Anda di halaman 1dari 46

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013

GAMBARAN KEADAAN WILAYAH PERENCANAAN

1. Kondisi Topografi
Dari peta diatas terlihat bahwa daerah perencanaan (sungai yang akan dibendung), pada
umumnya memiliki kemiringan yang sedikit landai pada bagian kanan, dibanding dengan
bagian kiri daerah aliran sungai. Ini dapat dilihat dari countur yang dilalui oleh aliran sungai.
Namun secara keseluruhan daerah perencanaan merupakan daerah pegunungan dengan
kemiringan yang cukup curam pada daerah hulu. Hal tersebut dapat kita lihat pada jarak
garis countur yang begitu dan pada daerah - daerah hilir memiliki kemiringan yang lebih
landai.

2. Tutupan Lahan
Pada daerah perencanaan terdapat beberapa tutupan lahan, seperti hutan dan belukar
yang terdapat pada bukit - bukit daerah dataran tinggi.

3. Data Tanah
Jenis tanah yang mendominasi pada daerah perencanaan adalah tanah lempung. Ciri dari
tanah lempung, yaitu berwarna hitam dan keras.

4. Koefisien Pengaliran
Dilihat dari tutupan lahan dan jenis tanah yang ada pada daeran perencanaan, maka
koefisien pengaliran pada daerah perencanaan adalah 0,62

5. Elevasi Sawah Tertinggi
Sawah terletak pada daerah pemukiman penduduk yang sedikit landai. Dari hasil
pengamatan pada peta topografi, dapat dilihat bahwa elevasi sawah tertinggi, terletak
pada garis countur 150.


PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013




LANGKAH LANGKAH PERENCANAAN
1. Penetapan Lokasi Bendung
Bendungan merupakan bangunan pelimpah melintang sungai yang memberikan tinggi
muka air minimum kepada bangunan pengambilan untuk keperluan irigasi, agar aliran bisa
disalurkan ke daerah yang akan dijadikan lahan irigasi. Hal - hal yang harus diperhatikan
untuk menetapkan lokasi bendung, yaitu:
Kondisi topografi dari rencana daerah irigasi
Kondisi topografi dari lokasi bendung
Kondisi hidraulik dan morfologi sungai di lokasi bendung
Kondisi tanah pondasi, bendung harus ditempatkan pada lokasi dimana tanah
pondasinya cukup baik
Biaya pelaksanaan
Lain-lain, seperti penggunaan lahan disekitar bendung, kemungkinan daerah di sekitar
bendung, perubahan morfologi sungai, daerah genangan yang tidak terlalu luas, dan
ketinggian tanggul banjir.

2. Penggambaran Catchment Area (Daerah Aliran Sungai)
Catchment Area digambar dengan memperhatikan posisi kontur disekitar sungai yang
direncanakan. Melalui posisi kontur akan ditarik batasan areal, dimana diasumsikan aliran
air yang jatuh pada lahan akan turun menuju sungai dengan daerah tegak lurus kontur.
Batasan daerah tangkapan dibuat mengelilingi sungai sehingga akan diperoleh sebuah areal
yang disebut Daerah Aliran Sungai.

3. Analisa Data Hidrologi
Digunakan untuk menganalisa data curah hujan yang terjadi pada lokasi Catchment Area,
atau daerah terdekat lokasi bendung. Data curah hujan yang harus tersedia untuk dianalisa
yaitu data yang terkumpul untuk minimal 10 tahun, guna mendapat hasil (data) yang layak.
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
Analisa hidrologi antara lain meliputi curah hujan maximum, curah hujan DAS, analisa
frekuensi sesuai pola distribusi data hujan.







Rumus Metode Gumbel:
Sn K X X
a t
+ =
Dimana:
X
t
= Curah hujan maksimum pada Return Period
X
a
= Curah hujan rata - rata maksimum tiap stasiun
K = (y
t
y
n
) / S
n

Y
t
= Reduce Variable
Y
n
= Reduce Mean
S
n
= Standar Deviator


4. Menghitung Design Flood
Design Flood digunakan untuk menghitung debit banjir rencana atau debit air yang
akan melewati bendung dalam perencanaan teknik bangunan pengairan. Untuk
menghitung debit banjir pada tugas bangunan irigasi ini digunakan metode Meichior dan
Gumbel (kombinasi)
Q
max
= .F.q.(R
max
/200)
Dimana:
a = Koefisien pengaliran
F = Luas Catchment Area
q = Debit pengaliran maksimum pada tiap - tiap km
2
pada curah hujan terbesar
setempat dalam 24 jam (m
3
/det/km
2
)
R
max
= Curah hujan harian maksimum rata - rata dari stasiun - stasiun yang memenuhi

5. Perencanaan Bendung
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
Dalam merencanakan suatu bendung, kita dapat memilih tipe bendung yang akan
digunakan dengan penentuan dimensi bendung yang direncanakan. Secara umum ada 4
tipe bendung, yaitu:
Bendung tetap dengan memakai kolam peredam energi
Bendung tetap, tidak memakai kolam peredam energi
Bendung tetap dengan konstruksi dinding penunjang
Bendung bergerakSetelah mengetahui tipe tipe bendung yang ada, kita dapat
memulai perhitungan dimensi bendung, yaitu terdiri dari:
Perhitungan Piel Mercu, untuk menentukan tipe piel mercu yang akan digunakan.
Perhitungan tinggi bendung, jarak antara muka bendung sampai puncak bendung.


Perhitungan muka air
Perhitungan penampang sungai rata rata
Penentuan lebar bendung, jarak antara pangkal pangkalnya dimana debitnya harus
sama dengan lebar rata rata pada bagian yang stabil.
Perhitungan lebar efektif bendung.
Perhitungan tinggi muka air maximum diatas mercu bendung.
Mengontrol sifat aliran
Menentukan tipe dan ukuran hidrolis bendung

Menghitung panjang lantai muka dan panjang tangggu bendung
Mendimensi pintu pengambilan dan pintu penguras.

