Anda di halaman 1dari 19

TUGAS ETIKA PROFESI MAKALAH TINJAUAN HUKUM TRANSAKSI ELEKTRONIK ( E-COMMERCE ) KELOMPOK III

DISUSUN OLEH : 1.ADE KUSUMASTUTI 2.ANDRI JANUASTRI D.A 3.INDRA PUJI WARDANI 4.TANIA SUTANTI EKA. P 5.VINA ARTIN 6.YULI ASTUTI (11120309) (11120311) (11120312) (11120315) (11120316) (11120318)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN ILMU KOMPUTER EL RAHMA YOGYAKARTA 2013

KATA PENGANTAR

E-commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik, dengan cara transfer dana elektronik. E-commerce juga merupakan bagian dari e business, tetapi cakupan e business labih luas. Ecommerce pertama kali diperkenalkan tahun 1994. Banyak jurnalis memperkirakan bahwa e commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru yang kemungkinan nantinya akan berkembang pesat. Pengertian e-commerce didalam makalah ini diambil dari beberapa materi di buku maupun situs internet.

Page 2

DAFTAR ISI

Halaman Judul Kata Pengantar............................................................................................................... 2 Daftar Isi........................................................................................................................ 3 Bab I Pendahuluan ......................................................................................................... 4 Bab II Pembahasan A. Pengertian E-commerce...................................................................................... 5 B. Macam-macam E-commerce .............................................................................. 6 C. Ketentuan dan persyaratan dalam E-commerce ................................................... 7 D. Penyimpangan dalam transaksi E-commerce dan cara penanggulangannya ........ 10 E. Tinjauan hukum Indonesia tentang transasksi elektronik (UU ITE).................... 14 F. Contoh situs e-commerce................................................................................... 16 Bab III Kesimpulan....................................................................................................... 18 Daftar Pustaka .............................................................................................................. 19

Page 3

BAB I PENDAHULUAN Perkembangan internet menyebabkan terbentuknya sebuah dunia baru yang lazim disebut dunia maya. Di dunia maya ini setiap individu memiliki hak dan kemampuan untuk berinteraksi dengan individu lain tanpa batasan apapun yang dapat menghalanginya. Sehingga globalisasi yang sempurna sebenarnya telah berjalan di dunia maya yang menghubungkan seluruh komunitas digital. Dari seluruh aspek kehidupan manusia yang terkena dampak kehadiran internet, sektor bisnis merupakan sektor yang paling terkena dampak dari perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi serta paling cepat tumbuh. Melalui e-commerce, untuk pertama kalinya seluruh manusia di muka bumi memiliki kesempatan dan peluang yang sama agar dapat bersaing dan berhasil berbisnis di dunia maya. E-commerce adalah suatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronik yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet (teknologi berbasis jaringan digital) sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi (business to business) dan konsumen langsung (business to consumer), melewati kendala ruang dan waktu yang selama ini merupakan hal-hal yang dominan. Pada masa persaingan ketat di era globalisasi saat ini, maka persaingan yang sebenarnya adalah terletak pada bagaimana sebuah perusahaan dapat memanfaatkan e-commerce untuk meningkatkan kinerja dan eksistensi dalam bisnis inti. Dengan aplikasi e-commerce, seyogyanya hubungan antar perusahaan dengan entitas eksternal lainnya (pemasok, distributor, rekanan, konsumen) dapat dilakukan secara lebih cepat, lebih intensif, dan lebih murah daripada aplikasi prinsip manajemen secara konvensional (door to door, one-to-one relationship). Maka e-commerce bukanlah sekedar suatu mekanisme penjualan barang atau jasa melalui medium internet, tetapi juga terhadap terjadinya sebuah transformasi bisnis yang mengubah cara pandang perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya. Membangun dan mengimplementasikan sebuah system e-commerce bukanlah merupakan proses instant, namun merupakan transformasi strategi dan system bisnis yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan perusahaan dan teknologi.

Page 4

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN E-COMMERCE
Definisi E-Commerce menurut Laudon & Laudon (1998)

E-Commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis. E-Commerce atau yang biasa disebut juga dengan istilah Ecom atau Emmerce atau EC merupakan pertukaran bisnis yang rutin dengan menggunakan transmisi Electronic Data Interchange (EDI), email, electronic bulletin boards, mesin faksimili, dan Electronic Funds Transfer yang berkenaan dengan transaksitransaksi belanja di Internet shopping. Definisi dari E-Commerce menurut Kalakota dan Whinston (1997) E-commerce dapat ditinjau dalam 3 perspektif berikut: Dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya. Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi dari teknologi yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja. Dari perspektif layanan, E-Commerce merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman Dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana onlinelainnya. E-Commerce adalah kegiatan komersial dengan penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.

