
kebutuhan yang berbeda dengan bisnis Andea?
• Apakah Anda menyadari kebutuhan klien Anda?
• Apakah bisnis Anda berorientasi pada pemasaran?
• Apakah Anda menunjukan pada dominasi pasar?
• Sudakah Anda kehilangan obyektivitas Anda?
• Isu lain apa yang akan dilihat orang luar sebagai hal yang penting terhadap
terhadap aktivitas bisnis Anda?
• Apakah Anda bersedia berubah?
• Isu lain apa yang mungkin ada?
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
• Penjualan, penerbitan invoice dan pengiriman barang.
• Meraih modal perdagangan dan keuangan.
• Menjalankan penjualan, pemasaran, dan mengiklankan produk Anda.
• Investigasi atas kesempatan lisensi dan royalti.
• Pengembangan pasar ekspor.
• Pertimbangan proposal rencana cadangan.
• Memperkirakan kesempatan sukses komersial.
• Risiko-risiko bisnis.
• Pengembangan berbagai biaya.
• Apakakah produk memenuhi tuntutan pemerlntah dan undang-undang.
• Isu-isu lingkunggan hidup.
• Rentang waktu pengembalan pembayaran.
• Penerimaan pasar.
• Keuntungan komersial.
• Apakat Anda cocok untuk mennjalankan perusahaan ini.
• Apakah Anda dipersiapkan untuk perusahaan ini.
• Apakah Anda mampu bekerja dengan modal yang amat kurang.
• Memperkirakan kemungkinan Anda untuk bertahan hidup.
• Kesempatan lebih lanjut untuk berkembang dan menghasilkan keuntungan.
• Apakah produk itu mengungguli produk pesaing (Jika ya, ia memiliki 3,7 kali
kesernpatan untuk berhasil.)
• Apakah produknya benar-benar berheda dari milik pesaing? (Jika ya, ia
memiliki 2,4 kali kesempatan berhasil.)
8. Merencanakan Bisnis
Berikut ini adalah daftar agar dipertimbangkan pada tahap sangat awal dalam,
merencanakan sebuah, bisnis baru. Jika Anda menyelesaikan satu hal,
tempatkan tanda koreksi (,) di depan setiap pernyataan.Jika tidak dapat
diterapkan pada situasi Anda, ditulis “TD” di awaI setiap pernyataan. Jika
terdapat instruksi lain untuk pernyataan tertentu, sesuaikan respons Anda. Jika
Anda menemukan/mengidentifikasi pernyataan tambahan untuk ditambahan
pada daftar cek Anda, selipkan di tempat yang tepat. Seiring kemajuan yang
Anda capai sepanjang daftar cek ini. Anda akan merasa berada pada jalur Anda
untuk merealisasikan bagaimana memulai bisnis Anda sendiri.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
- Suatu energi tingkat tinggi
- Kemampuan memulai sendiri, berunding dan membuat kesepakatan
- Hasrat untuk menyusun strategi pusat sebuah bisnis secara pribadi pada
prinsip-prinsip Anda sendiri
- Kemampuan memotivasi orang lain dan bergaul baik dengan mereka
- Dukungan dari keluarga (orang tua/pasangan)
- Tanggung jawab penting dan pengalaman kepimpinan di awal karir Anda
- Berpikir kreatif
- Kemampuan melaksanakan ide—ide
- Pelatihan teknis yang sehat
- Pelatihan bisnis sebelumnya dari sekolah
-Tertarik dalam meneliti konsep bisnis yang di tawarkan
- Model peran yang kokoh atau mentor
- Keterampilan dan kecerdasan berpolitik dalam sebuah organisasi
- Kemampuan menyesuaikan gaya manajemen untuk saat-saat tertentu
- Pelatihan manajemen khusus di luar tugas
- Integritas dan kejujuran
- Kemampuan kepemimpinan
- Rajin dan ketahanan
- Pengendalian diri
- Kemampuan merencanakan dan melihat jauh ke depan
- Bakat dan hasrat bagi aktvitas bisnis terfentu
- Ambisi dan etika kerja yang kokoh
- Kecerdasan dan pola pikir pembelajaran yang berkesinambungan
- Keterampilan berkomunikasi secara efektif
- Kemampuan mengambil keputusan yang sehat
- Kemampuan untuk mendelegasikan secara efektif
- Uang yang disimpan untuk diinvestasikan dalam bisnis
Di bawah ini adalah analisa SWOT yang mungkin menjelaskan tentang toko
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
furnitur
KEKUATAN KELEMAHAN
• Berada di tempat yang mudah • Tak ada bisnis lain yang mendukung
terlihat, jalan utama, lokasi di kota di daerah sekitar
• Telah menetap di lokasi yang sama • Tempat parkir terbatas
sama selama 10 tahun • Hanya dapat diakses dari satu sisi
• Arus kas bisnis yang baik jalan saja
• Merupakan spesialis dalam jenis • Bangunan nampak kuno
produk yang sedikit dan terbatas • Ruang pamer memerlukan citra baru
• Perputaran stock yang tinggi • Staf penjualan kurang termotivasi
• Simpanan yang menyediakan • Sarana penjualan yang kurang me-
modal kerja madai di tempat usaha
• Memiliki dasar konsumen, yang kuat • Tidak ada tempat untuk menemui
penjual di tempat usaha
• Pengembalian yang baik atas dana • Jenis produk terkonsentrasi
pemilik
KESEMPATAN ANCAMAN
- Apa yang dapat saya lakukan untuk menarik keuntungan dari kesempatan-
kesempatan ini?
- Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi ancaman-ancaman ini?
Proses enam langkah berikut ini dapat digunakan sewaktu menentukan jenis
jenis bisnis yang akan dijalankan :
Langkah 1: Membuat Daftar Problem di Pasar
Langkah 2: Mengidentifikasi Peluang Bisnis yang Bersangkutan
Langkah 3: Menentukan Kemampuan dan Sumber Daya yang Dibutuhkan
Langkah 4: Memproyeksikan Dimensi Finansial dari Peluang-Peluang yang
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Masih Ada
Langkah 5: Membuat urutan Peluang Menurut Keinginan Pribadi, Nilai Finansial
dan Penaksiran Risiko
Langkali 6: Memilih Peluang Bisnis yang akan Dikejar
Proses ini dapat dipercepat dengan dua cara. Pertama, jika Anda memiliki latar
belakang yang kuat untuk memulai dan mengelola suatu bisnis, Anda dapat
menyewa para spesialis untuk menangani segi”teknis” bisnis. Kedua, Anda
dapat mengajak seorang mitra yang mempunyai pengalaman teknis yang baik,
sebaiknya dari menyewa orang lain.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Langkah 5: Me m buat urutan Pe luang Me nurut Ke inginan Pribadi,
Nilai Finansial dan Pe naksiran Risiko
Jika proses enam langkah ini telah mengidentifikasi suatu peluang yang
menarik, kini Anda berada pada posisi siap untuk beralih ke langkah “ketujuh”.
Anda dalam membangun suatu bisnis akan memberi anda peluang masuk akal
untuk mengatasi rintangan
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
MENCIPTAKAN MASYARAKAT
BERBUDAYA WIRAUSAHA
Lembaga Manajemen FE UI pada tahun 1987 melakukan penelitian dan berhasil merumuskan beberapa permasalahan utama yang
dihadapi SME (small medium enterprises): 1. Sebelum investasi masalah permodalan: kemudahan usaha (lokasi dan perizinan); 2.
Pengenalan usaha: pemasaran, permodalan, hubungan usaha; 3. Peningkatan usaha: pengadaan bahan/barang; 4. Usaha menurun
karena: kurang modal, kurang mampu memasarkan, kurang keterampilan teknis, dan administrasi; 4. Mengharapkan bantuan
pemerintah berupa modal, pemasaran, dan pengadaan barang; 5. 60 % menggunakan teknologi tradisional; 7. 70 % melakukan
pemasaran langsung ke konsumen; 8.Untuk memperoleh bantuan perbankan, dokumen-dokumen yang harus disiapkan dipandang
terlalu rumit.
Pembaca, melakukan switch mental, dari mental ambtenaar ke wirausahawan, bukan soal
mudah. Tapi juga, ia bukan sesuatu yang luar biasa sulit. Terlalu lama meyakini, berwirausaha
itu sulit, membuat orang cenderung mematikan potensinya. Persis data tahun 1987 di awal bab
ini: semua terlalu rumit!
Tahukah Anda, sejumlah orang yang sudah merasa dirinya terlalu lama menjadi orang
gajian, mulai tergelitik untuk memiliki usaha sendiri. Keinginan itu diperkuat dengan sering
membaca profil sukses wirausahawan yang jumlahnya terus bertambah. Hasilnya, kebanyakan
dari mereka kian yakin mereka akan memilih menjalankan usaha sendiri. ”Jiwa wirausaha”,
harus dikembangkan di tengah masyarakat, karena manfaatnya bukan hanya bagi sang
enterpreneur tapi juga untuk penyehatan perekonomian masyarakat umumnya. Organisasi,
sebaiknya mulai menata diri untuk memiliki budaya kewirausahaan. Berikut ini beberapa
diantara syarat pencapaiannya.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
sepakat memanfaatkan seluruh kekuatan, saling melengkapi dalam sebuah ikhtiar kesatuan
tujuan. Dengan kepemimpinan semacam ini fokus keberhasilan sudah jelas. Tanpa itu,
keragaman memang menjadi ”hantu” penghambat pencapaian tujuan. Kata simpulnya, tidak
lain:
Dimotivasi oleh rangsangan kesempatan pasar yang telah diidentifikasi untuk dikejar.
Kualitas tim wirausaha adalah faktor yang menentukan sukses dalam perusahaan yang
sangat menguntungkan. Suatu tim wirausaha terdiri dari anggota pendiri suatu perusahaan
baru atau unit bisnis sokongan.
Penting bahwa suatu tim diperlengkapi peningkatan kekuatan dan pengetahuan.
Merupakan tugas pimpinan wirausaha untuk menyatukan dan menumbuhkan lapisan-
lapisan ini menjadi tim kerja yang terintegrasi.
Cara pikir yang beragam, dilengkapi “kekuatan” dan “kesepakatan untuk tujuan yang
dominan”, penting bagi tim yang tepat sebagaimana campuran “keterampilan manajemen”
dan “wirausaha”.
Mengandung kesetiaan dan kepercayaan, efektivitas kerja kelompok pengambil
keputusan
Saat menyusun tim yang spesifik dalam sebuah perusahaan, pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan sebagai tambahan adalah :
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Masyarakat kita sering mencemooh bila ada yang berprofesi sebagai wirausaha, terlebih
bila ia berpendidikan tinggi, S2 apalagi S3. Ini tidak terlalu mengherankan karena stigma
berpikir masyarakat kita yang sudah sedemikian terpola: “Setelah lulus sekolah lalu kerja!”
Sangat jarang yang berpikir, setelah lulus menciptakan pekerjaan. Manusia dalam katagori ini
sering dibilang orang gila, nggak waras, bodoh dan sederetan kecaman lain. Barulah setelah
berhasil, semua orang akan mendekat. Bukankah semua usaha yang dilakukan para
entrepreneur sukses pada awalnya dianggap gila hingga ia berhasil?
Karenanya ambil setiap kesempatan untuk menunjukkan pada kolega, rekan dan tim
Anda bahwa Anda percaya pada mereka dan memiliki keyakinan pada kemampuan mereka.
Tinggallah dalam perusahaan dan tetap dalam kendali jika Anda suka, namun bertingkah
lakulah sebagai pemimpin yang membantu dalam hubungan rekanan. Hargailah rekan Anda
untuk memiliki saham dalam perusahaan.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Aku khawatir sekali. Lalu kuingat kawanku, si shinse itu. Semua nomor ha pe kawan yang ada
dalam ha pe ku, kukirimi SMS, memberitahu mereka, saat ini aku sedang berdebar-debar
menunggui kelahiran anak ketiga di rumah sakit. Habis itu, aku pasrah saja. Beberapa kawan
membalas, menanyakan nomor rekeningku. Eh, tak lama, paginya, setelah kulunasi duapertiga
biaya persalinan, aku masih punya tunggakan. Kujanjikan kepada petugas adminsitrasi, siang
itu juga kekurangannya akan kulunasi. Kawan, tahu apa yang terjadi saat aku periksa saldo di
rekeningku. Saldo tabunganku, bertambah dua kali lipat. Lebih dari cukup untuk melunasi
tunggakan biaya istri melahirkan. Bahkan esoknya masih ada beberapa transfer susulan.”
Pembaca, kisah tauke Jembatan Tiga, shinse dengan sumbangan pertemanannya,
dan kawan saya yang baru melahirkan anak ketiga itu, adalah contoh, betapa penting
merawat “jaringan”. Jaringan, adalah sekumpulan individu yang memiliki rasa respek
terhadap diri kita, karena kredibilitas pertemanan kita yang bisa diandalkan. Bisnis, di
zaman kapan pun, akan eksis dengan kredibilitas semacam ini. Kewirausahaan,
memang bukan cuma soal “uang” tapi juga “jaringan”. Dunia perubahan sosial
menyebutnya sebagai social capital.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Anda mulai panas? Anda pikir Anda sudah mempunyai apa yang diperlukan untuk
menjadi seorang wiraswastawan? Anda sudah baca semua kisah sukses tentang orang lain dan
itu membuat anda ”kepanasan”? Benar, pembaca, kalau itu terjadi, tiba saatnya untuk menjadi
boss bagi diri Anda sendiri. Tapi, apakah Anda sudah siap meninggalkan pekerjaan yang bagus
dan nyaman dengan gaji bulanan, kantor modern, sekretaris yang efisien, dan perasaan aman
yang datang pada saat anda bekerja untuk sebuah organisasi yang mapan?
Seorang teman yang telah bertahun-tahun bekerja pada perusahaan penerbangan nasional
terbesar, dengan ribuan staf, gaji jutaan, fasilitas lengkap, tiba-tiba saja memutuskan keluar dan
berwirausaha. Kata-kata yang pertama diterimanya adalah,
”Apakah kamu gila?”, ….”Kamu menghancurkan sebuah karir yang menjanjikan”…..dan
caci maki lainnya. Belum lagi perasaan anak-istri, orangtua dan saudara lainnya yang tidak bisa
berucap...
Diperlukan keberanian besar untuk menulis surat pengunduran diri. Masih yakinkah Anda
mempunyai segala sesuatu yang akan mengantarkan Anda menjadi seorang wiraswastawan
sukses? Lalu apa yang akan Anda kerjakan? Peraturan pertama kewirausahaan, latihlah diri
Anda untuk melihat kekosongan atau celah di pasar, lalu mengisinya.
Lihatlah sekeliling Anda. Lihatlah orang di jalanan, mereka yang duduk di belakang mesin
jahit, pelayanan apa yang akan dia berikan? Lihatlah wanita perempuan penjual sate ayam di
dekat penginapan murah itu, mengapa ia pilih lokasi itu? Bagaimana dengan hotel baru di jalan
utama itu, mengapa bisa begitu sukses? Bagaimana dengan orang yang bekerja di bagian
komputer itu bisa sangat sukses dalam bisnis program perangkat lunaknya sendiri?
Ada satu jawaban singkat untuk semua pertanyaan ini: bisnis ini eksis karena ada yang
membutuhkan mereka. Tidak peduli apakah Anda berusaha dengan paha ayam, rumah makan
bagus atau website. Atau, apakah anda berbicara tentang putaran harian Rp100.000 atau
Rp.100.000.000. Dari mulai Tanah Abang – Jakarta Pusat, Glodok – Jakarta Pusat, bahkan
daerah Sawangan, Depok Privinsi jawa Barat, prinsipnya sama:
Keberhasilan dalam bisnis
Bekerja dengan prinsip
Menemukan sebuah kekosongan
Dan mengisinya!
Ketika dunia laki-laki digemparkan dengan ditemukannya pil biru Viagra yang sebenarnya
adalah obat pemacu jantung, tapi kemudian jadi pemacu organ kejantanan pria, beberapa tahun
lalu serentak seluruh dunia mempublikasikannya (ingat, Viagra tidak pernah beriklan di media
manapun). Hasilnya, Viagra menjadi product of the year dan menghasilkan miliaran dollar bagi
penemunya.
Kasus Viagra di dunia, rupanya memberikan inspirasi bagi Simon Jonathan. Setelah
sebelumnya sukses melahirkan Extra Joss, yang menghasilkan ratusan miliar, kemudian
muncullah Irex yang kurang lebih sama fungsinya dengan Viagra. Dengan tag line ”Kado Ulang
Tahun Mama”, dan dikemas dengan iklan yang diperankan oleh laki-laki kurus kering dan loyo,
tiba-tiba menjadi perkasa setelah meminum Irex, hasilnya, produk ini meledak di pasaran. Ya,
mereka jeli melihat peluang, kekosongan dan mengisinya.
Lalu mengapa bukan Anda yang melakukan ini? Jika Anda yang pertama menawarkan
kepada publik sesuatu yang dibutuhkan publik dan tidak didapatkan dari orang lain, atau jika
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Anda berhasil mengantisipasi sebuah kebutuhan di masa depan, Anda memiliki sebuah
kesempatan bagus untuk menjadi kaya. Sampai saat adanya kompetisi, Anda akan memiliki
semua pasar itu sendirian.
Sejarah memberikan banyak contoh wiraswastawan yang menjadi sukses dengan
memenuhi atau mengantisipasi kebutuhan akan produk baru. Isaac Merit Singer memproduksi
mesin jahit yang cocok untuk bekerja di ruang terbatas, bahkan di dalam kamar sekalipun.
Henry Ford memakai metode jalur perakitan untuk memproduksi mobil yang bisa dibeli orang
biasa. George Eastman melihat kebutuhan akan kamera kecil yang bisa dibawa-bawa. Ray
Krock dari Mc Donald melihat potensi usaha waralaba makanan cepat saji.
Darimana datangnya gagasan-gagasan seperti itu? Ada tiga macam sumber gagasan.
Pertama, pekerjaan Anda. Pekerjaan yang sudah Anda kerjakan bisa menjadi sebuah
potensi sumber gagasan, Karena disitulah naluri bisnis Anda sudah dikembangkan.
Kedua, hobi atau minat Anda di luar pekerjaan, karena itu adalah sebuah wilayah lain
dimana Anda memiliki suatu perasaan alamiah.
Sumber ketiga, adalah apa yang sering disebut orang sebagai ”observasi pejalan kaki”,
atau mengenali sebuah peluang melalui suatu perjumpaan biasa, atau suatu insiden dalam
kehidupan sehari-hari Anda.
Kalau Anda yang pertama, maka Anda tidak harus brilian. Nanti Anda akan memiliki
waktu untuk mengembangkan dan memperbaiki segala sesuatu yang pemah Anda lakukan. Tapi
ketika yang lain mulai berkompetisi dengan Anda, maka Anda harus menjadi yang terbaik.
Bekerja Keras
Nasib seorang wiraswastawan tidak mudah. Anda harus bekerja keras. Namun, karena
Anda bekerja disebagian besar waktu Anda, pasti ada harga yang harus dibayar. Korban
pertama adalah kehidupan sosial Anda. Waktu untuk berkencan, untuk keluarga, bahkan untuk
bersenang-sengang tidak akan anda miliki pada masa-masa awal menjalankan bisnis anda..
Bisa-bisa ini menjadi sebuah kehidupan yang sunyi.
Dalam keadaan seperti ini Anda sangat beruntung apabila memiliki kekasih atau seorang
istri yang setia menemani dalam suka maupun duka. Karena menjadi seorang wirausahawan
juga adalah masalah daya tahan. Seperti mendung di musim hujan. Setelah hujan pun turun,
langit akan menjadi cerah kembali.
Ada kompensasi. Semakin keras Anda bekerja, maka Anda akan semakin beruntung. Kami
punya rekan, namanya Apiko Joko Mulyono. Dia, ”cuma” reporter di tabloid keluarga muslim,
Fikri namanya. Sebagai employee — kalau mengikuti teori kuadran Robert T. Kiyosaki – berkat
dorongan kami, dan ”keahlian interpersonalnya”, berkomunikasi, ia kami desak menjadi
jurnalis ”semi-bisnis” dalam arti, memfungsikan ketrampilan jurnalistik dan lobbynya untuk
menulis soft advertorial. Meski awalnya agak ogah-ogahan, ia memula peran-peran semacam
copywriter, penulis artikel soft advertorial di tabloidnya (maksudnya: rubrik bernuansa
promotif, dengan dua macam kompensasi: penjualan langsung dalam jumlah minimal tertentu,
atau semi-iklan). Bung Apiko, meskipun masih sayang profesi jurnalistiknya, mulai
menjalankan tugas barunya.
Hasilnya? Luar biasa untuk reporter yang sepanjang empat tahunan bekerja, murni sebagai
jurnalis. Apiko berhasil mencapai targetnya. Ia memang bekerja keras, dan agak mengorbankan
waktunya untuk keluarga. Bukan itu saja. Ia ”tebal muka” dicibiri sebagai ”jurnalis matre”
(materialis, Pen.), karena artikelnya kian selektif pada isu-isu yang ”bergizi” alias bisa
menghasilkan ”penjualan langsung” ataupun ”semi advertorial”. Akibat lanjutnya, bisa ditebak.
Dari ”main-main” jadi serius. Bossnya, pemimpin perusahaan tabloid Fikri, malah menargetkan
jumlah tertentu perminggunya harus ia capai. target itu, tercapai, bahkan beberapa kali
terlampaui. Apa yang ia kerjakan, semua orang di perusahaannya tahu. Meski pun berisiko
dilecehkan, Apiko tahan banting. The show must go on. Apa yang dikerjakannya, menginspirasi
unit bisnis lainnya di bawah payung holding yang sama.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
”Syukur, istri saya sangat pengertian. Untuk kerja keras itu, saya bisa menabung dengan
nilai yang lumayan dibanding rekan selevel saya. Saya bisa membeli sepeda motor secara tunai,
dalam tahun kedua saya bekerja. Itu sesuatu yang tidak saya bayangkan sama sekali, bahwa
saya mampu membelinya.” Itulah Apiko, yang karena masih sayang pada profesi jurnalistiknya,
mengaku baru menggunakan belum separuh dari potensi enterprenership yang ada dalam
dirinya.
”Seseorang yang bekerja 16 jam sehari akan sampai ke tempat yang ingin dicapainya dua
kali lebih cepat daripada orang yang bekerja 8 jam sehari.”
David Ogilvy
Ketekunan
Jaques Cousteau, penyelidik, penemu dan ahli lingkungan dalam sebuah wawancara
dengan Eugene Grisham penulis buku Achievement Factors dalam sebuah wawancara di atas
sebuah jet carteran menuju Atlanta, mengungkapkan pendapat menarik. Kami kutip untuk
Anda.
”Bagaimana Anda bisa mengerjakan semua itu?” Cousteau terdiam beberapa saat, lalu
menjawab.
”Saya keras kepala – kalau saya punya suatu maksud di kepala saya…saya membuat daftar
hal-hal untuk main-main: Amazon, Haiti, kapal Angina. Saya mencoba, dan saya tidak punya
uangnya. Saya mencoba lagi, dan saya tidak dapat uangnya, dan setelah sepuluh tahun saya
mendapatkannya.”
Dengan bijaksana, dengan penuh tekat dan ketekunan, selalu mengejar apa yang ia
inginkan, kadang cepat, kadang-kadang pelan, ia telah mengalami kemenangan-kemenangan.
Pada tahun 1943, tabung oxygen (Aqualung) yang ia kembangkan dengan Emile Gagnan,
memberi kesempatan petualangan di bawah air, membuka dunia di bawah air untuk berjuta-juta
penyelam scuba. Lalu ia kembangkan keterampilan sebagai seorang ahli fotografi di bawah air,
dan pada tahun 1956, ia menangkan Oscar untuk The Silent World. Sembilan tahun kemudian
ia sekali lagi memenangkan oscar untuk World Without Sun. Saat ini usianya 80-an. Dan kakek
Cousteau masih bekerja, masih memeriksa hal-hal yang ia catat dalam daftarnya, menyusun
daftar, lalu mengeksekusi satu persatu daftar targetnya.
Fokus
Logika ”focusing”, meminjam fenomena matahari. Mahakarya Tuhan ini, sumber energi
yang amat kuat, yang setiap jamnya menyinari bumi dengan jutaan kilowatt energi. Siapa pun,
bisa ”mandi matahari” berjam-jam dengan risiko yang ringan.
Bagaimana dengan laser? Seberkas sinarnya, adalah energi lemah. Ia hanya membutuhkan
beberapa kilowatt energi tetapi bisa difokuskan menjadi sebuah pancaran cahaya yang koheren.
Dari seberkas cahaya laser, temuan ilmuwan bisa menggunakannya untuk dari memotong baja
sampai mematikan sel kanker.
Beralih pada perbincangan sebuah usaha. Anda bisa menciptakan efek yang sama: sebuah
kemampuan kuat laksana laser untuk mendominasi sebuah pasar. Itulah yang kami maksud
sebagai ”tindakan memfokuskan”.
Ketika sebuah usaha menjadi tidak fokus, ia akan kehilangan kekuatannya. Usaha itu
menjadi seperti matahari, menyebarkan energinya terlalu banyak produk, di pasar yang terlalu
luas.
Konsentrasi, kemampuan untuk memberikan perhatian penuh kepada tugas yang dihadapi,
dan dalam jangka panjang, berkonsentrasi pada suatu karier, merupakan satu segi dari fokus.
Tetapi bukan hanya itu. Segi lainnya, intensitas. Intensitas melibatkan kemampuan untuk
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
menyalurkan sejumlah besar tenaga pada tugas yang dihadapi. Menjalankannya sebagai
kebiasaan, akan meningkatkan karier Anda. Secara analog, fokus mempunyai pengaruh yang
sama terhadap pekerjaan seseorang, bak lensa pembesar yang dipegang di atas sehelai kertas
pada hari yang cerah. Memegang lensa dengan sudut yang tepat, membuat sinar-sinar
berkonsentrasi pada satu titik, sanggup membakar kertas itu.
Prioritas, masuk dalam gagasan fokus. Jangan segan-segan mengubah dan menaruh yang
paling penting sebagai nomor satu jika sesuatu yang tak terduga muncul. Bekerjalah atas dasar
prioritas.
Tentukanlah apa prioritas puncak dalam pekerjaan dengan berpikir secara cermat untuk
apa perusahaan mempekerjakan Anda. Banyak orang membuat kesalahan dengan bekerja keras
untuk tiap tugas yang mereka hadapi, tanpa atau dengan sedikit sekali memperhitungkan
pentingnya tugas-tugas itu. Pada akhir hari, mereka akan sangat kelelahan, sambil memuji diri
sendiri karena semua pekerjaan sudah diselesaikan. Sayangnya, ada saja yang tanpa sadar sudah
membelakangkan pekerjaan penting (important) dan mendesak (urgent). Penting saja, mungkin
bisa saja bukan di uturan teratas, tapi urgent, sesuatu yang terkait dengan deadline, yang tak
bisa tidak, ia didahulukan atau sesuatu yang buruk menghadangnya.
Membahas soal fokus, bisa kita mengutip pendapat Eugene Grisham dalam Achievement
Factor, buku best seller dunia itu. Ia bercerita tentang faktor-faktor sukses hasil wawancara
bertahun-tahun dengan tokoh-tokoh sukses dunia. Kesimpulan buku itu cuma satu: “Untuk
sukses besar dalam suatu bidang, apapun bidangnya, dibutuhkan waktu setidaknya sepuluh
tahun dengan tetap berfokus pada bidang tersebut.”
Kami yakin benar dengan kesimpulan buku itu. Kami punya bukti, seorang yang cukup
kami kenal, sejak lulus SMA, hidup dari berdagang dan tak pemah berpindah-pindah bidang
usaha kecuali pada produk rumah tangga yang sangat digemari kaum ibu. Kenyataannya, tak
sampai sepuluh tahun, ia sukses di bidang yang digelutinya. Itulah kekuatan fokus.
Bak air yang menetesi sebuah batu, setetes demi setetes; hari berganti hari, tahun
berganti tahun, pada saatnya, kita akan terkaget-kaget melihat kenyataan bahwa batu
tersebut telah menjadi cekung hanya karena tetesan air.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
ZAMAN semakin maju, dan waktu terasa cepat. flu barangkali, yang kita
rasakan saat ini. Maka, agar kita tidak ketinggalan zaman, sebaiknya
entrepreneur harus lebih mampu bergerak cepat. Lebih proaktif, dan berani
mengambil risiko. Dengan dernikian, kita akan lebih mudah mengantisipasi
kemungkinan munculnya berbagai kendala bisnis yang mungkin terjadi. Bukan,
bersikap seperti dulu, yang hanya reaktif dan menghindari risiko.
Saya jadi teringat dengan Rupert Murdoch, yang melangkah cepat dalam
bisnisnya. Pada saat boss perusahaan lainnya masih terlelap tidur, ia selalu
menjadi penelpon pertama untuk inelakukan negosiasi bisnis. Dengan bergerak
cepat, ia mampu mengambil keputusan lebih cepat dan pesaingnya. Bagi
Murdoch, bergerak lamban adalah milik mereka yang kalah. Langkah semacam
ml, saya kira menux~ukkan, jika kim tidak bertindak dan bergerak, tnaka bisnis
yang kita geluti sekarang akan sulit bergerak xnaju. Karena, pada dasamya,
bergerak adalah awal kesuksesan bisnis kita.
Dalam konteks ini, saya sependapat dengan Matthew I Kiernan, penulis
“The Commandments of the 21st Century Management” yang mengatakan,
bahwa dalam bisnis telah terjadi pergeseran paradigma. Jika, di abad ke-20,
bisnis kita lebih terkesan stabil dan bisa diprediksi, namun di abad ke-21 atau di
era millenium ketiga ini, perubahannya cenderung terputus-putus. Begitu pula,
bisnis kita yang dulu Iebih didasarkan ukuran dan skala, tapi kini lebih pada
kecepatan dan responsif Kepemimpinan, kalau dulu banyak dilakukan dari atas,
kini dilakukan semua orang. Maka tak mengherankan bila dalam menjalankan
bisnis di era milenium ketiga ini, memang dituntut untuk lebih luwes, tidak
kaku. Sebab, perjalanan bisnis lebih dikendalikan oleh visi dan nilai-nilai,
dibandingkan sebelutnnya yang semata-mata hanya dikendalikan peraturan
dan hirarki. Selain itu, kalau kita dulu di dalam menjalankan bisnis selalu
membutuhkan kepastian. tapi kini hams lebih toleran terhadap amtiguitas atau
memiliki sikap mendua. Soal informasi bisnis demikian juga, yang sebelumnya
hanya untuk pucuk pimpinan, tapi kini disebarkan ke semua orang. Sehingga,
saat ini bisnis tak lagi mengandalkan pada analisis kuantitatif, namun lebih
pada kreativitas dan intuisi. Tanpa itu, saya kira bisnis yang kita jalankan
sekarang ini akan banyak tersendat atau sulk untulc maju. Bahkan, kalau
dulunya kita berkeyakinan, bahwa masing-Inasing perusahaan bisa mandiri,
tapi sekarang terasa sulit. Karena pada dasarnya, perusahaan-perusahaan akan
saling tergantung satu dengan lainnya.
Pergeseran paradigma bisnis di era milenium ini, juga akan rnengajak
kita, kalau dulu hanya berfokus pada organisasi internal, tapi kini kita harus
lebih berfokus pada lingkungan yang kompetitif. juga dan integrasi vertikal ke
integrasi maya. Seperti Amazon. com, toko buku virtual pertama dan terakbar
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
di dunia maya. Bahkan. kalau dulu, kita hanya bersaing untuk pasar masa kini,
tapi sekarang kita justru lebih tertantang untuk menciptakan pasan masa
depan. Karena itu kita jangan lagi hanya mengandalkan pada keunggulan
kompetitif yang berkesinambungan, tapi justru harus terus-menerus mencari
keunggulan.
Saya yakin, dengan kepekaan kita terhadap kondisi tersebut, ,maka kita
akan lebih siap menghadapi kondisi yang berubah-ubah, lebih terbuka
menerima ide-ide baru. Bahkan, kita akan lebih piawai dalam mengambil
kesempatan bisnis, lebih berani mengambil risiko. dan tentu saja akan lebih
siap meraih keberhasilan. Anda berani mencoba?
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Anda mulai panas? Anda pikir Anda sudah mempunyai apa yang diperlukan untuk
menjadi seorang wiraswastawan? Anda sudah baca semua kisah sukses tentang orang lain dan
itu membuat anda ”kepanasan”? Benar, pembaca, kalau itu terjadi, tiba saatnya untuk menjadi
boss bagi diri Anda sendiri. Tapi, apakah Anda sudah siap meninggalkan pekerjaan yang bagus
dan nyaman dengan gaji bulanan, kantor modern, sekretaris yang efisien, dan perasaan aman
yang datang pada saat anda bekerja untuk sebuah organisasi yang mapan?
Seorang teman yang telah bertahun-tahun bekerja pada perusahaan penerbangan nasional
terbesar, dengan ribuan staf, gaji jutaan, fasilitas lengkap, tiba-tiba saja memutuskan keluar dan
berwirausaha. Kata-kata yang pertama diterimanya adalah,
”Apakah kamu gila?”, ….”Kamu menghancurkan sebuah karir yang menjanjikan”…..dan
caci maki lainnya. Belum lagi perasaan anak-istri, orangtua dan saudara lainnya yang tidak bisa
berucap...
Diperlukan keberanian besar untuk menulis surat pengunduran diri. Masih yakinkah Anda
mempunyai segala sesuatu yang akan mengantarkan Anda menjadi seorang wiraswastawan
sukses? Lalu apa yang akan Anda kerjakan? Peraturan pertama kewirausahaan, latihlah diri
Anda untuk melihat kekosongan atau celah di pasar, lalu mengisinya.
Lihatlah sekeliling Anda. Lihatlah orang di jalanan, mereka yang duduk di belakang mesin
jahit, pelayanan apa yang akan dia berikan? Lihatlah wanita perempuan penjual sate ayam di
dekat penginapan murah itu, mengapa ia pilih lokasi itu? Bagaimana dengan hotel baru di jalan
utama itu, mengapa bisa begitu sukses? Bagaimana dengan orang yang bekerja di bagian
komputer itu bisa sangat sukses dalam bisnis program perangkat lunaknya sendiri?
Ada satu jawaban singkat untuk semua pertanyaan ini: bisnis ini eksis karena ada yang
membutuhkan mereka. Tidak peduli apakah Anda berusaha dengan paha ayam, rumah makan
bagus atau website. Atau, apakah anda berbicara tentang putaran harian Rp100.000 atau
Rp.100.000.000. Dari mulai Tanah Abang – Jakarta Pusat, Glodok – Jakarta Pusat, bahkan
daerah Sawangan, Depok Privinsi jawa Barat, prinsipnya sama:
Keberhasilan dalam bisnis
Bekerja dengan prinsip
Menemukan sebuah kekosongan
Dan mengisinya!
Ketika dunia laki-laki digemparkan dengan ditemukannya pil biru Viagra yang sebenarnya
adalah obat pemacu jantung, tapi kemudian jadi pemacu organ kejantanan pria, beberapa tahun
lalu serentak seluruh dunia mempublikasikannya (ingat, Viagra tidak pernah beriklan di media
manapun). Hasilnya, Viagra menjadi product of the year dan menghasilkan miliaran dollar bagi
penemunya.
Kasus Viagra di dunia, rupanya memberikan inspirasi bagi Simon Jonathan. Setelah
sebelumnya sukses melahirkan Extra Joss, yang menghasilkan ratusan miliar, kemudian
muncullah Irex yang kurang lebih sama fungsinya dengan Viagra. Dengan tag line ”Kado Ulang
Tahun Mama”, dan dikemas dengan iklan yang diperankan oleh laki-laki kurus kering dan loyo,
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
tiba-tiba menjadi perkasa setelah meminum Irex, hasilnya, produk ini meledak di pasaran. Ya,
mereka jeli melihat peluang, kekosongan dan mengisinya.
Lalu mengapa bukan Anda yang melakukan ini? Jika Anda yang pertama menawarkan
kepada publik sesuatu yang dibutuhkan publik dan tidak didapatkan dari orang lain, atau jika
Anda berhasil mengantisipasi sebuah kebutuhan di masa depan, Anda memiliki sebuah
kesempatan bagus untuk menjadi kaya. Sampai saat adanya kompetisi, Anda akan memiliki
semua pasar itu sendirian.
Sejarah memberikan banyak contoh wiraswastawan yang menjadi sukses dengan
memenuhi atau mengantisipasi kebutuhan akan produk baru. Isaac Merit Singer memproduksi
mesin jahit yang cocok untuk bekerja di ruang terbatas, bahkan di dalam kamar sekalipun.
Henry Ford memakai metode jalur perakitan untuk memproduksi mobil yang bisa dibeli orang
biasa. George Eastman melihat kebutuhan akan kamera kecil yang bisa dibawa-bawa. Ray
Krock dari Mc Donald melihat potensi usaha waralaba makanan cepat saji.
Darimana datangnya gagasan-gagasan seperti itu? Ada tiga macam sumber gagasan.
Pertama, pekerjaan Anda. Pekerjaan yang sudah Anda kerjakan bisa menjadi sebuah
potensi sumber gagasan, Karena disitulah naluri bisnis Anda sudah dikembangkan.
Kedua, hobi atau minat Anda di luar pekerjaan, karena itu adalah sebuah wilayah lain
dimana Anda memiliki suatu perasaan alamiah.
Sumber ketiga, adalah apa yang sering disebut orang sebagai ”observasi pejalan kaki”,
atau mengenali sebuah peluang melalui suatu perjumpaan biasa, atau suatu insiden dalam
kehidupan sehari-hari Anda.
Kalau Anda yang pertama, maka Anda tidak harus brilian. Nanti Anda akan memiliki
waktu untuk mengembangkan dan memperbaiki segala sesuatu yang pemah Anda lakukan. Tapi
ketika yang lain mulai berkompetisi dengan Anda, maka Anda harus menjadi yang terbaik.
Bekerja Keras
Nasib seorang wiraswastawan tidak mudah. Anda harus bekerja keras. Namun, karena
Anda bekerja disebagian besar waktu Anda, pasti ada harga yang harus dibayar. Korban
pertama adalah kehidupan sosial Anda. Waktu untuk berkencan, untuk keluarga, bahkan untuk
bersenang-sengang tidak akan anda miliki pada masa-masa awal menjalankan bisnis anda..
Bisa-bisa ini menjadi sebuah kehidupan yang sunyi.
Dalam keadaan seperti ini Anda sangat beruntung apabila memiliki kekasih atau seorang
istri yang setia menemani dalam suka maupun duka. Karena menjadi seorang wirausahawan
juga adalah masalah daya tahan. Seperti mendung di musim hujan. Setelah hujan pun turun,
langit akan menjadi cerah kembali.
Ada kompensasi. Semakin keras Anda bekerja, maka Anda akan semakin beruntung. Kami
punya rekan, namanya Apiko Joko Mulyono. Dia, ”cuma” reporter di tabloid keluarga muslim,
Fikri namanya. Sebagai employee — kalau mengikuti teori kuadran Robert T. Kiyosaki – berkat
dorongan kami, dan ”keahlian interpersonalnya”, berkomunikasi, ia kami desak menjadi
jurnalis ”semi-bisnis” dalam arti, memfungsikan ketrampilan jurnalistik dan lobbynya untuk
menulis soft advertorial. Meski awalnya agak ogah-ogahan, ia memula peran-peran semacam
copywriter, penulis artikel soft advertorial di tabloidnya (maksudnya: rubrik bernuansa
promotif, dengan dua macam kompensasi: penjualan langsung dalam jumlah minimal tertentu,
atau semi-iklan). Bung Apiko, meskipun masih sayang profesi jurnalistiknya, mulai
menjalankan tugas barunya.
