Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMEN PERCOBAAN 3 : IDENTIFIKASI PEWARNA PADA PRODUK MINUMAN BERWARNA KUNINGDENGAN METODE

KROMATOGRAFI KERTAS

Disusun oleh : Fina Tri Handayani Raden Alfian P. S Ruth Febrina Dedah Nurhamidah G1F011002 G1F011004 G1F011006 G1F011008

Hari/tanggal : Senin, 29 April 2013 Golongan/kelompok : IB/I Asisten : Sartika Andrew Goldfrid

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO 2013

IDENTIFIKASI PEWARNA PADA PRODUK MINUMAN BERWARNA DENGAN METODE KROMATOGRAFI KERTAS

I.

TUJUAN Melakukan prinsip analisis dengan metode kromatografi kertas, menotolkan sampel, mengelusi, dan mengidentifikasi senyawa dengan kromatografi kertas.

II.

TINJAUAN PUSTAKA Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, komponenkomponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat (Day, 1999). Kromatorafi kertas merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fase diam adalah lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas. Metode ini menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Bila air diabsorbsi pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai penyangga dan air bertindak sebagai fase diam. Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan air akan mengalir membawa noda cuplikan yang dideposisikan pada kertas dengan kecepatan berbeda. Hasil pemisahan dianalisis berdasar harga Rf (faktor retardasi) pada masing-masing noda (Maidamasy,2012). Nilai Rf didefinisikan oleh hubungan :

Rf = Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan (pusat zona campuran awal) ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tiap zona. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan identitas suatu zat (Khopkar, 1990). III. ALAT DAN BAHAN

Alat alat yang digunakan yaitu chamber, pipa kapiler, pipet ukur, beaker glass, gelas ukur, kertas saring, penggaris, pensil, pipet tetes, pipet tetes dan hair dryer. Bahan yang digunakan meliputi metanil yellow, tartrazin yellow, larutan sampel dan air suling.

IV.

PROSEDUR PERCOBAAN A. Penotolan sampel 1. Kertas saring dibuat dengan ukuran 5x12 cm 2. Di buat garis start 3 cm dari tepi atas 3. Dibuat garis 8 cm dibawah garis start sebagai garis front 4. Larutan uji ditotolkan pada gartis start dengan interval 1 cm sebanyak 3 kali dengan dikeringkan terlebih dahulu B. Elusi Sampel 1. Kertas saring yang sudah ditotolkan sampel dimasukan ke chamber yang berisi eluen akuades lalu ditutup 2. Dibiarkan hingga eluen mencapai garis front lalu diangkat 3. Dikeringkan dengan hairdryer C. Deteksi/ Penampakan Bercak 1. Hasil percobaan di amati dibawah sinar tampak 2. Diukur jarak masing-masing bercak sampel dan standar 3. Dihitung harga Rf-nya 4. Dievaluasi hasil datanya

V.

DATA DAN HASIL PERCOBAAN


-

Rf Melanil yellow :

: 0,53

Rf Tartrazine yellow :

: 0,883

Rf Sampel :

: 0,516

VI.

PEMBAHASAN Pemerian Bahan 1. Metanil Yellow

Sinonim: C.I. Acid yellow 36; tropaeolin G ; 3-[[4-(phenylamino) phenyl] azo] benzenesulfonic acid monosodium salt ; D & C yellow No. 1; sodium 3-[(4anilino) phenylazo] benzenesulfonate ; acid leather yellow R ; amacid yellow M; m[p-anilinophenyl) azo] benzenesulfonic acid sodium salt; sodium 3-[(4-Nphenilamino) phenylazo] benzenesulfonate; sodium salt of metanilyazodiphenylamine. Bobot Molekul: 375,38 g/mol. Nomor CAS: 587-984. Kelarutan: Larut dalam air, alkohol, sedikit larut dalam benzen, dan agak larut dalam aseton (Anonim, 2006) Metanil yellow adalah zat warna sintetik berbentuk serbuk berwarna kuning kecoklatan, larut dalam air, agak larut dalam aseton. Metanil yellow merupakan senyawa kimia azo aromatik amin yang dapat menimbulkan tumor dalam berbagai jaringan hati, kandung kemih, saluran pencernaan atau jaringankulit. Metanil kuning dibuat dari asam metanilat dan difenilamin.Kedua bahan ini bersifat toksik. Metanil yellow merupakan pewarna tekstil yang sering disalahgunakan sebagai pewarna makanan. Pewarna tersebut bersifat sangat stabil. Metanil yellow biasa

digunakan untuk mewarnai wool, nilon, kulit, kertas, cat, alumunium, detergen, kayu, bulu, dan kosmetik. Pewarna ini merupakan tumor promoting agent. (Wirasto,2008) Methanyl Yellow / Metanil yellow atau kuning metanil merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk, padat, berwarna kuning kecoklatan. Kuning metanil umumnya digunakan sebagaipewarna tekstil, dan cat. Saat ini banyak kuning metanil disalahgunakan untuk pangan, beberapa telah ditemukan untuk beberapa jenis pangan di antaranya, kerupuk, mie,pangan jajanan berwarna kuning dan banyak juga sebagai pewarna pada tahu. Ciri pangan dengan pewarna kuning metanil biasanya, berwarna kuning menyolok dan cenderung berpendar, banyak memberikantitik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada kerupuk). Berdasarkan rumus kimianya, zat warna sintetis dalam makanan menurut Joint FAO/WHO Expert Commitee on Food Additives (JECFA) dapat digolongkan dalam beberapa kelas yaitu : azo, triaril metana, quinolin, xantin, indigoid. Methanyl Yellow ini termasuk ke dalam zat warna sintetis azo (Lita, 2013). 2. Tartrazine Yellow

Pemerian jingga Kelarutan Berat molekul kemerah-merahan

: tepung berwarna kuning

: mudah larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol 95%, mudah larut dalam gliserol dan glikol : 534, 4

Tahan terhadap asam asetat, HCl, NaOH 10%. NaOH 30% merubah warna menjadi (Winarno, 1992) Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1-

10 dari sepuluh ribu orang, tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit), rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitif terhadap aspirin. Tartazine merupakan salah satu pewarna makanan sintetis (pewarna kuning). Di indonesia sebenarnya masih diijinkan untuk digunakan. Di beberapa negara di dunia, tartrazine sudah dilarang, dan dibeberapa belahan dunia lainnya sudah dibatasi dengan ketat. Bersama tartrazine ini, terdapat juga pewarna Ponceau 4R, Sunset Yellow, Quionoline Yellow, dan Carmoisine, yang sama-sama masuk kategori E dalam penggolongan pewarna pangan (Anonim, 2011). 3. Aquades

Air murni adalah air yang dimurnikan yang diperoleh dengan destilasi, perlakuan menggunakan penukar ion, osmosis balik, atau proses lain yang sesuai. Dibuat dari air yang memenuhi persyaratan air minum. Tidak mengandung zat tambahan lain. Pemeriannya cairan jenuh, tidak berwarna dan tidak berbau. (Anonim, 1995) Kromatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion. Dengan demikian masing-masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik (Anonim, 1995).

Kromatografi kertas menggunakan sehelai kertas sebagai penjerap dengan susunan serabut dan tebal yang sesuai. Pemisahan kromatografi dapat berlangsung menggunakan fase cair tunggal dengan proses yang sama dengan kromatografi adsorpsi atau kolom. Oleh karena kandungan air dalam kertas, atau inhibisi selektif dari komponen hidrofilik fase diam, maka mekanisme partisi berperan pentig dalam pemisahan sebagai alternatif dapat juga digunakan sistem dua fase. Kertas diimpregnasi dengan salah satu fase yang kemudian menjadi fase diam (umumnya fase yang lebih polar dalam hal kertas yang tidak dimodifikasi). Kromatogram dilakukan dengan merambatkan fase gerak, melalui kertas, dapat dilaksanakan dengan 2 cara: Kromatografi menurun, pelarutnya mengalir oleh gaya gravitasi Kromatografi menaik, pelarut merambat naik pada kertas ditarik oleh gaya kapiler. (Anonim, 1995) Kromatografi kertas merupakan kromatografi partisi dimana fase geraknya adalah air yang disokong oleh molekul-molekul selulosa dari kertas. Kertas yang digunakan adalah kertas Whatman No.1 dan kertas yang lebih tebal Whatman No. 3 biasanya untuk pemisahan campuran dalam jumlah yang lebih besar karena dapat menampung lebih banyak cuplikan (Sastrohamidjojo, 1991). Pada awalnya kromatografi dianggap semata-mata sebagai bentuk partisi cairan cairan. Serat selulosa yang hidrofilik dari kertas tersebut dapat mengikat air, setelah disingkapkan ke udara yang lembab, kertas saring yang tampak kering itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi, katakan 20 % (bobot/bobot) akan lebih. Jadi kertas itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi dan kertas itu dipandang sebagai analog dengan sebatang kolom yang berisi stasioner berair. Zat-zat terlarut itu padahal fase geraknya dapat campur dengan air akan dalam beberapa kasus, malahan fase geraknya adalah larutan itu sendiri (Day & Underwood, 1990). Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai tempat untuk mengalirkannya fase bergerak. Berbagai macam tempat kertas secara komersil tersedia adalah Whatman 1, 2, 31 dan 3 MM. Kertas asam asetil, kertas kieselguhr, kertas