6. Kontrol Sifat Aliran
Kontrol ini dibutuhkan untuk mengetahui aliran yang terjadi pada bendung. Kontrol ini
akan menghasilkan jenis aliran, yaitu aliran sempurna atau aliran tidak sempurna.

7. Lantai Muka Bendung
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
Ini berfungsi untuk mengurangi tekanan air keatas pada bidang kontak pondasi bangunan
dengan dasar pondasi dan juga memperpanjang jalan aliran. Untuk menentukan panjang
muka bendung digunakan Teori Bleigh dan Teori Lane.

8. Mendimensi Pintu Pengambilan dan Pintu Penguras
Bangunan pengambilan
Bangunan ini merupakan suatu bangunan pada bendung yang berfungsi sebagai
penyadap aliran sungai, pengatur pemasukkan airdan sedimen serta menghindarkan
sedimen serta menghindarkan sedimen dasar sungai masuk ke intake.

Bangunan penguras
Bangunan ini berfungsi untuk menghindarkan angkutan muatan sedimen dasar dan
mengurangi angkutan muatan layang yang masuk ke intake. Bangunan ini di rancang
pada bendung dengan volume angkutan muatan sedimen dasar relative besar.





9. Analisa Stabilitas Bendung
Analisa ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat keamanan bendung, yaitu harus
stabil terhadap geser, guling, dan penurunan, sehingga perlu untuk menghitung gaya - gaya
pada bangunan, antara lain:
Berat sendiri bangunan
Gaya gempa
Tekanan lumpur
Gaya up lift (tekanan air dibawah bendung)
Gaya hidrostatik

10. Kontrol Stabilitas Bendung
Stabilitas bendung harian dikontrol terhadap keadaan keadaan air normal dan keadaan
banjir. Yaitu kita mendesain bendung agar tahan terhadap gaya tekan yang disebabkan


PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
oleh air yang dalam keadaan normal (terhadap guling, geser, dan tanah) dan yang
disebabkan oleh banjir.















Analisa Hidrologi
Menentukan luas catchment area
Untuk menghitung Luas stasiun pengaruh curah hujan,dapat digunakan Metode Polygon
Thiessen
Dari perhitungan Luas secara kisi-kisi pada Gambar:
Sesuai dengan bentuk Polygon Thiessen adalah sebagai berikut :
Skala 1 : 50.000
1 cm digambar = 0.5 km dilapangan
1 cm
2
= 0.25 km
2

Luas catchment area :
1. Luas Stasiun Pengamat Hujan I = 38cm
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
2. Luas Stasiun Pengamat Hujan II = 55cm
3. Luas Stasiun Pengamat Hujan III = 25cm
Luas Total ( L.T) = 118 25 55 38 = + + cm
118 =
total
A cm
Luas stasiun dilapangan :
1. Luas Stasiun Pengamat Hujan I = 9.5 km
2. Luas Stasiun Pengamat Hujan II = 13.75 km
3. Luas Stasiun Pengamat Hujan III = 6.25 km
Luas Total ( L.T) = 5 . 29 25 . 6 75 . 13 5 . 9 = + + km
5 . 29 =
total
A km







Analisa Data Curah Hujan
No Tahun Pengamatan STA 1 STA 2 STA 3
1 2000 135 126 109
2 2001 125 110 102
3 2002 115 151 97
4 2003 105 122 133
5 2004 95 136 108
6 2005 86 102 110
7 2006 97 125 143
8 2007 108 124 120
9 2008 121 116 105
10 2009 127 152 150

Jumlah 1114 1264 1177
Rata - Rata 111,4 126,4 117,7
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013

Rumus Thiessen :
n
n n
A A A A
d A d A d A d A
d
+ + + +
+ + + +
=
...
...
3 2 1
3 3 2 2 1 1

Curah hujan dengan rumus Thiessen seperti dalam tabel:
Stasiun Curah hujan rata-rata (dn) Luas Daerah (An) Hujan rata-rata pada stasiun
1 111,4 9.5 1058.3
2 126,4 13.75 1738
3 117,7 6.25 735.625

Jumlah 29.5 3531.925
Diperoleh
726 . 119
5 . 29
925 . 3531
= = d mm/jam
Jadi, curah hujan rata-rata pada DAS adalah 119.726 mm/jam.







Diketahui data curah hujan sebagai berikut :

Tahun STASIUN 1 STASIUN 2 STASIUN 3
2000 135 126 109
2001 125 110 102
2002 115 151 97
2003 105 122 133
2004 95 136 108
2005 86 102 110
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
2006 97 125 143
2007 108 124 120
2008 121 116 105
2009 127 152 150

Curah Hujan Dengan Rumus Thiessen
Tahun
Pengamatan
STA 1 STA 2 STA 3
d
dn An dn An dn An
2000 135 9.5 126 13.75 109 6.25 125.30
2001 125 9.5 110 13.75 102 6.25 113.14
2002 115 9.5 151 13.75 97 6.25 127.97
2003 105 9.5 122 13.75 133 6.25 118.86
2004 95 9.5 136 13.75 108 6.25 116.86
2005 86 9.5 102 13.75 110 6.25 98.54
2006 97 9.5 125 13.75 143 6.25 119.80
2007 108 9.5 124 13.75 120 6.25 118.00
2008 121 9.5 116 13.75 105 6.25 115.28
2009 127 9.5 152 13.75 150 6.25 143.53
Jumlah 1197.26

Rata-
rata
119.726





Hujan (10 tahun) Maksimum
Tahun
Pengamatan
Curah hujan pada stasiun dengan rumus
Thiessen
2000 125.30
2001 113.14
2002 127.97
2003 118.86
2004 116.86
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
2005 98.54
2006 119.80
2007 118.00
2008 115.28
2009 143.53

Diurutkan dari yang terbesar ke yang terkecil
No. Urut Tahun Pengamatan Curah hujanpada stasiun dengan rumus Thiessen
1 2009 143.53
2 2002 127.97
3 2000 125.30
4 2006 119.80
5 2003 118.86
6 2007 118.00
7 2004 116.86
8 2008 115.28
9 2001 113.14
10 2005 98,54