Hasilnya? Luar biasa untuk reporter yang sepanjang empat tahunan bekerja, murni sebagai
jurnalis. Apiko berhasil mencapai targetnya. Ia memang bekerja keras, dan agak mengorbankan
waktunya untuk keluarga. Bukan itu saja. Ia ”tebal muka” dicibiri sebagai ”jurnalis matre”
(materialis, Pen.), karena artikelnya kian selektif pada isu-isu yang ”bergizi” alias bisa
menghasilkan ”penjualan langsung” ataupun ”semi advertorial”. Akibat lanjutnya, bisa ditebak.
Dari ”main-main” jadi serius. Bossnya, pemimpin perusahaan tabloid Fikri, malah menargetkan
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
jumlah tertentu perminggunya harus ia capai. target itu, tercapai, bahkan beberapa kali
terlampaui. Apa yang ia kerjakan, semua orang di perusahaannya tahu. Meski pun berisiko
dilecehkan, Apiko tahan banting. The show must go on. Apa yang dikerjakannya, menginspirasi
unit bisnis lainnya di bawah payung holding yang sama.
”Syukur, istri saya sangat pengertian. Untuk kerja keras itu, saya bisa menabung dengan
nilai yang lumayan dibanding rekan selevel saya. Saya bisa membeli sepeda motor secara tunai,
dalam tahun kedua saya bekerja. Itu sesuatu yang tidak saya bayangkan sama sekali, bahwa
saya mampu membelinya.” Itulah Apiko, yang karena masih sayang pada profesi jurnalistiknya,
mengaku baru menggunakan belum separuh dari potensi enterprenership yang ada dalam
dirinya.
”Seseorang yang bekerja 16 jam sehari akan sampai ke tempat yang ingin dicapainya dua
kali lebih cepat daripada orang yang bekerja 8 jam sehari.”
David Ogilvy
Ketekunan
Jaques Cousteau, penyelidik, penemu dan ahli lingkungan dalam sebuah wawancara
dengan Eugene Grisham penulis buku Achievement Factors dalam sebuah wawancara di atas
sebuah jet carteran menuju Atlanta, mengungkapkan pendapat menarik. Kami kutip untuk
Anda.
”Bagaimana Anda bisa mengerjakan semua itu?” Cousteau terdiam beberapa saat, lalu
menjawab.
”Saya keras kepala – kalau saya punya suatu maksud di kepala saya…saya membuat daftar
hal-hal untuk main-main: Amazon, Haiti, kapal Angina. Saya mencoba, dan saya tidak punya
uangnya. Saya mencoba lagi, dan saya tidak dapat uangnya, dan setelah sepuluh tahun saya
mendapatkannya.”
Dengan bijaksana, dengan penuh tekat dan ketekunan, selalu mengejar apa yang ia
inginkan, kadang cepat, kadang-kadang pelan, ia telah mengalami kemenangan-kemenangan.
Pada tahun 1943, tabung oxygen (Aqualung) yang ia kembangkan dengan Emile Gagnan,
memberi kesempatan petualangan di bawah air, membuka dunia di bawah air untuk berjuta-juta
penyelam scuba. Lalu ia kembangkan keterampilan sebagai seorang ahli fotografi di bawah air,
dan pada tahun 1956, ia menangkan Oscar untuk The Silent World. Sembilan tahun kemudian
ia sekali lagi memenangkan oscar untuk World Without Sun. Saat ini usianya 80-an. Dan kakek
Cousteau masih bekerja, masih memeriksa hal-hal yang ia catat dalam daftarnya, menyusun
daftar, lalu mengeksekusi satu persatu daftar targetnya.
Fokus
Logika ”focusing”, meminjam fenomena matahari. Mahakarya Tuhan ini, sumber energi
yang amat kuat, yang setiap jamnya menyinari bumi dengan jutaan kilowatt energi. Siapa pun,
bisa ”mandi matahari” berjam-jam dengan risiko yang ringan.
Bagaimana dengan laser? Seberkas sinarnya, adalah energi lemah. Ia hanya membutuhkan
beberapa kilowatt energi tetapi bisa difokuskan menjadi sebuah pancaran cahaya yang koheren.
Dari seberkas cahaya laser, temuan ilmuwan bisa menggunakannya untuk dari memotong baja
sampai mematikan sel kanker.
Beralih pada perbincangan sebuah usaha. Anda bisa menciptakan efek yang sama: sebuah
kemampuan kuat laksana laser untuk mendominasi sebuah pasar. Itulah yang kami maksud
sebagai ”tindakan memfokuskan”.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Ketika sebuah usaha menjadi tidak fokus, ia akan kehilangan kekuatannya. Usaha itu
menjadi seperti matahari, menyebarkan energinya terlalu banyak produk, di pasar yang terlalu
luas.
Konsentrasi, kemampuan untuk memberikan perhatian penuh kepada tugas yang dihadapi,
dan dalam jangka panjang, berkonsentrasi pada suatu karier, merupakan satu segi dari fokus.
Tetapi bukan hanya itu. Segi lainnya, intensitas. Intensitas melibatkan kemampuan untuk
menyalurkan sejumlah besar tenaga pada tugas yang dihadapi. Menjalankannya sebagai
kebiasaan, akan meningkatkan karier Anda. Secara analog, fokus mempunyai pengaruh yang
sama terhadap pekerjaan seseorang, bak lensa pembesar yang dipegang di atas sehelai kertas
pada hari yang cerah. Memegang lensa dengan sudut yang tepat, membuat sinar-sinar
berkonsentrasi pada satu titik, sanggup membakar kertas itu.
Prioritas, masuk dalam gagasan fokus. Jangan segan-segan mengubah dan menaruh yang
paling penting sebagai nomor satu jika sesuatu yang tak terduga muncul. Bekerjalah atas dasar
prioritas.
Tentukanlah apa prioritas puncak dalam pekerjaan dengan berpikir secara cermat untuk
apa perusahaan mempekerjakan Anda. Banyak orang membuat kesalahan dengan bekerja keras
untuk tiap tugas yang mereka hadapi, tanpa atau dengan sedikit sekali memperhitungkan
pentingnya tugas-tugas itu. Pada akhir hari, mereka akan sangat kelelahan, sambil memuji diri
sendiri karena semua pekerjaan sudah diselesaikan. Sayangnya, ada saja yang tanpa sadar sudah
membelakangkan pekerjaan penting (important) dan mendesak (urgent). Penting saja, mungkin
bisa saja bukan di uturan teratas, tapi urgent, sesuatu yang terkait dengan deadline, yang tak
bisa tidak, ia didahulukan atau sesuatu yang buruk menghadangnya.
Membahas soal fokus, bisa kita mengutip pendapat Eugene Grisham dalam Achievement
Factor, buku best seller dunia itu. Ia bercerita tentang faktor-faktor sukses hasil wawancara
bertahun-tahun dengan tokoh-tokoh sukses dunia. Kesimpulan buku itu cuma satu: “Untuk
sukses besar dalam suatu bidang, apapun bidangnya, dibutuhkan waktu setidaknya sepuluh
tahun dengan tetap berfokus pada bidang tersebut.”
Kami yakin benar dengan kesimpulan buku itu. Kami punya bukti, seorang yang cukup
kami kenal, sejak lulus SMA, hidup dari berdagang dan tak pemah berpindah-pindah bidang
usaha kecuali pada produk rumah tangga yang sangat digemari kaum ibu. Kenyataannya, tak
sampai sepuluh tahun, ia sukses di bidang yang digelutinya. Itulah kekuatan fokus.
Bak air yang menetesi sebuah batu, setetes demi setetes; hari berganti hari, tahun
berganti tahun, pada saatnya, kita akan terkaget-kaget melihat kenyataan bahwa batu
tersebut telah menjadi cekung hanya karena tetesan air.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
PERSOALAN DASAR
KEWIRAUSAHAAN DI INDONESIA
Harus diakui bahwa kegiatan yang lebih mementingkan hasil dan prestasi
kerja, akan lebih mendorong terciptanya pola mekanisme kerja yang lebih
obyektif. Sayang hal ini masih merupakan cita-cita belaka. Sebagian besar dari
kita belum memiliki jiwa wiraswasta secara nyata. Jiwa ambtenaar masih me-
warnai dan menghantui tingkah laku serta kebiasaan kita.
Mengapa demikian ? Banyak faktor yang menyebabkannya. Mulai dari
lingkungan keluarga sampai pada kebiasaan kerja atau praktek-praktek yang
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
terjadi di masyarakat memang kurang mendukung tumbuhnya jiwa wiraswasta
di kalangan masyarakat kita.
Nilai-nilai yang diyakini masyarakat kita pada hakekatnya merupakan
warisan sejarah kolonial. Struktur masyarakat memang kurang memberi
peluang kepada pribumi bangsa kita untuk bisa menempa, mengembangkan
atau memiliki jiwa wiraswasta yang baik. Struktur masyarakat pada masa
kolonial sengaja diatur agar kita tidak bisa maju. Kesempatan untuk
berkembang dibatasi. Pendidikan sangat dibatasi, hanya orang-orang tertentu
saja yang memperoléh peluang untuk rnengenyam kemudahan pendidikan
dengan baik.
Mulai masa kanak-kanak sampai melangkah dewasa dan bekerja, kita
kurang dibekali prinsip-prinsip, hidup positif. dinamis dan kreatif. Paling-paling
kita diharapkan bisa mèmpelajari dari contoh-contoh yang terjadi di masyarakat
melalui cara coba-coba.
Kegiatan dan lapangan kerja dibatasi pula. Paling tinggi kita bisa bekerja
sebagai pegawai negeri di kantor-kantor pemerintahan ini pun terbatas bagi
orang-orang kaya dan keturunan bangsawan. Sebagian terbesar rakyat justru
bekerja sebagai buruh dan petani kecil. Kegiatan di sektor ekonomi,
perdagangan dan sektor bisnis lainnya diserahkan pada orang-orang Eropa dan
golongan non pribumi. Sektor-sektor inilah yang sebenarnya mampu menempa
kewiraswastaan kita. Tetapi justru kita kurang diberi kesempatan di bidang ini.
Paling-paling satu dua, alias terbatas sekali jumlahnya.
Apabila kita berkecimpung di sektor bisnis, kita banyak dituntut
lingkungan untuk terus berinisiatif, kreatif, dinamis agresif dan selalu harus
mampu mengantisipasi tuntutan lingkungan yang terus bertumbuh. ini semua
justru mematangkan pola berpikir dan kehidupan kita untuk terus menempa
jiwa wiraswasta kita.
Tempo dulu orang kita kalau sudah bisa bekerja di kantor gubernemen.
sebagai ambtenaar atau pegawai sudah merasa status sosialnya tinggi. Orang
yang bekerja di luar gubernemen dianggap sebagai masyarakat kelas dua atau
rendah martabatnya. Kebiasaan ini sudah bertahun-tahun kita alami.
Konsekuensinya jiwa ambtenaar telah merasuk ke lubuk hati kita dan telah
menjadi keyakinan sebagian terbesar orang kita. Sampai kinipun hal ini masih
tertekan.
Sudah sejak kecil kita selalu dibebani gambaran bahwa menjadi pegawai
adalah satu-satunya tujuan yang harus dicapai. Orang tua kita menginginkan
agar anaknya bisa menjadi ambtenaar. Target yang harus diraih anaknya ialah
menjadi pegawai kantoran saja. Prestige lebih diunggulkan dibandingkan
dengan prestasi. Orang cenderung lebih memperhatikan gengsi dibandingkan
kerja keras untuk berprestasi. Yang lebih di utamakan adalah kepentingan
status pribadi ini semakin lama semakin berkembang negatif
Lebih-lebih dengan pengaruh materialisme yang semakin menghantui
kehidupan manusia. Kualitas dan prestasi kerja kurang diperhatikan bahkan
nyaris diabaikan. Orang hanya mengejar kedudukan dan materi. Bahkan unit
kerja yang menjadi favoritpun mempengaruhi gairah kerja setiap orang. Unit
yang basah dirasa semakin penting dibanding dengan unit yang kering. Orang
akhirnya akan selalu memperhatikan materi melulu, tidak melihat makna
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
pekerjaan yang harus ditangani.
Etika dan aturan permainan dalam organisasi diabaikan begitu saja.
Fungsi manajemenpun tidak akan berperan baik. Akibatnya pola manajemen
dan mekanisme organisasi tidak akan bisa terkendali. Sistem tidak akan mampu
mengatur dan mengendalikan kegiatan organisasi. Individu yang menduduki
pucuk pimpinan organisasi seharusnya mampu mengendalikan mekanisme
kerja organisasi. Tetapi justru mereka kurang memperhatikan aktivitas
organisasi secara utuh. Ia hanya mengutamakan kepentingan pribadinya demi
kelangsungan dan kesinambungan posisi dan kedudukannya. Ia kurang
memperhatikan detail operasional organisasi yang ia pimpin. Segala urusan
teknis operasional dipercayakan kepada bawahan dengan otoritas yang dibatasi
pula. Konsekuensinya, kelancaran operasionalpun akan terganggu. Sebab
orang yang berhak mengambil keputusan berada jauh dari pihak yang mem-
butuhkan keputusan tersebut. Kesenjangan komunikasi ini semakin menganga
lebar dan pada gilirannya akan cukup merugikan organisasi secara keseluruhan.
Perkembangan juga memperlihatkan adanya kecenderungan pucuk
pimpinan untuk berusaha mendominasi organisasi. Otoritas sebagai Pimpinan
dicoba untuk ditonjolkan. Segala sesuatu diarahkan agar tergantung pada
pucuk pimpinan sepenuhnya. Sampai-sampai sewaktu pimpinan menjalankan
cutipun, semua pekerjaan terpaksa harus menunggu sampai ia kembali
bertugas. Merah-hitamnya organisasi beserta nasib anggotanya tergantung
belas kasihan beliau. Dialah yang berwenang mengatur segalanya.
Masyarakat serta lembaga pendidikan benar-benar dituntut peran-
sertanya untuk bersama - sama pemerintah memikirkan tersusunnya dan
terlaksananya pola pendidikan yang integral.
Praktek-praktek demikian telah mampu meruntuhkan jiwa wiraswasta,
jiwa mandiri ataupun kemauan bekerja keras bagi setiap pendatang dalam
organisasi. Orang yang baru meninggalkan bangku sekolah atau universitas,
setelah melihat, merasakan dan mengalami sendiri, idealisme mereka akan mu-
dah luntur atau hilang. Ia akan larut ke dalam arus materialistis, egoisme
individu dan berorientasi pada status saja. Pengetahuan manajemen ataupun
pengetahuan lain yang sempat diperoleh selama studi akan tersimpan rapat
dalam benaknva tanpa perlu dipraktekkan atau diamalkan demi kepentingan
masyarakat banyak. Inisiatif ataupun kreativitas seseorang akan mudah hilang
lenyap dalam kemelut demikian.
Apabila kita mau mengkaji semuanya itu, ternyata hal tersebut wajar
kalau terjadi demikian. Sebab sudah sejak kecil kita secara tidak sadar telah
diarahkan untuk memiliki nilai-nilai hidup demikian. Mulai masa kanak-kanak
sampai melangkah dewasa dan bekerja, kita kurang dibekali prinsip-prinsip hi-
dup positif, dinamis dan kreatif. Paling-paling kita diharapkan bisa mempelajari
dan contoh-contoh yang terjadi di masyarakat melalui cara coba-coba. Ya,
kalau ketemu contoh yang baik. Tetapi kalau terus-menerus dihadapkan pada
hal-hal yang negatif, kemungkinan besar pola berpikir kitapun akan negatif.
Masa Pra-Sekolah
Umar kalau sudah besar mau jadi Apa ? Jadi dokter begitu jawab bocah
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
berusia 5 tahun yang bernama Umar. Ya sejak kecil kita memang sudah diajari
untuk memiliki cita-cita semacam dokter, Insinyur, guru dan pekerjaan formal
lainnya yang Kyosaki menyebutnya sebagi self employee. Jarang orangtua kita
mengajarkan, mengarahkan dan membimbing kita untuk jadi pengusaha.
Pemikiran seperti itu bisa dimaklumi dalam masyarakat kita yang
mementingkan status dan kedudukan social yang mapan disamping peran
cultural sebagai sisa-sia penjajahan yang begitu lama.
Sejak kanak-kanak kita sudah terbiasa dihadapkan pada kenyataan hidup
yang sebenarnya cukup merugikan pertumbuhan jiwa dan pribadi kita di
kemudian hari. Lebih-lebih bagi masyarakat masa kini yang sudah termasuk
golongan masyarakat dengan kehidupan ekonomi atau sosial cukup baik. Pola
kehidupannya ternyata kurang menguntungkan pendidikan anak-anak mereka
sendiri.
Karena kecukupan materi anak dibiasakan diasuh, didampingi pembantu,
istilah kerennya baby – sitter. Segala kebutuhannya diatur dan disediakan oleh
si pembantu. Ia dimanja oleh lingkungan keluarga. Akibatnya ia akan suka
memerintah, tahu beres saja. Ia tidak pernah mau berusaha sendiri. Ia selalu
menggantungkan diri pada orang lain.
Dari kecil kita sudah diajari pula untuk membatasi diri pada lingkungan
hidup tertentu saja. Muncullah pengelompokan-pengelompokan dalam
masyarakat yang non-formal sifatnya. Sebagai keturunan orang gedongan, ia
tidak diperkenankan sembarangan bergaul. Ia diisolir oleh gambaran-gambaran
yang bisa meracuni keyakinan hidupnya di kemudian hari. Konsekuensinya ia
akan bisa menutup diri dan hanya bergaul dengan sekelompok masyarakat
tertentu saja. Pandangan hidup dan pola berpikirnya akan sempit dan kerdil.
Kebiasaan ini nantinya akan dapat mernpertebal orientasinya yang hanya
menitik beratkan pada gengsi-gengsian atau status saya, kalau ia memang
tidak dibekali prinsip-prinsip hidup yang kokoh.
Bagi orang berada, segala kebutuhan, keperluan anak selaiu tersedia.
Pokoknya tugas anak hanya sekolah dan belajar. Pendekatan rnanusiawi oleh
kedua orang tua dalam masa pendidikan banyak terlupakan.
Masa Sekolah
Sewaktu mendaftarkan diri masuk sekolah mulai dari Taman Kanak-kanak
sampai Perguruan Tinggi, anak-anak sudah dibiasakan dibantu orang tua. Ini
dilakukan dengan dalih bahwa untuk bisa masuk sekolah atau mendaftarkan
diri sering ada uang ini dan itu. Yang dapat mengatur hal tersebut hanyalah
orang tua. Akibatnya anak-anak kurang dididik untuk bisa berusaha sendiri.
Minimal mulai masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, seyogyanya anak-anak
mulai diarahkan untuk berusaha mendaftarkan sendiri. Bahkan sering pula ter-
jadi bahwa jurusan pendidikan yang harus diikuti anak-anak juga diatur
berdasarkan keinginan orang tua.
Pergi ke sekolahpun selalu diantar oleh orang tua atau pembantu. Ada
yang diantar dengan mobil, motor ataupun sepeda. Ada yang harus sewa
becak atau minibus antar jemput secara bulanan. lni wajar diiakukan untuk
anak kecil bukan untuk remaja, karena kondisi transportasi memang kurang
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
memungkinkan. Syukur apabila sekolah-sekolah, melalui KOPERASI SEKOLAH
misalnya, bisa menyediakan kendaraan antar jemput, sekalipun harus
membayar bulanan. Karena hal ini akan dapat mendidik anak-anak untuk
berusaha sendiri, berinisiatif dan mulai mandiri. Lalu dilepas dari sifat
ketergantungannya pada orang lain. Anak-anak diberi kebebasan memang baik.
Tetapi jangan pula sampai jor-joran seperti sekarang atau mereka (siswa
SLTP/SLTA) sudah diperbolehkan membawa mobil sendiri ke sekolahan.