2 3

Page 5

B. MACAM-MACAM E-COMMERCE Dari beberapa literatur dan iklan-iklan bisnis e-commerce di internet kita bisa melihat banyak macam-macam bisnise commerce yang ditawarkan, dimulai dari model arisan berantai sampai bermain valas atau forex secara online. Empat contoh model bisnis e-commerce yang dapat digunakan adalah sebagai berikut (Arfans, 2011): a. Binis Affiliasi Model bisnis affiliasi adalah dimana kita menjual produk orang lain, bisnis ini dapat digunakan oleh yang tidak memiliki produk sendiri untuk dijual tetapi sangat ingin berbisnis di internet. Disini kita akan mendapatkan penghasilan melalui komisi hasil penjualan, biasanya berkisar antara 4% sampai 60% dari harga produk.

b. Binis Reseler Model bisnis reseler adalalah dimana pada prinsipnya hampir sama dengan model bisnis affiliasi, hanya saja untuk bisa bergabung dengan bisnis model ini terlebih dahulu diharuskan untuk membeli salah satu produk yang mereka miliki, baru setelah itu diijinkan untuk memasarkannya. Biasanya hasil yang bisa kita dapatkan dari bisnis model ini sebesar 20% sampai 50%. c. Bisnis Pribadi (Menjual Produk Sendiri) Bila kedua model bisnis e-commerce di atas sumber penghasilan adalah dengan menjual produk-produk orang lain, dalam bisnis pribadi ini bisa menawarkan produk yang merupakan hasil karya kita sendiri. Karya di sini tidak hanya berbentuk benda hasil produksi saja, namun hasil dari keahlian kita juga bisa. Misalnya dalam membuat sebuah e-book tentang bagaimana cara menghemat listrik sampai 80% lalu memasarkannya melalui internet.

d. Publisher Model bisnis publisher ini sangat menarik, karena tidak menjual sebuah produk atau jasa sama sekali, tetapi hanya membuat sebuah situs/blog yang berisi informasi yang unik dan sedang dicari banyak orang, lalu bisa daftarkan situ/blog kesebuah perusahaan periklanan/advertising online. Jika situs/blog memenuhi syarat maka akan didapat komisi dari setiap pengunjung yang datang ke situ/blog dan membaca iklan yang berasal dari perusahaan advertising tersebut. Contoh perusahaan advertising yang sudah sangat terkenal adalah google. Dan contoh penyedia blog adalah blogger.com, wordpress.com, blogdetik.com, multiply.com dll. Sedangkan Menurut Laudon & Laudon (2000), model bisnis internet dibagi menjadi 9, yaitu: Virtual Store Front Model bisnis dengan menjual produk atau jasa bersifat fisik secara online. Pengiriman barang dan jasa bersifat non-digital / fisik dengan menggunakan perantara, seperti kurir, jasa.
Page 6

a.

b. Marketplace Concentrator Model bisinis dengan memusatkan informasi mengenai produk dan jasa dari berbagai produsen pada satu titik sentral. Pembeli dapat mencari dan membandingkan dan melakukan transaksi. c. Information Brokers Model bisnis yang menyediakan informasi mengenai produk, harga dan ketersediannya. d. Transaction Brokers Model bisnis yang memberikan fasilitas transaksi. Disini pembeli dapat mengamati berbagai tarif dan syarat pembelian. e. Electronic Clearinghouses Model bisnis ini menyediakan suasana seperti tempat lelang produk, dimana harga dan ketersediaan selalu berubah, tergantung pada reaksi konsumen. f. Reverse Auclion Model bisnis dimana konsumen mengajukan penawaran kepada berbagai penjual untuk membeli barang atau jasa dengan harga yang dispesifikasi oleh konsumen. g. Digital Product Delivery Model bisnis yang menjual dan mengirim multimedia, dan produk digitallainnya melalui internet. h. Content Provider Model bisnis yang menyediakan kont(m. Pendapatan dari model bisnis ini diperoleh dari biaya Iangganan atau biaya akses, penjualan ruang iklan atau biaya penempatan iklan dalam daftar terorginasasi pada searchable database. i. Online Service Provider Model bisnis yang menyediakan Iayanan dan dukungan bagi pam pemakai perangkat Iunak dan perangkat kerns. perangkat lunak,

