Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK PENYUSUNAN INSTRUMEN, ANALISIS DATA DAN PENYUSUNAN PROPOSAL PTK

Oleh Dwi Purnomo

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FPIEK-IKIP BUDI UTOMO MALANG

Juni 2012
TEKNIK PENYUSUNAN INSTRUMEN, ANALISIS DATA DAN PENYUSUNAN PROPOSAL PTK1 Oleh Dwi Purnomo 2 1. Pengantar Kompetensi personal merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugas. Pencapaian kompetensi personal guru dapat dilakukan melalui pengembangan diri secara mandiri dan berkelanjutan. Pengembangan diri guru dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya melalui penelitian, penyusunan bahan pembelajaran yang bersifat inovatif atau melakukan kajian-kajian teoritis dalam bentuk diskusi kolega dan sejawat. Bentuk penelitian yang dilakukan guru dapat berupa penelitian tindakan kelas (PTK). Saat ini PTK sedang berkembang dengan pesat di negara-negara maju seperti Inggris, Amerika, Australia, Canada. Para ahli penelitian pendidikan akhirakhir ini menaruh perhatian yang cukup besar terhadap PTK, mengapa demikian ? Karena jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat pada siswa. McNiff (1992:1) memandang PTK sebagai bentuk penelitian yang reflektif yang dilakukan oleh pendidik, pembuat kurikulum, pengembangan sekolah, atau dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, penerapan model pembelajara atau yang lainnya. Pelaksanaan PTK memungkinkan pendidik dapat melihat sendiri praktik pembelajaran atau bersamaan guru lain dapat melakukan penelitian terhadap siswa dalam hal interaksi proses pembelajaran. Pelaksanaan PTK juga memungkinkan guru secara refektif dapat menganalisis dan mensintesis hal-hal yang telah dilakukan di kelas. Pendek kata, dengan melakukan penelitian tindakan kelas, akan dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran sehingga menjadi lebih efektif. Haruslah pendidik mengobankan proses pembelajaran demi melakukan PTK? Jawabnya tentu tidak. Justru dengan melakukan PTK akan dapat meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajarannya. Penelitian tindakan
1

Disampaikan dalam Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mahasiswa IKIP Budi Utomo Malang tanggal 8 Mei 2011. 2 Lektor Kepala dan Dosen di Jurusan Pendidikan Matematika IKIP Budi Utomo Malang

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK-

kelas tidak harus membebani pekerjaan pendidikan dalam, kesehariannya. Jika dilakukan secara kolaboratif yang bertujuan memperbaiki proses pembelajaran tidak akan mempengaruhi materi pelajaran. Oleh sebab itu pendidik tidak perlu takut terganggu dalam mencapai target kurikulum jika akan melaksanakan PTK. Penelitian tindakan kelas juga dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri, dengan melibatkan siswanya sendiri melalui sebuah tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, dan di evaluasi. Dengan demikian diperoleh umpan balik yang sistematik mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar. Disamping itu dapat dibuktikan suatu teori belajar mengajar untuk diterapkan dengan baik di kelas yang ia tekuni. Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi di kelasnya, melalui PTK pendidik dapat mengadaptasikan teori lain untuk kepentingan proses dan atau produk belajar yang lebih efektif, optimal, fungsional. Selanjutnya PTK, dilihat, dirasakan dan dihayati kemudian muncul pertanyaan apakah praktik-praktik pembelajaran yang selama ini dilakukan memiliki efektivitas yang tinggi. Jika dengan penghayatannya itu dapat disimpulkan bahwa praktik-praktik pembelajaran tertentu seperti : pemberian pekerjaan rumah kepada siswa yang terlalu banyak, umpan balik yang bersifat verbal terhadap kegiatan di kelas efektif, cara bertanya pendidik kepada siswa di kelas tidak mampu merangsang siswa untuk berfikir dan sebaliknya maka dapat dirumuskan secara tentatif tindakan tertentu untuk memperbaiki keadaan tersebut dengan melalui prosedur PTK. PTK terkait dengan persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh para guru. Sebagai contoh, jika pendidik menghadapi persoalan rendahnya minat baca siswa, jika pendidik ini sangat menghambat rendahnya minat baca siswa, sehingga konsisi ini sangat menghambat pencapaian tujuan kurikuler. Dengan penelitian tindakan kelas dapat dicoba berbagai tindakan yang berupa program pembelajaran tertentu, seperti mencoba ceritacerita lokal, menggunakan buku yang memiliki cerita lucu, dan sebagainya. Dari program pembelajaran yang dirancang sebagai bentuk PTK akhirnya guru dapat memperbaiki persoalan rendahnya minat baca siswanya. Sebaliknya jika sebenarnya siswa telah memiliki minat baca yang tinggi, akan tetapi tidak dapat memanf\'aatkan bahan bacaan secara tepat, guru juga dapat melakukan PTK untuk mencari dan memilih secara tepat terhadap kesalahan siswa dalam memanfaatkan bahan bacaan yang kurang fungsional.