Penggunaan sepeda motor-pun seyogyanya bisa dibatasi dengan disediakannya
kemudahan transportasi yang nyaman aman. Satu dan lain untuk mencegah
persaingan yang tidak sehat serta tumbuhnya kecongkakan kekuasaan yang
bisa menekan wibawa para pendidik.
Pola pendidikan di negara kita memang belum memikirkan secara
menyeluruh demikian Pemerintah baru berusaha membenahi sistem dan
kurikulum péndidikan yang memang harus segera ditangani secara serius. Di
sini masyarakat serta lembaga pendidikan benar-benar dituntut peran sertanya
Untuk bersama-sama pemerintah memikirkan tersusunnya dan terlaksananya
pola pendidikan yang integral. Jadi orangtua wajib ikut berperan aktif dalam
menata masa depan anaknya dengan menumbuhkan kemandirian si anak.
Jangan hanya memanjakan saja. Jangan hanya menyerahkan kepada lembaga
pendidikan untuk membentuk watak dan kepribadiannya.
Dewasa inipun kita sering mendengar apabila seorang anak tidak naik
kelas, tidak lulus ujian atau tidak diterima masuk sesuatu sekolah, orang
tuanya segera tampil untuk mengatasinya. Dengan kekuasaanya, entah berupa
gertak dan atau kekayaan, ia memaksa agar anaknya dinaikkan, diluluskan
atau diterima saja. Kenyataan ini nampak sudah biasa atau sudah jamak di
masyarakat kita. Sistem backing bertumbuh. Muncullah kecongkakan
kekuasaan atas diri anak-anak. Begitu ada masalah, anak-anak berlindung pada
Babenya untuk minta bantuan. Akhirnya si anak tidak akan menjadi orang
berprinsip ataupun menjadi orang yang penuh tanggung jawab. Ini berbahaya.
Sistem pendidikan yang kurang membantu bertumbuhnya inisiatif,
dinamika ataupun kreativitas anak didik. Murid secara pasif hanya
mendengarkan teori yang dikemukakan oleh sang guru. Sifat pelajaran relatif
banyak hafalan. Baru sekarang ini saja sifat pelajaran yang menanamkan
pengertian mulai diajarkan. Murid kurang pula dibekali dengan pemberian
pengertian melalui gambaran kenyataan hidup yang ada. Bahkan penyediaan
bahan bacaan yang terbatas kurang membantu peningkatan pengetahuan anak
didik. Untunglah dewasa ini Pemerintah mulai menjamah dan menangani hal
tersebut secara lebih serius. Pola dan sistem pendidikan yang partisipatif secara
bertahap nampak ditumbuhkan.
Disamping itu, banyak dari kita kurang menyadari bahwa kita semua wajib
belajar dengan cara melihat, mengamati, mendengarkan, merasakan atau
mengalami langsung. Saat ini masih banyak kecenderungan orang untuk hanya
mendengarkan kata guru atau dosen dan membaca buku pelajaran saja. Kita
relatif belum mendayagunakan kelima indera kita untuk mendengarkan dan
melihat kenyataan hidup yang kita alami. Perkembangan lingkungan kehidupan
kitapun nyaris tidak diperhatikan sama sekali. Akibatnya banyak dari kita
memisahkan secara nyata antara teori dengan praktek. Kita kurang meyakini
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
akan pentingnya ilmu pengetahuan yang kita peroleh demi keberhasilan hidup
kita.
Kita sudah cukup banyak mencetak tenaga-tenaga sarjana yang
diharapkan akan mampu menumbuhkan serta menciptakan manager-manager
profesional dengan kapabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan. Tetapi
nyatanya hal tersebut masih merupakan harapan. Kemampuan para
cendekiawan untuk mengembangkan buah pikirannya nampak masih terbatas,
karena mereka kurang mau berusaha untuk itu. Apalagi sebagian besar dari
sarjana kita begitu selesai studinya berhenti belajar. Ia kurang berusaha untuk
mengkaji terus kenyataan - kenyataan yang ada untuk diolah secara ilmiah.
Kerja ya kerja. Baca buku dianggap buang tempo atau dianggap teoritis melulu
dan ini tidak perlu. Yang penting praktek. Kalaupun ada yang berkeinginan
untuk membaca, ternyata harga bukunya pun tidak terjangkau oleh
kantongnya.
Orang tua dalam mendidik anak-anaknya pun kurang memikirkan
perlunya inisiatif dan kepribadian anak ditumbuhkan. Orang tua selalu
mengarahkan agar anaknya memilih jurusan yang dianggap menguntungkan
kehidupan materi dikemudian hari, sekalipun yang bersangkutan tidak mampu
untuk studi di bidang tersebut. Keinginan orang tua harus dituruti. Kepribadian
anak sering terguncang akibatnya. Ia tidak sempat memupuk kepercayaan diri
ataupun menumbuhkan prinsip hidup yang kokoh agar bisa hidup mandiri.
Bagi orang berada, segala kebutuhan, keperluan anak selalu tersedia.
Pokoknya tugas anak hanya sekolah dan belajar. Pendekatan manusiawi oleh
kedua orang tua dalam masa pendidikan banyak terlupakan. Orang tua sibuk
dengan urusannya. Mereka menganggap materi yang disediakan bagi anak--
anaknya sudah lebih dan cukup. Kalau sudah menyediakan Segala kebutuhan
materi anak, orang tua merasa bahwa ia sudah mampu berperan sebagai orang
tua yang penuh tanggung jawab. Mereka lupa bahwa ia berkewajiban
memberikan dasar pandangan hidup, keyakinan hidup serta membimbing kehi-
dupan rohaninya. Bahkan tidak jarang terjadi dalam suatu keluarga adanya
kesenjangan komunikasi yang dalam antara orang tua dengan anak-anaknya.
Pendidikan non-formal yang banyak kita temui, kita alami dalam
kenyataan hidup bermasyarakat, justru yang paling banyak membentuk pola
berpikir dan sikap hidup kita. Inipun kalau kita benar- benar bersikap antisipasif
terhadap lingkungan hidup dan kerja kita.
Unsur materialisme saat ini memang sangat mencekam kehidupan kita
semua. Segala sesuatunya diukur hanya dengan nilai uang. Uang dan materilah
yang menentukan segala - galanya. Anak-anak orang berada, di sekolahnya
pun bertingkah dan dihinggapi kecongkakan kekuasaan. Dengan kekayaannya
mereka memberikan warna pergaulan hidup yang kurang baik sok kuasa dan
meremehkan orang lain. Keadaan demikian merupakan konsekuensi logis tidak
atau kurang berfungsinva orang tua sebagai pengayom dan panutan anak--
anaknya.
Bapak sebagai kepala keluarga sudah disibukkan dengan urusan kantor,
bisnis, rapat, sidang, urusan golf sampai program jantung sehat segala. Sang
lbu tak kalah sibuk. Aktif dengan organisasi wanita, kegiatan sosial dan
pertemuan-pertemuan lain sebagai pendamping suami yang notabene diwajib-
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
kan demi kemajuan atau kelangsungan kedudukan sang suami. Luruhlah posisi
dan peranan keluarga sebagai lembaga pendidikan non-formal terpenting bagi
pertumbuhan personalitas serta kematangan pola berpikir si anak. Bahkan
secara tidak sadar banyak orang tua sudah melepaskan tanggung jawabnya
sebagai pendidik watak dan kepribadian anak mereka. Akibatnya pertumbuhan
kepribadian, kepercayaan diri ataupun keyakinan hidup si anak tidak bisa
bertumbuh stabil. Tanpa bekal iman dan kepribadian dari rumah secara
mantap, anak-anak akan mudah diguncang oleh pengaruh lingkungan. Mereka
mudah terombang-ambing karena memang belum memiliki prinsip hidup yang
mantap.
Pendidikan formal tidak cukup sebagai bekal hidup di masyarakat yang
telah banyak dipengaruhi unsur-unsur materialisme dan kemajuan teknologi.
Tanpa bekal yang kuat, orang akan mudah mengagungkan materi di atas
segala-galanya. Kehidupan materialistis ini jelas lebih banyak berpengaruh
negatif terhadap perilaku manusia. Orang hanya akan menghargai sesamanya
diukur dari harta atau status sosialnya saja. Saat ini pun sudah banyak contoh
dan buktinya.
Lain pula dengan golongan yang kurang begitu mampu, yang kehidupan
ekonominya cukupan saja. Hasrat dan kemauan belajarnya umumnya tinggi.
Mereka mau menghayati dan memahami makna kesulitan hidup. Kreativitas
dan inisiatif akan mudah bertumbuh karena memang harus benar-benar
berjuang untuk hidup. Mereka umumnya memiliki pandangan hidup atau
pegangan hidup yang baik. Mereka tahan uji, tahan dari hantaman dan
percobaan. Mereka umumnya tekun dan ulet dalam perjuangan hidupnya.
Kenyàtaan ini bisa kita lihat dari pola kehidupan bapak-bapak kita yang
mengalami pahit getirnya perjuangan fisik dibandingkan dengan pola kehidup-
an anak-anak beliau yang relatif berkecukupan dalam kehidupannya di masa
pembangunan ini.
Karena kerasnya perjuangan fisik dan pahitnya kehidupan tempo dulu,
bapak-bapak tersebut cukup ulet, tabah dan pantang menyerah sehingga
sekarang beliau hidup sukses. Pengalaman pahit demikian inilah yang banyak
mendorong mereka untuk cenderung memanjakan anak-anaknya supaya
jangan ikut merasakan getirnya kehidupan yang pernah dialaminya. Akibatnya
bisa kita lihat dalam kehidupan sekarang ini. Banyak anak kurang memiliki
disiplin, inisiatif ataupun kreativitas yang tinggi. Lingkungan kehidupan telah
memanjakan dan menina-bobokannya sehingga mereka tidak bisa hidup man-
diri.
Guna membenahi ini semua dan untuk menumbuhkan jiwa wiraswasta di
kalangan masyarakat, perlu kiranya dibenahi pola pendidikan kita secara
menyeluruh. Untuk itu, antara Pemerintah dengan masyarakat harus terjalin
kerjasama yang saling mendukung. lnterdependensi antar seluruh anggota
masyarakat harus bisa dikembang-tumbuhkan ke arah yang lebih positif.
Lembaga pendidikan tidak akan mampu membentuk pribadi-pribadi manusia
yang tangguh tanpa peran serta anggota masyarakat secara nyata. Orangtua
wajib membekali dasar pembentukan watak dan kepribadian serta keyakinan
anak-anaknya. Masyarakat wajib ikut serta mengendalikan atau mengamankan
pola pengaturan tatanan masyarakat sesuai peraturan yang berlaku.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Pemerintah dan unsur masvarakat lainnya aktif melaksanakan kegiatan
pendidikan secara integral.
Masa Pendewasaan
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
2. “Inisiatif”. Kemampuan untuk mengambil inisiatif tampak nyata.
3. “Lugas”. Sifat hidupnya jujur dan tegas penuh disiplin serta tanggung
jawab.
4.”Antisipatif”. Kemampuan untuk terhadap perkembangan lingkungan
hidup atau kerjanya cukup baik.
5. ”Rasional”. Pola berpikirnya sangat rasional.
1. UNSUR SENIORITAS
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
sistem dan mekanisme pengorganisasian setiap unit kerja. Sistem senioritas
tetap bisa dimanfaatkan asal digabungkan dengan sistem penilaian prestasi
yang berlandaskan kematangan atau kedewasaan pola berpikir pegawai,
tersebut, tetapi setiap keputusan rapat relatif tidak ada yang mengikat sifatnya.
Keputusan rapat nampaknya hanya sekedar keputusan di atas kertas.
Dalam prakteknya, Pucuk Pimpinanlah yang menentukan segala-galanya.
Pola kerja demikian sangat merugikan organisasi. Pendapat pribadi pegawai
sulit dilontarkan bahkan nyaris tidak diberi hak untuk pendapatnya. Akibatnya,
inisiatif, kreativitas pegawai memudar, atau malah mati impoten. Dan ini
membuat kesenjangan semakin dalam. Pada gilirannya pimpinan akan kurang
mampu menghayati posisi organisasinya secara obyektif lagi.
Marilah kita renungkan benar-benar, apakah dengan pola kerja demikian,
partisipasi pegawai dalam organisasi dapat dikembang-tumbuhkan ? Sulit untuk
dikatakan saya kira. Sebab nampak adanya kecenderungan pola manajemen
yang otoriterlah yang akan berkembang subur. Dan kalau diamati, tindakan
otoriter tersebut sebenarnya sebagai akibat ketidak atau kekurang-matangan
para senior dan kekurang-mampuan kita mengartikan istilah beserta makna :
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
- Senioritas dan sistem pembinaan pegawai,
- Pola pengambilan keputusan secara musyawarah/mufakat serta
- Pola manajemen yang partisipatif.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Saya hanya ingin Anda duduk sesaat dan merenung kemudian memikirkan
"Masa depan seperti apa yang Anda inginkan ?" Apakah setelah lulus Anda
menggadaikan ijasah Anda kemana-mana dan menjadi orang gajian serta
menetap disana selamanya hingga datang masa pensiun ? Kemudian mengeluh
terus sepanjang hidup Anda karena apa yang Anda bawa pulang untuk istri dan
anak Anda tidak pernah mencukupi kebutuhan hidup Anda, bahkan yang paling
dasar sekalipun. Ataukah Anda segera bangkit meninggalkan gelar Anda dan
mengikuti orang-orang yang telah sukses "tanpa gelar". Membangun mimpi
dan dunia masa depan Anda dimana Anda ingin berada ? Membangun usaha
Anda sendiri, merintis, menumbuhkan, membesarkan dan mewariskannya
kepada anak cucu Anda. Ya semua itu tergantung Anda !
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Dipuncak krisis pada 1998 – 2000, kontributor SME terhadap Produk Domestic
Bruto (PDB) mencapai 60 % lebih. Data dikementrian Koperasi dan UKM
menyebut konntribusi SME terhadap PDB pada 2003 masih dikisaran 56,44%
dan diprediksi akan naik pada 2004 menjadi 57,11%. Sementara itu
kontribusinya terhadap nilai eksporpun diperkirakan naik dari 21 % menjadi
25%. Dengan kata lain, SME masih diandalkan sebagai motor penggerak
perekonomian.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tengah tahun 1997 sampai saat ini
belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Krisis ini juga telah
mengakibatkan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu
persatu pailit karena bahan baku impor yang meningkat secara drastis, biaya
cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dolar
yang menurun dan berfluktuasi. Sektor perbankan juga ikut terpuruk
memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak perusahaan yang
tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi.
Berbeda dengan UKM yang sebagian tetap bertahan, bahkan cenderung
bertambah.
Data terakhir dari Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil dan
Menengah (Menekop & PKM) menunjukkan bahwa pada tahun 2000, ada
sekitar 38,99 juta Usaha Kecil dengan rata-rata penjualan pertahun kurang dari
Rp.1 Miliar, atau sekitar 99,85 % dari jumlah perusahaan di Indonesia. Pada
tahun yang sama, ada 55.061 perusahaan dari katagori Usaha Menengah,
dengan rata-rata penghasilan per tahun lebih dari Rp.1 Miliar tetapi kurang dari
Rp.50 Miliar, atau sekitar 0,14 % dari jumlah unit usaha.
Pertambahan penduduk yang besar setiap tahun menjadi permasalah
tersendiri bagi penyediaan lapangan pekerjaan. Usaha besar tidak sanggup
menyerap semua pencari pekerjaan. Ketidaksanggupan usaha besar dalam
menciptakan kesempatan kerja yang besar disebabkan karena memang pada
umumnya kelompok usaha tersebut relatif padat modal, sedangkan UKM realtif
padat karya. Disamping itu Usaha Besar umumnya membutuhkan pekerja
dengan pendidikan formal yang tinggi dan pengalaman kerja yang cukup,
sedangkan UKM sebagian pekerjanya berpendidikan rendah.
Data dari Menegkop & UKM menunjukkan bahwa pada tahun 2000, lebih
dari 66 juta orang bekerja di Usaha Kecil, atau sekitar 99,44 % dari jumlah
kesempatan kerja di Indonesia. Sedangkan dalam bentuk kontribusi terhadap
PDB, UKM menyumbang 40 % tahun 2000 dibandingkan 38 % tahun 1997.
Dipuncak krisis pada 1998 – 2000, kontributor SME terhadap Produk
Domestic Bruto (PDB) mencapai 60 % lebih. Data dikementrian Koperasi dan
UKM menyebut konntribusi SME terhdap PDB pada 2003 masih di kisaran
56,44% dan diprediksi akan naik pada 2004 menjadi 57,11%. Sementara itu
konntribusinya terhadap nilai eksporpun diperkirakan naik dari 21 % menjadi
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
25%. Dengan kata lain, SME masih diandalkan sebagai motor penggerak
perekonomian.
Sayangnya harapan ini tampaknya bertolak belakang dengan perhatian
pemerintah. Pasalnya dari tahun ke tahun anggaran belanja pemerintah yang
dialokasikan ke sektor SME hanya 6 – 7 % - selebihnya justru mengerojok ke
perusahaan-perusahaan besar. Padahal raksasa-raksasa bisnis, para
konnglomerat banyak yang melarikan uang rakyat kekantong mereka bahkan
sebagian dilarikan keluar negeri.
Huruf cina untuk Krisis (lihat dibawah) dibaca wei-ji, dan memiliki dua arti
"bahaya - danger" dan "peluang – opportunity."
Puncak krisis yang menimpa Indonesia menyebabkan kepanikan dan kerusuhan
dimana-mana. Harga-harga naik selangit, dollar menggila, penjarahan dimana-
mana, kelangkaan pangan, rush besar-besaran terhadap perbankan. Dan
situasi tersebut berjalan cukup lama.
Tetapi, tidak! Ternyata masih ada seberkas sinar harapan di antara puing-puing
kehancuran. Beberapa pengusaha kecil tampak masih tegar. Bahkan beberapa di
antaranya justru mendapat berkah karena adanya krisis moneter, yang menjungkirkan
nilai rupiah sampai babak belur di dasar jurang. Mereka ini kebanyakan merupakan
pengusaha kecil yang menjalankan usahanya secara konvensional, penuh kehati-
hatian, disiplin, tidak mengobral utang atau menjebol bank, sehingga krisis moneter
tidak menyebabkan mereka hancur seketika. Mereka masih bisa bertahan, sehingga
walaupun tidak bebas dan tekanan, mereka masih mempunyai kesempatan untuk
melakukan penyesuaian dan perbaikan-perbaikan seperlunya. Mereka juga tidak
bergantung pada bahan baku impor. Dengan begitu, mereka tidak akan terlalu kena
dampak melambungnya biaya produksi.
Rezeki sebagian dari mereka malah bertambah, karena bisnisnya berorientasi
ekspor. Dengan “dukungan” krisis moneter, harga produk mereka menjadi sangat
bersaing, dan pembayaran yang diterima dalam bentuk dolar menyebabkan
keuntungan menjadi berlipat ganda.
Pertanyaan terakhir adalah: “Apa kesimpulannya? Bagaimana menentukan tindakan
selanjutnya dalam suasana knisis ini?”
Dengan kenyataan-kenyataan seperti yang diutarakan di atas, tidak ada
kesimpulan yang lebih tepat bahwa menjadi pengusaha kecil yang baik merupakan
jawaban yang paling “pas” untuk mengatasi krisis. Lebih-lebih jika bidang usahanya
berorientasi ekspor dengan bahan baku lokal, maka itu akan menjadi solusi ideal agar
bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang kuat secara ekonomis, tidak rapuh
dalam menghadapi gejolak moneter. Tentunya jika didukung oleh sistem kebijakan
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
serta pembinaan yang sungguh-sungguh dan pemerintah. Pemerintah yang notabene
bersih dari unsur-unsur KKN.
Berikut ini penulis sampaikan sebuah kutipan tentang salah satu contoh
keberhasilan pengusaha kecil Indonesia dalam menghadapi badai krisis moneter.