C. KETENTUAN DAN PERSYARATAN DALAM E-COMMERCE Beberapa syarat teknik dari e-commerce Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang
Page 7

baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk : 1. Menyediakan harga kompetitif. 2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.dan sistem pembayaran yang mudah. 3. Tampilan yang menarik , informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas serta selalu diupdate. 4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon. 5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian. 6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lainlain untuk lebih meyakinkan pembeli. 7. Mempermudah kegiatan perdagangan. Dari beberapa bisnis online, yaitu: 1. syarat e-commerce terdapat pula beberapa Perangkat

Moralitas dan Motivasi

Mayoritas, pelaku bisnis online hampir tidak pernah bertatap muka dengan pembeli. Proses jual beli terjadi karena faktor kepercayaan tinggi dari pembeli. Jadi kejujuran adalah modal utama dalam menjalani bisnis online. Sekali tidak jujur, pebisnis akan binasa. Kemudian, pebisnis harus akrab dengan motivasi diri untuk pantang menyerah dalam menjalani bisnis nya. Siapkan energi positif, ambisi, visi dan misi, serta goal dalam berbisnis. 2. Kelengkapan Informasi Usaha (Produk dan Profil Usaha)

Pembeli akan tertarik produk Anda jika informasinya lengkap. Tampilan gambar harus besar, tajam dan detail. Bila perlu menampilkan dari berbagai sudut yang berbeda. Lengkapi juga dengan informasi bahan, ukuran, warna, dll. Berikan pula informasi profil perusahaan seperti sejarah, visi dan misi, alamat, telpon, email, dll. 3. Informasi Aturan Jual Beli

Informasi tata cara pembelian produk yang tidak membingungkan akan memberikan nilai tambah bagi calon pembeli. Berikan informasi aturan jual beli dalam media online Anda. Semisal aturan mengenai cara pembayaran, bisa menggunakan cara deposit, cash on delivery ataupun cara lainnya. Cantumkan institusi keuangan Anda, misal bank atau pihak jasa keuangan, misal paypal. 4. Kualitas dan Distribusi Produk

Produk yang ditampilkan secara online harus sama ketika diterima oleh pembeli. Kontrol kualitas produk harus diperhatikan. Begitupula memilih perusahaan jasa ekspedisi yang akan mengantarkan produk itu ke pembeli. Kadangkala komplain
Page 8

sering terjadi ketika produk diterima oleh pembeli, akibat dari kualitas yang berbeda dan kerusakan akibat proses pengiriman. 5. Koneksi Internet

Fasilitas internet adalah senjata utama dalam berbisnis online. Internet adalah alat untuk kehadiran Anda didepan calon pembeli. Meski mempunyai toko online, keberadaannya harus dijaga. Ibarat toko di dunia nyata, Anda harus hadir untuk calon pembeli. Percuma mempunyai produk yang bagus tetapi pemilik tokonya tidak segera menanggapi calon pembeli. Ingat, calon pembeli tidak ingin dibuat menunggu terlalu lama. 6. Internet Marketing

Meski produk Anda canggih dan bagus, kalau tidak memberitahukan kepada masyarakat, maka bisnis Anda bagaikan katak dalam tempurung. Terkucilkan dan sepi pembeli. Maka perlu marketing online. Bisa berupa publikasi melalui mesin pencari (google.com, yahoo.com, direktori bisnis, dll), forum jual beli, iklan baris, ikut mailing list, pasang signature pada email, memanfaatkan media jejaring sosial (facebook.com, twitter.com, dll), pasang trade leads di alibaba.com, ebay.com, dll, Blogwalking saling berikan komentar, jika punya dana marketing lebih bisa pasang iklan di Google Adwords. Bisa juga berkirim email penawaran kepada calon pembeli, dan harap hati-hati agar tidak dianggap sebagai spammer. 7. Cepat dan Tanggap

Ketika mempunyai toko, maka Anda adalah pelayannya atau bahasa keren nya adalah customer service atau pula sales marketing nya. Ingat bahwa calon pembeli tidak ingin terlalu lama menunggu, atau rejeki akan menguap. Berikan layanan yang cepat melalui email, sms, telpon ataupun percakapan online (chatting). Tanggap adalah berkorelasi dengan kemampuan menguasai produk dan alur bisnis Anda. Jika dalam aksi bisnis terlihat gagap, maka ada potensi keragu-raguan disisi calon pembeli. 8. Manajemen Administrasi dan Keuangan