Menghitung parameter statistik
Perhitungan (x) hujan maksimum
No. Urut
Tahun
Pengamatan
X
( )
M
N 1 +
x x ( )
2
x x ( )
3
x x ( )
4
x x
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
1 2009 143.53 11 23.163 536.525 12427.519 287858.613
2 2002 127.97 5.5 7.943 63.091 501.134 3980.506
3 2000 125.30 3.666667 4.963 24.631 122.245 606.704
4 2006 119.80 2.75 2.113 4.465 9.434 19.934
5 2003 118.86 2.2 0.873 0.762 0.665 0.581
6 2007 118.00 1.833333 -2.077 4.314 -8.960 18.610
7 2004 116.86 1.571429 -4.447 19.776 -87.943 391.083
8 2008 115.28 1.375 -4.447 19.776 -87.943 391.083
9 2001 113.14 1.222222 -8.277 68.509 -567.047 4693.446
10 2005 98,54 1.1 -19.807 392.317 -7770.628 153912.824
Jumlah 1197.26

1134.166 4538.477 451873.383
Rata - rata 119.726


PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013

Menghitung standar deviasi
( )
226 , 11
1 10
166 , 1134
1
2
=

=

=

S
n
x xi
S







Ket:
S = Standar deviasi
xi = nilai varian
x = nilai rata-rata
n = jumlah data = 1
Menghitung Koefisien Variasi
Ket:
094 0
119.726
226 , 11
, Cv
x
S
Cv
=
= =




S = Standar deviasi
Cv = Koefisien Variasi
x = nilai rata-rata
Menghitung Kemencengan (Skewness)
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
446 , 0
226 , 11
34 , 630
344 , 630 477 , 4538
2 10 1 10
10
2 1
3
3
3
= =
=

=


= =

Cs
a
x xi
n n
n
a
S
a
Cs

Ket:
a = parameter keseimbangan
Cs = Koefisien kemencengan
S = Standar deviasi



Pengukuran kuartosis












Ket:
CK = Koefisien kuartosis
S = Standar deviasi
( )
( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( )
566 , 5
226 , 11 3 10 2 10 1 10
383 , 451873 10
3 2 1
4
2
4
4
1
2
=


=


=

=
Ck
S n n n
x xi n
Ck
n
i
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013

Menghitung Design Flood

Dari peta didapat :
L = panjang sungai = 19,5 km
Elevasi hulu = 1305 m
Elevasi hilir = 283 m
H=beda tinggi = 1305 - 283 = 1022 m = 1,022 km
S = kemiringan rata-rata dasar sungai =
L
H
9 . 0

= 058 , 0
5 , 19 9 . 0
022 , 1
=


A = Luas Catchment = 29,5 km
2
R
24
= Curah hujan harian maksimum ( 24 jam ) = 143,53 mm
Design flood adalah : besarnya debit yang direncanakan untuk melewati bendung.

1. Metode rasional
Debit dengan menggunakan satuan metrik pada metode rasional dihitung dengan rumus :
A I c Q = 278 , 0
Dimana :
Q = debit banjir rancangan (m
3
/detik)
c = koefisien limpasan = 0,6
I = Intensitas curah hujan maksimum selama waktu yang sama dengan
lamawaktu konsentrasi t (mm/jam)
A = Luas DAS (km
2
) = 29,5 km
2
Lama waktu konsentrasi kalau L dan H dinyatakan dalam meter dan t dalam jam digunakan
rumus :
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
jam t
, , S L , t
, , , ,
529 , 2
058 0 5 , 19 1 0 1 0
3 0 8 0 3 0 8 0
=
= =




Intensitas hujan dihitung menggunakan rumus :
jam
mm
I
t
R
I
806 , 26
529 , 2
24
24
53 , 143 24
24
3
2
3
2
24
=
|
.
|

\
|
= |
.
|

\
|
=


Maka debit maksimum dengan metode rasional :
det
902 , 131
5 , 29 806 , 26 6 0 278 0 278 0
3
m
Q
, , A I c , Q
=
= =


2. Metode Melchior
Untuk menghitung debit maksimum digunakan rumus :
200
max
max
R
q f Q =o

Dimana :
Q
max
= debit maksimum yang diharapkan dapat terjadi (m
3
/detik)
= koefisien pengaliran
F = luas total DAS (km
2
)
R
max
= curah hujan harian absolute maksimum rata-rata dari stasiun yang mewakili.
Diketahui :
Panjang Sungai (L) = 19,5 km
Luas DAS (F) = 29,5 km
2

R
max
= 143,53mm/hari
q dihitung dengan cara coba-coba
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
- coba-coba 1
Untuk nF = 29,5 km
2

R
1
didapat dengan interpolasi linear dari tabel 1 Melchior
nF = 72 R = 6,25
nF = 108 R = 5,25

didapat nF = 29,5 R = 7,163 (m
3
/det/km
2
)
F.Ri =
det
3085 , 211 163 , 7 5 , 29
2
m
=
V = ( ) ( )
2 0
2
2 0
2
058 0 3085 , 211 31 1 31 1
, ,
, , i FRi , =
=
det
224 1 934 , 0 31 1
m
, , =
Time of Concentration
jam
, V
L
T 425 , 4 det 37 , 15931
224 1
19500
= = = =

Dari grafik diperoleh :
Untuk nF = 29,5 km
2
dan T = 4,425 jam
Diperoleh nilai q = 12,7 m
3
/det/km
2

- coba-coba 2
q
2
= 12,7 m
3
/det/km
2

F.q
2
=
det
65 , 374 7 , 12 5 , 29
2
m
=
V = ( ) ( )
2 0
2
2 0
2
058 0 65 , 374 31 1 31 1
, ,
w
, , i q F , =
=
det
372 , 1 047 , 1 31 1
m
, =
Time of Concentration
jam
, V
L
T 948 , 3 det 83 , 14212
372 1
19500
= = = =
Dari grafik diperoleh :
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
Untuk nF = 29,5 km
2
dan T = 3,948 jam
Diperoleh nilai q
2
= 12,7 m
3
/det/km
2

