Anda di halaman 1dari 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.

Definisi Hipertensi atau Tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari satu periode. Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole konstriksi. Konstriksi arteriolr membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005). Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah perifer dan kardiak output (Wexler, 2002) Hipertensi juga di definisikan sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolic 90 mmHg yang terjadi pada seorang klien pada tiga kejadian terpisah (ignatavicius, 1994). Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah di antara normotensi dan hipertensi disebut dengan borderline hypertension (garis batas hipertensi). Batasan WHO tersebut tidak membedakan usia dan jenis kelamin. Kaplan memberikan batasan hipertensi dengan memperhatikan usia dan jenis kelamin (Soeparman, 1999;205). 1. Pria berusia < 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada waktu berbaring 130/90 mmHg. 2. Pria berusia > 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya 145/95 mmHg. 3. Wanita, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya mencapai 160/95 mmHg. Klasifikasi Hipertensi Hipertensi diklasifikasikan dalam beberapa jenis. Klasifikasi Hipertensi dapat di klasifikasikan berdasarkan level tekanan darah dan juga berdasarkan penyebab awalnya. Klasifikasi hipertensi menurut tekanan darahnya adalah sebagai berikut: Tabel .. Klasifikasi hipertensi berdasarkan level tekanan darah Tekanan darah sistolik dan diastolic blood pressure (SBP dan DBP) Normotensi < 140 SBP dan < 90 DBP Hipertensi ringan 140-180 SBP dan 90-105 DBP Subgroup: garis batas 140-160 SBP dan 90-105 DBP Subgroup: garis batas 140-160 SBP dan < 90 DBP Hipertensi sedang dan berat > 180 SBP dan > 105 DBP Hipertensi sistolik terisolasi > 140 SBP dan <90 DBP Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya terbagi menjadi tiga golongan, yaitu: 1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer. Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi esensial yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya

(idiopatik). Beberapa faktor diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini. a. Genetic: individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, berisiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. b. Jenis kelamin dan usia: laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca menopause berisiko tinggi untuk mengalami penyakit ini. c. Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan dengan berkembangnya hioertensi. d. Berat badan: obesitas (>25% di atas BB ideal) dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi. e. Gaya hidup: gaya hidup merokok dan konsumsi alcohol dapat meningkatkan tekanan darah, bila gaya hidup menetap. 2. Hipertensi sekunder Merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder, yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Faktor pencetus munculnya hiertensi sekunder antara lain: penggunaan kontrasepsi oral, coarctation aorta, neurogenik (tumor otak, ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan, peningkatan volume intravascular, luka bakar, dan stress. 2. Etiologi Etiologi hipertensi sekunder pada umumnya diketahui. Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi sekunder. 1. Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen). Oral kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan hipertensi melalui mekanisme rennin-aldosteron-mediated volume expansion. Dengan penghentian oral kontrasepsi, tekanan darah normal kembali dalam beberapa bulan. 2. Penyakit parenkimdan vascular ginjal Merupakan penyebab utama hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskular berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih arteri besar dan secara langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal pada klien dengan hipertensi disebabkan oleh arterosklerosis atau fibrous displasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit infeksi ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, dan perubahan struktur, serta fungsi ginjal. 3. Gangguan endokrin Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenal-mediated hypertension disebabkan kelebihan aldosteron menyebabkan hipertensi dan hipokalemia. Aldosteronisme primer biasanya timbul dari benign adenoma korteks adrenal. Pheochromocytomas pada medulla adrenal yang paling umum dan meningkatkan sekresi katekolamin yang berlebihan. Pada Sindrom Cushing, kelebihan glukortikoid yang diekskresi dari korteks adrenal. Sindrom Cushings mungkin disebabkan oleh hiperplasi adrenokortial atau adenoma adrenokortial. 4. Coarctation aorta Merupakan penyempitan aorta kongenital yang mungkin terjadi beberapa tingkat pada aorta torasik atau aorta abdominal. Penyempitan menghambat aliran darah melalui lengkung aorta dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah di atas area konstriksi.

5. Neurogenik: tumor otak, encephalitis, dan gangguan psikiatrik 6. Kehamilan Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah kesehatan (medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolang parah/berbahaya, Seorang ibu hamil dengan tekanan darah tinggi bisa mengalami Preeclampsia dimasa kehamilannya itu. Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka disebut Eclamsia. 7. Luka bakar 8. Peningkatan volume intravascular 9. Merokok Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan katekolamin menyebabkan peningkatan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut jantung, dan menyebabkan vasokontriksi, yang mana pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai