Anda di halaman 1dari 40

BLOK SARAF DAN PERILAKU SKENARIO 4 BISIKAN GAIB

Aditya Tirtakusuma Akmal Nugraha Andhika Prayoga Anneu Rostiana Amila Sholihah Anggi Prasetyo Ayu Agustin Edo Pramana Putra Fajrin Utami Farah Malahayati

1102009010 1102009018 1102008027 1102009026 1102009026 1102009031 1102009048 1102009093 1102007110 1102009105

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI TAHUN AJARAN 2011/2012

Bisikan Gaib
Laki-laki 25 tahun, dibawa ke IGD RSJ karena memukul ibunya dan memecahkan kaca jendela. Alasannya ada bisikan bisikan gaib didekat telinganya yang memerintahkannya melakukan tindakan tersebut. Sudah dua pekan ini pasien mengalami insomnia dan menarik diri, kadang bicara sendiri yang bila ditegur marah (iritabel). Pasien pernah mengalami gejala seperti ini satu tahun yang lalu, setelah dirawat di RSj seminggu pasien dibolehkan pulang, tapi tak mau berobat jalan dan jadi pemalas. Pada pemeriksaan psikiatrik; kesadaran compos mentis; kontak psikik tidak wajar; sikap kurang kooperatif; afek tumpul tidak serasi; fungsi kognitif seperti atensi; konsentrasi , orientasi dan memori tidak terganggu; terdapat waham kejar dan halusinasi auditorik. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan peninggian metabolit dopamin pada urine. Dokter menduga pasien menderita gangguan Skizofrenia sebagai bentuk gangguan psikotik yang disertai proses kemunduran (deteriosasi). Akhirnya dokter memberikan injeksi neuroleptika yang akan dilanjutkan dengan program psikoterapi, sosioterapi dan rehabilitasi. Dokter menanyakan apakah sebagai muslim pasiem masih bisa melaksanakan ibadah mahdhod.

TIU 1 Memahami dan menjelaskan anatomi dan faal sistem limbik 1.1 Anatomi dan faal sistem limbik Sistem limbik itu melibatkan telenchepalon dan dienchepalon. Sistem limbik disusun oleh : A. Lobus limbik (broca) Merupakan bangunan berbentuk huruf C yang melingkari corpus callosum. Terdiri dari : Gyrus subcallosum s.subiculum Gyrus cingulli Gyrus parahippocampi B. Formatio hippocampi Meliputi : Hippocampus Merupakan substansia grissea yang melengkung ke atas sepanjang dasar cornu inferior ventriculus lateralis. Ujung depannya membentuk pes hippocampi. Dilapisi ependim, dibawahnya ada alveus (berupa substansia alba) yang kemudian akan membentuk fimbria. Fimbria kemudian berlanjut menjadi crus fornix yang mengelilingi thalamus dan menyetu lagi membentik corpus fornix. Berfungsi dalam proses belajar dan ingatan sekarang. Gyrus dentatus Merupakan berkas substansia grissea yang terletak diantara fimbria hippocampi dengan gyrus gippocampi. Saling mengunci satu sama lain dengan hippocampus. Subiculum s.gyrus subcallosum Terlatak antara hippocampus dengan gyrus para hippocampus C. Nucleus amygdaloideus Berbentuk seperti buah almond. Letaknya sebagian di depan dan sebagian di atas cornu inferior ventriculus lateralis. Berfungsi dalam : Jika dipacu, terjadi perubahan suasana hati Kalau dirusak, terjadi sikap agresif Melalui hipothalamus, mempercepat kerja endokrin, sex dan reproduksi. D. Hypothalamus Terletak paling depan di dienchepalon. Terbagi dalam dua kelompok nuclei, yaitu yang medial dan lateral yang dipisahkan oleh collumna fornix dan tractus mammillothalamicus. Fungsi dari hipothalamus antara lain : Mengontrol sistem saraf otonom Mengontrol kerja endokrin Mengontrol suhu tubuh Mengontrol intake air dan makanan