Dari grafik didapat q = q
2
= 12,7 m
3
/det/km
2





Menghitung debit banjir
det
094 , 215
200
53 , 143
7 12 5 , 29 8 0
200
3
max
max
max
m
Q
, ,
R
q F Q
=
= =


3. Metode Haspers
Rumus :
F q B Q =o
Dimana :
Q = debit banjir (m
3
/detik)
= koefisien pengaliran (0,8)
F = luas total DAS (km
2
)
q = debit pada curah hujan max (m
3
/det/km
2
)
B = koefisien reduksi

Lama waktu konsentrasi kalau L dan H dinyatakan dalam meter dan t dalam jam digunakan
rumus :
jam t
, , S L , t
, , , ,
529 , 2
058 0 5 , 19 1 0 1 0
3 0 8 0 3 0 8 0
=
= =


Hitung koefisien reduksi :
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
900 , 0
125 , 1
1
12
5 , 29
15 529 , 2
10 7 , 3 529 , 2
1
12 15
10 7 , 3
1
1
4
3
2
529 , 2 . 4
4
3
2
4
=
=

+
+
+ =
+
+
+ =

B
B
F
t
t
B
t

Hitung nilai Rt, besarnya curah hujan dalam t jam :
Untuk t kurang dari 2 jam :




( ) ( ) | |
( ) ( ) | |
mm Rt
,
Rt
Rn
t Rn , t
Rn t
Rt
624 , 103
529 , 2 2 53 , 143 260 0008 0 1 529 , 2
53 , 143 529 , 2
53 , 143
2 260 0008 0 1
2
2
=
+

=
=
+

=


Hitung intensitas hujan maksimum :

, t ,
Rt
qn 382 , 11
529 , 2 6 3
624 , 103
6 3
=

= m
3
/det/km
2

Hitung debit :
det
754 , 241
5 , 29 382 , 11 900 0 8 0
3
m
Q
, , F q B Q
=
= =


4. Metode Der Weduwen
- Hitung I
058 , 0
5 , 19 9 . 0
022 , 1
9 . 0
=

= =
L
H
I
- Hitung nilai t (jam)
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
a. Pada siklus pertama diambil nilai Q
0
sebagai Q
awal
dengan diperkiraan.
b. Pada siklus kedua dan seterusnya Q
0
.awal dapat diambil Q
0
.akhir pada
perhitungan siklus sebelumnya dari siklus sekarang.
c. Untuk contoh,ambil siklus pertama; Q
0
= 143,53 m/det
d. jam , , I Q L , t
, , , ,
339 , 5 058 0 53 , 143 5 , 19 25 0 25 0
25 0 125 0 25 0 125 0
= = =









- Hitung luasan curah hujan qn (m3/det/km2)
hari
mm
,
,
, t
, R
q
n
n
959 , 5
45 1 339 , 5
65 67
240
53 , 143
45 1
65 67
240
=
+
=
+
=
- Hitung koefisien pengurangan luas
( )
( )
( )
( )
890 , 0
5 , 29 120
9 339 , 5
1 339 , 5
5 , 29 120
120
9
1
120
=
+
|
|
.
|

\
|
+
+
+
=
+
|
|
.
|

\
|
+
+
+
=
A
t
t
A
|
- Hitung Koefisien limpasan air hujan, o
( ) ( )
667 , 0
7 959 , 5 890 , 0
1 , 4
1
7
1 , 4
1 =
|
|
.
|

\
|
+
=
|
|
.
|

\
|
+
=
n
q |
o
- Hitung Kembali debit Banjir,Q
n

det
355 , 104 5 , 29 959 , 5 890 0 667 0
3
m
, , A q Q
n n
= = =



PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013














KESIMPULAN
Dari keempat metode desain Flood, didapat debit maksimum sebagai berikut:
- Metode Rasional : Q = 902 , 131 m
3
/det
- Metode Melchior : Q= 094 , 215 m
3
/det
- Metode Haspers : Q = 754 , 241 m
3
/det
- Metode Der Weduwen : Q = 355 , 104 m
3
/det

Jadi, dari keempat metode di atas digunakan nilai tertinggi yaitu dengan metode Haspers Q =
241,754 m
3
/det .




PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013

ANALISA PERHITUNGAN HIDROLIS BENDUNG

1. Perhitungan Muka Air Maksimum Sebelum Ada Bendung
Untuk menghitung tinggi air maksimum pada bendung digunakanrumus:
I R s = v (Chezy)
R
C
o +
=
1
87

P
F
R = A F Q = = v v
Dimana:
= kecepatan aliran (m/det)
= debit (m
3
/det)
= jari-jari hidrolis
= luas penampang basah (m
2
)
= keliling basah (m)
= kemiringan sungai rata-rata
= koefisien kekasaran bahan
= koefisien Chezy

Kemiringan dasar sungai rata-rata ditinjau sejauh 2 km dari lokasi bendung. Dari peta
didapat :
Elevasi dasar sungai di lokasi bendung = 150 m
Maka :
150 (2000 0.108) = -66 m (hilir)
150 (2000 0.108) = 366 m (hulu)
H = -66366 = 300 m
0256 . 0
13000 9 . 0
300
9 . 0
=

=
A
=
L
H
rata Irata
Setelah pemancangan dan perbaikan talud sungai, diperoleh penampang sungai di lokasi
bendung tersebut.

