Anda di halaman 1dari 14

Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Hukum Perdata. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman penulis yang telah mendukung penulis selama menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun dengan maksud untuk menyajikan pengetahuan mengenai Hukum Perdata kepada masyarakat dan sebagai tugas pemenuhan mata kuliah Hukum Perdagangan dan Perpajakan. Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki kekurangan dan keliruan baik dari segi isinya maupun penyusunannya. Oleh karena itu, penulis akan menerima kritikan dan saran yang diberikan dari para pembaca mengenai makalah ini. Semata-mata itu dilakukan untuk memperbaiki makalah-makalah penulis selanjutnya.

Bekasi, 3 April 2013

Tim Penulis

Daftar Isi
Pengantar....................................................................................................................... Daftar Isi........................................................................................................................ Bab 1 Pendahuluan 1.1 1.2 1.3 Latar Belakang................................................................................................ Rumusan Masalah.......................................................................................... Manfaat............................................................................................................ 3 3 3 4 4 5 6 10 13 13 14 1 2

Bab 2 Pembahasan
2.1 Istilah Hukum Perdata................................................................................... 2.2 Pengertian Hukum Perdata........................................................................... 2.3 Sejarah Hukum Perdata................................................................................ 2.4 Subyek dan Obyek Hukum............................................................................ 2.5 Sistematika Hukum Perdata..........................................................................

Bab 3 Penutup 3.1 3.2 Simpulan.......................................................................................................... Saran................................................................................................................

Daftar Pustaka..............................................................................................................

Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Jenis-jenis hukum banyak yang sudah diketahui masyarakat, baik itu hukum pidana, hukum perdata, hukum tata negara, dan jenis lainnya. Hukum perdata bukanlah jenis hukum yang asing terdengar dalam masyarakat. Banyak kasus-kasus publik di Indonesia yang berkaitan dengan hukum perdata. Hukum perdata disebut sebagai hukum privat sebagai lawan dari hukum publik. Dalam hukum perdata dimuat tentang mengatur kepentingan perorangan. Banyak yang mengatakan bahwa hukum pedata sangat erat kaitannya dengan hal-hal yang berkaitan dengan perjanjian hitam di atas putih. Agar tidak timbul kesalahan persepsi mengenai hukum perdata dalam ranah publik, maka tim penulis akan menyajikan sebuah makalah pengenai pengetahuan tentang hukum perdata yang secara umum. 1.2. Rumusan Masalah Apa itu hukum perdata? 1.3. Manfaat Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi oleh masyarakat umum untuk menjadi panduan dalam mengetaui makna hukum perdata itu sendiri secara umumnya, khususnya di Indonesia.

Bab 2
3

Pembahasan
2.1 Istilah Hukum Perdata

Istilah hukum perdata pertama kali diperkenalkan oleh Djojodiguno sebagai terjemahan dari Burgerlijkrecht pada masa penjajahan Jepang. Menurut Subekti, istilah hukum perdata dalam arti yang luas meliputi semua hukum privat materiil, yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan. Dalam cakupannya yang luas ini hukum perdata disebut juga dengan istilah hukum sipil (civilrecht) dan hukum privat (privatrecht). Sedangkan secara sempit, istilah hukum perdata dipakai sebagai lawan dari hukum dagang. Dalam bukunya, Inleiding tot de studie van het Nederlandse recht, Apeldoorn membagi hukum perdata menjadi dua macam, yaitu hukum perdata materiil yang mengatur kepentingan-kepentingan perdata, dan hukum perdata formil yang mengatur hukum mengenai pertikaian-pertikaian perdata atau dengan kata lain: cara mempertahankan peraturan-peraturan hukum perdata materiil dengan pertolongan hakim.
2.2 Pengertian Hukum Perdata

Secara terminologis, istilah hukum perdata didefinisikan secara beragam sesuai perspektif atau sudut pandang terhadap hukum perdata itu sendiri. Antara lain:
1. CST. Kansil

Hukum Perdata adalah rangkaian peraturan-peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dan yang lainnya, dengan menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan.
2. Sudiman Kartodiprodjo

Hukum Perdata adalah semua kaidah hukum yang menentukan dan mengatur hak-hak dan kewajiban perdata.
3. Van Dunne

Hukum Perdata adalah suatu aturan yang mengatur tentang hal-hal yang sangat esensial bagi kebebasan individu, seperti orang dan keluarganya, hak milik dan perikatan.
4. HFA. Vollmar

Hukum Perdata adalah aturan-aturan atau norma-norma yang memebrikan pembatasan dan oleh karenanya memebrikan perlindungan pada kepentingan perseorangan dalam perbandingan yang tepat antara kepentingan yang satu dengan yang lainnya dari orang-orang dalam suatu masyarakat tertentu terutama yang mengenai hubungan keluarga dan hubungan lalu lintas.
5. Sudikno Mertokusumo

Hukum Perdata adalah hukum antara perorangan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan yang satu terhadap yang lain di dalam hubungan keluarga dan di dalam pergaulan masyarakat yang pelaksanannya diserahkan masing-masing pihak.
6. Salim HS

Hukum Perdata adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum (tertulis/tidak tertulis) yang mengatur hubungan antara subyek hukum satu dengan subyek hukum yang lain dalam hubungan kekeluargaan dan dalam pergaulan kemasyarakatan.
7. Titik Triwulan Tutik

Hukum Perdata adalah aturan yang memenuhi unsur-unsur sebagai berikut : 1) Adanya kaidah hukum baik tertulis maupun tidak tertulis, 2) Mengatur hubungan hukum antara subjek hukum yang satu dengan subjek hukum yang lain, 3) Bidang hukum yang diatur dalam hukum perdata, meliputi: hukum orang, hukum keluarga, hukum benda dan sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hukum perdata adalah segala hukum yang mengatur kepentingan-kepentingan perorangan dan hubungan antara subyek hukum. Hukum perdata juga disebut sebagai hukum privat sebagai lawan dari hukum publik. Jika hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara serta kepentingan umum, misalnya politik dan pemilu (hukum tata negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari, (hukum administrasi atau tata usaha negara), kejahatan (hukum pidana), maka hukum perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.
2.3 Sejarah Hukum Perdata

Hukum pertama kali di buat oleh Belanda yang pada saat itu sedang menjajah Indonesia, hukum tersebut dikenal dengan nama KUHPdt, hukum ini di harapkan dapat memiliki kesesuaian antara hukum di Belanda dan di Indonesia. Setelah membentuk panitia, Belanda mengangkat Mr. C.C. Hagemann sebagai ketua Mahkamah Agung di Hindia
5

Belanda (Hooggerechtshof) yang diberi tugas untuk mempersiapkan kodifikasi di Indonesia. Kemudian Mr. C.C. Hagemann di anggap tidak berhasil, sehingga tahun 1836 ditarik kembali ke negeri Belanda. Kedudukannya sebagai ketua Mahkamah Agung di Indonesia diganti oleh Mr.C.J. Scholten van Oud Haarlem. Hukum tersebut terus berkembang setelah bergonta-ganti kepanitiaannya akhirnya KUHPdt belanda di contoh KUHPdt Indonesia dan kemudian di umumkan tanggal 30 April 1847 melalui Staatsblad No. 23 dan berlaku Januari 1948. Setelah Indonesia merdeka KUHPdt masih berlaku sebelum di gantikan oleh undang-undang baru, Yang dimaksud dengan Hukum perdata Indonesia adalah hukum perdata yang berlaku bagi seluruh Wilayah di Indonesia. Hukum perdata yang berlaku di Indonesia adalah hukum perdata barat [Belanda] yang pada awalnya berinduk pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang dulu berbahasa Belanda atau dikenal dengan Burgerlijk Wetboek dan biasa disingkat dengan B.W. Sebagian materi B.W. sudah dicabut berlakunya & sudah diganti dengan UndangUndang RI. Hukum perdata yang berlaku di Indonesia meliputi hukum perdata barat dan hukum perdata nasional. Hukum perdata barat adalah hukum peninggalan kolonia Belanda yang berlaku di Indonesia berdasarkan Pasal 2 aturan peralihan UUD 1945, mis. BW/KUHPdt. Hukum perdata nasional adalah hukum perdata yang diciptakan Pemerintah Indonesia yang sah dan berdaulat.
2.4 Subyek dan Obyek Hukum

Subyek Hukum 1. Pengertian Subyek Hukum Subyek hukum adalah setiap makhluk yang berwenang untuk memiliki, memperoleh, dan menggunakan hak-hak kewajiban dalam lalu lintas hukum. 2. Jenis Subyek Hukum Subyek hukum terdiri dari dua jenis yaitu manusia biasa dan badan hukum. a. Manusia Biasa Manusia biasa (natuurlijke persoon) manusia sebagai subyek hukum telah mempunyai hak dan mampu menjalankan haknya dan dijamin oleh hukum yang berlaku dalam hal itu menurut pasal 1 KUH Perdata menyatakan bahwa menikmati hak kewarganegaraan tidak tergantung pada hak kewarganegaraan. Setiap manusia pribadi (natuurlijke persoon) sesuai dengan hukum dianggap cakap bertindak sebagai subyek hukum kecuali dalam Undang-Undang
6

dinyatakan tidak cakap seperti halnya dalam hukum telah dibedakan dari segi perbuatan-perbuatan hukum adalah sebagai berikut : 1. 2. Cakap melakukan perbuatan hukum adalah orang dewasa menurut hukum (telah berusia 21 tahun dan berakal sehat). Tidak cakap melakukan perbuatan hukum berdasarkan pasal 1330 KUH perdata tentang orang yang tidak cakap untuk membuat perjanjian adalah : a. b. c. b. Orang-orang yang belum dewasa (belum mencapai usia 21 tahun). Orang ditaruh dibawah pengampuan (curatele) yang terjadi karena gangguan jiwa pemabuk atau pemboros. Orang wanita dalm perkawinan yang berstatus sebagai istri. Badan Hukum Badan hukum (rechts persoon) merupakan badan-badan perkumpulan yakni orang-orang (persoon) yang diciptakan oleh hukum. Badan hukum sebagai subyek hukum dapat bertindak hukum (melakukan perbuatan hukum) seperti manusia dengan demikian, badan hukum sebagai pembawa hak dan tidak berjiwa dapat melalukan sebagai pembawa hak manusia seperti dapat melakukan persetujuan-persetujuan dan memiliki kekayaan yang sama sekali terlepas dari kekayaan anggota-anggotanya, oleh karena itu badan hukum dapat bertindak dengan perantara pengurus-pengurusnya. Misalnya suatu perkumpulan dapat dimintakan pengesahan sebagai badan hukum dengan cara : 1. 2. 3. Didirikan dengan akta notaris. Didaftarkan di kantor Panitera Pengadilan Negara setempat. Dimintakan pengesahan Anggaran Dasar (AD) kepada Menteri Kehakiman dan HAM, sedangkan khusus untuk badan hukum dana pensiun pengesahan anggaran dasarnya dilakukan Menteri Keuangan. 4. Diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia.

Badan hukum dibedakan dalam 2 bentuk yaitu : 1. Badan Hukum Publik (Publiek Rechts Persoon)
7