silikon dan kertas penukar ion juga digunakan. Kertas asam asetil dapat digunakan untuk zatzat hidrofobik (Khopkar, 1990). Dalam kromatografi, komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila molekul-molekul campuran serap pada permukaan partikel-partikel atau terserap. Pada kromatografi kertas naik, kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari sehingga tercelup di dalam solven di dasar dan solven merangkak ke atas kertas oleh daya kapilaritas. Pada bentuk turun, kertas dipasang dengan erat dalam sebuah baki solven di bagian atas lemari dan solven bergerak ke bawah oleh daya kapiler dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah bagian muka solven selesai bergerak hampir sepanjang kertas, maka pita diambil, dikeringkan dan diteliti. Dalam suatu hal yang berhasil, solut-solut dari campuran semula akan berpindah tempat sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk membentuk sederet noda-noda yang terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu saja noda-nodanya dapat terlihat (Day & Underwood, 1990). Harga Rf mengukur kecepatan bergeraknya zona realtif terhadap garis depan pengembang. Kromatogram yang dihasilkan diuraikan dan zona-zona dicirikan oleh nilainilai Rf. Nilai Rf didefinisikan oleh hubungan: Rf = Jarak (cm) dari garis awal ke pusat zona Jarak (cm) dari garis awal ke garis depan pelarut Pengukuran itu dilakukan dengan mengukur jarak dari titik pemberangkatan

(pusat zona campuran awal) ke garis depan pengembang dan pusat rapatan tiap zona. Nilai Rf harus sama baik pada descending maupun ascending. Nilai Rf akan menunjukkan identitas suatu zat yang dicari, contohnya asam amino dan intensitas zona itu dapat digunakan sebagai ukuran konsentrasi dengan membandingkan dengan nodanoda standar (Khopkar, 1990).

Percobaan kali ini dilakukan dengan cara menyiapkan semua bahan, sampel yang digunakan adalah jelly jajanan pasar, dibandingkan dengan standar yaitu pewarna tartrazine yellow dan metanil yellow. Sebelum preparasi sampel dan standar, kertas saring dibuat dengan ukuran 5x12 cm, dengan garis start 3 cm dari tepi atas dan dibuta garis 8 cm dibawah garis start sebagai front.

3 c m

5 cm 12 cm

Setelah itu bercak ditotolkan pada garis start dengan interval 1 cm, setiap bercak ditotolkan hingga warna totolan yang dihasilkan intens karena jika warna yang dihasilkan cm tidak intens maka sampel dan standar tidak akan turun sehingga hasil pengamatan menjadi tidak valid. Bercak yang sudah ditotolkan kemudian dikeringkan menggunakan hair dryer agar cepat karing sehingga tidak akan mengganggu penotolan selanjutnya. Setelah bercak penotolan sudah terlihat intens, kemudian kertas saring tersebut dimasukkan ke dalam chamber yang berisi aquades sebagai eluen, secara descending. Digunakan aquades karena Tartrazine yellow mudah larut dalam air dan sukar larut dalam alkohol (Anonim, 1995) sehingga zat yang Rf nya paling tinggi (paling jauh jarak tempuh bercaknya) adalah tartrazine yellow. Sedangkan metanil yellow sangat mudah larut dalam alkohol (Anonim, 1995). Setelah itu biarkan eluen turun sampai garis front. Setelah sampel, tratazine yellow, dan metanil yellow sudah turun ke garis front dan tidak dapat turun lagi maka kertas kromatografi tersebut diangkat kemudian dikeringkan menggunakan hair dryer agar tidak mengganggu proses deteksi. Deteksi dari bercak hasil elusi dilakukan setelah kertas kromatografi kering, dengan mengukur jarak masing-masing bercak sampel dan bercak standar. Kemudian dihitung harga Rf dan dilakukan evaluasi dari hasil yang didapatkan. Rumus untuk mengitung harga Rf adalah : Rf = Jarak yang ditempuh komponen yang larut Jarak yang ditempuh pelarut sampai garis front
12