Dengan b dimisalkan 24 m dan z = 1.
Untuk penampang trapezium :
( ) ( )





h
b
1
z
Bn
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013





Tabel coba-coba tinggi muka air maksimum :
h
(m)
b
(m)
A
(m
2
)
P
(m)
R
(m)
C I
V
(m/det)
Q
(m
3
/det)
1.4 24 35.56 27.9598 1.2718 35.969 0.03 6.49 230.794
1.43112 24 36.39 28.04782 1.2976 36.181 0.03 6.59 240.000
1.44 24 36.63 28.07294 1.3049 36.24 0.03 6.62 242.655


Syarat Q coba-coba = Q desain = 240 m
3
/det, didapat
h = 1.43112 m
b = 24
V = 6.59


2. Analisa Perhitungan Desain Bendung
Dasar-dasar penetapan Dimensi Bendung.
Menentukan Peill Mercu ,oleh beberapa faktor ,sebagai patokan dapat digunakan angka-
angka sebagai berikut:
- Elevasi sawah tertinggi = 150 m
- Tinggi muka air sawah = 0,1 m
- Kehilangan tekanan air dari saluran tersier ke sawah = 0,1 m
- Kehilangan tekanan air dari saluran sekunder ke saluran tersier = 0,1 m
- Kehilangan tekanan air dari saluran primer ke saluran sekunder = 0,1 m
- Kehilagan tekanan air akibat kemiringan = 0,15 m
- Kehilangan air dari sungai ke saluran primer = 0,2 m
- Kehilangan Tekanan air akibat Eksploitasi = 0,1 m
- Kehilangan tekanan air pada alat-alat ukur = 0,4 m
- Kehilangan tekanan untuk Bangunan-bangunan lain = 0,25 m
Tinggi muka air = 151,5 m

1. Tinggi bendung
Tinggi Bendung adalah jarak antara lantai muka Bendung sampai pada puncak Bendung:
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
Diketahui: dari kontur Peta Topografi,sbb:
- Elevasi Sawah Tertinggi = 150 m
- Elevasi dasar sungai dilokasi Bendung (Peill Sungai) = 149,2m
- Peill Mercu Bendung (Elevasi Bendung) = 151,5 m

Hitung Tinggi Bendung.
- Tinggi Bendung, P = ( Peill Mercu ) ( Peill Sungai ).
- Tinggi Bendung, P = (151,5 m) (149,2m) = 2.3 m
- Tinggi Bendung, P = 2,3 m


2. Menentukan lebar Bendung.(B
n
)
a. Lebar bendung adalah jarak antara tembok pangkal di satu sisi dan tembok
pangkal di sisi lain. Dalam mendisain lebar bedung sebaiknya diambil sama
dengan lebar sungai normal (bn), hal ini untuk mencegah agar aliran sungai
tidak terganggu pada saat melewati bendungan, akan tetapiapabila bila lebar
yang sama menyebabkan tinggi muka air di atas mercu bendung tinggi sekali,
maka lebar bendung dapat diperbesarsampai 6/5 Bn.


Lebar rata-rata sungai :


1.43112

m

Lebar pintu penguras (bilas) :

m

b. Lebar efektif bendung
h
b
1
z
Bn
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
Lebar efektif bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk
melewatkan debit.Lebar efektif bendung lebih kecil dari lebar bendung
dikarenakan adanya pilar dan pintu pengawas.
Lebar efektif bendung (b
eff
) dengan lebar pilar B
b
= 1 m :

m
Maka lebar bendung adalah 23.9225 m.


3. Tinggi muka air maksimum di atas mercu bendung
Yang dimaksud dengan muka air diatas mercu adalah muka air sedikit udik di mercu,
sebelum muka air berubah bentuk kebawah. Untuk mencari tinggi air maximum
diatas mercu bendung, tergantung sifat pengaliran.








a. Perhitungan mercu bendung tipe Vlugter
Aliran dianggap sempurna dengan rumus pengalirannya :
Rumus Bundsch :
d g d b m Q =
H d
3
2
=
K h d + =
Untuk harga K dan M dicari dengan rumus Vonwoerd sbb :
2
3 2
1
27
4
|
.
|

\
|
+
=
P h
h m K
2
5 01895 . 0 49 . 1 |
.
|

\
|
=
r
h
m
h
k
0
d
H
P
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
Dimana :
= lebar efektif bendung (m)
= percepatan gravitasi (m/det
2
)
= tinggi air di atas mercu (m)
= tinggi energi kecepatan (m)
= koefisien pengaliran
P = tinggi bendung (m)
= debit rencana (m
3
/det)
= jari-jari puncak mercu (m)

Kita ambil m = 0,62 dan harga
r
h
= 3.5 (diasumsikan)
166 , 5
81 . 9 23.9225 62 . 0
240
2 / 1 2 / 1
2 / 3
=

=

=
d
g b m
Q
d

m d H 749 , 7 166 , 5
2
3
2
3
= = =
5 , 3 =
r
H
m
, ,
H
r 214 , 2
5 3
749 , 7
5 3
= = =
Dengan cara Trial and Error
- Harga h dimasukan didapat harga m
- Harga m, h dimasukan, diperoleh harga K
sehingga didapat Q = Q
desain
= 240 m
3
/det
h M K D H Q
1 1.117629 0.016993 1.016993 1.525489 85.885
1.8 1.174444 0.051724 1.851724 2.777587 221.737
1.86 1.178515 0.056057 1.916057 2.874086 234.201
1.88742 1.180367 0.0581 1.94552 2.889273 240.000
Didapat :
h = 1,88742 m
K = 0,058482
b. Kontrol sifat aliran :
Syarat bentuk
- Adalah aliran sempurna jika tinggi air dihilir lebih rendah dari tinggi mercu
ambang h
1

2
/
3
h
0

- Adalah aliran tidak sempurna, jika tinggi air dihilir lebih tinggi mercu
bendung
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
h
0
= 1,89 (+e)
151,5 (+b)
149,2 (+c)
148,53 (+a)
146,64 (+d)
Diketahui :
- Elevasi dasar sungai ditempat bendung = 149,2 m
- Debit rencana (Q
desain
) = 240 m
3
/det
- Kecepatan (V) = 6.59m/det
- Tinggi bendung = 2.3 m
- h
0
(tinggi air diatas mercu) = 1,88742 m
- kehilangan tinggi energy akibat pengaliran (K)
2135 . 2
81 9 2
59 . 6
2
2 2
=

= =
, g
V
K












Keterangan :
(+a) = (+d) + (+e)
(+b) = Peill Mercu Bendung
(+c) = Elevasi dasar sungai di lokasi bendung
(+d) = (+c)-( I x 100)
(+e) = h
0
= 1,89
I = Kemiringan bendung
= (+a) (+b)
= 148,53 151,5
i
h
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
= -2,97
Syarat untuk pengaliran sempurna :
258 , 1 97 , 2
1.88742
3
2
97 , 2
3
2
0
s
s
s
-
h h
i

Jadi sifat aliran adalah Aliran Sempurna.



