Anda di halaman 1dari 5

METODA PELAKSANAAN

Setelah kami mempelajari isi dokumen lelang (gambar dan spesifikasi teknis) serta penjelasan dari panitia pada saat aanwijzing dikantor proyek, maupun dari peninjauan kami kelapangan kerja, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dan pertimbangan kami dalam menyusun langkah-langkah metoda pelaksanaan dalam pekerjaan ini. Dari pertimbangan hal-hal diatas, maka kami susunlah suatu metoda pelaksanaan yang tepat untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dengan tahapan-tahapan dan tepat sasaran, tepat guna, tepat waktu dan tepat mutu.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN A. I. II. III. IV. V. VI. VII. B. Ruang Lingkup Pekerjaan: PEKERJAAN PERSIAPAN PEMBERSIHAN LAPANGAN PEMBENTUKAN BADAN JALAN PERKERASAN JALAN PERKERASAN SIRTU PEKERJAAN PENGUKURAN/GAMBAR PELAKSANAAN PEKERJAAN LAIN-LAINNYA METODE PELAKSANAAN

MOBILISASI Survey Lapangan : Pekerjaan dilakukan dengan tenaga ahli, Pekerjaan dilaksanakan pada saat awal dimulainya kontrak. Survey dilakukan terhadap kondisi fisik existing yang akan dikerjakan (sesuai dengan dokumen kontrak) Mobilisasi Personil , Mobilisasi personil kontraktor yang cakap dan berpengalaman baik staf kantor maupun maupun pelaksana yang diusulkan. Mobilisasi / Demobilisasi Peralatan , Mobilisasi / pengiriman peralatan dijadwalkan terlebih dahulu yang berisi keterangan lokasi peralatan , usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan . Selanjutnya alat ditempat lokasi yang aman / dalam Base camp dan dekat di lokasi proyek agar mudah nantinya .

Adminitrasi dan Dokumentsi dalam pelaksanaan program jadwal pelaksanaan dalam Metoda pelaksanaan dalam mengerjakan suatu pelaksanaan pekerjaan adalah

bentuk kurva s. merupakan suatu keharusan bagi setiap pelaksana yang dipercayakan untuk mengerjakan suatu proyek, hal ini adalah untuk memudahkan manager dalam menyikapi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam masa pelaksanaannya. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian dan pertimbangan dalam menyusun suatu metoda pelaksanaan ini yang antara lain meliputi : 1. 2. 3. Tenaga kerja yang diperlukan, baik tenaga lokal maupun tenaga yang Alat dan peralatan yang tepat yang digunakan, apakah alat manual ataupun peralatan Faktor cuaca yaitu memanfaatkan hari-hari kerja yang efektif dalam pelaksanaan didatangkan/tenaga yang terampil (skill labour). alat berat/alat besar. pekerjaan. Setelah kami mempelajari isi dokumen lelang (gambar dan spesifikasi teknis) serta penjelasan dari panitia pada saat aanwijzing dikantor proyek, maupun dari peninjauan kami kelapangan kerja, ada beberapa hal yang menjadi perhatian dan pertimbangan kami dalam menyusun langkah-langkah metoda pelaksanaan dalam pekerjaan ini. Dari pertimbangan hal-hal diatas, maka kami susunlah suatu metoda pelaksanaan yang tepat untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dengan tahapan-tahapan dan tepat sasaran, tepat guna, tepat waktu dan tepat mutu. I. a. PEKERJAAN PERSIAPAN Sesuai persyaratan dalam kontrak, maka Kontraktor diharuskan menyiapkan pondok Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan serta Tenaga Kerja kerja serta mengadakan mobilisasi dan demobilisasi peralatan yang akan dipakai dalam melaksanakan pekerjaan, maupun tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan. b. c. II. Biaya mobilisasi tersebut adalah biaya yang dibutuhkan untuk mendatangkan dan Sebelum pelaksanaan mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan tenaga kerja, PEMBERSIHAN LAPANGAN mengambil alat maupun tenaga kerja dari atau kelokasi pekerjaan. Kontraktor harus minta persetujuan terlebih dahulu kepada Direksi. Pembersihan lapangan dimaksudkan adalah membersihakan daerah milik jalan (damija) sebelum dilakukan pekrjaan selanjutnya. Langkah-kangkah yang ditempuh adalah : o o o Menentukan lebar damija yang akan dikerjakan dengan mengukur lebarnya. Dasarnya Buat patok-patok pembantu ditepi damija yang telah diukur, dan dihubungkan dengan Membersihkan semak belukar dan penghalang-pengahalang lain pada daerah tersebut. adalah AS jalan. tali plastik.