5 cm

Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh :

metanil

tartrazine

Rf Metanil Yellow

= 0,53

Rf Tartrazine Yellow =

= 0,833

Rf Sampel

= 0,516

Berdasarkan hasil (harga Rf) di atas, bahwa harga Rf sampel dan metanil yellow sama yaitu 0,5 cm yang dapat disimpulkan bahwa sampel jelly jajanan pasar menggunakan pewarna tekstil metanil yellow. Metanil yellow umumnya digunakan sebagai pewarna tekstil, dan cat. Metanil yellow "Dilarang Digunakan Dalam Obat, Kosmetik, Makanan Dan Minuman". (Permenkes No. 239/Menkes/Per/V/85 tentang Zat tertentu yang dinyatakan sebagai Bahan Berbahaya). Metanil yellow seringkali disalahgunakan untuk pewarna makanan dan minuman, misalnya : krupuk, sirup, tahu dan mie. Paparan metanil yellow dalam waktu lama (kronis), dapat menyebabkan kanker pada saluran kemih dan kandungan kemih. Pewarna sintetik yang aman sesuai dengan Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan misalnya Kuning FCF dan Sunset Yellow (Anonim, 2011). Jenis pewarna yang sering ditemukan dalam beberapa produk pangan diantaranya adalah Sunset Yellow dan Tartrazine. Tartrazine dan Sunset Yellow secara komersial

digunakan sebagai zat aditif makanan, dalam pengobatan dan kosmetika yang sangat menguntungkan karena dapat dengan mudah dicampurkan untuk mendapatkan warna yang ideal dan juga biaya yang rendah dibandingkan dengan pewarna alami (Pedro et al, 1997) Tartrazine masih diizinkan penggunaannya di Indonesia, namun di Amerika Serikat penggunaannya tidak boleh secara bebas, melainkan harus dicantumkan pada labelnya. Di Swedia dan Norwegia, penggunaannya telah dilarang sama sekali. Hal ini karena tartrazine dapat menimbulkan dampak alergi pada orang-orang tertentu yang dapat menyebabkan asma dan pilek serta menimbulkan hiperaktif pada anakanak (Branen et al., 1990 ; Branen & Thorngate, 2002).

VII.

KESIMPULAN Dalam praktikum kali ini didapatkan Rf Melanil yellow adalah 0,53; Rf Tartrazine yellow adalah 0,883; dan Rf sampel yang diteliti adalah 0,516. Dari hasil yang didapatkan, bisa dilihat nilan Rf sampel berbeda sedikit dengan Rf melanil yellow, ini membuktikan bahwa sampel tersut mengandung pewarna tekstil melanil yellow.

VIII.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1995, Farmakope Indonesia IV, Depkes RI, Jakarta. Anonim, 2011, Kuning Metanil (Methanyl Yellow), http://dinkes@jombangkab.go.id, diakses pada tanggal 18 Mei 2013. Anonim, 2006, The Merck Index, Merck and CO.Inc, New Jersey, U.S.A. Anonim, 2011, Metanil Kuning, http://www.jombangkab.go.id/SatKerDa/page/1.2.6.2 /kuning_metanil.htm, Diakses tanggal 15 April 2013. Branen, A.L., Davidson P.M & Salminen S. 1990. Food Additives. New York and Basel: Marcel dekker Inc Day & Underwood, 1990, Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta. Lita, 2013, Warna-Warna Berbahaya, http://litakariz.wordpress.com/tag/pengawet/, Diakses tanggal 15 April 2013. Maidamacy,2012,Uji zat-zat pewarna metode kromatografi, http : maidamacy.com, diakses tanggal 11 Mei 2013. Pedro, L.L, Leticia LM, Luis IMR, Katarzyna W, Kazimierz W, and Judith A.H. 1997. Extraction of Sunset Yellow and Tartrazine by Ion-pair Frmation With Adogen464 and Tfeir Simultaneous Determination by Bivariate Calibration and Derivative Spectrophotometry. Analyst. 122 : 1575 1579. Sastrohamidjojo, H., 1991, Kromatografi, UGM Press, Yogyakarta. Winarno, F. G., 1992, Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wirasto, 2008, Analisis Rhodamin B Dan Metanil Yellow Dalam Minuman Jajanan Anak Sd Di Kecamatanlaweyan Kotamadya Lapis Surakarta Dengan Tipis, Metodekromatografi pada 15 Mei 2013.

http://www.scribd.com/doc/102191638/Rodamin-B-Dan-Metanil-Yellow, diakses

Anda mungkin juga menyukai