Selama krisis moneter Asia, ditemukan bahwa Taiwan khususnya tidak
terkena. Alasannya : ekonominya ditopang oleh sejumlah besar usaha kecil dan
menengah serta pabrik di pedesaan. Hal yang sama juga terjadi di AS. Jumlah
pekerjaan yang diciptakan oleh perusaahaan kecil dan menengah jauh melebihi
yang diciptakan oleh perusahaan dalam Fortune 500.
Yang disebut "model jepang" di mana ekonomi Negara tergantung
hanya pada beberapa perusahaan besar (keiretsu) terbukti kurang bertahan.
Negara yang mengikuti model ini seperti Korea (chaebol), Indonesia, Thailand,
Malaysia, dan Singapura semuannya terpukul sangat keras selama krisis. Dalam
istilah orang awam, sangat berisiko menaruh semua telur dalam satu
keranjang. Dalam waktu yang berubah, orang harus menaruh telurnya di lebih
dari satu keranjang – untuk menyebarkan risikonya. Itulah prinsip yang
digunakan oleh kebanyakan perusahaan asuransi. Bila kita amati, selama badai
besar, banyak pohon raksasa tercabut dari akarnya dan tumbang atau rusak.
Akan tetapi, rumput kecil hanya membungkuk terkena angin. Sekarang ada
kecenderungan di antara perusahaan besar untuk memecahkan diri menjadi
organisasi yang terdiri dari banyak organisasi kecil tersendiri.
Sekarang saya ingin mengajak Anda untuk melihat kebelakang sejarah kultural
bangsa kita dalam dunia entrepreneur.
B u d a y a J a w a d an P e n ja ja h a n
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Menurut Onghokham, golongan pedagang zaman itu berasal dari
kalangan aristokrat, rajalah yang memegang monopoli perdagangan. Dalam
konteks kebudayaan Jawa-agraris yang kratonsentris, hal ini tidaklah
mengherankan, sebab raja bukan saja menjadi pemegang monopoli dagang,
tapi juga sebagai pemilik tanah.Dengan sendirinya, kondisi ini menyebabkan
tidak menimbulkan mobilitas modal dan kepercayaan dagang. Karena sewaktu-
waktu, raja dapat mengambil tanah garapan seseorang (asalkan berada dalam
lingkungan kerajaannya). Selain itu, perlu dicatat bahwa agaknya kebiasaan
dagang pun bukan murni budaya Jawa. Perdagangan adalah kompetisi yang
tidak sesuai dengan konteks budaya Jawa, karena “menyalahi”nilai kerukunan -
patut dicatat bahwa nilai kerukunan bukan diartikan sebagai tidak adanya beda
pendapat, tapi menurut mereka, beda pendapat lebih baik disimpan dan tidak
dikemukakan. Ini untuk menjaga ketenteraman, biarpun di dalam hatinya ada
perbedaan pendapat. Perdagangan lebih merupakan hasil interaksi raja-raja
dengan pendatang.
Jadi jelas bahwa lingkungan sosial budaya nusantara pada masa pra-
kolonial tidak mendukung kemunculan inovator, suatu kelas baru dalam
masyarakat; yakni kelas menengah yang berdana kuat - untuk membantu
penyediaan kredit - yang bukan berasal dari kalangan elite politik. Dalam
periode berikutnya, kerajaan-kerajaan ini mulai berkenalan dengan orang-
orang Eropa. Portugis yang datang dengan motif penyebaran agama Katolik
disertai dengan keinginan merusak jalur perdagangan Islam yang telah
terbentuk di Asia hanya bertahan beberapa puluh tahun di nusantara yang
kemudian mundur ke Timor sampai 1976. Meskipun demikian, pedudukan
Malaka oleh Portugis membawa dampak besar bagi perdagangan. Praktek
monopoli yang diberlakukannya mengakibatkan kemunduran perdagangan
internasional. Monopoli ini dilakukan untuk menutup tingginya risiko yang harus
ditanggung pihak Portugis.
Setelah Portugis dipaksa mundur ke Timor, datanglah Belanda. Tidak
berbeda dengan Portugis, Belanda juga menerapkan sistem monopoli. Dengan
demikian, perdagangan nusantara menjadi bersifat internal dan stimulasi dan
perdagangan internasional tidak lagi dinikmati. Ini merupakan pukulan bagi
perekonomian nusantara, khususnya raja-raja Jawa. Namun satu hal perlu
dicatat bahwa praktek monopoli Belanda maupun Portugis sebelumnya secara
tidak langsung ‘direstui’ elite politik. Bagi Belanda, Indonesia tidak lebih dan
sekedar penghasil bahan mentah.
Arief Budiman mengatakan bahwa kapitalisme Belanda bukan seperti
Inggris yang berorientasi pada industri, sebaliknya Belanda bersifat merkantilis.
Yang diinginkan Belanda adalah komoditi primer dan negara jajahannya untuk
kemudian diperdagangkan di pasar dunia. Dari segi sosial, di sini terlihat
hilangnya fungsi yang dijalankan Syahbandar dan pedagang yang dulu sangat
berperan dalam perdagangan internasional. Kedudukan pedagang perantara ini
diberikan pada golongan Timur Asing. Ini terjadi setelah tahun 1799 ketika VOC
bangkrut dan semua hutang serta kekayaannya diambil alih oleh pemerintah
Belanda. Sementara VOC hanya bertindak sebagai vassal, maka pemerintah
Hindia Belanda mengubah struktur masyarakat Indonesia menjadi tiga yakni
golongan atas yang ditempati pemerintah kolonial, golongan menengah
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
diberikan kepada kelornpok Timur Asing, sedang golongan bawah diduduki
penduduk pribumi. Kebijakan diskriminatif ini sengaja dilakukan untuk
mencegah munculnya kelas menengah murni yang tidak berasal dari elite
politik. Dengan alasan menghindari nepotisme dan favoritisrne, Belanda lalu
melarang elite politik untuk ikut dalam kegiatan dagang. Dengan demikian, elite
tidak pernah memiliki kekuatan ekonomi dari politik secara bersamaan. Belanda
kuatir mereka akan hadir sebagai ‘borgouise’ yang mendorong perubahan baik
politik maupun ekonorni Indonesia.
Ketakutan Belanda pada borgouise class di Hindia Belanda terlihat juga
pada peristiwa pembunuhan serta pembatasan lingkungan orang-orang Cina
baik di Batavia maupun di tempat lain - orang Cina harus mempunyai pas jalan
untuk pergi ke tempat yang bukan pecinan. Kondisi yang diciptakan Belanda ini
untuk mematikan berdirinya suatu kelas menengah yang kuat. Keadaan ini
semakin memperburuk situasi yang dapat memunculkan entrepreneur. Setelah
selama kurang lebih dua abad rnenjalankan praktek monopoli, akhirnya
pemerintah Belanda membuka Indonesia untuk berbagai pengaruh
perdagangan internasional. Hal ini bersamaan dengan pertumbuhan industri di
Belanda. Namun sedikit sekali - bahkan tidak ada - pengaruh perdagangan ini
dirasakan oleh rakyat nusantara. Kenyataannya orientasi kebijakan membuka
Hindia Belanda pada PMA hanya demi kepentingan industri Belanda sendiri.
Hindia Belanda hanya dijadikan sebagai produsen bahan mentah sekaligus
pasaran hasil industri Belanda - yang kualitasnya kurang baik dibandingkan
hasil industri Inggris ataupun Jerman. Ketika depresi melanda seluruh dunia,
kondisi perekonomian Hindia Belanda bertambah buruk terutama karena
Belanda mengenakan tarif untuk membendung politik dumping Jepang dan
penggunaan gold standard monetary system yang sudah dilepas Inggris
maupun Amerika Serikat. Dengan depresi ini, jatuhnya harga komoditi primer
bertambah buruk karena apresiasi mata uang Belanda.
U s a h a M e n u m b u h k a n E n tr e p r e n e u r P r ib u m i
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
ekonomi. Pengusaha pribumi yang kuat sulit ditemukan. Karena itu, disusunlah
kebijakan yang bertujuan membangun kelas pengusaha pribumi yang lebih
dikenal sebagai Program Benteng.
Program ini merupakan bagian integral Rencana Urgensi Perekonomian
1950-1957 untuk mendorong kelas pedagang pribumi agar mampu bersaing
dengan importir asing. Pemerintah memberikan lisensi impor hanya kepada
pengusaha pribumi selain membatasi impor barang tertentu. Dengan lisensi
impor ini, pengusaha pribumi dapat mengimpor barang dengan kurs resmi,
sehingga dengan selisih kurs dipasar gelap saat itu, pengusaha pribumi bisa
memperoleh profit yang besar. Dalam pelaksanaannya terlihat bahwa orang
pribumi yang menerima perlakuan istimewa ternyata bukan berasal dan
kalangan yang memiliki potensi kewiraswastawan melainkan dari mereka yang
mempunyai hubungan dengan elite poitik. Lebih parah lagi, mereka tidak
mendirikan perusahaan impor yang sesungguhnya, melainkan membeli lisensi
impor dan menjualnya kepada orang-orang Cina yang memiiki sumber dana
dan jaringan bisnis yang intensif. Kolaborasi ini yang disebut perusahaan-
perusahan Ali Baba, dengan Ali (pengusaha pribumi) bertugas memperoleh
lisensi sedangkan Baba (Cina) menyediakan modal dan keahlian usahanya.
Walaupun demikian, Program Benteng tidak gagal sama sekali. sebab beberapa
pengusaha pnibumi yang masih tetap kuat hingga kini merupakan hasil dan
program tersebut seperti Soedarpo Sastrosatomo dan Hasjim Ning.
Secara konseptual sebenarnya program Benteng ini tidak berbeda
dengan apa yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda. Perlakuan istimewa
yang diberikan pada golongan Cina oleh pemerintah kolonial Belanda (dengan
memberikan kedudukan pedagang perantara) dimaksudkan untuk mencegah
munculnya kelas burjuasi pribumi dan mencegah persaingan antara
perusahaan-perusahaan Belanda sendiri. Dengan sendirinya, program Benteng
tidak akan berhasil membangun basis yang kuat bagi munculnya kelas
pengusaha pribumi yang tangguh. Pada saat program ini diluncurkan,
sebenarnya beberapa kalangan sudah tidak menyetujuinya. Antara lain, Mr.
Sjafruddin Prawinanegara yang waktu itu menjabat Gubernur Bank Indonesia.
Sjafruddin Prawiranegana menilai bahwa kebijakan diskriminatif terhadap
modal asing dan modal nonpribumi tidak relevan mengingat pada saat itu,
kondisi yang dihadapi adalah kelangkaan modal domestik. Bila saat itu
Indonesia kelebihan modal, pengusiran modal asing dan memandulkan modal
nonpribumi memang masuk akal. Analisis Sjafruddin berakhir pada kesimpulan
bahwa kebijakan pembinaan diskriminatif pengusaha nasional hanya akan
menghasilkan pengusaha yang tidak mandiri di samping menyebabkan korupsi
di kalangan birokrasi.
Bersamaan dengan periode berkembangnya ide nasionalisme ekonomi,
pemerintahan Soekarno kemudian menasionalisasi perusahaan-perusahaan
asing sebagai bagian dari kampanye pembebasan Irian Barat pada tahun
1957. Dari sinilah, pihak militer memperoleh basis ekonomi yang kuat dan
periode pertentangan militer dengan partai politik, akhirnya diselesaikan
Soekarno melalui Dekrit 5 Juli 1959, dimulai. Hal ini dapat dikatakan sebagai
kemenangan militer atas partai-partai politik ( kecuali PKI yang justru makin
kuat ).
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Setelah Orde Baru berkuasa, ada kecenderungan munculnya kesadaran
elite politik untuk tidak terjebak pada pengambilan kebijakan yang bersifat
diskriminatif. Meskipun demikian, aliansi militer dan kelompok burjuasi menjadi
semakin kuat (basis ekonomi diperoleh militer melalui nasionalisasi). Hal ini
terlihat dengan munculnya pengusaha-pengusaha yang umumnya mempunyai
hubungan dekat dengan jenderal-jenderal dan tidak hanya berasal dari
golongan pribumi tapi banyak yang berasal dari golongan Cina.
Apa kiranya yang perlu dilakukan untuk mendorong kemunculan tokoh
entrepreneur Indonesia untuk merangsang pertumbuhan ekonomi kita? Belajar
dari pengalaman, kebijakan bersifat diskriminatif terutama dengan memisahkan
asing-nonpribumi dan modal pribumi tidak akan berhasil. Kesalahan para
pengambil keputusan program Benteng masih bisa dimaklumi karena pada awal
kemerdekaan, ide-ide “Indonesianisasi” masih merajalela tetapi sekarang
prioritas utama kita adalah pertumbuhan ekonomi yang semakin adil.
Tampaknya keterbukaan semua pihak yang berkepentingan dengan
pengambilan keputusan politik dan ekonomi sudah tak dapat ditawar-tawar
lagi. Keterbukaan terhadap modal asing terutama perlu mengingat bahwa
selama ini, pengusaha Indonesia terutama golongan Cina sangat bergantung
pada modal luar negeri. Logika yang disampaikan Mr. Sjafruddin Prawiranegara
masih sangat relevan. Kondisi kelangkaan modal domestik mestinya tidak
diselesaikan dengan mengusir modal asing dan nonpribumi. Sebagai analog
dari masalah ini, kita bisa melihat pada sejarah bangkitnya kapitalisme di
Eropa. Dalam abad 16-17, para pengusaha Yahudi seperti golongan Cina di
Indonesia yang minoritas mendominasi perekonomian Eropa. Bangkitnya
kapitalisme secara dinamis di belahan Utara Eropa terutama dikaitkan dengan
penerimaan kaum borjuasi nasional terhadap pengintegrasian modal Yahudi
menjadi bagian dari modal nasional. Sementara di Eropa Selatan (Spanyol dan
Portugis) yang mendiskriminasi bisnis Yahudi menunjukkan kondisi
perekonomian yang lebih terbelakang.
Keterbukaan yang lebih penting menyangkut proses tender proyek-
proyek yang berlangsung. Sampai sekarang, proses seperti ini masih berjalan
secara gelap dalam arti tender tertutup untuk pihak-pihak tertentu. Selain itu,
pemerintah sudah seharusnya memperhatikan lebih baik aspek human
investment kita. Sampai sekarang, penyediaan tenaga ahli masih sangat
kurang yang menyebabkan kondisi keterbelakangan teknologi maupun
pengetahuan manajemen pengusaha Indonesia. Dalam kondisi ini,
pengambilan inisiatif oleh pemerintah dalam perekonomian dipandang sangat
perlu untuk mendorong iklim usaha yang lebih baik sekaligus semakin
memeratakan distribusi pendapatan yang timpang selama bertahun-tahun.
Perlu dicatat bahwa selama ini, efisiensi perusahaan-perusahaan pemerintah
masih belum terbenahi juga. Lemahnya aparatur negara menyebabkan
banyaknya masalah korupsi, penyalahgunaan wewenang dan rendahnya
efisiensi perekonomian.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
P.R.I.N.C.I.P.L.E.S.
(PRINSIP)
Sejati Kepemimpinan
Kewirausahaan
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Untuk alasan yang sama banyak hubungan gagal ketika salah satu berkembang
dan yang lain ingin menjaga agar segala sesuatu tetap seperti apa adanya.
Dalam suatu hubungan, kecuali terdapat kesepakatan untuk pertumbuhan dan
penghargaan, mereka akan kandas gagal atau tersapu hanya disebabkan oleh
perilaku mereka.
Hal yang sama dan sudut pandang organisasi, setiap program perubahan
yang tidak mengembangkan secara pribadi orang-orangnya dan terus
melakukannya dengan membangun pemikiran dan kepemilikan wirausaha,
tidak akan dapat menghindar dan ketidaklanggengan dan akan terlihat hanya
sebagai suatu trend sesaat dengan pengulangan kata-kata yang umum: ‘lagi-
lagi i, program perubahan yang lain’ yang disuarakan di sepanjang koridor dan
e-mail.
Suatu kejutankah bahwa organisasi tidak mempertahankan orangorang
terbaiknya? Persentase orang yang meninggalkan organisasi cukup tinggi.
Beninvestasi jutaan dolar untuk pelatihan demi keuntungan kompetisi
merupakan kegiatan yang biasa dilakukan, namun mempertthankan orang-
orang unggul yang menjadi kunci pengembangan organisasi sebenarnya lebih
masuk akal. Dan sudut pandang tim, banyak pesaing yang sukses dan
organisasi mapan telah mempersiapkan diri karena keseluruhan tim yang
dikembangkan bersama, merasa tertahan baik oleh orang-orang dalam
organisasi maupun oleh struktur organisasi itu sendiri.
Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia mem-
bangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi. Ingat bahwa
Kepemimpinan Wirausaha adalah: menanamkan keyakinan untuk berpikir,
berperilaku dan bertindak dengan cara wirausaha dengan pemikiran menyadari
sepenuhnya tujuan yang sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan yang
menguntungkan bagi semua stakeholders yang terlibat,
Tampak bahwa kewirausahaan melibatkan kemauan untuk bekerja
bersama. Dua bab pada bagian ini terangkum dalam daftar (Pninsip dan
Pelaksanaan) di atas yang dimaksudkan untuk membantu Anda belajar,
menerapkan, mengajarkan dan menumbuhkan pninsip dan kegiatan yang akan
mengembangkan atribut dan kepemimpinan wirausaha kepada seluruh
organisasi.
Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendinian, memiliki fokus, memiliki
keyakinan akan keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan
berdaya tahan, sesungguhnya merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan
tuntutan tujuan apa pun. Tak dapat dipungkiri, ini adalah salah satu kualitas
manusia yang paling dicari dalam kehidupan, namun banyak orang yang belum
memilikinya. Seseorang yang tidak memiliki tujuan dapat diibaratkan sebagai
sebuah kapal di tengah-tengah kabut di lautan yang telah kehilangan kemudi
dan layar sekaligus. Di saat semuanya berjalan mulus, sering kali dilema
muncul tanpa kita sadari, kecuali mungkin kurangnya pemahaman akan arah
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
yang jelas atau gerakan yang meyakinkan. Saat cuaca berubah ia akan
bereaksi dengan pengaruh dari luar. Namun kita tetap dapat kehilangan arah
tujuan kita seandainyapun layar dan kemudi tetap ada di tempatnya. Kecuali
jika Anda mcmiliki tujuan yang jelas dalam mengambil suatu tindakan, Anda
akan menuju arah yang salah. Sebagaimana Ella Wheeler Wilcox dengan tepat
menggambarkan hal ini dalam puisinya ‘Nasib’ (Fate):
Beberapa tahun yang lalu saya diundang ke upacara minum teh tradi-
sional di nuang pertemuan dewan PHP, suatu onganisasi yang didirikan oleh
Konosuke Matsushita dengan suatu misi untuk meningkatkan kemakmunan
individu dan organisasi melalui pengembangan yang berkelanjutan. Cangkir teh
yang diberikan kepada saya berasal dan awal jaman Edo (1650). Sesudah
upacana tensebut saya menerima sejumlah tulisan dan Matsushita berjudul
Velvet Glove, Iron Fist (Sarung Tangan Beludru, Kepalan Tangan Besi), yang di
dalamnya memuat cerita tentang Ikeda Mitsumasa, Pangenan Perang yang
terkenal dan jaman Edo. Cenita tersebut berkaitan dengan untuk
membangkitkan yang terbaik dan diri kita, rekan kita, tim kita, dan organisasi
kita, kita harus sepenuhnya memiliki tujuan yang jclas. Untuk sepenuhnya
memiliki tujuan yang jelas kita harus menemukan keseimbangan antara
kekerasan dan kelembutan. Bicara tentang pengandaian, tangan Anda haruslah
seperti kepalan besi (iron fist) dalam sarung tangan beludru (velvet glove).