4. Pemilihan tipe bendung :
Sungai biasanya mengandung Lumpur pada waktu hujan dan tidak mengandung batu-
batu besar karena itu digunakan tipe bendung Vlugter
Bendung tipe vlugter :
P = 2,3 m
h
0
= 1,88742 m
H = 2.889273m
h = 1,43112 m
b = 3 1,43112 = 1,56888 m
Z = H + b = 2,8893+ 1,5689 = 4,4582 m
Z/H =
8893 , 2
4582 , 4
= 1,543
Keadaan izin terbagi 2 :
-


Maka D = L = R = 1.1


Maka D = L = R = 0.6 H + 1.4


Dipakai keadaan izin : 4/3 < Z/H < 10
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
1,33 < 1,543 < 10 ..(OK)
Maka :
D = L = R= H Z + 1 , 1 = 8893 , 2 4,4582 1 , 1 + = 8.082 m
m ,
Z
H
H , a 465 , 0
4582 , 4
8893 , 2
8893 , 2 2 0 2 0 = = =
m , a 0,93 465 0 2 2 = =







o Back Water Curve
Back Water Curve adalah kurva untuk mengetahui sampai dimana pengaruh kenaikan
muka air setalah adanya penempatan bendung.


Dimana :
= panjang pengaruh pengembangan ke arah hulu
= kemiringan sungai

= tinggi kenaikan muka air di titik bendung




Maka :

m m

5. Menghitung Panjang Lantai Muka
Lantai muka berfungsi untuk mengurangi tekanan air ke atas pada bidang kontak antara
pondasi bangunan dengan dasar pondasi dan juga untuk memperpanjang jalannya aliran
air (creepline). Makin pendek creepline makin kecil pula hambatannya, sehingga
konstruksi lantai muka air semakin panjang demikian pula sebaliknya.
Perbadaan tinggi air dihilir dan diudik bendung mengakibatkan adanya aliran dibawah
bendung sebagai akibat dari perbedaan tekanan pada dasar bendung. Hal ini lama-
kelaman akan menimbulkan penggerusan, terutama di ujung belakang bendung. Cara
h
k
o
a
2a
P
H
h
b
h
r
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
yang sering digunakan yaitu dengan mebuat dinding vertical dari beton atau besi dimuka
sebelum bendung itu agar jalan yang ditempuh aliran adalah jalan hambatannya paling
kecil.
a. Teori Bligh
Besarnya perbedaan tekanan sebanding dengan panjang jalannya air (creep line)
H =
c
L

Supaya konstruksinya aman terhadap tekanan air, maka :
H s
c
L
sehingga L > c H A
Beda tekanan sebesar : H = R = 8.082m
Creep ratio = 6 c (material bolder,batu-batu kecil dan kerikil)
L > c H A
L > 6 082 . 8
L > 48,492 m

b. Teori Lane
Teori ini merupakan perupakan pengembangan dari teori Bligh. Lane memberikan
koreksi terhadap teori Bligh dan mengatakan bahwa energi yang dibutuhkan untuk
melewati jalan horizontal lebih kecil dari pada vertical dengan perbangdingan 1 : 3
Jadi dianggap 1LV = 3LH
H = LV + 1/3 LH
L = LV + 1/3 LH > c H A
Dimana :
c = creep ration dari lane
L = creep line
LV = panjang creep line vertical
LH = panjang creep line horizontal
H = perbedaan tekanan
H
ma
x = R
Untuk perhitungan :
c = 2,5
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
0.3 m
0.93 m 7.793
m
1m
0.4 m
0.4 m
m
P'
P
LV = 10 m
LH = 30m
Hmax = R = 8.082 m
H x c = LV + 1/3 LH
L = LV + 1/3 LH > c H A
= 8,082.2,5
= 20,205
Hasil perhitungan cara Bligh dan cara Lane, memberikan hasil yang berbeda. Cara Bligh
lebih besar daripada cara Lane yaitu 48,492 m.
Untuk keperluan ini, total panjang creep line diambil : 48,492 m. Sehingga panjang
lantai muka : 48,492 m 30 m = 18,492 m.

Menghitung tebal lantai muka.
Syarat :


Dengan

m
Direncanakan :
= 0.4 m

m
..OK!!
Menghitung tebal lantai belakang.
Direncanakan (pot m-m) :
= 0.4 m

m
..OK!!
Direncanakan (pot p-p)
= 1 m

m
..OK!!

6. Pintu Pengambilan
Luas tanah yang akan dialiri : 750 ha
Debit saluran induk :
e
A NFR c
Q

=

Dimana :
A : Luas sawah yang akan dialiri
18,492
m
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
c : koefisien pengurangan rotasi = 0.8
NFR : Pemberian air normal = 1.1 ltr/dtk/Ha
e : efisiensi saluran (primer = 90%, sekunder = 90%, tersier = 80%)
det
0185 , 1
det
519 , 1018
8 0 9 0 9 0
750 1 1 8 0
3
m ltr
, , ,
, ,
e
A NFR c
Q = =


=

=

Rumus pengaliran : Q = 0.385 x x b x h x h g 2
Dimana :
Q = debit saluran intake
= Koef. Pengaliran (0,62)
b = Lebar pintu pengambilan
h = Tinggi air diatas mercu bendung
g = Gravitasi
ukuran pintu pengambilan diambil
b : h = 2
b = 2h
Sehingga :
Q = 0.385 x 0,62 x 2h x h x h 81 . 9 2
h
5/2
= 0.482
h = 0.747 m
Maka b = 2 x h = 2 x 0,747 = 1,494 m
Tinggi Ambang = Tinggi Mercu h
= 2,3 0,747
= 1,553 m
Sketsa tinggi Ambang :