Badan Hukum Publik (Publiek Rechts Persoon) adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan publik untuk yang menyangkut kepentingan publik atau orang banyak atau negara umumnya. Dengan demikian badan hukum publik merupakan badan hukum negara yang dibentuk oleh yang berkuasa berdasarkan perundang-undangan yang dijalankan secara fungsional oleh eksekutif (Pemerintah) atau badan pengurus yang diberikan tugas untuk itu, seperti Negara Republik Indonesia, Pemerintah Daerah tingkat I dan II, Bank Indonesia dan Perusahaan Negara. 2. Badan Hukum Privat (Privat Recths Persoon) Badan Hukum Privat (Privat Recths Persoon) adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum sipil atau perdata yang menyangkut kepentingan banyak orang di dalam badan hukum itu. Dengan demikian badan hukum privat merupakan badan hukum swasta yang didirikan orang untuk tujuan tertentu yakni keuntungan, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan lain-lain menurut hukum yang berlaku secara sah misalnya perseroan terbatas, koperasi, yayasan, badan amal. Obyek Hukum 1. Pengertian Obyek Hukum Obyek hukum menurut pasal 499 KUH Perdata, yakni benda. Benda adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum atau segala sesuatu yang menjadi pokok permasalahan dan kepentingan bagi para subyek hukum atau segala sesuatu yang dapat menjadi obyek hak milik. 2. Jenis Obyek Hukum Kemudian berdasarkan pasal 503-504 KUH Perdata disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi 2, yakni benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen), dan benda yang bersifat tidak kebendaan (Immateriekegoderan). a. Benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen) Benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen) adalah suatu benda yang sifatnya dapat dilihat, diraba, dirasakan dengan panca indera, terdiri dari benda berubah / berwujud, meliputi : 1. Benda bergerak / tidak tetap Benda yang dapat dihabiskan dan benda yang tidak dapat dihabiskan. Benda bergerak dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
8

a.

Benda bergerak karena sifatnya, menurut pasal 509 KUH Perdata adalah benda yang dapat dipindahkan, misalnya meja, kursi, dan yang dapat berpindah sendiri contohnya ternak.

b.

Benda bergerak karena ketentuan undang-undang, menurut pasal 511 KUH Perdata adalah hak-hak atas benda bergerak, misalnya hak memungut hasil (Uruchtgebruik) atas benda-benda bergerak, hak pakai (Gebruik) atas benda bergerak, dan saham-saham perseroan terbatas.

2.

Benda tidak bergerak Benda tidak bergerak dapat dibedakan menjadi sebagai berikut : a. Benda tidak bergerak karena sifatnya, yakni tanah dan segala sesuatu yang melekat diatasnya, misalnya pohon, tumbuh-tumbuhan, area, dan patung. b. Benda tidak bergerak karena tujuannya yakni mesin alat-alat yang dipakai dalam pabrik. Mesin senebar benda bergerak, tetapi yang oleh pemakainya dihubungkan atau dikaitkan pada bergerak yang merupakan benda pokok. c. Benda tidak bergerak karena ketentuan undang-undang, ini berwujud hak-hak atas benda-benda yang tidak bergerak misalnya hak memungut hasil atas benda yang tidak dapat bergerak, hak pakai atas benda tidak bergerak dan hipotik.

Dengan demikian, membedakan benda bergerak dan tidak bergerak ini penting, artinya karena berhubungan dengan 4 hal yakni : 1. Pemilikan (Bezit) Pemilikan (Bezit) yakni dalam hal benda bergerak berlaku azas yang tercantum dalam pasal 1977 KUH Perdata, yaitu berzitter dari barang bergerak adalah pemilik (eigenaar) dari barang tersebut. Sedangkan untuk barang tidak bergerak tidak demikian halnya.

2.

Penyerahan (Levering) Penyerahan (Levering) yakni terhadap benda bergerak dapat dilakukan

penyerahan secara nyata (hand by hand) atau dari tangan ke tangan, sedangkan untuk benda tidak bergerak dilakukan balik nama.
9

3.

Daluwarsa (Verjaring) Daluwarsa (Verjaring) yakni untuk benda-benda bergerak tidak mengenal

daluwarsa, sebab bezit di sini sama dengan pemilikan (eigendom) atas benda bergerak tersebut sedangkan untuk benda-benda tidak bergerak mengenal adanya daluwarsa. 4. Pembebanan (Bezwaring) Pembebanan (Bezwaring) yakni tehadap benda bergerak dilakukan pand (gadai, fidusia) sedangkan untuk benda tidak bergerak dengan hipotik adalah hak tanggungan untuk tanah serta benda-benda selain tanah digunakan fidusia. b. Benda yang bersifat tidak kebendaan (Immateriekegoderen) Benda yang bersifat tidak kebendaan (Immateriegoderen) adalah suatu benda yang dirasakan oleh panca indera saja (tidak dapat dilihat) dan kemudian dapat direalisasikan menjadi suatu kenyataan, contohnya merk perusahaan, paten, dan ciptaan musik / lagu.
2.5 Sistematika Hukum Perdata