Jika Anda selalu memuji orang lain untuk memperoleh yang terbaik dan
mereka, meneka akan merasa puas diri dan tidak berkembang. Sebaliknya, jika
Anda selalu mengkritik mereka karrna tidak mengerjakan pekerjaan seperti
yang seharusnya, mereka jadi enggan melakukan pendekatan dengan ide-ide
baru. Terdapat keseimbangan peran yang harus dilakukan. Para rekan Anda
seharusnya paham bahwa dukungan Anda akan membantu mereka menjadi
yang terbaik yang mereka mampu dan memberikan hasil yang baik pula.
Namun mereka juga hanus waspada karena elemen kekerasan terletak di
bawah permukaan. Tanpa memiliki kekerasan ini tidak mungkin Anda memiliki
tujuan yang jelas. Tanpa dibungkus dengan kelembutan, kepemilikan Anda
terhadap tujuan yang jelas itu akan kehilangan kekuatannya.
Suatu gabungan yang luar biasa antara kekerasan dan kelembutan
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
membedakan pemimpin wirausaha yang terkenal seperti Jack Welch. Dalam
suatu pertemuan dengan Jeff Immelt, sebelum dia ditunjuk sebagai penerus
pimpinan GE, dia mengilustrasikan hal berikut. Setelah sekian lama tidak
berhasil memecahkan suatu permasalahan yang sulit, Jeff mengatakan bahwa
dia merasa letih dan ingin tidur. Welch membawanya ke sudut, melingkarkan
tangannya, dan berkata: ‘Jeff, saya penggemarmu yang terbesar, tapi kamu
sedang mengalami tahun terburuk diperusahaan ini. Saya menyayangi kamu,
dan saya tahu kamu dapat melakukannya dengan lebih baik. Tapi saya akan
mengeluarkan kamu jika kamu tidak bisa membereskannya.’ Sekitar empat
tahun kemudian ketika dia memberikan tahtanya kepada Jeff Immelt sebagai
penggantinya, Welch mengatakan: ‘Saya merasa senang sekali untuk pergi,
dan saya akan merasa sangat ngeri jika saya memiliki keraguan terhadap Jeff.’
Welch percaya bahwa Anda harus bersikap keras untuk menjadi lembut.
‘Hanya perusahaan yang sukses mampu bensikap baik pada onangorangnya,
dan Anda tidak akan benhasil apabila Anda tidak keras,’ katanya. Welch
menerapkan filosofinya di GE dengan cara yang didebat oleh beberapa orang
dengan istilah brutal, sebagai contohnya, semua manajer haruslah memecat
paling tidak 10 persen dan staf mereka setiap tahun. Fakta yang menunjukkan
bahwa GE telah menjadi satu dari organisasi winausaha yang paling berhasil
dan konsisten, dengan dasan yang diletakkan oleh Edison sampai dengan dua
dekade terakhir yang fenomenal di bawah kepemimpinan wirausaha Jack
Welch. Jelasnya, filosofi onganisasi yang diasah oleh berbagai pimpinannya
bersifat kondusif untuk mengembangkan pemimpin winausaha. Jeff Immelt
terpilih dan antara onganisasi karena seperti kata Welch, ‘dia adalah orang
yang paling memiliki tujuan jelas.’
Dua minggu setelah menerima tahta tersebut, Immelt mendapatkan ujian
penuh bagi kepemilikannya akan tujuan yang jelas. Setelah peristiwa serangan
tenonis yang biadab terhadap World Trade Center pada tanggal 11 September
2001 yang mengagetkan selunuh dunia, harapan GE yang berkesinambungan
akan kemakmuran terlihat suram. Pengumuman yang dibuat Lmmelt dengan
suatu tujuan untuk mempertahankan pertumbuhan dua digit membangkitkan
keyakinan yang mengerahkan seluruh pasar saham untuk mengambil sikap
mental yang lebih positif.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
pula pada tingkatan mana kita meminta yang terbaik sebanding dengan
seberapa kita memiliki tujuan yang jelas. Menerima apa pun yang kurang
berarti tidak menghargai baik apa yang kita lakukan maupun diri kita sendiri.
Namun terlalu sering kita menerima begitu saja keburukan karena kita merasa
lebih pasti dengannya.
Kita hidup di jaman ketidakpastian, di mana kita terus berupaya mencari
rasa aman di tengah ketidakpastian. Kepemimpinan organisasi tradisional
membutuhkan iklim kepastian. Kepemimpinan wirausaha maju dengan pesat di
tengah ketidakpastian. Perbedaan utama adalah bahwa yang pentama akan
mcncoba untuk menetapkan batasan, yang belakangan akan melihat jauh ke
depan. Dalam menguji kepemilikan kita akan tujuan yang jelas, pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab adalah pertanyaan-pertanyaan ini efektif dalam
membawa kita untuk bercermin dan meninjau ulang, karena awalnya mereka
hanya membutuhkan jawaban sederhana ya atau tidak. Mampu menjawab ‘ya’
untuk setiap pentanyaan menunjukkan bahwa Anda memiliki tujuan yang jelas.
Memiliki keinginan untuk menjawab ya lebih daripada ‘tidak’ menunjukkan
bahwa dalam diri Anda terdapat aspirasi untuk memiliki tujuan yang jelas.
Mengakui bahwa Anda lebih banyak menjawab ‘tidak’ daripada ‘ya’ sayangnya
menunjukkan bahwa Anda tidak memiliki kejelasan dalam tujuan yang
sesungguhnya dalam hidup maupun bisnis Anda.
Walaupun pertanyaan-pertanyaan itu bisa dijawab dengan jawaban
sederhana ya mula-mula, akar dan setiap pertanyaan menuntut pencarian-
batin, evaluasi pnibadi, dan pengalaman yang sulit dimenangkan hanya untuk
mampu menjawab ya. Pertanyaan 1 — 5 contohnya, membutuhkan
pentimbangan sangat matang karena pemahaman yang jelas akan din Anda
dan kemudian menyelaraskan pnibadi Anda dengan apa yang Anda kerjakan
dalam profesi Anda, kemudian menyatukannya dalam diri Anda sampai pada
titik di mana Anda dapat menyampaikannya kepada orang lain untuk
memperoleh dukungan meneka, merupakan hal terpenting dan kepemimpinan
yang benhasil digabungkan dengan memiliki tujuan yang jelas dalam bertindak.
Menjawab pentanyaan semacam ini seharusnya tidak menjadi suatu upaya
untuk menghakimi seseorang, namun lebih untuk membantu menentukan apa
yang dipenlukan untuk menjadi diri sendiri. Cara mengembangkan keselarasan
yang demikian telah dibahas pada karya saya sebelumnya ‘Terlahir untuk
Sukses’ dan ‘Jalan menuju Kesuksesan’. Keinginan saya di sini adalah untuk
mengidentifikasi apa yang diperlukan untuk memiliki tujuan yang jelas.
1. Apakah Anda telah menerapkan misi pribadi?
2. Apakah Anda memiliki komitmen terhadap misi organisasi Anda?
3. Apakah Anda kedua hal tersebut berjalan?
4. Apakah Anda mengambil tindakan sehari-hari dalam memenuhi
misi Anda?
5. Apakah Anda mampu menyampaikan misi Anda kepada orang
lain?
6. Apakah Anda merasa sedih ketika orang lain melanggar janji
mereka ter-hadap Anda?
7. Apakah Anda berjanji pada diri sendiri?
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
8. Apakah bersikap tegas ketika orang lain meragukan apa yang
telah Anda
9. lakukan?
10. Apakah merasa aman ketika suatu hasil tidak menentu
atau tidak pasti?
Memiliki Tujuan yang Jelas Dalam Tindakan
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
orangnya sekalipun dia harus bersikap keras.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Tidak ada kualitas tunggal yang mendefinisikan para pemimpin, baik yang
berpemikiran wirausaha atau tidak. Namun kualitas yang tak dapat diabaikan
adalah melakukan sesuatu yang benar berdasarkan kesadaran akan
kehormatan dan penghargaan pada orang lain. Memahami apa yang benar
untuk dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti memiliki integnitas.
Filsuf Yunani Socrates percaya bahwa untuk sungguh mengetahui apa yang
benar tidak mungkin tanpa bertindak selaras dengannya. Ketika dia telah
dijatuhi hukuman mati oleh pemenintah untuk apa yang dianggap sebagai
pandangan yang sangat kontroversial, teman-temannya memaksanya untuk
melarikan diri dengan rencana yang telah mereka susun. Socrates dengan
tegas menolak saran mereka, dengan menjawab: ‘Sepanjang hidupku, aku
telah mengajarkan bahwa orang harus mematuhi hukum yang berlaku di
suatu tempat. Jika hukum itu salah maka kita harus memperbaikinya melalui
diskusi, dan walaupun saya menjadi korban ketidakadilan, saya tidak dapat
dengan tiba-tiba melawan apa yang menjadi kepencayaan saya hanya karena
hidup saya terancam. Pnionitas pertama manusia bukan hanya untuk hidup,
namun untuk memimpin suatu kebaikan dan menjalani kehidupan’ Dengan
lebih memilih untuk memberikan hidupnya dibandingkan hidup tanpa
integnitas, dia membuat sebuah contoh sangat besar mengenai melakukan
apa yang Anda ajarkan.
Sebagai seonang pemimpin, jika Anda mengajarkan sesuatu dan me-
lakukan hal yang bertolak belakang untuk menyelamatkan diri Anda sendiri,
Anda tidak akan pernah berhasil meyakinkan orang. Nixon dipaksa keluar dari
kantor Kepresidenan karena dia dituduh sebagai orang yang tidak memiliki
integritas. Integritas adalah suatu kualitas yang membuat orang percaya pada
Anda. Tanpa adanya kepercayaan, tidak akan ada suatu hubungan, dan
sudah pasti tidak akan berjalan. Kemanusiaan yang asli adalah sebagaimana
adanya, Anda mungkin tidak akan dapat hidup dengan memegang 100%
prinsip ini sepanjang waktu. Namun demikian pemimpin wirausaha yang tidak
cukup memilikinya tidak akan mampu untuk membangun iklim loyalitas yang
sangat penting berbagi kesempatan ide inovatif. Sesungguhnya, saya percaya
bahwa sekutu terbesar bagi organisasi wirausaha adalah dukungan yang loyal
secara moral maupun finansial yang didapat dari reputasi integritas.
Ketika saya memfasilitasi pengembangan pernyataan misi dan visi inti ( core
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
value ) untuk perusahaan satelit yang baru dibentuk dari suatu organisasi
telekomunikasi yang besar, proposal dari kelompok kerja saya tidak
mempedulikan nilai-nilai tradisional. “Ya, memang penting untuk mengenal
tujuan kita” para anggota kelompok berpendapat, ’ namun untuk mendukung
pencapaian tujuan dengan kata-kata kosong tanpa arti, dibandingkan dengan
apa yang tampaknya dimiliki oleh setiap organisasi lain di industri ini, kita
hanya membuang –buang waktu jika harus mencoba melakukan sesuatu
yang membuat kita istimewa dari yang lain.
Bagian paling penting dari proses yang mereka jalani adalah mereka
mampu menemukan apa yang menjadi nilai mereka yang sejati dengan suatu
cara yang membuat mereka memiliki kemauan untuk menyampaikan baik
kepada orang-orangnya maupun kepada konsumennya. Pertanyaan-
pertanyaan pada berikut dibawah ini, dapat Anda jawab dengan jujur untuk
menolong Anda menemukan nilai sesungguhnya.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Pemimpin wirausaha bukanlah seorang yang mudah cocok, kecuali dalam hal
ketaatan mereka terhadap nilai inti. Tak seorang pun mencapai sukses yang
sesungguhnya untuk menjadi diri sendiri dengan menjadi seorang yang
mudah cocok (konformis). Namun dalam bisnis, banyak orang berpegang
teguh pada pola yang mereka percayai, yaitu selubung mayoritas merupakan
suatu prasyarat bagi persetujan dan keberhasilan. Dengan cara ini bisnis
menjadi mangsa mitos , mendasar—bahwa mayoritas secara otomatis dan
tanpa terkecuali selalu benar. Namun mayoritas tidaklah maha tahu semata-
mata karena dia adalah mayoritas dan sullt untuk memastikan kebenaran
pendapat tersebut. Orang yang mengabaikan pendapat telah menghasilkan
keberhasilan yang lebih kreatif Seseorang seperti itu adalah Jim Clark.
Walaupun sebagian besar dari kita memperoleh manfaat dari inovasinya,
hanya sedikit orang yang pernah mendengar pemimpin wirausaha yang telah
berperan penting dalam membangun tiga organisasi miliaran dolar yang terpi-
sah satu sama lain mulai dari awalnya. Efek spesial pada film yang kita
nikmati adalah hasil karyanya. Kita dapat secara universal mengakses internet
karena dia. Kita memperoleh bantuan medis secara on line karena dia.
Setelah dikeluarkan dari sekolah, ia mengambil PhD di bidang ilmu
komputer. Dipecat pada usia 38 tahun karena pembangkangan dari New York
Institute of Technology, Clark melanjutkan mendirikan Silicon Graphics.
Dibantu oleh lulusan Stanford yang tertarik pada teknologi kreatifnya, dan
chip yang didesain untuk memproses gambar tiga dimensi real time, Silicon
Graphics menjadi pemimpin tingkat dunia dalam hal teknologi komputer
berkemampuan tinggi. Solusi dan produk visualisasi kompleks mereka secara
dramatis mempengaruhi industri film, penerbangan, otomotif, ilmu
pengetahuan, pertahanan, media, dan industri manufaktur.
Diusir dari dewan direksi perusahaan yang didirikannya, Clark kemudian
memulai Netscape. Dia tidak menemukan Internet. Itu terjadi secara tidak
langsung seperti Pentagon mencari jalan untuk mengirimkan informasi
rahasia. Clark meyakini bahwa:
Mereka bagaikan orang-orang dari satu suku bangsa dengan sekumpulan
tujuan umum dan dalam pengertian bahwa Anda dapat memiliki kejujuran
dari setiap orang yang berkontribusi, Anda membuat mereka menjadi
bagian dari proses. Anda menjadikan mereka sebagai pemegang saham.
Anda membuat mereka menang ketika perusahaan menang. Ini barangkali
melawan pendapat tradisional, namun ketidakcocokan (nonconformity)
semacam ini penting bagi semangat wirausaha.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
2. Pada sebuah pertemuan, seorang rekan memiliki ide yang ditolak oleh
semua orang sebagai sesuatu yang tidak layak untuk dilanjutkan. Anda
menyadari bahwa Anda sendiri yang beranggapan bahwa ide tersebut
berharga untuk didiskusikan lebih lanjut?
Selalu Kadang-kadang Tidak pernah
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
orang lain sebagai yang terbaik bagi kita. Meniru tanpa banyak tanya mereka
yang mengikuti jalur yang membuat yakin merupakan satu-satunya jalan,
telah mengabaikan individualitas kita. Ketika melakukannya kita melepaskan
kemampuan kita untuk berinovasi dan kita sebaiknya menjadi peniru. Saya
yakin bahwa nonkon- formitas atau konformitas diukur dari kreativitas atau
kurangnya kreativitas kita. Makin tidak masuk akal ide kita, makin
nonkonformitis diri kita. Dalam istilah nonkonformitis yang kreatif, Einstein;
‘Jika, pada awalnya, suatu ide tidaklah mustahil, maka tidak ada harapan
untuk itu.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
mereka mengingat apa yang bisa mereka lakukan, dan bukannya apa yang
tidak bisa lakukan. Melakukan analisis SOM untuk maju daripada analisis
SWOT untuk mundur memungkinkan Anda untuk menemukan di mana Anda
memiliki kemampuan yang baik melakukan lebih dari itu ; dan menemukan di
bagian mana Anda tidak dapat melakukan dengan baik sehingga Anda dapat
berhenti melakukannya.
Suatu keputusan yang nyata merupakan sesuatu yang sangat penting. Bukan
apa yang anda, Anda makan, ke mana Anda akan pergi atau bahkan, mobil
apa yang akan Anda beli. Keputusan yang sesungguhnya adalah sesuatu yang
mempengaruhi masa depan dan keberhasilan Anda dan juga orag lain. Sedikit
orang akan berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang terpenting
dalam bisnis adalah untuk maju bersama dengan yang lain. Saya percaya
bahwa itu sama pentingnya dengan membuat keputusan yang benar ‘Tentu
saja demikian! dapat saya bayangkan Anda berkata kepada diri Anda sendiri.
Hidup ini akan menjadi sempurna yang kita harapkan jika ini yang terjadi.
Namun membuat keputusan yang sulit, apalagi selalu membuat keputusan
yang benar. Saya berpendapat, setiap dari kita dapat belajar bagaimana
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
untuk menjadi intuitif sampai pada titik saat kita harus membuat sesuatu
keputusan yang sangat penting, baik besar maupun kecil, dengan latihan
bertahap untuk menjadi yang terbaik.
Intuisi adalah suatu keputusan yang kita semua miliki sejak lahir, seperti
kemampuan untuk bernafas dan makan. Ketika kita mengenali bimbingan
intuitif kita, keputusan kita selalu benar. Suatu hal yang mengejutkan bahwa
banyak dari kita tidak bernafas ataupun makan dengan tetap.
1. Apakah saya bertindak karena suatu peran, atau saya hidup dalam
kebenaran?
2. Apakah saya memilih, atau saya sudah berhenti memilih?
3. Apakah saya disuatu tempat memberdayakan pikiran dan menangkap
hati?
4. Apakah saya terperangkap dalam masa lalu, atau saya
mendefinisikan masa depan saya?
Mempertanyakan Keputusan
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
1. Apakah saya harus mendaftar untuk suatu posisi yang segera dibuka?
- Apa yang saya tahu tentang ini?
- Apa yang saya pikirkan tentang ini?
- Apa yang saya rasakan tentang ini?
- Apa intuisi saya tentang ini?
2. Apakah saya harus melanjutkan proyek yang saya kerjakan saat ini?
- Apa yang saya tahu tentang ini?
- Apa yang saya pikirkan tentang ini?
- Apa yang saya rasakan tentang ini?
- Apa intuisi saya tentang ini?
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
ten- tu, karena dalam kepastian, hanya sedikit ruang untuk kecemasan.
Terdapat hubungan langsung yang berkaitan antara kesabaran dan
kepastian, sebanyak antara ketidaksabaran dan keraguan. Semakin Anda
tidak sabar untuk sesuatu berjalan sesuai kehendak Anda, semakin Anda
bertanya-tanya apakah akan terjadi demikian. Kapanpun Anda
mempertanyakan suatu ide intuitif yang Anda percayai benar, pertanyaan
Anda menyebabkan meningkatnya keraguan sampai Anda berpikir bahwa ide
itu tidak tidak masuk akal dan kemudian mengabaikan atau mengulurnya
hingga sesuai dengan batasan rasional Anda. Sekalipun ide tersebut benar
dalam rasio Anda, terpengaruh oelh ketidaksabaran Anda untuk mencapai apa
yang Anda inginkan, akan tampak sebagai ide yang salah atau jalan yang
terlalu lambat untuk apa yang Anda inginkan. Bersikap sabar membutuhkan
keyakinan.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
pemasaran
dibandingkan dengan yang lain?
YA TIDAK
Manusia dilahirkan dengan cara pandang yang optimis atau positif, namun
pesimisme atau pandangan-pandangan negatif sering kali memungkinkan
untuk dikedepankan. Pesimisme datang dan kekecewaan, dari suatu impresi
buruk yang terbentuk karena rintangan yang terjadi di masa lalu. Mungkin
pesimisme menunjukkan kehati-hatian dan pengalaman, namun yang baik
adalah untuk berpikir hanya pada kesulitan macam apa yang dapat terjadi di
depan kita? Efek psikologis dan optimisme adalah dia membantu pencapaian
keberhasilan.
Bagi individu yang optimistik, tidak masalah bila sesuatu tidak berjalan
sebagaimana yang diharapkan, mereka akan tetap mengambil kesempatan
itu. Karena hidup adalah suatu kesempatan dan penawaran macam itu
menjanjikan penguasaan, bukan penarikan diri daripadanya. Banyak orang
memperpanjang situasi sulit dengan mengisinya dengan pemikiranpemikiran
pesimistik. Mereka secara tidak sengaja melakukannya hingga kondisinya
menjadi begitu nyata sehingga ketiadaan hal itu menjadi tampak tidak
alami/normal. Mereka percaya keadaan yang mereka alami normal bagi
mereka, bahwa penderitaan macam itu adalah bagian dan hidup mereka.