2,3 m
1,553 m
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
h
1
h
P
2
P
P
1

7. Dimensi Balok Pada Pintu Pengambilan
Perhitungan unutk balok dadasarkan bahwa balok yang rendah yang akan menerima
tekanan terbesar dan ditinjau muka air banjir
h banjir = 2,3 + 1,887 = 4,187 m
h
1
= 0.747 + 1,887 = 2,634 m
h (tinggi balok) diambil 35 cm = 0.35 m

= 1 t/m
3

t/m
2

) ( ) t/m
2

(


()

t/m
2


Lebar pintu intake = 2 0.747 = 1,494 m

t m

kg cm

Balok dari kayu besi dengan
et
o = 150 kg/cm
2

Karena konstruksi selalu terendam banjir maka tegangan lentur izin akan dikalikan dengan
faktor 2/3 (PKKI 71 Hal 7)
Jadi :

lt
= 2/3 * 150 = 100 kg/cm
2

lt
= 100
5
24011
10 * 3 * *
6
1
24011
* 3 * *
6
1
2
2 2
max max
s = = =
t
t t
M
w
M
u
kg/cm
2

5t
2
= 11 . 240
100
24011
=
t
2
= 48,022 t = 6,92979~10 cm
Jadi, ukuran balok untuk pintu pengambilan adalah 35 x 10 cm.
Kontrol :
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013


..OK!!

8. Pintu Penguras
- Tinggi pinti penguras = 2,3 m (tinggi bendung)
- Digunakan kayu kelas 1 =
lt
= 150 kg/cm
2

- Lebar maksimum pintu penguras :

B
n
=

m
Gaya-gaya yang bekerja
- Tekanan Lumpur setinggi mercu bendung
- Tekanan air banjir






Tekanan Air : Tekanan Lumpur :


( )
t/m
2



)
t/m
2
t/m
2


t/m
2

t/m


4,824 t/m
C D
Lumpur
B A
h=2,3
m
h
1
=2,634 m

w
h
i
K
w
Air
E

w
(h
1
h)
K
w

w
(h
1
h)
K
w

w
(h
1
h) K
w

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013


t m kg cm

cm
3

Tinggi pintu dibagi menjadi 10 bagian = 230/10 = 23 cm
w
y
= 1/6 * b
2
* h = 1/6 * b
2
* 23 = 3.833 b
2

2599.878 = 3.833 b
2

b
2
= 678.288
b = 26.044~
27
cm

Diambil : h = 23 cm dan b = 27 cm

Kontrol :
w
y
= 1/6 * b
2
* h = 1/6 * 27
2
*23 =2794.5

lt
=
5 . 2794
7 . 389981
max
=
y
w
M
= 139.553 kg/cm
2
< 150kg/cm
2
(OK)
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013







Stabilitas Bendung
Gaya-gaya yang bekerja pada bendung :
- Gaya Berat
- Gaya Gempa
- Tekanan Lumpur
- Gaya Hidrostatis
Untuk mempermudah perhitungan, tubuh bendung dibagi atas beberapa bagian. Berikut
perhitungan gaya yang bekerja.
1. Gaya Berat Bendung
Bendung direncanakan terbuat dari beton dengan = 2.4 t/m
3

Rumus Gaya Berat :

Dimana :
F : Luas bagian yang ditinjau
: Berat jenis beton
Perhitungan gaya berat tiap-tiap bagian seperti ditabelkan berikut ini :
Bagian F(m
2
) G=F* y(m) x(m) My=G*y Mx=G*x
I 14.6 32.12 4.2 29 134.9 931.48
II 24.745 54.439 4.6 24.6 250.42 1339.2
= F G
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
III 10.1 22.22 2.5 23 55.55 511.06
IV 10.2 22.44 1.5 19.9 33.66 446.56
V 11 24.2 0.5 16.5 12.1 399.3
VI 1.16 2.552 0.2 9.5 0.5104 24.244
VII 0.87 1.914 0.6 10 1.1484 19.14
VIII 1.9 4.18 1.3 13.6 5.434 56.848
IX 1.55 3.41 2.3 16.9 7.843 57.629
X 1.5708 3.45575 8.3 29 28.683 100.22
77.696 170.931

530.25 3885.7

a. M
x
= 3885.7
b. M
y
= 530.25
c. G = 170.931
d. 732 . 22
931 . 170
7 . 3885
= = =

G
Mx
x m
e. 102 . 3
931 . 170
25 . 530
= = =

G
My
y m
2. Gaya gempa
Gaya gempa yang diperhitungakan adalah gempa horizontal yang bekerja pada titik
berat bendung.
Rumus :
K = * G
Dimana :
= Koefisien Gempa = 0.03 (Untuk tanah lembek)
G = Total gaya berat
Sehingga :
K = 0.03 * 170.931 = 5.128 ton ()
M
A
akibat gaya gempa = K * y
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
= 5.128* 3.102= 15.907 tm
3. Tekanan lumpur
Endapan Lumpur diperhitungkan setinggi mercu bendung.

w
= 1 t/m
3

s
= Berat jenis Lumpur = 1.6 t/m
3
1 = 0.6 t/m
3

= 30
0
(sudut geser dalam)






Momen akibat tekanan lumpur:
((

) ) 3.368 tm



4. Gaya hidrostatis
a. Keadaan Air Normal
air
= 1 t/m
3

2.3 m
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013

H = 0,5 *
w
* h
2
= 0,5 * 1 * (2.3)
2
= 2.645 t
((

) ) ((

) ) tm

b. Keadaan banjir


w Gaya(t) Jarak Momen
1 38.7m 6.68633 258.8
2 3.77m 29 109.446
3 2.83m 27 76.4235
4 68.4m 12.7213 869.702
5 32.7m 2.694 87.9843


1402.4

18.492
m
2 m
6 m 13.918
m
8.082 m
8.082 m
2.3 m
1.887 m
2.3 m
W
1

W
2

W
3

W
5

W
4

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
Jarak =
jarak titik berat ke titik yang ditinjau
(M)
M = 1402.4 tm
H = 6.05 t
V = 74.97 t