Mengontrol emosi dan perilaku Mengontrol irama sikardian Mengontrol tidur E. Nucleus anterior thalami Terletak disekelinling foramen interventriculare. Menerima input dari hippocampus via fornix lalu melanjutkannya ke gyrus cingulli. F. Nucleus medio dorsalis thalami Menerima input dari nuclei thalami anterior, cortex prefrontalis, area subcallosum dan ganglia basalis lalu mengirimkan output ke cortex prefrontalis.terletak di sekeliling ventriculus tertius. G. Area septi Merupakan bagian dari nuclei tel-enchepalon yang dibentuk oleh : cortex area septi, gyrus para terminalis dan gyrus subcallosum. Terletak diantara septum pellucidum dengan communissura anterior. Penghubung dari sistem limbik adalah : - alveus fimbria - fornix tractus mammillatothalamicus - stria terminalis stria medullaris 1.2 Faal Sistem Limbik Peran sistem limbik menguasai aksi yang memuaskan kebutuhan dasar dan emosi, sistem limbik berhubungan dengan hipotalamus yang berperan penting dalam emosi dan respon terhadap stres atau pusat stres (flight or fight) mampu memobilisasi tubuh untuk bereaksi pengendalian tambahan terhadap beberapa perilaku instinctif Sistem Limbik atau otak tengah, yang posisinya sedikit lebih ke depan dan terdiri atas Talamus dan Ganglia Basal atau otak tengah. Sistem Limbik penting bagi pembelajaran dan ingatan jangka pendek tetapi juga menjaga homeostatis di dalam tubuh (tekanan darah, suhu tubuh dan kadar gula darah). Terlibat dalam emosi ketahanan hidup dari hasrat seksual atau perlindungan diri. Sistem Limbik mengandung Hipotalamus, yang sering dianggap sebagian bagian terpenting dari 'otak mamalia'. Hipotalamus meskipun kecil (besarnya hanya sepatuh gula kotak) dan beratnya hanya empat gram, hipotalamus mengatur hormon, hasrat seksual, emosi, makan, minum, suhu tubuh, keseimbangan kimiawi, tidur dan bangun, sekaligus mengatur kelenjar utama dari otak (kelenjar pituitari). Hipotalamus adalah bagian otak yang memutuskan mana yang perlu mendapat perhatian dan mana yang tidak, misalnya kapan kita lapar. Bagian limbik yang menjadi pusat emosi yang berada di amygdala dan hippocampus berfungsi mengatur emosi manusia dan memori emosi, menunjukan seorang penderita epilepsi yang mendapat terapi operasi otak dengan diangkatnya amigdala dan hypocampus memperlihatkan gejala hiperseks dan rakus setelah operasi. Istilah Limbik berarti perbatasan aslinya limbik digunakan untuk menjelaskan struktur tepi sekeliling regio basal serebrum, dan pada perkembangan selanjutnya diperluas artinya keseluruh lintasan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan dorongan motivasional.

Bagian utama sistem limbik adalah hipotalamus dengan struktur berkaitan, selain mengatur prilaku emosional juga mengatur kondisi internal tubuh seperti suhu tubuh, osmolalitas cairan tubuh, dan dorongan untuk makan dan minum serta mengatur berat badan Fungsi internal ini secara bersama-sama disebut fungsi vegetatif otak yang berkaitan erat pengaturannya dengan perilaku. Bagaimana kerja Hipotalamus dan sistem limbik, dalam Guyton diterangkan Fungsi Perilaku dari Hipotalamus dan Sistem Limbik (Guyton, 1997:937) 1. Perangsangan pada hipotalamus lateral tidak hanya mengakibatkan timbulnya rasa haus dan nafsu makan tapi juga besarnya aktivitas emosi binatang seperti timbulnya rasa marah yang hebat dan keinginan berkelahi. 2. Perasangan nukleus ventromedial dan area sekelilingnya bila dirangsang menimbulkan rasa kenyang dan menurunkan nafsu makan dan binatang menjadi tenang. 3. Perangsangan pada zone tipis dari nuklei paraventrikuler yang terletak sangat berdekatan dengan ventrikel ketiga (atau bila disertai dengan perangsangan pada area kelabu dibagian tengah mesensefalon yang merupakan kelanjutan dari bagian hipotalamus biasanya berhubungan dengan rasa takut dan reaksi terhukum. 4. Dorongan seksual dapat timbul bila ada rangsangan pada beberapa area hipotalamus. Khususnya pada sebagian besar bagian anterior dan posterion hipotalamus. Hipotalamus, daerah pengatur utama untuk sistem limbik, berhubungan dengan semua tingkat limbik. Hipotalamus mewakili kurang dari 1 persen masa otak, namun merupakan bagian penting dari jaras pengatur keluaran sistem limbik. Sebagai contoh perangsangan Kardiovaskular hipotalamus. Perangsangan efek neurogenik pada sistem kardiovaskular meliputi kenaikan tekanan arteri, penurunan tekanan arteri, peningkatan atau penurunan frekuensi denyut jantung. Pada umumnya, perangsangan bagian posterior dan lateral hipotalamus meningkatkan tekanan arteri dan frekuensi denyut jantung, sedangkan perangsangan area preoptik sering menimbulkan efek yang berlawanan. Pengaturan gastrointestinal, dimana perangsangan pada hipotalamik lateral berhubungan dengan pusat lapar, bila daerah ini rusak maka pada percobaan binatang, akan terjadi kehilangan nafsu makan menyebabkan kematian karena kelaparan (lethal starvation). Pusat kenyang terdapat di nukneus ventromedial, bila daerah ini dirangsang dengan listrik pada binatang percobaan akan menghentikan makannya dan benar-benar mengabaikan makanannya. Bila area ventromedial ini rusak secara bilateral maka, maka binatang tersebut jadi rakus, dan terjadi kegemukan yang hebat.(Guyton, 1997:933)

Memahami dan menjelaskan gangguan psikotik Menjelaskan definisi gangguan psikotik Gangguan psikotik adalah gangguan mental yang ditandai dengan kerusakan menyeluruh dalam uji realitas seperti yang ditandai dengan delusi, halusinasi, bicara inkohern yang jelas, atau perilaku yang tidak teratur atau mengacau, biasanya tanpa ada kewaspadaan pasien terhadap inkomprehensibilitas dalam tingkah lakunya. Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu : Faktor-faktor somatik (somatogenik) Neroanatomi Nerofisiologi Neurokimia Tingkat kematangan dan perkembangan organik Faktor-faktor pre dan peri - natal Faktor-faktor psikologik ( psikogenik) : Interaksi ibu anak : normal (rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi dan keadaan yang terputus (perasaan tak percaya dan kebimbangan) Peranan ayah Persaingan antara saudara kandung Inteligensi Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat Kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah. Konsep dini : pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak menentu. Keterampilan, bakat dan kreativitas Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya Tingkat perkembangan emosi Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik) Kestabilan keluarga Pola mengasuh anak Tingkat ekonomi Perumahan : perkotaan lawan pedesaan Masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan yang tidak memadai Pengaruh rasial dan keagamaan Nilai-nilai Menjelaskan klasifikasi gangguan psikotik