Segala jenis surat-surat dalam email maupun hasil dari transaksi bisnis harus tersimpan rapi untuk kebutuhan profesionalitas. Dalam bisnis online sudah akan jarang menggunakan kertas fisik. Yang ada adalah data-data bisnis yang bisa dipergunakan untuk mengamankan bisnis Anda. Misal dalam transaksi bisnis akan ada data order produk,invoicing, kwitansi digital, bukti pembayaran, dan log komunikasi Anda dengan pembeli. Begitupula dengan sistem keuangan, harus ada pembeda antara cashflow pribadi dan usaha, agar mampu membiayai operasional usaha. 9. Berbagi Tak Pernah Rugi

Page 9

Tidak ada ceritanya bisnis bangkrut gara-gara berbagi kepada yang membutuhkannya. Jika mengalami surplus usaha, berbagilah kepada yang membutuhkannya. Tuhan akan memberikan gantinya berlipat ganda. 10. Berpikiran Terbuka

Bukalah pola pikir Anda terhadap perubahan ke arah positif. Mintalah pendapat dari pelanggan atas produk dan usaha Anda. Ibarat gelas, kosongkanlah isinya. Jika gelas itu penuh dengan air, maka dia akan tumpah jika mendapatkan guyuran air (ilmu baru). Ide dasarnya adalah, manusia bukanlah mahluk sempurna. Kesempurnaan harus secara terus menerus digali dan diaplikasikan. Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah:

E-mail dan Messaging Content Management Systems Dokumen, spreadsheet, database Akunting dan sistem keuangan Informasi pengiriman dan pemesanan Pelaporan informasi dari klien dan enterprise Sistem pembayaran domestik dan internasional Newsgroup On-line Shopping Conferencing Online Banking

D. PENYIMPANGAN DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE DAN CARA PENANGGULANGANNYA Cara penanggulangan kejahatan carding Meskipun dalam knyataanya untuk penanggulangan carding sangat sulit diatasi tidak sebagaimana kasus-kasus biasa secara konvensional tetapi untuk penanggulanganya harus tetap di lakukan. Hal ini di maksudkan agar ruang gerak pelaku carding dapat dipersempit. Berikut adalah beberapa metode yang biasa digunakan pelaku carding : 1. Extrapolasi Seperti yang diketahui, 16 digit nomor kartu kredit memiliki pola algoritma tertentu. Extrapolasi dilakukan pada sebuah kartu kredit yang biasa disebut sebagai kartu master, sehingga dapat diperoleh nomor kartu kredit lain yang nantinya digunakan untuk bertransaksi. Namun, metode ini bisa dibilang sudah kadaluwarsa, dikarenakan berkembangnya piranti pengaman dewasa ini. 2. Hacking
Page 10

Pembajakan metode ini dilakukan dengan membobol sebuah website toko yang memiliki sistem pengaman yang lemah. Seorang hacker akan meng-hack suatu website toko, untuk kemudian mengambil data pelanggannya. Carding dengan metode ini selain merugikan pengguna kartu kredit, juga akan merugikan toko tersebut karena image-nya akan rusak, sehingga pelanggan akan memilih berbelanja di tempat lain yang lebih aman. 3. Sniffer Metode ini dilakukan dengan mengendus dan merekam transaksi yang dilakukan oleh seorang pengguna kartu kredit dengan menggunakan software. Hal ini bisa dilakukan hanya dalam satu jaringan yang sama, seperti di warnet atau hotspot area. Pelaku menggunakan software sniffer untuk menyadap transaksi yang dilakukan seseorang yang berada di satu jaringan yang sama, sehingga pelaku akan memperoleh semua data yang diperlukan untuk selanjutnya melakukan carding. Pencegahan metode ini adalah website e-commerce akan menerapkan sistem SSL (Secure Socket Layer) yang berfungsi mengkodekan database dari pelanggan.