Seorang yang optimis akan secara alami membantu mereka yang tenggelam
dalam ketakutan atau kekecewaan. Seorang pesimis, kebalikannya, apabila
menemui orang semacam mi akan semakin menenggelamkan mereka lebih
dalam lagi ke dalam keputusasaan mereka.
Seorang pesimis hanyalah seorang yang tidak kondusif dalam berko-
munikasi dengan orang lain. Namun demikian, banyak orang tampak lebih
memilih mereka daripada orang-orang yang terlalu antusias. Memiliki
kecenderungan untuk memecahkan gelembung harapan orang lain kanena
sikap terlalu antusias mereka, hampir merupakan bentuk perlakuan yang
kejam. Mengatakan sesuatu yang pernah suatu kali dikatakan kepada kita
memiliki pengaruh yang sama kepada orang lain, sama seperti yang pernah
kita alami. Antusiasme, sebagai contoh, yang dirasakan oleh karyawan baru
ketika pertama kali bekerja seharusnya tidak dipadamkan. Sekalipun begitu
setiap hari dilakukan di tak terhitung banyaknya kantor, dengan alasan
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
mengajarkan realita.
Optimisme dan antusiasme berjalan seining. Keduanya saling mem-
bantu. Tidak mungkin ada seorang yang pesimis sekaligus antusias. An-
tusiasme satu orang akan berbeda dengan yang lain, namun kita akan
mengenali ketika orang lain memilikinya. Dia bergairah dalam apa yang
mereka kerjakan, dan keyakinan mereka menular kepada yang lain. Kita
secara magis tertanik kepada orang yang memunculkan antusiasme yang
alami. Kita harus bertanya pada din sendiri secara teratur seberapa antusias
kita benpikir tentang apa yang kita kerjakan, karena itulah yang menjadi
dasar kita untuk mengkomunikasikannya kepada yang lain.
Dibandingkan dengan Billy Graham dengan kotbah sucinya, CEO dan
Cisco System, John Chambers, secara antusias mengkomunikasikan visi dan
strateginya dan orang-orang mengikutinya. Ketika saya pertama kali
mendengan ia menyampaikan, saya langsung tertanik. Begitu banyak
penghargaan yang menjelaskan keberhasilannya. Dalam hal kepemimpinan,
Chambers telah menerima julukan CEO of the year (Worth), Best Boss in
America (20/20), Best Industry Leader (US Internet Council) dan Mr. Internet
(Business Week), sebagian dan berbagai terbitan periodik yang terkenal.
Lebih penting lagi, Cisco telah disebut sebagai perusahaan yang paling
dinamis di Amerika Serikat (Forbes), ranking ke-3 tempat kerja terbaik, dan
ranking ke-3 perusahaan yang paling dipuja di Amerika Serikat (Fortune),
perusahaan nomor 1 sebagai tempat kerja di Inggris (The Sunday Times),
adalah beberapa di antaranya. Dalam lima tahun Chambers mengembangkan
organisasinya dan keuntungan tahunan di bawah $2 miliar menjadi $20 miliar
dan memenangkan penghargaan tambahan sebagai perusahaan di Amenika
Serikat yang paling cepat meraih kapitalisasi pasar sebesar $500 miliar.
Antusiasme orang-orang Cisco menempatkannya sebagai perusahaan
nomor satu di Inggris. Cisco menerapkan kepemimpinan wirausaha dengan
memberikan kepercayaan pada orang-orangnya dengan pola kerja yang
sangat fleksibel dan gaya manajemen hands-off Seratus persen para stafnya
dilaporkan selalu memiliki kesediaan untuk melakukan lebih banyak untuk
memastikan pekerjaannya selesai. Sesungguhnya, kebanyakan orang yang
baru direkrut datang dan referensi pegawai saat ini karena begitu antusiasnya
mereka terhadap perusahaan mereka. Baik vlsi maupun strategi telah
dikomunikasikan dan disebarluaskan kepada setiap tingkatan organisasi.
Mengkomunikasikan pesan yang sesungguhnya baik kepada orang-orang
dalam organisasi maupun kepada konsumen merupakan salah satu tantangan
terbesar dan bisnis, namun sangat penting bagi fokus bersama. Ambisi
Chambers terhadap Cisco System adalah untuk menumbuhkan Net pada
tulang punggung semua komunikasi, mengubah cara orang bekerja, bermain,
hidup dan belajar. Budaya yang dihargainya di Cisco menghadiahkan waktu
bagi konsumen dan menyumbang sesuatu bagi keberhasilan mereka. Dia
telah membuktikan bahwa hadiah semacam itu dapat dicapai dengan menam-
bahkan gairah untuk melakukannya kepada semua orang di dalam organisasi.
Adalah hal yang kecil, bagi saya, yang mencerminkan hakikat budaya. Secara
khusus saya selalu sangat peka terhadap perlakuan yang dibenikan oleh
resepsionis terhadap konsumen sebagai cermin seperti apa budaya
perusahaan tersebut. Resepsionis di Cisco demikian antusias tenhadap
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Cara terbaik untuk menguji suatu layanan tentu saja dengan langsung
menggunakannya. Saya mengunjungi banyak toko Carphone Warehouse dan
merasa terkejut bahwa mereka memenuhi apa yang dijanjikannya. Saya
katakan terkejut karena layanan di Inggris biasanya tidak pernah ada.
Sayangnya, terlalu banyak banyak bisnis gagal menyampaikan apa yang
mereka janjikan, di luar inisiatif yang murni untuk meningkatkan layanan
konsumen. Dalam setiap bisnis wirausaha yang mengalami keberhasilan yang
pernah saya temukan atau bekerja sama dengan, kriteria yang mendasar
tetap sama. Pikirkan layanan, lakukan layanan dan tindaklanjuti layanan
untuk menghasilkan hadiah. Ya, produk atau ide haruslah menciptakan nilai
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
SEGERALAH BERTINDAK
Diawal buku ini kami telah menyampaikan sebuah slogan yang wajib
dijalankan setiap calon wirausaha : Praktek! Praktek! Praktek! Inilah sesuatu
yang para pemimpin dalam semua bidang sepakat.
Setiap pekerjaan besar – entah itu menjalankann perusahaan,
penjualan tingkat tinggi, dalam sains atau pemerintahan – memerlukan orang
yang berfikir untuk bertindak. Para eksekutif utama yang mencari tokoh kunci,
menuntut jawaban terhadap perrtanyaan :"Apakah ia akan melaksanakan
pekerjaan tersebut?" "Apakah ia akan menuntaskannya?" "Apakah ia orang
yang berinisiatif?" "Dapatkah ia memberikan hasil, atau apakah ia hanya
pandai omong?"
Semua pertanyaan ini mempunyai satu tujuan : Mencari tahu apakah
orang tersebut adalah orang yang suka bertindak ?.
Gagasan yang bagus saja tidak cukup. Gagasan sederhana yang
dilaksanakan dan dikembangkan, adalah seratus persen lebih baik daripada
gagasan hebat yang mati karena tidak ditindaklanjuti. Tidak ada yang datang
dengan hanya memikirkannya.
Ingatlah. Semuanya yang kita miliki di dunia ini, dari satelit hingga
pencakar langit hingga makanan bayi, hanyalah suatu ide yang dilaksanakan.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
REJEKI itu sebenarnya sudah ada yang mengatur-Nya. Saya kira, itu
memang benar. Dan, sebagian besar kita berpendapat demikian. Karena
sejak lahir setiap orang itu membawa rejeki sendiri-sendiri. Tapi, apakah kita
itu bisa meningkatkan rejeki kita sendiri? Dan, apakah kita tak bisa
merencanakannya? Saya berpendapat, meski rejeki itu sudah ada yang
mengatur-Nya, namun kita harus tetap aktif merencanakannya. Tanpa
direncanakan, rejeki itu akan sulit kita raih. Saya kira, rejeki itu membutuhkan
peluang untuk mendatanginya.
Menurut saya, mana mungkin rejeki itu datang kalau setiap harinya kita
tak punya aktivitas apa-apa. Hanya pasrah saja. Dan, kita terlalu yakin,
bahwa rejeki itu tak perlu dikejar, pasti akan datang sendiri. Saya tak
sependapat dengan prinsip ini. Sebab, bagaimana pun juga kalau pada diri
kita tak ada kegairahan bekerja, dan hanya selalu memimpikan rejeki itu
datang, maka rejeki itu pun akan sulit datang atau justru malah menjauh. Tapi
sebaliknya, jika kita tekun bekerja, dan kreatif berwirausaha, saya yakin, pasti
rejeki akan datang. Bisnis kita pun akan lebih cepat berkembang.
Apalagi, kalau kita berani memilih profesi seperti pengusaha, dokter,
notaris, pengacara, pelukis, seniman dan lain-lain. Profesi ini saya lihat
sangat berpeluang mendatangkan rejeki yang relatif besar atau tidak linier.
Sebab, profesi ini berbeda dengan orang yang digaji atau seperti karyawan.
Artinya, jika saat ini kita misalnya, sedang menekuni dunia usaha atau
sebagai pengusaha, maka jelas sangat memungkinkan sekali bagi kita untuk
mendatangkan rejeki yang relalif besar. Sementara, kalau saja kita sekarang
ini bekerja ikut orang lain atau setiap bulannya digaji tetap, maka jelas
peluang akan datangnya rejeki yang relatif besar, menjadi kecil. Oleh karena
itu, rejeki besar akan datangnya mencari tempat yang pas, dan ini bisa kita
rencanakan. Tinggal, kita berani atau tidak. Bicara soal rejeki, saya jadi
teringat pengalaman rekan saya. Dia seorang notaris. Saya lihat, dalam
menjalankan profesinya, dia hanya menggunakan motor. Lantas, ganti mobil.
Itu pun mobil lama. Namun, ketika saya sarankan agar dia “berani” ambil
mobil baru secara kredit, dia terkejut. Apalagi, ketika saya sarankan mobil
lamanya dijual saja. untuk bayar uang muka.
Setiap bulannya’ kan harus bayar angsuran? Itu pertanyaannya. Saya
jawab, “Nah itulah rejeki akan mengikuti rencana anda. Kalau anda
menggunakan mobil bagus pasti klien anda lebih percaya. Karena
performance atau penampilan dibutuhkan dalam bisnis anda. Apalagi anda
mau bekerja keras dan kreatif menjaring klien, saya yakin anda pasti mampu
membayar angsurannya.” Rupanya, dia ikuti saran saya. Apa yang terjadi
selanjutnya? Rejeki notaris itu ternyata mengalir deras. Kliennya akan
bertambah. Selain bisa membayar angsuran, dia pun masih punya kelebihan
rejeki itu. Dari, kepercayaan dirinya akan profesinya semakin mantap.
Kejadian ini, di antaranya yang membuat saya percaya, bahwa rejeki
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
itu sesungguhnya akan datang mengikuti rencana hutang kita. Rejeki itu juga
akan datang sesuai pengambilan risiko bisnis kita. Sehingga, pada saat kita
ambil risiko bisnis yang kecil, rejeki yang mengalir pun juga kecil. Sebaliknya,
bila kita berani ambil risiko yang besar, maka rejeki yang mengalir pun juga
besar.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
P.R.A.C.T.I.C.E.S (TINDAKAN)
yang Tepat dan Kepemimpinan
Kewirausahaan.
Semakin sedikit kita melakukan sesuatu, semakin kita tidak menyukai untuk
berupaya melakukannya, bahkan apabila apa yang kita harus lakukan
tersebut itu hal yang menyenangkan. Saya tahu bahwa sekalipun saya
menikmati menulis, setiap saat saya mengambil istirahat panjang, lebih sulit
untuk memulainya kembali. Lebih mudah untuk tetap sibuk dalam
kebingungan yang bagaimanapun juga telah didedikasikan untuk menulis.
Namun demikian, ketika terlibat secara penuh dalam suatu proyek yang
membutuhkan perhatian teratur, saya tidak suka mengalami gangguan apa
pun walau itu menyenangkan atau penting. Prinsip bekerja dengan baik
ketika dipraktikkan secara teratur dan sungguh-sungguh mengalahkan
kebiasaan buruk dan menggantinya dengan yang baik. Mem— praktikkan
prinsip saya yang berguna tentang menulis sebagai suatu tujuan yang
sesungguhnya, sebagai contoh, mengalahkan kebiasaan buruk berupa
penundaan dengan kebiasaan baik yaitu menindaklanjuti pekerjaan hingga
selesai.
Tujuan jangka panjang saya adalah untuk memiliki sebuah Harley-
Davidson. Setelah mengalami suatu kecelakaan motor yang sangat serius
sekitar tiga puluh tahun yang lalu, Anda dapat membayangkan bahwa tujuan
ini tidak ada dalam daftar prioritas saya. Daripada melupakan semuanya, saya
mengubahnya dengan berkehendak untuk memilikinya hanya apabila saya
tinggal di suatu tempat yang hangat dan kering seperti di Cote d’Azur.
Rasionalisasi semacam ini mungkin menghindarkan saya dan perasaan buruk
karena tidak mencapai tujuan. Beberapa tahun kemudian, ketika saya
mempertimbangkan untuk pindah ke Lembah Silikon Eropa Saya
merefleksikan kembali tujuan lama saya. Rasionalisasinya kemudian, apakah
saya harus mengalami menopause laki-laki! Mengendarai sebuah sepeda
motor 1350cc adalah sesuatu yang gila dan pasti ada cara lain untuk
mengekspresikan kemudaan saya. Tidak tahukah saya bahwa pada ‘kelompok
umur’ saya, adalah suatu hal yang sangat benisiko untuk melakukan hal
tersebut? Untungnya, keluarga saya membenikan dukungan karena mereka
tahu saya tidak akan berbuat bodoh untuk sekadar naik motor dan pergi.
Prinsip tanggung jawab berarti bahwa pertama-tama kita harus bertanggung
jawab terhadap din kita sendini. Jika saya telah memilih untuk memenuhi
suatu tujuan, saya haruslah mempelajari pninsip-pninsipnya dan benlatih,
berlatih, betlatih.
Ketika Anda tahu apa yang Anda inginkan, Anda akan senantiasa tertank
untuk memenuhinya. Sebelum pindah, saya menemukan di Internet bahwa
terdapat sebuah Akademi khusus Harley Davidson tidak jauh dan tempat saya
tinggal. Saya menghubungi mereka dan menjelaskan bahwa sudah lama
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
sekali saya tidak pernah mengendarai motor. Layanan dan perhatian yang
dibenikan sungguh sangat baik, dan pelatih saya, seorang mantan polisi
pelatih sepeda motor dengan pengalaman selama 20 tahun, mengajar saya
dengan penuh keyakinan. Latihan intensif perorangan ini dimulai dengan
mempelajani semua prinsip. Kemudian, setelah memahami apa saja yang
terlibat, praktik prinsip-prinsip tersebut menyusul. Dimulai dengan sepeda
motor kecil di area latihan saya telah mampu untuk menguasai pninsip-
pninsip, dan meningkat ke peningkat Heritage Classic Springer, model 1350cc
yang sebenarnya yang selama beberapa minggu telah menjadi screensaver
saya untuk membantu visualisasi dan tujuan saya. Pada akhir kursus
instruktur saya mengingatkan untuk tidak pernah berhenti berlatih. Pada hari
saya mengambil Harley saya, model yang sama dengan yang saya gunakan
pada saat berlatih, saya sangat gugup. Semakin Anda menjadi tua, Anda
menjadi lebih sadar akan kerentanan Anda. Dan sungguh suatu hal yang
tidak membantu bahwa di dekat perbatasan Italia di mana saya mengambil
motor tersebut, setiap orang menganggap dirinya sebagai kembaran Michael
Schumacher namun tanpa pengetahuan akan pninsip-pninsip berkendara.
Dengan membawa keluar motor saya setiap hari untuk latihan, keper-
cayaan diri saya mulai terbangun. Pada suatu titik yang membahayakan
dijalanan, konsentrasi membuat saya bahkan seperti dapat mendengar di
telinga saya suara instruktur membenikan saran, membenikan dukungan
maupun memuji tindakan saya. Sening kali kita berkendara untuk bekerja
atau pulang ke rumah, dan karena kita telah diserap oleh apa yang kita
pikirkan, radio atau yang lebih umum pada masa sekarang, panggilan tele-
pon, kita tiba di tempat tujuan hampir-hampir tanpa menyadari perjalanan
kita. Ini hampir seolah-olah kita berkendara dengan sistem kendali otomatis
(auto-pilot). Mayoritas penyebab kecelakaan yang terjadi dapat dirunut
kembali adalah kurangnya konsentrasi atau kewaspadaan, dan sering kali kita
belajar lebih waspada karena suatu kecelakaan. Saya sepenuhnya merasa
yakin bahwa jika saya telah cukup banyak melatih prinsip-prinsip yang saya
telah pelajani kemudian, kecelakaan yang saya alami bertahun—tahun lalu
tersebut akan dapat dihindari. Kapan pun sesuatu menjadi penting bagi kita,
kita seharusnya lebih waspada, namun ini jarang terjadi. Terlalu sering kita
terlalu bersikap buru-buru dan sibuk dalam bisnis, sehingga tidak memiliki
waktu untuk melatih pninsip-pninsip yang kita tahu merupakan sesuatu yang
masuk akal dan membawa keberhasilan. Berjanji suatu hari nanti kita akan
meluangkan waktu tidaklah cukup. Dunia kewirausahaan dapat diumpamakan
seperti mengendarai sesuatu yang kita tidak terbiasa di dalam suatu
lingkungan yang tiba-tiba tampak lebih berbahaya danipada yang kita
perkirakan pada awalnya. Kebiasaan kita adalah untuk menanik din kepada
kenyamanan di dalam kepompong, sesuatu yang kita percayai lebih aman, di
mana kita dapat bersantai sejenak tanpa perlu berkonsentrasi, dan
mendapatkan sesuatu tanpa tenlalu memildrkan bagaimana kita
melakukannya. Kebiasaan semacam ini harus digantikan dengan memahami
pninsip-pninsip yang akan memastikan bahwa kita dapat mencapai tujuan kita
dan berlatih dengan disiplin sampai kita bisa melakukannya.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
mengungkapkan apa yang tidak mereka inginkan. Serupa dengan hal itu,
Anda tanyakan pada orang lain apa yang mereka can dalam suatu pekerjaan
dan mereka bersikeras pada apa yang tidak meneka inginkan. Apa gunanya?
Jadilah sungguh yakin pada jenis onang sepenti apa yang Anda carl dan
kemudian segera pastikan bahwa mereka adalah orang-orang yang tepat.
Ingat, jangan pernah mengandalkan resume karier namun ajukan pen-
tanyaan-pentanyaan yang lebih pribadi untuk membantu mengenal onang mu
lebih baik. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan membantu Anda untuk
lebih mengandalkan intuisi lebih dari logika Anda. Ingat untuk menjadi lebih
subjektif, bukannya objektif dalam menentukan pilihan Anda. Tujuan
akhinnya, Anda ingin bekerja dengan orang yang tepat. Siapa pun dapat
mengembangkan keterampilan dan pengalaman yang tepat bila mendapat
dukungan yang tepat, namun meneka hanus memiliki sifat awal yang tepat.
Ada satu titik akhir yang saya yakin pasti membawa saya untuk bekerja
dengan orang yang tepat. Keharmonisan, seperti rumusan Carl Jung, atau
terjadinya kebetulan yang penuh makna. Atas dasan bahwa kita tentank pada
apa yang secara dominan telah kita miliki di pikiran kita, maka kita harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang kita inginkan dan apa yang
kita can, kemudian orang-orang yang tepat akan datang dalam hidup kita di
saat yang tepat. Tidak penting untuk memahami secara intelektual
bagaimana kebetulan-kebetulan semacam itu terjadi, namun mengharapkan
hal itu secara emosional cukup berguna. Kita semua memiliki pengalaman
bertemu orang yang tepat pada waktu yang tepat namun kebanyakan dan
kita melewatkan kesempatan itu. Fakta bahwa hal itu berhasil, bukan berarti
kita harus memahaminya. Kita semua menggunakan listrik walau hanya
sedikit yang memahami listrik. Kita hanya menerima saja, yang penting
adalah perannya dalam hidup kita.