1.Gangguan psikotik singkat : Simptom psikotik singkat : 1 hari 1 bulan. Kemudian dapat berfungsi secara normal (waktu terbatas). Ada stressor yang diketahui ada yang tidak. Di DSM IV ada yang disebut gangguan reaktif singkat yang kejadiannya setelah melahirkan. Perlakuan gangguan psikotik : kombinasi pengobatan dan psikoterapi. Kriteria diagnostik untuk gangguan psikotik singkat Adanya satu atau lebih gejala berikut Waham Halusinasi Bicara terdisorganisasi Perilaku terdisorganisasi jelas atau katatonik Lamanya suatu episode gangguan adalah sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan, akhirnya kembali penuh pada tingkat fungsi pramorbid Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh suatu gangguan mood dengan ciri psikotik, gangguan skizoafektif atau skizofrenia dan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi umum medis.

2. Gangguan schizofreniform Ada simptom psikotik, tetapi lama dan keparahannya kurang daripada pada psikosis reaktif yang singkat (1-6 bulan, kalau lebih dari 6 bulan, harus di diagnosis schizophrenia) Simptom psikoafektif : Apabila ada simptom-simptom yang sifatnya schizofrenik dan afektif. DSM IV: ada simptom depresi mayor atau periode manik dan simptom delusi dan halusinasi. 3. Gangguan delusional Penderita dapat berfungsi normal. Hanya ada satu gejala yaitu delusi. Ada 5 subtipe : 1) Erotomania: delusi bahwa orang lain biasanya orang penting sangat mencintai dirinya. Disamping itu biasanya ada simptom depresi atau mania. 2) Gangguan delusi kebesaran : merasa bahwa dirinya orang yang sangat penting (merasa dirinya ratu adil). 3) Gangguan delusi iri : ada delusi bahwa pasangannya tidak setia. 4) Gangguan delusi persekutori : merasa bahwa dirinya akan dianiaya, merasa dirinya akan dibunuh. 5) Gangguan delusi somatic : merasa bahwa dirinya mempunyai penyakit yang membahayakan atau bahwa akan mati. Kepercayaan ini ekstrim dan tidak dapat diubah. 4. Gangguan psikotik bersama Bila seorang atau lebih banyak orang mengembangkan sistem delusional sebagai

akibat hubungan yang dekat dengan orang yang delusional. Kalau dua orang disebut folie a deux. Sering terjadi tiga orang atau lebih, atau seluruh keluarga . jadi seakanakan orang terjangkit karena dekat, kalau pisah yang terjangkit dapat kembali normal. Perilaku kacau Kewajiban umum dan dasar manusia dalam masyarakat lingkungan kehidupan serta rumah tangga adalah bekerja untuk mendapatkan nafkah, atau bekerja sesuai fungsinya, walaupun bukan untuk mendapatkan uang atau materi. Kewajiban dalam rumah tangga, kehidupan sosial dalam masyarakat yaitu bersosialisasi dan penggunaan waktu senggang. Pada penderita psikotik fungsi pekerjaan sering tak bisa dijalankan dengan seksama, tak mau bekerja sesuai kewajiban dan tanggungjawab dalam keluarga, atau tak mampu bekerja sesuai dengan tingkat pendidikan. Sering terjadi tak mau, tak mampu bekerja dan malas. Dalam kehidupan sosial sering ada penarikan diri dari pergaulan sosial atau penurunan kemampuan pergaulan sosial. Misalnya setelah sakit stres berat menarik diri dari organisasi sosial kemasyarakatan, atau sering terjadi kemunduran kemampuan dalam melaksanakan fungsi sosial dan pekerjaannya. Pada penggunaan waktu senggang orang normal bisa bercengkrama dengan anggota keluarga atau masyarakat, atau membuat program kerja rekreasi dan dapat menikmatinya. Namun pada penderita gangguan jiwa berat keadaan tersebut dilewatkan dengan banyak melamun, malas, bahkan kadang-kadang perawatan diri sehari-hari dilalaikan seperti makan, minum, mandi, dan ibadah. Waham Waham adalah isi pikir (keyakinan atau pendapat) yang salah dari seseorang. Meskipun salah tetapi individu itu percaya betul, sulit dikoreksi oleh orang lain, isi pikir bertentangan dengan kenyataan, dan isi pikir terkait dengan pola perilaku individu. Seorang pasien dengan waham curiga, maka pola perilaku akan menunjukkan kecurigaan terhadap perilaku orang lain, lebih-lebih orang yang belum dikenalnya. Bisa terjadi kecurigaan kepada orang sekitarnya akan meracuni atau membunuh dia. Akibat waham curiga ini pada orang yang sebelumnya bersifat emosional agresif. Ia bisa membunuh orang karena wahamnya kalau tidak dibunuh, ia akan dibunuh. Atau ia akan diracuni dan dibuat celaka oleh orang yang dibunuhnya. Halusinasi Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa ada rangsangan. Pasien merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun tak ada sesuatu rangsang pada kelima indera tersebut. Halusinasi dengar adalah gejala terbanyak pada pasien psikotik (99 %). Pasien psikotik yang nalar (ego)-nya sudah runtuh, maka halusinasi tersebut dianggap real dan tak jarang ia bereaksi terhadap halusinasi dengar. Bila halusinasi berisi perintah untuk membunuh ia pun akan melaksanakan pembunuhan. Ini memang banyak terjadi pada pasien psikotik yang membunuh keluarganya sendiri. Sebaliknya halusinasi yang memerintah untuk bunuh diri tak jarang pasien pun akan bunuh diri. Illusi