4. Phising Pelaku carding akan mengirim email secara acak dan massal atas nama suatu instansi seperti bank, toko, atau penyedia layanan jasa, yang berisikan pemberitahuan dan ajakan untuk login ke situs instansi tersebut. Namun situs yang diberitahukan bukanlah situs asli, melainkan situs yang dibuat sangat mirip dengan situs aslinya. Selanjutnya korban biasa diminta mengisi database di situs tersebut. Metode ini adalah metode paling berbahaya, karena sang pembajak dapat mendapatkan informasi lengkap dari si pengguna kartu kredit itu sendiri. Informasi yang didapat tidak hanya nama pengguna dan nomor kartu kreditnya, namun juga tanggal lahir, nomor identitas, tanggal kadaluwarsa kartu kredit, bahkan tinggi dan berat badan jika si pelaku carding menginginkannya. Pencegahan yang dapat dilakukan terhadap carding 1. Pencegahan dengan hukum Hukum cyber sangat identik dengan dunia maya, yaitu sesuatu yang tidak terlihat dan semu. Hal ini akan menimbulkan kesulitan bagi para penegak hukum terkait dengan pembuktian dan penegakan hukum atas kejahatan dunia maya. Selain itu obyek hukum siber adalah data elektronik yang sangat rentan untuk diubah, disadap, dipalsukan dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik. Oleh karena itu, kegiatan siber meskipun bersifat virtual dan maya dapat dikategorikan sebagai tindakan dan perbuatan hukum yang nyata. Secara yuridis untuk ruang siber sudah tidak pada tempatnya lagi untuk mengkategorikan sesuatu dengan ukuran dan kualifikasi hukum konvensional untuk dapat dijadikan objek dan perbuatan, sebab jika cara ini yang ditempuh akan terlalu banyak kesulitan dan hal-hal yang lolos dari jerat hukum. Karena kegiatan ini berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat elektronik.
Page 11

Dengan demikian subjek pelakunya harus dikualifikasikan pula sebagai orang yang telah melakukan perbuatan hukum secara nyata. 2. Pencegahan dengan teknologi Handphone dapat dikatakan merupakan keamanan yang privacy bagi penggunanya. SMS bisa dijadikan sebagai otentikasi untuk mencegah para carding menggunakan kartu kredit ilegal. Untuk itu diperlukan suatu proses yang dapat memberikan pembuktian bahwa dengan cara otentikasi melalui SMS maka kejahatan carding dapat ditekan sekecil mungkin. Otentikasi sms dilakukan dengan menggunakan tanda tangan digital dan sertifikat. 3. Pencegahan dengan pengamanan web security Penggunaan sistem keamanan web sebaiknya menggunakan keamanan SSL. Untuk data yang disimpan kedalam database sebaiknya menggunakan enkripsi dengan metode algoritma modern, sehingga cryptoanalysis tidak bisa mendekripsikanya. 4. Pengamanan pribadi Pengamanan pribadi adalah pengamanan dari sisi pemakai kartu kredit. Pengamanan pribadi antara lain secara on-ine dan off-line: Pengaman pribadi secara off-line: a. Anda harus memastikan kartu kredit yang anda miliki tersimpan pada tempat yang aman. b. Jika kehilangan kartu kredit dan kartu identitas kita, segeralah lapor ke pihak berwajib dan dan pihak bank serta segera lakukan pemblokiran pada saat itu juga. c. Jangan tunggu waktu hingga anda kebobolan karena digunakan oleh orang lain ( baik untuk belanja secara fisik maupun secara online ). d. Pastikan jika Anda melakukan fotocopy kartu kredit dan kartu identitas tidak sampai digandakan oleh petugas layanan ( yang minta copy kartu kredit anda ) atau pegawai foto copy serta tidak di catat CCV-nya. Tutup 3 digit angka terakhir CVV dengan kertas putih sebelum kartu kredit kita di foto copy. Hal ini untuk menghindari penyalahgunaan kartu kredit kita oleh pihak lain dengan tidak semestinya. Perlakukan pengamanan CVV anda sama dengan pengamanan PIN atau Password anda. e. Jangan asal atau sembarang menyuruh orang lain untuk memfoto copy kartu kredit dan kartu identitas. f. Waspadalah pada tempat kita berbelanja, pastikan pada tempat belanja / tempat shopping / counter / gerai / hotel, dll yang benar benar jelas kredibilitas-nya. Pengaman pribadi secara on-line: a. Belanja di tempat ( websites online shopping ) yang aman, jangan asal belanja tapi tidak jelas pengelolanya atau mungkin anda baru pertama mengenalnya sehingga kredibilitasnya masih meragukan. b. Pastikan pengelola Websites Transaksi Online mengunakan SSL ( Secure Sockets Layer ) yang ditandai dengan HTTPS pada Web Login Transaksi online yang anda gunakan untuk berbelanja.
Page 12

c.

Jangan sembarangan menyimpan File Scan kartu kredit Anda sembarangan, termasuk menyimpannya di flashdisk dan dalam email anda.