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK-

Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi. Suharsimi (2007:2) menyatakan penelitian tindakan kelas memuat tiga pengertian yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian berarti suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau inormasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat. Tindakan berarti suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Agar tindakan yang dilakukan dalam penelitian sesuai dan mencapai tujuan yang diharapkan maka diperlukan teknik penyusunan instrumen, analisis data dan teknik penyusunan proposal. Proposal yang dibuat hendaknya menjelaskan 4 hal yang terjadi dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pindakan, observasi, dan refleksi. (1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan entry behavior. Pelancaran tes diagnostic untuk menspesifikasi masalah. Pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alatalat dalam rangka implementasi PTK, dan hal lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu juga diuraikan alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah, (2) Implementasi Tindakan yaitu deskripsi tindakan yang akan di gelar. Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan, (3) Observasi dan Interpretasi yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang, dan (4) Analisis dan Refleksi yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana tindakan siklus/daur berikutnya. Perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi merupakan suatu kegiatan dalam siklus yang berulang, pengulangan siklus tersebut disesuaikan dengan ketuntasan program atau proses pembelajaran. Karena merupakan suatu siklus dalam PTK maka model penelitiannya dapat mengacu pada model Kemmis, model Elliot, model spiral dari Kemmis dan Taggart, model Ebbutt, model McKernan. (Rochiati W, 2007:61-69).

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK-

Secara umum gambaran siklus penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

Observasi Observasi Awal Awal

Planing Planing

Tindakan Tindakan

Replaning Replaning

Refleksi Refleksi

Observasi Observasi

Tindakan Tindakan

Observasi Observasi

Refleksi Refleksi

dstnya. 2. Teknik Penyusunan Instrumen Instrumen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti alat, sehingga instrumen penelitian dapat diartikan sebagat alat yang digunakan dalam penelitian. Karena penelitian tindakan kelas bertujuan menggali kemampuan siswa melalui kriteria ketuntasan, baik individu maupun kelompok maka alat yang dugunakan dapat berupa angket, wawancara, tes, daftar kehadiran dan lainnya. Angket dapat digunakan untuk mengukur minat siswa, motivasi, wawancara merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk menggali potensi baik positip maupun negatif dari dalam diri siswa. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai konsep yang diberikan. Daftar kehadiran sebagai instrumen dalam penelitian digunakan untuk mengukur tingkat parstisi responden. Instumen yang digunakan dalam penelitian hendaknya memiliki beberapa kriteria. a) Valid. Instrumem penelitian dikatakan valid apabila alat tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya instrumen yang digunakan adalah tes maka validitasnya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK-

Uji Korelasi Product Moment rxy Tes Buatan Peneliti


Nomor Urut Induk 1 2 3 . Nama Siswa x y

x2

y2

xy

rxy

Jumlah

x y x 2 y 2
rxy =

xy

x: nilia tes yang dicari validitasnya, y: nilai siswa dari guru Rumus yang digunakan adalah rentangan 1 rxy 1 . b) Reliable, alat ukur disebut reliabel jika diberikan berulang-ulang, baik secara paralel maupun kelompok, hasilnya relatif sama. Dengan kata lain memberikan hasil yang tetap apabila diberikan berulang-ulang. Reliabilitas instrumen penelitian dapat dilakukan sebagai berikut:
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Siswa 1 A B C D E F G H 2 3 4 Nomor Item 5 6 7 8 9 1 0 1 1 12
Total Sko Belahan Gjl x Gnp y