Illusi adalah sensasi panca indera yang ditafsirkan salah. Pasien melihat tali bisa ditafsirkan sebagai seekor ular. Illusi ini sering terjadi pada panas yang tinggi dan disertai kegelisahan, dan kadang-kadang perubahan kesadaran (delirium). Illusi juga sering terjadi pada kasus-kasus epilepsi (khususnya epilepsi lobus temporalis), dan keadaan-keadaan kerusakan otak permanen. Misalnya seorang petinju di Malang terungkap di pengadilan ia menderita epilepsi. Ia membunuh anaknya sendiri yang masih tidur di kasur dengan parang, karena menganggap anaknya adalah seekor kucing yang sedang tidur. Juga kasus seorang ibu yang menyiram anak balitanya dengan air panas di Semarang beberapa waktu yang lalu, dan akhirnya si anak meninggal dunia. Ia melihat dan merasa menyiram hewan. Tilikan Yang Buruk Pasien psikotik merasa dirinya tidak sakit, meskipun sudah ada bukti adanya perubahan perilaku yang jelas tidak wajar. Pasien tak mau minum obat atau tak mau diajak berobat, atau bila ada waham dianggap mau diracuni. Keadaan merasa tidak sakit ini yang mempersulit pengobatan, apalagi keluarga juga mengiyakan karena merasa tak sakit ia tak mau mencari pengobatan. Tilikan yang buruk ini merupakan ciri khas pasien psikotik. Di sini peran keluarga penting, kalau memang menemukan gejala tersebut seperti waham, halusinasi dan illusi, segera berkonsultasi kepada tenaga kesehatan jiwa. Psikosis di Masyarakat Menurut penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu sampai tiga permil penduduk. Misalnya Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang 30 juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari penderita perlu pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus dirawat. Tetapi tidak semua bisa dirawat karena kapasitas pelayanan perawatan psikiatrik di Jateng masih di bawah 1.000 tempat tidur. Sisa yang tidak terawat berada dalam masyarakat dan pasien ini seharusnya perlu pengawasan yang seksama. Pasien psikotik yang mungkin tenang terkadang tak terduga akan menjadi agresif tanpa stressor psikososial yang jelas. Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda semua pasien psikotik (skizofrenia) dirawat di Rumah Sakit Jiwa seumur hidup (dibuat koloni). Hal ini sekarang menjadi stigma masyarakat, bahwa RSJ identik dengan gila. Tetapi sekarang situasi sudah berbeda, tidak semua pasien dapat dirawat di RSJ. Mereka yang fase aktif gangguan psikotiknya dirawat, sedang yang tenang dipulangkan namun masih dalam pengawasan dalam bentuk perawatan jalan. Fase aktif adalah pasien-pasien yang menunjukkan perilaku yang membahayakan diri atau membahayakan lingkungannya, dan mudah dikenali gejalanya. Pada fase tenang pasien dapat beradaptasi dengan lingkungannya, meskipun terbatas. Perjalanan psikiatrik tidak terbatas pada Rumah Sakit Jiwa yang ada, tetapi di Rumah Sakit Umum pun ada pelayanan psikiatrik yang dilakukan oleh psikiater. Yakni pelayanan integrasi dan konsultasi psikiatri di RSU, mengingat jumlah psikiater yang ada belum memadai sesuai kebutuhan. 1. Ciri-ciri penderita psikotik antara lain: Penarikan diri dari pergaulan sosial, banyak di dalam rumah, malu keluar rumah. 2. Tak mampu bekerja sesuai dengan fungsinya. Di rumah tak mau bekerja, atau
9

3. 4. 5. 6. 7.

bekerja sekedarnya saja karena diperintah, setelah itu tak mau mengerjakan tugas yang diberikan. Berpikir aneh, dangkal, berbicara tak sesuai dengan keadaan situasi keseharian, bicara ngelantur. Dalam pergaulan ada riwayat gejala waham atau halusinasi dan illusi. Perubahan perilaku yang nyata, misalnya tadinya ceria menjadi melamun, perilaku aneh-aneh yang sebelumnya tidak pernah dijalani. Kelihatan menjadi murung dan merasa tak berdaya. Sulit tidur dalam beberapa hari, atau bisa tidur yang terlihat oleh keluarganya, tetapi pasien merasa sulit atau tidak bisa tidur.