Penanggulangan dan Solusi Cyber Crime Aktivitas pokok dari cybercrime adalah penyerangan terhadap content, computer system dan communication system milik orang lain atau umum di dalam cyberspace. Fenomena cybercrime memang harus diwaspadai karena kejahatan ini agak berbeda dengan kejahatan lain pada umumnya. Cybercrime dapat dilakukan tanpa mengenal batas teritorial dan tidak memerlukan interaksi langsung antara pelaku dengan korban kejahatan. Berikut ini cara penanggulangannya : a. Mengamankan sistem

Tujuan yang nyata dari sebuah sistem keamanan adalah mencegah adanya perusakan bagian dalam sistem karena dimasuki oleh pemakai yang tidak diinginkan. Pengamanan sistem secara terintegrasi sangat diperlukan untuk meminimalisasikan kemungkinan perusakan tersebut. Membangun sebuah keamanan sistem harus merupakan langkah-langkah yang terintegrasi pada keseluruhan subsistemnya, dengan tujuan dapat mempersempit atau bahkan menutup adanya celah-celah unauthorized actions yang merugikan. Pengamanan secara personal dapat dilakukan mulai dari tahap instalasi sistem sampai akhirnya menuju ke tahap pengamanan fisik dan pengamanan data. Pengaman akan adanya penyerangan sistem melaui jaringan juga dapat dilakukan dengan melakukan pengamanan FTP, SMTP, Telnet dan pengamanan Web Server. b. Penanggulangan Global

The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) telah membuat guidelines bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan dengan computer-related crime, dimana pada tahun 1986 OECD telah memublikasikan laporannya yang berjudul Computer-Related Crime : Analysis of Legal Policy. Menurut OECD, beberapa langkah penting yang harus dilakukan setiap negara dalam penanggulangan cybercrime adalah : 1. melakukan modernisasi hukum pidana nasional beserta hukum acaranya. 2. meningkatkan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional. 3. meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan cybercrime. 4. meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya mencegah kejahatan tersebut terjadi. 5. meningkatkan kerjasama antarnegara, baik bilateral, regional maupun multilateral, dalam upaya penanganan cybercrime.
Page 13

Perlunya Cyberlaw Perkembangan teknologi yang sangat pesat, membutuhkan pengaturan hukum yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi tersebut. Sayangnya, hingga saat ini banyak negara belum memiliki perundang-undangan khusus di bidang teknologi informasi, baik dalam aspek pidana maupun perdatanya. Permasalahan yang sering muncul adalah bagaimana menjaring berbagai kejahatan komputer dikaitkan dengan ketentuan pidana yang berlaku karena ketentuan pidana yang mengatur tentang kejahatan komputer yang berlaku saat ini masih belum lengkap. Banyak kasus yang membuktikan bahwa perangkat hukum di bidang TI masih lemah. Seperti contoh, masih belum dilakuinya dokumen elektronik secara tegas sebagai alat bukti oleh KUHP. Hal tersebut dapat dilihat pada UU No8/1981 Pasal 184 ayat 1 bahwa undang-undang ini secara definitif membatasi alat-alat bukti hanya sebagai keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa saja. Demikian juga dengan kejahatan pornografi dalam internet, misalnya KUH Pidana pasal 282 mensyaratkan bahwa unsur pornografi dianggap kejahatan jika dilakukan di tempat umum. Hingga saat ini, di negara kita ternyata belum ada pasal yang bisa digunakan untuk menjerat penjahat cybercrime. Untuk kasuss carding misalnya, kepolisian baru bisa menjerat pelaku kejahatan komputer dengan pasal 363 soal pencurian karena yang dilakukan tersangka memang mencuri data kartu kredit orang lain. Perlunya Dukungan Lembaga Khusus Lembaga-lembaga khusus, baik milik pemerintah maupun NGO (Non Government Organization), diperlukan sebagai upaya penanggulangan kejahatan di internet. Amerika Serikat memiliki komputer Crime and Intellectual Property Section (CCIPS) sebagai sebuah divisi khusus dari U.S. Departement of Justice. Institusi ini memberikan informasi tentang cybercrime, melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat, serta melakukan riset-riset khusus dalam penanggulangan cybercrime. Indonesia sendiri sebenarnya sudah memiliki IDCERT (Indonesia Computer Emergency Rensponse Team). Unit ini merupakan point of contact bagi orang untuk melaporkan masalah-masalah keamanan komputer.