(n x

n xy ( x )( y )
2

( x)2 n y 2 ( y )2

)(

) dengan

x2

y2

xy

rxy

xy Rumus yang digunakan adalah r1.1 = 1 + r dengan rentangan 1 r1.1 1 . xy

Setelah reliabilitas alat ukur ditentukan secara menyeluruh, maka reliabilitas masingmasing tem juga dapat dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya item-item tersebut layak digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK-

c) Tingkat Kesukaran. Tingkat kesukaran disimbulkan dengan P. Besarnya tingkat kesukaran dapat ditentukan berdasarkan banyaknya siswa yang menjawab benar masing-masing item tes. Secara sederhana dinyatakan dengan rumus: Indeks Tingkat Kesukaran (P) = No 1 2 3 Indeks Tingkat Kesukaran 0,70 - 1,00 0,30 - 0,70 0,00 - 0,30
Banyaknya siswa yang menjawab benar Banyaknya siswa keseluruhan

Kriteria mudah sedang sukar

d) Daya Pembeda. Langkah yang perlu dilakukan dalam menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut: 1. Susun jawaban masing-masing siswa dalam rangking 2. Belah menjadi dua urutan tersebut 3. Tentukan tingkat kesukaran masing-masing belahan 4. Daya pembeda merupakan selisih tingkat kesukaran masing-masing bagian.

No 1. 2. 3. 4. 5.

Daya Pembeda (D) D<0 0,00 D < 0,200 0,200 D < 0,400 . 0,400 D < 0,700 0,700 D 1,000

Kriteria Dihilangkan Jelek Cukup Baik Baik Sekali

e) Praktis dan Mudah dilaksanakan f) Mudah pemeriksaannya g) Dilengkapi dengan petunjuk yang jelas 3. Analisis Data Analisis data memuat tentang jenis analisis statististika yang digunakan. Dilihat dari metode yang digunakan, maka terdapat dua jenis statistika yang dapat diterapkan, yaitu statistika deskriptif atau statistika induktif (inferensial). Jika menggunakan statistika induktif maka dapat dipilih statistika parametric dan non-parametrik.

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK-

Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai, atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh karena itu, yang lebih penting untuk diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik analisisnya, bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametric memang lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistic non parametric. Penerapan statistic parametric secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan, sedangkan penerapan statistic non parametric tidak menuntut persyaratan tertentu. Disamping penjelasan tentang jenis atau teknik analasis data yang digunakan perlu juga dijelaskan alasan pemilihannya, apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang popular) maka uraian tentang analisis perlu dijabarkan secara rinci. 4. Teknik Penyusunan Proposal Teknik penyusunan proposal membahas tentang sistematika proposal. Secara umum proposal penelitian tindakan hendaknya memperhatikan syarat-syarat penulisannya. Syarat penulisan tersebut adalah: a. Kertas yang digunakan jenis HVS putih ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm) atau ukuran kuarto (21,0 cm x 28,0 cm). b. Ukuran kertas minimal 70 gram. c. Bidang pengetikan (margin) berjarak 4 cm dari tepi kiri atas, 3 cm dari tepi atas, tepi kanan, dan tepi bawah kertas. d. Tiap halaman handaknya tidak berisi lebih dari 26 baris kata untuk spasi ganda dua. e. Jenis huruf (font) Times New Roman 12 f. Spasi rangkap dua g. Pada hal-hal khusus spasi tunggal dan jenis huruf Italics 12. Secara singkat sistematika penulisan proposal penelitian tindakan kelas terdiri dari bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal meliputi halaman sampul, halaman judul, logo, halaman pengesahan dan persetujuan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran, dan daftar gambar.

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK-

Bagian inti meliputi Bab I : Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, dan Bab III Metodologi Penelitian. Bab I Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan masalah, definisi operacional, dan hiptesis tindakan. Bab II Kajian Pustakan Penelitian sebagai kegiatan ilmiah, didalamnya memerlukan dugaan atau jawaban sementara sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan. Dengan cara demikian akan diperoleh jawaban yang diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis, peneliti wajib mengkaji teori-teori atau hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Dalam mengkaji suatu teori, tidak hanya teori yang relevan saja lebih-lebih teori yang bertentantan juga diperlukan sebagai kerangka berpikir peneliti. Kajian pustaka memuat dua hal pokok. Pertama, deskripsi teoritis tentang objek (variable) yang diteliti dan kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang diajukan dalam bab yang mendahuluinya. Untuk dapat memberikan deskripsi teoritis terhadap variable yang diteliti, maka diperlukan adanya kajian teori yang mendalam. Kedua, argumentasi atas hipotesis yang diajukan menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam subbab tersendiri. Prinsip bahan pustaka yang dikaji didasarkan pada dua criteria, yaitu Prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian histories), prinsip kemutakhiran pnting karena ilmu pengetahuan terus berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi berdasarkan pada teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representative. Hal yang serupa juga berlaku terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi, hal ini diperlukan untuk menghasilkan kajian pustakayang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Bab III Metodologi Penelitian, memuat Setting Penelitian Pada bagian ini disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa pria dan wanita, latar

