Anda di halaman 1dari 3

Setelah terjadinya nidasi, maka terjadilah kehamilan (pregnancy).

Pada waktu terjadi kehamilan, akan terjadilah perubahan fisiologik dan antomik pada kehamilan sebagai berikut : I. Perubahan pada Traktus Genitalis : Uterus. Efek rangsangan hormonal tampak pada jaringan-jaringan genitalia dan panjang serabut otot uterus berkembang sampai 15 kali dari panjang otot sebelum hamil, sedangkan uterus meningkat dari 50 gr sebelum hamil, menjadi 950 gr saat genap bulan. Pada minggu-minggu pertama kehamilan, berlangsung karena hiperplasia dan terutama karena hipertrofi serabut otot sehingga uterus berubah menjadi organ bulat yang berdinding tebal. Uterus berasal dari dua buah duktus Mulleri Miometrium tersusun dari selapisan otot memanjang yang tipis dibagian luar, satu lapisan dalam yang tipis dan sirkuler, dan satu lapisan tengah yang tebal dan terjalin rumit, yang tediri dari dua sistem spiral otot-otot yang saling teranyam dari kedua duktus Mulleri. Perbandingan otot terhadap jaringan ikat paling besar dibagian fundus uteri dan kecil sekali ketika mendekati segmen bawah uterus dan seviks, separuh bagian bawah serviks mengandung jaringan otot tidak lebih dari 10 persen. Dari kehamilan minggu ke-20, pertumbuhan hampir berhenti dan uterus membesar dengan mengembang. Peregangan serabut otot disebabkan oleh efek mekanik pertumbuhan janin. Karena pengembangan ini, dinding uterus menjadi lebih tipis dan berbentuk silindris. Segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR) : Adalah bagian dari uterus bagian bawah dan serviks bagian atas yang terletak diantara garis perlengketan peritoneum kantong uterovesikal disebelah atas dan ostium histologikum internum dibagian bawah. Bagian uterus inilah yang mempunyai proporsi otot kecil, yang digantikan oleh proporsi jaringan ikat yang semakin besar (terutama serabut kolagen) yang membentuk 90 persen jaringan serviks. 2. Serviks. Serviks menjadi lebih lunak dan bengkak pada kehamilan, sehingga epitelium kolumner yang melapisi kanalis servikalis tereksposed terhadap sekret dari vagina. Perubahan serviks ini disebabkan oleh estradiol yang meningkatkan sifat higroskopik jaringan ikat serviks dan membuat encer asam mukopolisakarida pada bahan dasar yang mengikat kolagen. Selain itu, prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada mingguminggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lebih lunak dan lebih mudah berdilatasi, disebut pematangan serviks. Dengan demikian serviks lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan. 3. Vagina.

Mukosa vagina menjadi lebih tebal, otot vagina mengalami hipertrofi dan terjadi perubahan susunan jaringan ikat disekitarnya, sehingga vagina akan menjadi lebih mudah berdilatasi dan dapat melewatkan janin pada waktu persalinan. Perubahan-perubahan yang diawali oleh estrogen, terjadi pada awal kehamilan dan terjadi peningkatan deskuamasi sel mukosa vagina superfisial disertai dengan meningkatnya discharge dari vagina. Apabila bakteri, jamur (seperti kandida) atau parasit (seperti trichomonas) masuk kedalam vagina, patogen tersebut akan lebih mudah menimbulkan penyakit, karena itu pada saat ini lebih sering dijumpai vaginitis. 4. Ovarium. Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum graviditas sampai terbentuknya placenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Corpus luteum graviditas berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian ia mengecil setelah placenta terbentuk. Corpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron, lambat laun fungsi ini diambil alih oleh placenta. 5. Payudara (Mamma). Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertrofi saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel acinus pada payudara. Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel acinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan casein, lactalbumin dan lactoglobulin. Dengan demikian payudara dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu, dibawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk lemak disekitar kelompok-kelompok alveolus, sehingga payudara menjadi lebih besar. II. Perubahan pada sistem pernapasan : Pernapasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke 30, wanita hamil bernapas lebih dalam, sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20 persen. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar keluar sedikit, dan mungkin tidak kembali ke keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan penanmpilannya. III. Perubahan pada sistem pencernaan : 1. Nafsu makan biasanya normal selama kehamilan. 2. Mulut : gusi biasanya menjadi lunak dan oedem, sering berdarah waktu sikat gigi. 3. Perut : tonus dan motilitas berkurang , disebabkan oleh karena otot polos relaksasi, ini efek dari progesteron. Juga oleh karena mual (nausea) kehamilan. 4. Nausea dan vomitus ( morning sickness) : Terjadi pada hampir 70 % dari setiap kehamilan.

5. Nausea dan vomitus yang berat/keras yang disebut Hyperemesis Gravidarum, sering terjadi, dan harus dirawat inap untuk mendapat terapi infus cairan dan nutrisi.

IV. Perubahan pada kulit. 1. Striae gravidarum. Biasanya terjadi pada 50% wanita hamil, yaitu gambaran garis-garis dikulit, biasanya di payudara, perut bagian bawah dan paha bagian atas. 2. Perubahan pigmentasi kulit : terjadi perubahan pigmentasi pada kulit yang nampak lebih gelap/hitam pada daerah-daerah putting susu, areola mammae, umbilicus, axillae dan perineum. 3. Melasma atau chloasma (topeng kehamilan) biasanya nampak lesi tak beraturan di dahi, pipi dan hidung, sering disebut juga chloasma gravidarum. 4. Perubahan rambut : Selama kehamilan, jumlah rambut kepala berkurang antara 20% sampai 10 % dan akan bertambah lagi menjadi 30% setelah melahirkan. V. Perubahan pada sistem urinaria. Ginjal (Ren) bertambah, baik panjang maupun beratnya,selama hamil, dimana ginjal kanan berkembang lebih besar dari ginjal kiri. Ureter diameternya bertambah 2 cm dimulai pada umur 8 minggu kehamilan. Karena adanya perubahan pada ginjal dan ureter, mengakibatkan resiko bertambahnya terjadi pyelonephritis. VI. Pertambahan berat badan pada kehamilan : Berat badan seorang wanita selama kehamilan selalu bertambah. Seorang wanita sehat diharapkan bertambah berat badan 12,5 kg ( antara 9,15 kg 12,5 kg) selama kehamilan. 9 kg diantaranya didapat pada kehamilan 20 minggu terakhir. Seorang wanita yang berat badannya sebelum hamil cenderung bertambah secara berlebihan, harus menghindari pertambahan berat badan yang terlalu besar (lebih dari 15 kg), karena mungkin akan mengalami kesulitan untuk kembali ke berat badan sebelum hamil setelah melahirkan, inilah yang sangat ditakuti wanita.

Anda mungkin juga menyukai