Memahami dan menjelaskan sistem limbik Neuroanatomi SISTEM LIMBIK Pengertian : Yang termasuk kedalam sistem limbik ialah semua bangunan berikut Lobus limbik (Broca) Formatio hipocampi Nucleus amygdaloideus Hypothalamus Nucleus anterior thalami Nucleus medio dorsalis thalami Area septi

Beserta penghubungnya : Alveus Fimbria Fornix Tractus mammilothalamicus Stria terminalis Stria medullaris Dari bangunan bangunan tersebut terlihat bahwa sistem limbik melibatkan : Tel-encephalon Di-encephalon

10

LOBUS LIMBIK (BROCA) Pengertian : Lobus limbik merupakan bangunan berbentuk huruf C pada dataran medial hemiphaerum yang melingkari corpus callosum dan mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi : Gyrus callosum s.subiculum : terletak didepan lamina terminalis dan rostrum corpus callosum, jalan melingkari corpus callosum sampai splenium corporis csllosi Gyrus cinguli : terletak tepat diatas corpus callosum Gyrus parahipocampi : tetletak antara fissura hipocampi dan sulcus colateralis. Kedepan dia lanjut menjadi uncus FORMATIO HIPPOCAMPI Pengertian : Merupakan bangunan yang mempunyai satu kesatuan fungsi yang meliputi: HIPPOCAMPUS (cornu Ammonis)

Merupakan substantia grissea yang melengkung ke atas sepanjang dasar cornu Inferior ventriculus lateralis. Ujung depannya melebar membentuk: PES HIPPOCAMPI. Pada penampang frontal, hippocampus berbentuk seperti huruf C. Permukaan dalam ventriculus yang melangkung dilapisi oleh EPENDYM. Di bawahnya terdapat selapis tipis substantia alba disebut sebagai: ALVEUS yang t.d. serabut saraf yang berasal dari hippocampus yang kemudian melengkung kemedial membentuk: FIMBRIA. Fimbria sendiri meninggalkan ujung belakang hippocampus sebagai Crus fornix. Crus fornix dari tiap sisi membelok ke belakang dan atas dibawah splenium corpus callosi dan mengelilingi dataran belakang thalamus. Kedua crura fornix tsb.kemudian menyatu membentuk Corpus fornix yang terletak sangat dekat dengan dataran bawah corpus callosum. Pada waktu kedua crura saling mendekat, dia dihubungkan oleh serabut saraf yang jalan melintang: Commissura fornices yang akan saling bersilangan kiri
11

dengan yang kanan dan akhirnya bergabung dengan hippocampus pada sisi yang sama. Fungsi Hippocampus: berperan dalam proses belajar dan ingatan sekarang GYRUS DENTATUS Pengertian : merupakan seberkas substantia grissea yang terletak antara Fimbria Hippocampi dengan Gyrus hippocampi. Struktur : kebelakang gyrus dentatus berjalan mendampingi fimbria sampai kedekat splenium corporis callosi dimana dia lanjut menjadi: Induseum griseum. Induseum griseum sendiri merupakan seberkas tipis substantia grissea yang menutupi dataran atas corpus callosum. Pada dataran atas Induseum griseum terdapat dua berkas serabut saraf: Stria longitudinalis mediale dan Stria longitudinalis laterale. Kedua stria ini merupakan sisa (substantia alba): induseum grisea vestigii Gyrus dentatus dan hippocampus sama-sama berbentuk huruf C dan kedua huruf tersebut saling mengunci satu dengan lainnya. SUBICULUM s.GYRUS SUBCALLOSUM Merupakan bagian yang terletak antara hypocampus dengan gyrus parahippocampus. Keseluruhan formatio hippocampi mempunyai panjang 5cm mulai dari depan (pada amygdala) kebelakang mencapai splenium corporis callosi. NUCLEUS AMYGDALOIDEUS (amygdala) Bentuk : Seperti buah almond Merupakan massa nuclei yang terletak pada lobus temporalis di daerah transisi dengan dataran postero inferor lobus frontalis. Menerima aferen dari: Lobus olfactorius anterior Cortex piriformis, temporalis, pre frontalis Hypothalamus Nucleus medio dorsalis thalami Tegmentum Mengirim eferen ke: Area preopticum mediale Nucleus area septi Hypothalamus Nucleus amygdaloideus sisi lain Nucleus medio doralis thalami Cortex prefrontalis Tegmentum Letak : Sebagian didepan dan sebagian lagi di atas puncak cornu inferior ventriculus lateralis. Dia berhubungan dengan ujung ekor nucleus caudatus yang berjalan kedepan pada atap cornu inferior ventriculus lateralis.