E. TINJAUAN HUKUM COMMERCE(UU ITE)

INDONESIA

TENTANG

TRANSAKSI

E-

Rancangan Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (RUU ITE) disetujuiDPR dan disahkan Rapat Paripurna DPR RI pada Selasa, 25 Maret 2 008 menjadi Undang-Undang ITE. UU inimenjadi cyber law pertama di Indonesia. Isinya cukup luas. Banyak hal diatur disini yang amat penting bagi pelaku bisnis di dunia
Page 14

maya. Untuk Transaksi Elektronik dimuat dalam Bab V, pasal 17 22 yang isinya sebagai berikut : Pasal 17 (1) Penyelenggaraan transaksi elektronik dapat dilakukan baik dalam lingkup public maupun privat. (2) Para pihak yang melakukan Transaksi elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib beritikad baik dalam melakukan interaksi dan/atau pertukaran Informasi elektronik selama transaksi berlangsung. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelengaraan Transaksi elektronik sebagaimana dimaksud ketentuan pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 18 (1) Transaksi elektronik yang dituangkan dalam Perjanjian elektronik mengikat para pihak. (2) Para pihak memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi transaksi elektronik internasional yang dibuatnya. (3) Apabila para pihak tidak melakukan pilihan hukum dalam transaksi elektronik internasional, hukum yang berlaku didasarkan pada asas-asas Hukum Perdata Internasional. (4) Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif yang berwenang menangani sengketa yang mungkin timbul dari transaksi elektronik. (5) Apabila para pihak tidak melakukan pilihan forum sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) penetapan kewenangan pengadilan, arbitrase atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif yang berwenang menangani sengketa yang mungkin timbul dari transaksi tersebut, didasarkan pada asas-asas Hukum Perdata Internasional. Pasal 19 Para pihak yang melakukan transaksi elektronik harus menggunakan sistem elektronik yang disepakati. Pasal 20 (1) Kecuali ditentukan lain oleh para pihak transaksi elektronik terjadi pada saat penawaran transaksi yang dikirim pengirim telah diterima dan disetujui penerima. (2) Persetujuan atas penawaran transaksi elektronik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan dengan pernyataan penerimaan secara elektronik. Pasal 21 (1) Pengirim maupun penerima dapat melakukan sendiri transaksi elektronik, atau melalui pihak yang dikuasakan olehnya atau melalui Agen Elektronik. (2) Kecuali diperjanjikan lain, pihak yang bertanggung jawab atas segala akibat hokum dalam pelaksanaan transaksi elektronik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur sebagai berikut: a. apabila dilakukan sendiri, menjadi tanggung jawab para pihak yang bertransaksi; b. apabila dilakukan melalui pemberian kuasa, menjadi tanggung jawab pemberi kuasa;
Page 15

c. apabila dilakukan melalui Agen Elektronik, menjadi tanggung jawab Penyelenggara Agen Elektronik. d. Apabila kerugian transaksi disebabkan gagal beroperasinya Agen elektronik akibat tindakan pihak ketiga secara langsung terhadap Sistem elektronik, menjadi tanggung jawab Penyelenggara Agen elektronik. e. Apabila kerugian transaksi disebabkan gagal beroperasinya Agen elektronik akibat kelalaian pihak pengguna jasa layanan, menjadi tanggung jawab pengguna tersebut. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak berlaku dalam hal dapat dibuktikan terjadinya keadaan memaksa ( force majeure) atau kesalahan dan/atau kelalaian dari pihak pengguna sistem elektronik. Pasal 22 (1) Penyelenggara Agen Elektronik tertentu wajib menyediakan fitur pada Agen Elektronik yang dioperasikannya yang memungkinkan penggunanya melakukan perubahan informasi yang masih dalam proses transaksi. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggara agen elektronik tertentu sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Kehadiran UU ITE ini sudah sangat dinantikan publik. Beberapa alasan yang dikemukakan publik bahwa UU ITE akan memberikan manfaat, sebagai berikut: 1. Menjamin kepastian hukum bagi masyarakat yang melakukan transaksi secara elektronik 2. Mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia 3. Sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kejahatan berbasis teknologi informasi 4. Melindungi masyarakat pengguna jasa dengan memanfaatkan teknologi informasi .
F. CONTOH SITUS E-COMMERCE Transaksi pada Bhineka.com 1. Pilih produk yang ingin Anda beli dengan menekan tombol di halaman product list, tombol di halaman detail product atau di halaman mana saja yang ada salah satu diantara kedua tombol itu. Maka produk yang Anda pilih akan masuk ke dalam tabel Shopping Cart. 2. Setelah anda tekan tombol-tombol tersebut, maka barang yang anda pilih akan masuk ke dalam Shopping Cart anda. Silakan baca manual Shopping Cart kami jika anda belum pernah menggunakannya atau belum paham prosesnya. Belanja Via Telphone / email di bhineka.com

1. 2.