5. Gaya uplift
Untuk menghitung gaya uplift harus dicari tekanan pada tiap titik sudut pada creep line,
kemudian dapat dihitung besarnya gaya yang bekerja pada tiap bidang.
Teori bleigh
H
L
L
H P
x
x x
A =
Dimana
P
x
=
Uplift pressure di titik
x

H
x
=
tinggi energi dihulu bendung / jarak x ke muka
air
L
x
= Panjang creep line sampai titik x

L =
Panjang total creep line=
48.492m

H =
Beda tinggi =
8.08m

Jarak =
Jarak antara garis yang di tinjau ke dasar
bendung
b = Panjang daerah pembebanan

a. Keadaan air normal



=>

H = 8.082m


P
x
= H
x
- 0.16667 L
x



Gaya (

Momen
b


C
( )
( )


PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013






Titik H
x
L
x
P
x
b c
Gaya Jarak
momen
UV
(ton)
UH
(ton) X Y
A 3.3 18.492 0.218
- - - - -
4.6 1.61 - 9.66613 - 3.59 34.674
B 7.9 23.492 3.98467
2 1.01 7.636 - 20.89 - 159.48
C 7.9 25.492 3.65133
1.4 0.77 - 3.96853 - 1.23 4.8923
D 6.5 26.892 2.018
3 1.57 5.304 - 18.33 - 97.219
E 6.5 29.892 1.518
1 0.46 - 1.93467 - 1.54 2.9714
F 7.5 30.892 2.35133
3 1.56 6.304 - 15.34 - 96.707
G 7.5 33.892 1.85133
1 0.47 - 2.268
-
0.53 1.2034
H 8.5 34.892 2.68467
13.9 8.71 21.216 - 5.19 - 110.15
I 8.5 48.792 0.368
8.1 1.08
-
2.4867
- 7.02 - -17.45
J 8.5 56.892 -0.982
0.3 0.16 - -0.2571 - 0.14 -0.037
K 8.8 57.192 -0.732
- - - - - - -
37.973 17.5802 489.81
Uplift pressure 70% 26.581 12.3062 342.87

b. Keadaan air banjir



=> tinggi air di atas mercu = 1.887m
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013

H = 9.97m


P
x
= H
x
- 0.20558 L
x



Titik Hx Lx Px b C
Gaya Jarak
momen
UV
(ton)
UH
(ton) X Y
A 5.187 18.492 1.38541
- - - - -
4.6 1.87 - 14.5887 - 3.33 48.606
B 9.787 23.492 4.95751
2 1.01 9.5039 - 20.89 - 198.49
C 9.787 25.492 4.54635
1.4 0.75 - 5.18342 - 1.25 6.4628
D 8.387 26.892 2.85853
3 1.56 7.6505 - 18.34 - 140.31
E 8.387 29.892 2.24179
1 0.47 - 2.639 - 1.53 4.0247
F 9.387 30.892 3.03621
3 1.56 8.1835 - 15.34 - 125.56
G 9.387 33.892 2.41947
1 0.48 - 2.81668
-
0.52 1.4745
H 10.387 34.892 3.21389
13.9 8.80 24.813 - 5.10 - 126.44
I 10.387 48.792 0.35633
8.1 1.69
-
3.8578
- 6.41 - -24.73
J 10.387 56.892 -1.3089
0.3 0.16 - -0.3569 - 0.14 -0.052
K 10.687 57.192 -1.0705
- - - - -
46.293 24.8709 626.59
Uplift pressure 70% 32.405 17.4096 438.61

KONTROL STABILITAS BENDUNG

1. Keadaan normal
Resume :
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
Jenis gaya V (ton) H (ton) M
T
(tm)
M
G
(tm)
Berat sendiri 170.931 4415.93
Gaya gempa 5.13 15.91
Tekanan
lumpur 0.529 3.368
Gaya
hidrostatis 6.05364 1402.4
Gaya uplift 12.3062 17.4096 342.87
183.237 29.1202 4415.93 1764.5

- Kontrol terhadap eksentrisitas
Syarat :


Dengan = lebar horizontal = 48.492 m.

= 8.082 m


..OK!!

- Kontrol terhadap gaya geser
Syarat : 1.5


Dengan = koefisien geser antara konstruksi dasar = = = 0.577



1.5
1.5 ..OK!!
- Kontrol terhadap gaya guling
1.5
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013



1.5
1.5 ..OK!!




- Kontrol terhadap gaya tekanan tanah
Syarat :

t/m
2

kg/cm
2


..OK!!

- Kontrol keadaan air normal




1.5
1.5 ..OK!!

Dari hasil kontrol, dapat diambil kesimpulan bendungan layak beroperasi dalam
keadaan normal.

2. Keadaan banjir
Resume :
Jenis gaya V (ton) H (ton) MT MG
PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
(tm) (tm)
Berat sendiri 170.931 0 4415.93
Gaya gempa 5.12792 15.908
Tekanan
lumpur 0.529 3.368
Gaya
hidrostatis 74.9701 6.05364 1402.4
Gaya uplift 32.4051 17.4096 438.61
128.366 29.1202 4415.93 1860.3

- Kontrol terhadap eksentrisitas
Syarat :


Dengan = lebar horizontal = 48.492 m.

= 8.082 m


..OK!!

- Kontrol terhadap gaya geser
Syarat : 1.5
Dengan f = koefisien geser = 1.5


PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013
1.5
1.5 ..OK!!

- Kontrol terhadap gaya guling
1.5


1.5
1.5 ..OK!!

- Kontrol terhadap gaya tekanan tanah
Syarat :

t/m
2

kg/cm
2


..OK!!




- Kontrol keadaan air normal

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN AIR

Ir. F. Halim, MT

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAM RATULANGI PINGKAN KOAGOUW
MANADO
090211068
2013



1.5
1.5 ..OK!!

Dari hasil kontrol, dapat diambil kesimpulan bendungan layak beroperasi pada
keadaan banjir.

Anda mungkin juga menyukai