Sering kali saya diminta membantu memperjelas peran orang. Saya selalu
terkejut betapa orang tidak mengetahui dengan jelas fungsi posisi dan
tanggung jawabnya, baik pada saat mereka memulai peran mereka maupun
saat mereka akan melaksanakan tugasnya. Lebih lanjut, sering kali
berhentinya dan suatu posisi disebabkan peran yang tidak dijalankan sesuai
dengan yang diharapkan. Jelas, penting bagi setiap orang untuk memahami
apa yang harus mereka lakukan dan apa yang dihanapkan dan mereka. Aneh
bahwa seorang eksekutif benpendidikan yang diharapkan memiliki nasa
tanggung jawab pribadi tidak memiliki kejelasan penan dan tidak juga mampu
menjelaskan apa yang ia harapkan dari orang-orang lain. Yang sangat
penting adalah mendapat orang yang tepat pada peran yang tepat dengan
pemahaman yang tepat di saat awal, namun ini merupakan jalan dua jalur.
Jika para eksekutif, misalnya, mulai dalam posisi baru dan tidak jelas
pada fungsinya kemudian mereka harus meminta klarifikasi yang jelas.
Klarifikasi macam ini harus disediakan sejak awal mula. Jika tidak segera
muncul, eksekutif yang baru masuk harus menerima bahwa klarifikasi itu
mungkin tidak akan pernah ada, sehingga ia perlu menyiapkan rincian
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Pendekatan yang telah teruji lama dalam menemukan orang yang tepat pada
peran yang tepat adalah untuk lebih menghargai sikap sebelum kecakapan.
Selalu mungkin untuk melatih orang dengan kecakapan yang diperlukan
namun merupakan tugas berat untuk menanamkan sikap yang tepat.
Seseorang dengan sikap yang tepat menyenangkan untuk diajari dan
seberapa banyak yang mereka ketahui tentang organisasi tidaklah penting.
Sebaliknya, andaikan seseorang mengetahui bisnis Anda lebih baik dari
din Anda sendiri, memahami industri secara luar biasa baiknya dan datang
pada Anda dengan resume yang menandakan bahwa mereka mampu
melakukan secara tepat apa yang Anda inginkan, namun mereka sangat ahui
dalam melihat kenegatifan, tidak dapat bergaul baik dengan siapa pun, dan
lekas mengeluhkan segala hal. Dengan mengabaikan nilai-nilai lebihnya,
mereka akan dengan sangat cepat memberikan pengaruh buruk pada rekan-
rekan kerja Anda, pelanggan, calon pelanggan dari keseluruhan jaringan
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
kerja, sama seperti sebuah apel busuk yang kemudian menulari keseluruhan
tumpukan apel. Diperlukan satu saja orang dengan sikap buruk untuk
menghentikan kesenangan kerja dan pertumbuhan yang sukses. Ingat,
definisi dari kepemimpinan kewirausahaan mencakup penanaman
kepercayaan diri untuk berpikir, bertingkah laku dan bertindak dengan
keberanian mengambil risiko dalam rangka merealisasikan sepenuhnya tujuan
yang digariskan oleh organisasi untuk pertumbuhan yang menguntungkan
bagi semua penanam modal yang terlibat. Tugas yang sedemikian berharga
dan penting seharusnya tidak dikacaukan oleh sikap yang salah. Bagaimana
pun, sikap dapat ditingkatkan secara dramatis dengan mengikuti
pengembangan diri dan evaluasi pribadi dan jika intuisi Anda merasa bahwa
seseorang dengan sikap buruk itu pantas dihadapi, maka Anda harus lakukan
demikian karena cara terbaik untuk belajar adalah dengan mengajar. Namun
hati-hatilah karena satu kesalahan terbesar manajer adalah mempekerjakan
orang yang kurang memiliki sikap positif.
Memiliki sikap yang tepat memastikan bahwa peran terpenting pemim-
pin wirausaha, yaitu mengembangkan kemampuan melihat tantangan sebagai
kesempatan dan kemunduran sebagai ketidaknyamanan sementara,
dikembangkan sepenuhnya. Pemimpin wirausaha Herbert Kelleher mem-
bangun Southwest Airlines dan kegiatan pengisi waktu menjadi bisnis
penerbangan paling sukses yang pernah ada, dengan modal lebih besar dan
penggabungan modal American, United dan Continental. Secara konsisten
disebut sebagai tempat kerja terbaik di Arnerika Serikat, organisasl ini
menikmati tingkat tertinggi dalam mempertahankan pegawai. Namun hal
yang paling mengherankan pada Southwest adalah sejak 1973, saat pertama
menghasilkan laba, perusahaan belum pernah kehilangan satu sen pun.
Dalam sebuah industri yang bertubi-tubi terkena dampak biaya perang,
resesi, krisis minyak, dan berbagai bencana lain, mi adalah prestasi yang luar
biasa. Tak ada perusahaan penerbangan lain yang mampu menyamainya.
Kelleher meyakinkan bahwa sukses mereka adalah hasil menempatkan orang
yang tepat pada peran yang tepat dengan sikap yang tepat. ‘Siapa pun yang
melihat hal-hal hanya dengan satu faktor saja yang dapat dengan mudah
menentukan hasilnya’, ujar Kelleher ‘kehilangan inti dan bisnis, yaitu memiliki
orang yang tepat dengan sikap yang tepat.
Sikap Kelleher sebagai chairman dan Jim Parker sebagai CEO yang
berkembang menjadi penggandaan besar-besaran terhadap cash reserve da-
lam rangka tetap memampukan din menghadapi kemerosotan dan tidak
terpaksa mengurangi tenaga kerja. Keduanya setuju bahwa mereka telah
menemukan orang-orang dengan sikap yang tepat maka mereka tidak ingin
kehilangan orang-orang mi. Filosofi semacam mi terbayar saat industri
penerbangan hancur menyusul serangan teroris di Menara World Trade
Center, New York. Sejarah akan mencatat han menyedihkan itu sebagai satu
perubahan monumental di abad ke-21. Pada saat kebrutalan itu terjadi,
Southwest memiliki $1 miliar dalam cash reserve. Pagi berikutnya mereka
mengamankan lebih lanjut $475 juta kredit dengan bank dan telah
memanggil Boeing Co. untuk menunda penambahan 11 pesawat 737, senilai
sekitar $30 juta sebuah, termasuk salah satunya yang dijadwalkan akan
dikirim 11 September. Saat perusahaan lain mengumumkan 100.000
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Telah saya jelaskan sebelumya bahwa seseorang tidak dapat tidak berko-
munikasi. Apa pun sikap mereka, akan terkomunikasikan sebanyak apa yang
tidak mereka katakan, dengan apa yang mereka katakan, karena komunikasi
lebih dan sekadar kata-kata. Diikuti fakta bahwa memiliki sikap yang tepat
memastikan komunikasi yang tepat. Kepemimpinan wirausaha tidak dapat
berfungsi tanpa garis komunikasi yang terbuka balk dan jelas. Di kebanyakan
organisasi, bagaimana pun, survei secara bervariasi menunjukkan dengan
jelas adanya komunikasi yang buruk, tertutup dan penuh rahasia. Salah satu
penghalang fundamental untuk pertumbuhan yang sukses adalah mayoritas
orang tidak memahami dan karenanya tidak menjalankan, komunikasi.
Beberapa tahun lalu saya terlibat dalam sebuah tim yang mengem-
bangkan Talk Works. Klien saya, yang sekarang teman saya, BT Executive
Adrian Hosford, membantu terbentuknya slogan ‘senang untuk berbicara’
yang kemudian menjadi sangat terkenal di Jnggris. La mengunjungi saya
dengan pandangan untuk mengembangkan misi yang berharga walau penuh
tantangan, untuk meningkatkan budaya berbicara di Inggris. Mungkin
merupakan warisan Irlandianya yang memungkinkan Ia menjadi komunikator
yang fasih, namun Adrian mendahului waktunya saat harus mempraktikkan
kepemimpinan wirausaha dalam sebuah organisasi semapan British Telecom.
Lnvestasi BT, dengan Adrian dan timnya, memungkinkan terlaksananya
program riset dan pengembangan yang meruntuhkan penghalang dan secara
dramatis meningkatkan praktik komunikasi. Talk Works disebarluaskan pada
jutaan pelanggan dan membuatnya sebagai buku yang paling banyak dibaca
dan jenisnya yang pernah diterbitkan di Inggris. Ltu merupakan buku
interaksi yang unik karena mendedikasikan sejumlah jalur ‘freefone’ bagi
pelanggan untuk benar-benar mendengarkan balk komunikasi yang baik
maupun yang buruk. Keberhasilannya jelas karena penerapan ilustrasi praktis
prinsip-prinsip sederhana, karena Adrian memahami bahwa berkomunikasi
pada pendengar seluas para pelanggannya sama saja dengan berkomunikasi
dengan rekan kerja maupun teman dekatnya. Ia membuat mereka merasa
berharga.
Kebanyakan organisasi di Barat menggunakan gaya komunikasi yang
berakar pada tradisi debat dan argumentasi. Dalam tradisi semacam itu
keterampilan advokasi dipertimbangkan sebagai yang terpenting. Namun
seperangkat keterampilan lain sering diminta karena debat dan advokasi
seinacam itu dapat menghambat aliran ide-ide. Tuntutannya adalah kete-
rampilan menginvestigasi yang mendukung hasil yang terbaik untuk semua
yang terlibat dan didasarkan bahwa setiap orang adalah sumber ide yang
berharga. Adrian akan menciptakan sebuah proposal, ketimbang suatu bentuk
advokasi, dengan menggunakan visi dan nilai untuk mengarahkan bimbingan
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
Komunikasi yang tepat penting untuk kerja tim yang tepat. Bayangkan,
seorang pengintai pendahulu (advance scout) yang dikirim oleh sekelompok
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
teratur dan tepat memastikan bahwa suatu organisasi mampu untuk melayani
konsumen sasaran yang tepat.
Bagi pemimpin wirausaha saat ini konsumen yang tepat adalah setiap orang
yang mereka kembangkan dalam rangka membentuk organisasi wirausaha.
Untuk pemimpin wirrrausaha yang aspiratif konsumen yang tepat adalah
mereka yang penting untuk menciptakan nilai dengan memaksimalkan pilihan
peluang menjadi fokusnya. Dengan cara yang sama bahwa kita tidak dapat
memfokuskan diri pada setiap kesempatan, demikian juga terhadap
konsumen. Oleh karena itu sangatlah penting untuk memilih konsumen di
mana kita dapat memprioritaskan energi kita.
Setiap konsumen memiliki bentukan emosi yang berbeda sebagai mdi-
vidu, dan setiap organisasi memiliki strategi yang didorong oleh nilai yang
berbeda, dan kesemuanya memiliki masalah yang berbeda yang harus
dipecahkan. Anda memenangkan dan mempertahankan konsumen dengan
memberikan apa yang mereka inginkan, bukan apa yang Anda pilcix mereka
inginkan. Mendefinisikan konsumen yang sesunguhnya dengan demikian
memenlukan pendefinisian profil dan orang yang sungguhsungguh akan
memperoleh manfaat dan nilai tambah yang diperoleh dan inovasi yang tepat.
Secara sederhana, kenalilah konsumen Anda. J.W Mariott, Jr., pimpinan dan
presiden grup hotel yang berfokuskan pada layanan konsumen, tahu bahwa
konsumen meneka yang pertama adalah orang-orang mereka sendiri: ‘kita
tahu bahwa jika kita memperlakukan orang-orang kita dengan tepat, mereka
akan memperlakukan konsumen dengan tepat pula. Dan jika konsumen
diperlakukan dengan tepat, mereka akan kembali.’ Memiliki orang yang tepat
di posisi yang tepat dengan sikap yang tepat, menyampaikan komunikasi
yang tepat dengan kerja sama tim yang tepat, untuk memastikan inovasi
yang tepat akan sama sekali tidak ada artinya kecuali jika Anda
memperlakukan orang dengan tepat pula. Memperlakukan onang dengan
salah menghalangi kreativitas, kepercayan diri, harga diri, dan biasanya
memberikan tanda yang salah dan menimbulkan sikap yang salah yang pada
akhinnya merembes ke seluruh organisasi. Pemimpin yang tidak memiliki
waktu bagi orang-orangnya bukanlah seorang pemimpin. Setiap onang yang
terlalu sibuk untuk mendengarkan seseorang, seperti kata Disnaeli,
adalah:‘dimabukkan dengan pembicaraan yang bertele-tele dengan
kegembiraan yang berlebihan dari diri mereka sendiri.’
Konsumen yang tepat adalah orang-orang yang Anda layani karena
mereka membawa raison d’etre (alasan keberadaan) organisasi. Satu-satunya
cara untuk mempenlakukan mereka adalah mempenlakukan dengan baik dan
tepat. Biasanya orang akan cenderung untuk memperlakukan orang lain
dengan suatu cara di mana mereka sudah ‘terkondisi’ dengan perlakuan yang
mereka terima dari orang lain. Inilah mengapa progam pelatihan dan insentif
jangka pendek untuk meningkatkan manajemen atau inovasi dalam
berhubungan dengan konsumen demikian keliru. Setiap strategi hubungan
haruslah konsisten dan bertahan dalam kata-kata maupun penerapannya
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
sehari-hari. Jika tidak, suatu ‘budaya konsumen yang tepat’ yang dibangun
dalam waktu bertahun-tahun dapat memburuk dalam waktu singkat. Sebagai
contoh, waktu bertahun-tahun yang dihabiskan untuk memahami dan
memperlakukan dengan tepat konsumen internal dan ekstennal di Bnitish
Airways hancur begitu saja karena kepemimpinan yang mengubah fokus
strategi kepada pengurangan biaya. Bukan maksudnya untuk melupakan
konsumen, namun dengan perhatian yang bergeser kepada pengurangan
biaya, mereka segera melakukannya. Ketika perhatian berpindah, maksud
menjadi tidak berarti. Maksud dan perhatian merupakan pasangan pengantin
dari suatu hubungan yang tepat.
‘Serikat Indeks mengenai Tempat yang Hebat untuk Bekerja’ (The Great
Place to Work Trust Index) yang dikembangkan oleh Milton Moskowitz dan
Robert Layering setiap tahun melakukan survei ‘Perusahaan Terbaik untuk
Bekerja’. Tidak peduli apakah organisasi itu merupakan bisnis kecil, atau
perusahaan multimiliar dolar, benang penghubung utama dalam survei ini
menggambarkan bahwa pana pemimpin dan ‘penusahaan-perusahaan
tenbaik’ secara konsisten mengkomunikasikan pendiriannya bahwa kontnibusi
dan setiap individu adalah bernilai. Pemimpin wirausaha memunculkan yang
terbaik dan orang-orangnya dan memfasilitasi pertumbuhan mereka dan
kekaryawanan menjadi kewirausahaan pada saat mereka mengenali dan
memperlakukan mereka seolah-olah mereka konsumen yang sempurna.
Dengan melakukan hal ini meneka mampu memastikan bahwa tingkatan
enengi yang tinggi dan penuh gairah menesap ke selunuh organisasi.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
untuk menyalurkan energi kita secara proaktif; dan lima belas menit terbuang
dalam menyalurkan energi kita secara reaktif. Dengan sebagian besar energi
kita telah tenbuang, tidaklah mengherankan jika terdapat begitu banyak
kelelahan dan depresi. Setiap waktu kita bangun membawa kita semakin
dekat kepada pencapaian tujuan kita atau semakin menjauh darinya. Tidak
ada yang netral, hanya ada maju atau mundur. Menyalurkan energi kita tidak
ada kaitannya dengan menjaganya dalam keseimbangan, yang lebih terkait
degan mengembalikan energi yang telah terbuang. Ketika kita menyalurkan
energi kita dengan tepat kita sebenarnya menghasilkan energi. Sebaliknya,
ketika kita tidak melakukannya, energi tersebut dialihkan menjadi frustrasi,
penundaan dan sesuatu yang menyakitkan hati. Berada dalam keseimbangan
berarti memiliki kendali sepenuhnya terhadap penggunaan enengi kita. Ini
membutuhkan penyediaan waktu kita hanya pada aktivitas yang kita telah
putuskan memberikan nilai tinggi bagi kita. Menerapkan aturan: bukan waktu
yang dapat kita sesuaikan, kitalah yang harus menyesuaikan diri dengan
waktu, dan mengakui bahwa waktu terkait dengan energi yang dihabiskan,
dengan mempertimbangkan bagaimana Anda menggunakan waktu terjaga
Anda:
1. Berapa banyak waktu Anda habiskan untuk memikirkan apa yang
seharusnya
Anda lakukan?
2. Berapa banyak waktu Anda habiskan untuk mengkhawatirkan apa yang
se-
harusnya Anda lakukan?
3. Berapa banyak waktu anda habiskan untuk melamun tentang apa yang
ingin
Anda lakukan?
Berargumen bahwa menghabiskan waktu atau energi untuk apa yang
Anda inginkan tidak memungkinkan, sama sekali tidak dapat diterima.
Bagaimanapun Anda merasionalisasikannya Anda tidak akan dapat meng-
ingkari kenyataan bagaimana cara Anda memberdayakan enengi Anda saat
ini, menjadi pemimpin wirausaha membutuhkan lebih dari sekadar melihat. Ia
membutuhkan ‘kekejaman’ untuk berkata tidak terhadap apa pun yang Anda
rasakan secara intuitif menghabiskan enengi Anda. Ini tentu saja
membutuhkan kejujuran terhadap diri Anda sendiri tentang apa yang penting
bagi hidup Anda, karena hanya dengan kejujuran macam ini Anda juga dapat
bersikap jujur terhadap orang lain. Memperlakukan orang lain sebagaimana
Anda ingin diperlakukan melibatkan pemikiran mengenai apa yang pertama-
tama tepat bagi Anda, karena pada saat Anda berada pada jalur,
meningkatnya energi Anda berguna bagi orang lain. Tidak ada yang lebih
memotivasi secara pribadi, lebih membangun energi, lebih memuaskan dan
lebih layak daripada mengetahui bahwa apa yang Anda lakukan adalah apa
yang penting bagi Anda, memberi makna pada diri Anda, adalah apa yang
Anda inginkan untuk Anda lakukan, dan di atas semuanya itu adalah Anda
memiliki kecenderungan untuk melakukannya. Setiap dan kita adalah energi
yang murni dan adalah tanggung jawab pribadi kita untuk mengetahui
bagaimana kita mengarahkan energi kita. Jika kita mengizinkan onang lain
untuk menghabiskan energi kita, maka kita harus menerima tanggung jawab
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
untuk mcmbiarkan hal itu tenjadi. Sama halnya, ketika kita melibatkan diri
kita pada sesuatu yang tidak menanik bagi kita, kita hanus waspada bahwa
kita tidak menyalurkan energi kita dengan efektif.
Wirausahawan memiliki tingkatan energi yang tinggi sebab mereka
mengejar gairah mereka dan mereka harus menyalurkan secana efektif untuk
dapat berhasil. Pemimpin wirausaha secara alamiah meningkatkan tingkatan
energi orang-orang di dalam organisasinya karena mereka merasa yakin
bahwa orang-orang mampu berfokus pada apa yang dapat mereka lakukan
dengan baik.
Kita harus menerima tanggung jawab untuk
membolehkan
orang lain menghabiskan energi kita
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
percaya pada tujuan Anda mendukung, energi bertambah. Oleh karena itu
penting untuk melihat apa yang merupakan dukungan yang tepat dan
berlatihlah memberikan dan menerimanya.
http://ebukindo.4rumer.Com/
The Motivation - Volume 3
http://ebukindo.4rumer.Com/