Menurut ilmu pengetahuan hukum, hukum perdata dapat dibagi ke dalam 4 bagian, yaitu : 1. Hukum perorangan (personenrecht), Semua Kaidah hukum yang mengatur mengenai siapa saja yang dapat membawa hak dan kedudukannya dalam hukum. Mengatur tentang manusia sebagai subjek hukum, mengatur tentang perihal kecakapan untuk bertindak sendiri. 2. Hukum keluarga (familierecht), Merupakan semua kaidah hukum yang mengatur hubungan abadi antara dua orang yang berlainan jenis kelamin dan akibat akibatnya. Mengatur perihal hukum yang timbul dari hubungan kekeluargaan yaitu perkawinan beserta hubungan dalam lapangan hukum kekayaan antara suami istri, hubungan antara orang tua dengan anak, perwalian dan lain-lain. 3. Hukum harta kekayaan (vermogensrecht), Semua Kaidah hukum yang mengatur hak hak yang didapatkan pada orang dalam hubungannya dengan orang lain yang mempunyai uang. Mengatur perihal hubungan-hubungan hukum yang dapat diukur dengan dengan uang, hak mutlak
10

yang memberikan kekuasaan atas suatu benda yang dapat terlihat dinamakan hak kebendaan yang antara lain : a. b. 4. Hak seseorang pengarang atau karangannya Hak seseorang atas suatu pendapat dalam lapangan ilmu pengetahuan atau hak pedagang untuk memakai sebuah merk, dinamakan hak mutlak. Hukum Waris (arfrecht). Merupakan hukum yang mengatur mengenai benda dan kekayaan seseorang jika ia meninggal dunia. Mengatur tentang benda atau kekayaan seseorang jika ia meninggal dunia. Disamping itu, hukum warisan juga mengatur akibat-akibat dari hubungan keluarga terhadap harta peninggalan seseorang. Berdasarkan sistematika yang ada dalam KUH perdata (BW), hukum perdata terdiri atas 4 (empat) buku, yaitu : 1. Buku I Berjudul perihal orang (van persoonen), mengatur tentang hukum perseorangan dan hukum keluarga, yaitu hukum yang mengatur status serta hak dan kewajiban yang dimiliki oleh subyek hukum. Antara lain ketentuan mengenai timbulnya hak keperdataan seseorang, kelahiran, kedewasaan, perkawinan, keluarga, perceraian dan hilangnya hak keperdataan. Khusus untuk bagian perkawinan, sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan di undangkannya UU nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan. 2. Buku II Berjudul perihal benda (van zaken), mengatur tentang hukum benda, yaitu hukum yangmengatur hak dan kewajiban yang dimiliki subyek hukum yang berkaitan dengan benda,antara lain hak-hak kebendaan, waris dan penjaminan. Yang dimaksud dengan benda meliputi, a. b. c. Benda berwujud yang tidak bergerak (misalnya tanah, bangunan dan kapal dengan berat tertentu); Benda berwujud yang bergerak, yaitu benda berwujud lainnya selain yang dianggapsebagai benda berwujud tidak bergerak; dan Benda tidak berwujud (misalnya hak tagih atau piutang). Khusus untuk bagian tanah, sebagian ketentuan-ketentuannya telah dinyatakan tidak berlaku dengan diundangkannya UU nomor 5 tahun 1960 tentang agraria. Begitu pula bagian mengenai penjaminan dengan hipotik, telah dinyatakan tidak berlaku dengan di undangkannya UU tentang hak tanggungan.
11

3.