Kami juga melayani pembelian melalui telepon (62-21) 4229555 4261617. Anda juga bisa berbelanja dan menghubungi kami melalui emailcare@bhinneka.com

Kami menerima pembayaran dengan rupiah ataupun dollar yang dapat dilakukan dengan cara transfer bank, kredit, kartu kredit, bayar ditempat, ataupun proses perusahaan Page 16

Cara Pembayaran di Bhineka.com

Transfer Bank 1. Pembayaran dapat dilakukan dengan Bank Transfer standard atau dengan ATM BCA, ATM Mandiri atau dengan BII Internet Banking. 2. Jika Anda belanja secara online, maka no.rekening untuk transfer akan muncul dengan sendirinya. Jika Anda ingin belanja secara offline, silakan hubungi kami di 021-4261617, 4229555 atau email care@bhinneka.com untuk informasi nomor rekening. 3. Untuk pelanggan dari luar kota, sementara ini kami hanya melayani pembayaran dengan bank transfer. 4. Barang akan kami kirim setelah transfer kami terima. Bila Anda menginginkan barang segera dikirim tanpa menunggu proses tranfer bank, silakan fax bukti transfer Anda ke kami di 021-4257787 atau email sales konsultant yang melayani, atau SMS di 0812-123-8000 untuk dapat dibantu mempercepat proses pengiriman barang. Kredit 1 Kami bekerja sama dengan CitiBank, Sumber Kredit, Adina dan AEON untuk pembiayaan belanja melalui kredit 2. Saat ini hanya wilayah Jakarta yang bisa kami layani untuk pembelian secara kredit. Kartu Kredit / BCA Debit 1. Saat ini kami melayani pembayaran dengan kartu kredit Visa, Master, AMEX, BCA dan BCA Debit secara offline di kantor/outlet kami. Untuk proses online belum kami layani dengan pertimbangan keamanan dan mahalnya pembiayaan 2. Untuk pembayaran dengan kartu kredit kami akan mengenakan surcharge sebesar 2.5% dari nilai produk yang dibeli. BCA Debit tidak dikenakan charge. 3. Bila Anda ingin membayar secara kartu kredit ditempat (Jakarta), silakan hubungi sales konsultan untuk dapat dibantu. Bayar Ditempat (COD) 1. Khusus nuntuk wilayah Jabotabek kami juga melayani pembelian secara Cash On Delivery. Barang Anda terima, baru dibayar. 2. Pembayaran ditempat bisa dalam bentuk tunai ataupun BCA debit/kartu kredit (mohon beritahu kepada sales yang melayani Anda sebelum pengiriman) 3. Anda juga bisa memilih pembayaran dengan SMS Banking Mandiri ditempat. Kurir kami yang mengantar dilengkapi dengan peralatan yang memungkinkan hal ini (silahkan beritahu ke sales yang melayani Anda sebelum pengiriman)

Page 17

BAB III KESIMPULAN Pengembangan aplikasi E-commerce bagi sebuah perusahaan atau lembaga merupakan proses yang cukup kompleks. Melibatkan beberapa organisasi atau situs dalam penanganan sekuriti dan otorisasi. Popularitas E-commerce business di penghujung abad 20 dan di awal milenium baru ini sesungguhnya ditunjang oleh 3 faktor utama, yaitu : 1. Faktor pasar dan ekonomi, diantaranya kompetisi yang semakin intensif, perekonomian global, kesepakatan dagang regional, dan kekuasaan konsumen yang semakin bertambah besar 2. Faktor sosial dan lingkungan, seperti perubahan karakteristik angkatan kerja, deregulasi pemerintah, kesadaran dan tuntutan akan praktis etis, kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan, dan perubahan politik 3. Faktor teknologi, meliputi singkatnya usia siklus hidup produk dan teknologi, inovasi yang muncul hampir setiap waktu, information overload, dan berkurangnya rasio biaya teknologi terhadap kinerja. Perangkat lunak aplikasi E-commerce dalam bisnis dapat mendukung pemotongan rantai distribusi sehingga konsumen dapat memperoleh suatu produk dengan harga yang lebih murah. Jenis antarmuka web dipilih dengan pertimbangan fleksibilitas implementasi perangkat lunak ini yang dapat dilakukan dijaringan intranet maupun internet, kemudian untuk deoloyment, serta kemampuan cross platform.

Page 18

DAFTAR PUSTAKA
1. http://unindradatabase.wordpress.com/e-commerce/persyaratan-e-commerce/ 2. www.pemberdayaantelematika.info/wartelnet/download/aspek_legal/hukum_ecommerce.p df

3. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/e-commerse-definisi-jenis-tujuan.html 4. http://ewawan.com/pengertian-e-commerce-definisi-e-commerce.html
5. http://diditnote.blogspot.com/2013/01/macam-macam-e-commerce.html

Page 19

Anda mungkin juga menyukai