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK-

belakang kemampuan akademik, kesulitan-kesulitan/kendala-kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran, latarbelakang sosial dan ekonomi yang mungkin relevan dengan permasalahan dan lain sebagainya. Aspek substantive kompetensi dan permasalahan yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran pada kelas yang diteliti seperti IPA atau IPS atau Matematika kelas II SMP, juga dikemukakan pada bagian ini. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sudjana (1992: 6) populasi adalah hasil yang mungkin dari hasil menghitung atau mengukur baik kualitatif maupun kuantintatif mengenai karakteristik dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas lengkap yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sehingga pada bagian ini dijelaskan jumlah dan deskripsi data yang dipelajari dan di analisi. Dalam hal ini adalah nilai siswa bukan siswanya. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Objek dan sasaran Bagian ini menjelaskan perubahan apa yang diinginkan dari subjek yang dikenakan tindakan, yaitu target yang diharapkan. Target yang diharapkan yang dijelaskan bukan hanya hasil tindakan tetapi juga menjelaskan kejadian ketika tindakan berlangsung. Variabel Penelitian Pada bagian ini ditentukan variabel variabel penelitian yang dijadikan titik titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan sebagainya, dan (3) varaibel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan. Teknik pengumpulan data Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya. Di samping itu teknik pengumpilan data yang

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK-

10

diperlukan juga harus diuraikan dengan jelas seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan juranal harian, observasi aktivitas di kelas (termasuk berbagai kemungkinan format dan alat bantu rekam yang akan digunakan)penggambaran interaksi dalam kelas (analisis sosiometrik), pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur asesmen dan sebagainya.selanjutnya dalam prosedur pengumpulan data PTK ini tidak boleh dilupakan bahwa sebagai pelaku PTK, para guru juga harus aktif sebagai pengumpul data, bukan semata mata sebagai sumber data. Akhirnya semua teknologi pengumpulan data yang digunakan harus mendapat penilaian kelaikan yang cermat dalam konteks PTK yang khas itu. Sebab meskipun mungkin saja memang menjanjikan mutu rekaman yang jauh lebih baik. Penggunaan teknologi perekaman data yang canggih dapat saja terganjal keras pada tahap tayang ulang dalam rangka analisis dan interpretasi data. Indikator Kinerja Pada bagaian ini tolak ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya untuk tindak perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan dalam bentuk pengurangan (jumlah, jenis dan atau tingkat kegawatan) miskonsepsi yang tertampilkan yang patut diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud. Analisis Data Pada bagian ini menjelaskan teknik, tata cara/prosedur dalam menganalisis data, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Bentuk/jenis data dan uji statistic yang digunakan juga dijelaskan, misalnya rumus uji statistic dan lain-lainnya. Prosedur dan Langkah Penelitian Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan pembelajaran, yang dilakukan yaitu melalui perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Bagian akhir dari proposal berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang dibutuhkan. 5. Bahan Bacaan Donald Ary.,Lucy Cheser Jacobs and Asghar Razavieh. 1982. Penelitian dalam Pendidikan (terjemahan Arief Furchan). Surabaya: Usaha Nasional. http://dwipurnomoikipbu.wordpress.com

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK-

11

IKIP Budi Utomo Malang, 2009. Pedoman Pembimbingan dan Penulisan Skripsi serta Teknik Publikasinya. Malang: IKIP Budi Utomo Malang. John W. Best. 1982. Metodologi Penelitian (terjemahan Sanafiah Faisal dan Mulyadi GW). Surabaya: Usaha Nasional. Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. Rochiati Wiriatmadja. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sudjana, 1992. Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito. Suharsimi Arikunto., Suhardjono., Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universita Negeri Malang Press.

Teknik Penyusunan Instrumen, Analisis Data dan Proposal PTK-

12

Anda mungkin juga menyukai