12

Stria terminalis muncul dari dataran belakangnya. Fungsi amygdala : Kalau dipacu, terjadi peruahan suasana hati (mood) Kalau dirusak, terjadi sikap agresif Melalui hypothalamus, dia mempercepat aktifitas endokrin, sex dan reproduksi AREA SEPTI : Merupakan bagian dari nuclei tel-encephalon Dibentuk oleh : Cortex area septi Gyrus para terminalis Gyrus (area) subcallosum Letak : antara septum pellucidum dengan communissura anterior Hubungan timbal balik dengan formatio hippocampi via formix Hubungan timbal balik dengan hypothalamus Berhubungan dengan habenula melalui stria medallaris thalami HYPOTHALAMUS Pengertian Hypothalamus merupakan bagian kecil dan terletak paling depan dari diencephalon. Hamya hypothalamus yang dapat terlihat langsung didataran bawah otak. Bagian lain dari Diencephalon tertutup oleh kedua hemisphaerum cerbri. Letak Membentuk dasar dan sebagian didnding lateral ventriculus tertius, sebagian terlindung oleh sella turcica ossis sphenoidalis. Dia terletak di bawah thalamus mulai dari daerah chiasma optici sampai ke lamina terminale dan commisura anterior, sehingga daerah yang di tempati htpothalamus itu sering juga sebagai area preopticum. Kearah caudal hypothalamus membaur dengan tegmentum mesencephalon. Dinding lateral hypothalamus dibatasi oleh capsula interna. Struktur Jika dilihat dari bawah, hypothalaus tampak bangunan berikut : Chiasma opticum Tuber cineureum dan infundibulum Corpus mammillare Nuclei hypothalamus terbagi atas 2 kelompok nuclei : kelompok medial dan kelompok lateral, yang ditengh dipisah oleh sebuah dinding parasagital imaginer dimana terdapat : collumna fornix dan tractus mammillothalamicus. Kelompok Nuclei Medial Tersusun dari depan ke belakang sebagai berikut : Nucleus peopticus Nucleus paraventricularis Nucleus ventromedialis Nucleus infundibularis Nucleus posterior
13

Kelompok Nuclei Lateral Tersusun dari depan kebelakang sebagai berikut : Nucleus supraopticus Nucleus lateralis major Nucleus tuberomammillare Nucleus tuberi lateralis NUCLEUS ANTERIOR THALAMI Terbagi atas Nuclei anteromedialis thalami Nuclei anterodorsalis thalami Nuclei anteroventralis thalami Letak disekeliling foramen interventriculare terkungkung oleh kaki kaki lamina medullare pad aujung depan thalamus. Kelompok nuclei ini membentuk tonjolan yang menjorokearah ventriculus lateralis. Hubungan Menerima input serabut aferen dari hypothalamus via tractus mammillothalamus dan kemudian diproyeksikan ke gyrus cinguli, khususnya ke area Brodmann 23 dan 24. Menerima input dari hipocampus via fornix Mengirim output ke gyrus cinguli Merupakan bagian dari sistem limbik NUCLEUS MEDIODORSALIS THALAMI SERABUT PENGHUBUNG LOBUS LIMBIK: Alveus (sudah diterangkan) Fimbria(sudah diterangkan) Fornix (sudah diterangkan) Tractus mammillothalamicus (sudah diterangkan) Stria terminalis (sudah diterangkan) Stria medularis (sudah diterangkan) Commissura anterior (sudah diterangkan) FUNGSI SISTEM LIMBIK Berkaitan erat dengan keadaan emosi dan perilaku, terutama: reaksi takut, marah dan libido Khusus hippocampus mempunyai fungsi: Pembelajaran Ingatan sekarang (hal-hal baru) Ingatan masa lalu biasanya tidak akan berubah jika terjadi kerusakan pada hippocampus. Ingatan sekarang yang disimpan pada hippocampus tersebut, kemudian dengan cara yang belum diketahui diteruskan ke cortex frontalis. Disinilah disimpan ingatan masa lalu. Berkaitan erat dengan fungsi penciuman, walau tak cukup bukti

14

Berkaitan erat dengan respons homeostatik terhadap perubahan lingkungan Berkaitan erat dengan perubahan emosi sehingga melibatkan aktivitas lokomotorik, saraf otonom dan kelenjar endokrin Berkaitan erat dengan Perasaan Makan Berkelahi Melarikan diri Mencari pasangan Hipothalamus Di sekeliling hipotalamus terdapat terdapat subkortikal lain dari sistem limbik yang meliputi septum, area paraolfaktoria, epithalamus, nukleianteriorthalamus, gangglia basalis hipocampus dan amigdala. Di sekeliling area subkortika limbik terdapat korteks limbik, yang terdiri atas sebuah cincin korteks serebri pada setiap belahan otak yang dimulai dari area orbitofrontalis pada permukaan ventral lobus frontalis, menyebar ke atas ke dalam girus sub kalosal, kemudian melewati ujung atas korpus kalosum ke bagian hemisferium serebri dalam girus singulata dan akhirnya berjalan ke belakang korpus kalosum dan ke bawah menuju permukaan ventro medial lobus temporalis ke girus parahipokampal dan unkus. Lalu pada permukaan medial dan ventral dari setiap hemisferium serebri ada sebuah cincin terutama merupakan paleokorteks yang mengelilingi sekelompok struktur dalam yang menagtur perilaku dan emosi. Sebaliknya, cincin korteks limbik ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi dua arah dan merupakan tali penghubung antara neokorteks dan struktur limbik lain yang lebih rendah. Jalur komunikasi yang penting antara sistem limbik dan batang otak adalah berkas otak depan bagian medial (medial forebrain bundle) yang menyebar ke regio septal dan orbito frontal korteks serebri ke bawah melalui bagian tengah hipotalamus ke formasio retikularis batang otak. Berkas ini membuat serabut-serabut dalam dua arah, membentuk garis batang sistem komunikasi. Jalur komunikasi yang kedua adalah melalui jaras pendek yang melewati formasio retikularis batang otak, thalamus, hipothalamus, dan sebagian besar area lainnya yang berhubungan dengan area basal otak. Hipotalamus meskipun berukuran sangat kecil hanya beberapa sentimeter kubik mempunyai jaras komunika dua arah yang berhubungan dengan semua tingkat sistem limbik. Sebaliknya, hipotalamus dan struktur yang berkaitan dengannya mengirimkan sinyal-sinyal keluaran dalam tiga arah: ke belakang dan ke bawah menuju batang otak terutama di are retikular mesenfalon, pons, dan medula dan dari area tersebut ke saraf perifer sistem saraf otonom. ke atas menuju bagian besar area yang lebih tinggi di diensefalon dan serebrum khususnya bagia anterior talamus dan bagian limbik korteks serebri. infundibulum hipotalamus untuk mengatur atau mengatur secara sebagain dari fungsi sekretorik pada sebagian posterior dan anterior kelenjar hipofisis. Pengaturan fungsi vegetatif dan fungsi endokrin Hipotalamus Pada setiap hipotalamus tampak adanya suatu area hipotalamik lateral yang besar. Area ini berguna untuk pengaturan rasa haus, rasa lapar, dan sebagian besar hasrat emosional. Pengaturan kardiovaskular menimbulkan efek neurogenik pada sistem kardiovaskular yang telah dikenal meliputi kenaikan tekanan arteri, penurunan arteri, peningkatan