Material hasil pembersihan dikeluarkan dari bagian jalan (ditimbun/ dibakar/ dimanfaatkan) III. PEMBENTUKAN BADAN JALAN

Pekerjaan tanah timbunan dapat dilkukan menggunakan profil bentuk trapezium yang terbuat dari bambu atau kayu. 1. Sebelum ditimbun, permukaan tanah harus dibersihkaan dulu, dikupas permukaan setebal kurang lebih 20 cm, agar tanah timbunan dapat menempel bersatu (rigid) dengan tanah dasar yang ada. 2. 3. Tanah dari daerah setempat sedapat mungkin digunakan, bisa tanah kepasiran atau Penghamparan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 20 cm untuk bercampur kerikil. Untuk tanah yang terlalu lembek dan lekat jangan digunakan. tiap lapis. Lakukan pemadatan tiap kali penghamparannya dengan alat steamper atau mesin gilas. 4. IV. 1. 2. Untuk timbunan di daerah lereng pada pekerjaan pelebaran badan jalan, dibuat PERKERASAN JALAN Tanah dasar jalan (subgrade) disiapkan lebih dulu, artinya yang kurang padat Penghamparan dilakukan dengan cara berlapis-lapis, masing-msing ketebalannya kupasan bertangga, untuk mendapakan kekuatan geser dan tanah tidak mudah melorot. Kegiatan pengangkutan material pekerasan dianjurkan sesuai anjuran: dipadatkan dan dibersihkan. sekitar 10 cm dan dipadatkan secara manual. Pondasi dengan ketebalan 25 cm dapat dilakukan 2 lapis. 3. Bahan unutk bahu jalan (tanah berpasir) dihampar lebih dulu sebelum melaksanakan penghamparan lapis pondasi bawah, setelah itu kemudian dihamparkan material lapis pondasi bawah. 4. 5. Material bahan pondasi yang telah dihamparkan dilakukan pemadatan atau penggilasan Pelaksanaan gilasan dimulai dari kedua sisi luar perkerasan menuju tengah dan sejajar dalam keadaan kadar air optimum. dengan as jalan. Di bagian tikungan pemadatan dimulai dari tempat sisi terendah (sisi bagian dalam) menuju sisi kebagian yang lebih tinggi. 6. 7. Jika mesin gilas tidak tersedia, maka pemadatan dilakukan dengan alat timbrisan Untuk menjaga kerusakan permukaan, lapis pondasi yang telah selesai perlu manual, serentak beberapa orang selebar jalan. dipertimbangkan ditutup dengan lapis penutup. V. PERKERASAN SIRTU

Kualitas gravel perlu ditentukan dengan baik sebelum pekerjaan pelapisan permukaan jalan (gravelling) dimulai. Ini dipakai untuk membuat perencanaan proyek dengan baik, dan untuk bernegosiasi dengan kontraktor lokal untuk pekerjaan graveling, dan untuk menentukan waktu pekerjaan gravelling dalam periode waktu optimal dalam setahun (musim kering/kemarau).