Buku III Berjudul perihal perikatan (van verbinennisen), Mengatur tentang hukum perikatan (atau kadang disebut juga perjanjian (walaupun istilah ini sesunguhnya mempunyai makna yang berbeda)), yaitu hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban antara subyek hukum di bidang perikatan, antara lain tentang jenis-jenis perikatan (yang terdiri dari perikatan yang timbuldari (ditetapkan) undang-undang dan perikatan yang timbul dari adanya perjanjian), syarat-syarat dan tata cara pembuatan suatu perjanjian. Khusus untuk bidang perdagangan, Kitab undangundang hukum dagang (KUHD) juga dipakai sebagai acuan. Isi KUHD berkaitan erat dengan KUHPer, khususnya Buku III. Bisa dikatakan KUHD adalah bagian khusus dari KUHPer.

4.

Buku IV Berjudul perihal pembuktian dan daluwarsa (van bewjisen verjaring), mengatur hak dan kewajiban subyek hukum (khususnya batas atau tenggat waktu) dalam mempergunakan hak-haknya dalam hukum perdata dan hal-hal yang berkaitan dengan pembuktian. Sistematika yang ada pada KUHP tetap dipakai sebagai acuan oleh para ahli hukum dan masih diajarkan pada fakultas-fakultas hukum di Indonesia.

Bab 3 Penutup
3.1. Simpulan Istilah hukum perdata pertama kali diperkenalkan oleh Djojodiguno sebagai terjemahan dari Burgerlijkrecht pada masa penjajahan Jepang. Hukum perdata adalah segala
12

hukum yang mengatur kepentingan-kepentingan perorangan dan hubungan antara subyek hukum. Hukum perdata juga disebut sebagai hukum privat sebagai lawan dari hukum publik. Hukum perdata mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti misalnya kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya. Hukum perdata yang berlaku di Indonesia adalah hukum perdata barat [Belanda] yang pada awalnya berinduk pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang dulu berbahasa Belanda atau dikenal dengan Burgerlijk Wetboek dan biasa disingkat dengan BW. Dalam hukum perdata ada subyek dan obyek hukum. Sistematika hukum perdata, antara lain menurut ilmu pengetahuan dan menurut BW. 3.2. Saran Masyarakat hendaknya mengetahui apa itu hukum yang ada di Indonesia, salah satunya hukum perdata. Hal ini sebagai salah satu antisipasi agar masyarakat tidak salah dalam mengartikan makna hukum perdata itu sendiri dan tidak menyalahgunakan apa yang sudah tercantum atau tertulis pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Daftar Pustaka
Bud1ww.blogspot.com. 2010. Pengertian Hukum Perdata. http://bud1ww.blogspot.com/2010 /04/pengertian-hukum-perdata.html. Diakses 3 April 2013. Deanazcupcup.blogspot.com.___. Berlakunya Hukum Perdata. http://deanazcupcup. blogspot.com/p/berlakunya-hukum-perdata.html. Diakses 3 April 2013.
13

Dilladetari.blogspot.com. 2012. Pengertian Hukum Perdata. http://dilladetari.blogspot. com/2012/04/pengertian-hukum-perdata.html. Diakses 3 April 2013. Galuhwardhani.wordpress.com. 2010. Subyek dan Obyek Hukum. http://galuhwardhani. wordpress.com/2010/03/08/makalah-bab-ii-materi-subyek-dan-obyek-hukum/. Diakses 3 April 2013. Koridor33.wordpress.com. 2012. Hukum Perdata Indonesia. http://koridor33.wordpress. com/2012/02/07/hukum-perdata-indonesia-pengertian-runag-lingkup-sumber-dansistematika/. Diakses 3 April 2013. Makalahhukumperdata.blogspot.com.___. Makalah Hukum Perdata. http://makalahhukum perdata.blogspot.com/. Diakses 3 April 2013. Rgs-artikel-hukum.blogspot.com. 20120. Sejarah Singkat Hukum Perdata Indonesia. http://rgs-artikel-hukum.blogspot.com/2010/09/sejarah-singkat-hukum-perdataindonesia.html\. Diakses 3 April 2013. Scribd.com.___. Makalah Hukum Perdata. http://id.scribd.com/doc/55340559/MAKALAHHUKUM-PERDATA. Diakses 3 April 2013.

14

Anda mungkin juga menyukai