15

dan penurunan frekuensi denyut jantung. Pengaturan suhu tubuh. Bagian anterior hipotalamus khususnya area preoptik berhubungan dengan suhu tubuh. Peningkatan suhu darah yang mengalir melewati area ini meningkatkan aktivitas neuron-neuron suhu. sebaliknya penurunan suhu darah akan menurunkan aktivitasnya. Pengaturan cairan. Hipotalamus mengatur cairan tubuh melalui dua cara. 1) dengan mencetuskan sensasi haus yang menyebabkan seseorang atau hewan minum air. 2) mengatur ekskresi air ke dalam urine. Di hipotalamus bagian lateral terdapat area pusat rasa haus. Pengaturan kontraktiitas uterus dan pengeluaran air susu oleh payudara. Perangsangan nuklei paraventrikular menyebabkan sel-sel neuronnya mensekresi hormon oksitosin yang menyebabkan peningkatan kontraktilitas uterus serta kontraksi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveoli payudara yang selanjutnya alveoli mengosongkan air susu melalui puting susu. Pengaturan gastrointestinal dan hasrat makan. Yang berhubungan dengan rasa lapar terdapat di area hipotalamus lateral. Sedangkan pusat rasa kenyang terletak di nuklei ventromedial. Pengaturan hipotalamik sekresi hormon endokrin oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi perilaku dari hipotalamus dan fungsi limbik yang berkaitan Perangsangan hipotalamus lateral pada hewan, tidak hanya merangsang timbulnya rasa haus dan nafsu makan, tetapi juga kadangkala menyebabkan timbu rasa marah yang sangat hebat dan keinginan untuk berkelahi. Perangsangan nukleus ventromedial menimbulkan rasa kenyang, menurunkan nafsu makan, dan hewan juga tenang. Perangsangan zone tipis dari nuklei paraventrikular, yang terletak sangat berdekatan dengan ventrikel ke tiga biasanya menimbulkan rasa takut dan reaksi terhukum. Dorongan seksual terjadi bila ada rangsangan pada hipotalamus khususnya sebagian besar bagian anterior dan posterior. Beberapa prinsip sebagai bentuk kecerdasan emosi yang diperankan sistem limbik antara lain: Mempengaruhi sistem belajar manusia. Sistem limbik ini mengontrol kemampuan daya ingat, kemampuan merespon segala informasi yang diterima pancaindera. Mengontrol setiap informasi yang masuk. Sistem limbik ini mengontrol setiap informasi yang masuk dan memilih informasi yang berharga untuk disimpan dan yang tidak berharga akan dilupakan. Oleh karena itu sistem limbik menentukan terbentuknya daya ingat jangka panjang yang berguna dalam pelayanan pendidikan anak. Otak tidak akan memberikan perhatian jika informasi yang masuk mengabaikan sistem limbik. Suasana belajar yang membosankan membuat sistem limbik mengkerut dan kehilangan daya kerjanya. Oleh karena itu suasana belajar yang menyenangkan akan memberi pengaruh positif pada kerja sistem limbik. Fungsi spesifik bagian bagian lain sistem limbic Fungsi hipokampus Hipokampus merupakan bagian korteks serebri yang memanjang melipat ke dalam untuk membentuk lebih banyak bagian dalam ventrikel lateralis. Hipokampus merupakan saluran tambahan yang dilewati oleh sinyal sensorik yang masuk, yang
16