Meskipun proses disebut gravelling, material yang bervariasi dapat digunakan seperti laterite, limestone dan gravel (sirtu). Hampir semua material yang cocok terdiri dari campuran batu, pasir dan tanah liat. Partikel-partikel batu akan dicampur dan membentuk rangka yang kuat yang dapat menopang beban jalan ke tanah. Pasir dan tanah liat akan berfungsi sebagai pengikat yang membuat partikel-partikel batu berada pada tempatnya. Material gravelling yang baik seharusnya mengandung 35-65% batu, 20-40% pasir dan 1025% tanah liat. Bagaimanapun juga, dalam musim hujan, jika proporsi tanah liat tinggi dalam campuran, akan membuat permukaan terlalu lunak dan licin. Daerah yang lebih basah, akan lebih baik jika proporsi batu/pasir tinggi. Pada iklim yang lebih kering, proporsi tanah liat yang tinggi dapat diterima. Pemadatan dan penyiraman Saat lapisan gravel diratakan, kegiatan selanjutnya adalah pemadatan lapisan gravel. Pastikan kita memperoleh air yang cukup, untuk menjaga kadar air dalam material optimum selama proses pemadatan. Jika gravel diratakan segera setelah penggalian, akan memiliki kadar air mendekati optimal, sehingga mengurangi kebutuhan air. Pemadatan mengurangi volume setiap lapisan tanah. Dengan mendorong partikel-partikel tanah semakin padat, tanah menjadi semakin kuat. Dengan melakukan pemadatan material yang digunakan untuk konstruksi jalan, badan jalan akan lebih kuat dan tahan terhadap beban jalan dan erosi alam. Roller penggilas Ada beberapa jenis roller penggilas, bervariasi dari drum tunggal atau dobel, ditarik atau digerakkan sendiri atau dengan penarik untuk memegang penggilas. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih peralatan pemadatan yang sesuai adalah: ketersediaannya di wilayah pekerjaan jalan bagaimana mengirimkannya ke lokasi bagaimana kemudahan untuk mengoperasikannya biaya dan reliabilitasnya VI. a. b. PEKERJAAN PENGUKURAN/GAMBAR PELAKSANAAN Direksi akan menunjukkan kepada PIHAK KEDUA letak lokasi patok-patok Bench Mark PIHAK KEDUA harus menarik garis dari patok dan memasang patok-patok garis sumbu

(BM) dan elevasi yang akan digunakan sebagai titik dasar. disepanjang tanggul dan saluran yang direncanakan dengan jarak 50 meter satu sama lain atau disesuaikan dengan bestek. Patok-patok harus dibuat dari kayu keras dengan diameter minimum 60 mm dan dipancang kedalam tanah sedalam 30 cm. Kepala patok diberi cat merah dan nomor patoknya dicat putih.

c.

Profil-profil harus dibuat sesuai dengan ukuran penampang melintang tanggul rencana

dan dipasang dengan jarak 50 meter antara satu dengan lainnya sesuai patok-patok sumbu yang dipasang. d. e. PIHAK KEDUA harus betanggung jawab untuk melindungi, merawat dan memperbaiki Kemungkinan adanya ketidak cocokan atau kekhilafan untuk ukuran yang tertera pada profil-profil tersebut sampai pekerjaan pembentukan/perapihan badan tanggul selesai. gambar, PIHAK KEDUA wajib meneliti kembali dan memberitahukan kepada Direksi untuk dapat diadakan koreksi. Maksud dari pasal ini adalah sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik dilakukan, terlebih dahulu diadakan Pegukuran Mutual Check 0 % (MC-0) berikut pembuatan Gambar MC-0, tujuannya adalah sebagai dasar acuan untuk pelaksanaan fisik agar didapatkan volume/kwantitas secara akurat yang dibutuhkan, sehingga dapat dilakukan metoda-metoda yang tepat agar pekerjaan nantinya dapat dilakukan secara efektif, ekonomis dan efesien, hal ini diperlukan karena kondisi tanah rawa yang labil (perubahan elevasi). Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan 100% dilanjutkan dengan Pengukuran Mutual Check 100% (MC-100) berikut pembuatan Gambar MC-100, hal ini diperlukan untuk mendapatkan besarnya volume/kwantitas pekerjaan yang telah dikerjakan. Dalam pelaksanaan nantinya PIHAK PERTAMA akan membentuk Panitia yang akan meneliti terhadap pelaksanaan MC-0 dan MC-100. VII. PEKERJAAN LAIN-LAINNYA.

Pelaporan yang baik penting untuk menyimpan informasi masukan/input (tenaga kerja, alatalat, material, peralatan dan bahan bakar) dan output (jumlah gravel yang telah dikirim dan panjang jalan yang telah selesai dikerjakan). Ketika melaporkan output dari pelaksanaan gravelling, sebaiknya dilaporkan volume bagian jalan dimana permukaan gravel telah sepenuhnya diratakan, diairi dan dikeraskan sesuai dengan standar. Jika kontraktor swasta terlibat untuk menyediakan gravel, penting bahwa supervisor lokasi menyimpan data rinci berapa banyak muatan dan ukuran setiap muatan yang dikirim ke lokasi.

Anda mungkin juga menyukai