dapat memulai reaksi perilaku dengan tujuan yang berbeda. Seperti halnya halnya pada struktur-struktur limbik lain, perangsangan pada berbagai area dalam hipokampus hampir selalu dapat menyebabkan salah satu dari berbagai pola perilaku, misalnya rasa marah, ketidak pedulian, atau dorongan seks yang berlebihan. Hal-hal yang berasal dari ingatan jangka pendek dapat diubah untuk disimpan menjadi ingatan jangka panjang oleh hipokampus. Hipokampus (terletak diantara lobus temporal otak) dan bagian media lobus temporal (bagian yang terletak paling dekat dengan garis tengah badan) juga berperan dalam proses penggabungan ingatan (memory consolidation). Untuk mengingat sesuatu, seseorang harus berhasil melaksanakan 3 hal, yaitu mendapatkan informasi, menahan/meyimpannya dan mengeluarkannya. Bila kita lupa akan sesuatu, maka gangguan dapat terjadi pada bagian mana saja dari ke 3 proses tersebut. Memory adalah proses aktif, karena ilmu pengetahuan berubah terus, selalu diperiksa dan diformulasi ulang oleh pikiran otak kita. Ingatan mempunyai beberapa fase yaitu : waktunya sangat singkat (extremely shortterm)/ingatan segera (immediate memory) (item hanya dapat disimpan dalam beberapa detik), Ingatan jangka pendek (short term) (items dapat ditahan dalam beberapa menit), ingatan jangka panjang (long term) (penyimpanan berlangsungbeberapa jam sampai seumur hidup. Ingatan jangka panjang dihasilkan oleh perubahan struktural pada system saraf, yang terjadi karena aktifasi berulang terhadap lingkaran neuron (loop of neuron). Lingakaran tersebut dapat dari korteks ke thalamus atau hipokampus, kembali lagi ke korteks. Aktifasi berulang terhadap neuron yang membentuk loop tersebut akan menyebabkan synaps diantara mereka secara fungsional berhubungan. Sekali terjadi hubungan, maka neuron tersebut akan merupakan suatu kumpulan sel, yang bila tereksitasi pada neuron tersebut akan terjadi aktifasi seluruh kumpulan sel tersebut. Dengan demikian dapat disimpan dan dikembalikan lagi oleh berbagai sensasi, pikiran atau emosi yang mengaktifasi beberapa neuron dari kumpulan sel tersebut. Menurut Hebb perubahan struktural tersebut terjadi di sinaps.

Peran Hipokampus dalam pembelajaran

17

Fungsi teoritis hipokampus pada pembelajaran dapat menyebabkan timbulnya dorongan untuk mengubah ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. Artinya, hipokampus menjalarkan sinyal-sinyal yang tampaknya membuat pikiran berulang-ulang melatih informasi baru sampai menjadi ingatan yang disimpan permanen. Amigdala Amigdala merupakan kompleks beragam nukleus kecil yang terletak tepat di bawah korteks serebri dari tiang (pole) medial anterior setiap lobus temporalis. Amigdala mempunyai banyak sekali hubungan dua jalur dengan hipothalamus seperti juga dengan daerah sistem limbik lainnya. Amigdala menerima sistem neuronal dari semua bagian korteks limbik seperti juga dari neokorteks lobus temporalis, parietalis, dan ksipitalis terutama dari area asosiasi auditorik dan area asosiasi visual. Oleh karena hubungan yang multiple ini, amigdala disebut jendela , yang dipakai oleh sistem limbik untuk melihat kedudukan seseorang di dunia. Sebaliknya, amigdala menjalarkan sinyal- sinyal : kembali ke area kortikal yang sama ini, ke hipokampus, ke septum, ke thalamus, dan khususnya ke hipothalamus. Efek perangsangan amigdala hampir sama dengan efek perangsangan langsung pada hipothalamus, ditambah dengan efek lain. Efek yang diawali dari amigdala kemudian dikirim melalui hipotalamus meliputi : 1) peningkatan dan penurunan tekanan arteri, 2) meningkatkan atau menurunkan frekuensi denyut jantung 3,) meningkatkan atau menurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal, 4) defekasi atau mikturisi 5), dilatasi pupil atau kadangkala kontriksi, 6) piloereksi, 7) sekresi berbagai hormon hipofisis anterior terutama hormon gonadotropin dan adrenokortikortopik. Disamping efek yang dijalarkan melalui hipotalamus ini, persangsangan amigdala juga dapat menimbulkan beberapa macam gerakan involunter yakni: 1) pergerakan tonik seperti mengangkat kepala atau membungkukkan badan, 2) pergerakan melingkar melingkar, 3) kadangkala pergerakan klonik, ritmis, dan berbagai macam pergerakan yang berkaitan dengan penciuman dan makan sperti menjilat, mengunyah, dan menelan. Selain itu, perangsangan pada nukleo amigdala tertentu dapat menimbulkan pola marah, melarikan diri, rasa terhukum, nyeri yang sangat, dan rasa takut seperti pola rasa marah yang dicetuskan oleh hipotalamus. Fungsi keseluruhan amigdala Amigdala merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah sadar. Amigdala juga tampaknya berproyeksi pada jalur sistem limbik seseorang dalam berhubungan dengan alam sekitar dan pikiran. Amigdala dianggap membuat respon perilaku seseorang sesuai dengan tiap kedaan. korteks limbik Bagian dari sistem limbik yang sedikit dimengerti adalah cincin korteks limbik, yang mengelilingi struktur subkortikal limbik. Korteks ini berfungsi sebagai zona transisional yang dilewati oleh sinyal-sinyal yang dijalarkan oleh sisa korteks otak ke dalam sistem limbik dan juga ke arah yang berlawanan Korteks limbik

18

Bagian dari sistem limbik yang sedikit dimengerti adalah cincin korteks limbik, yang mengelilingi struktur subkortikal limbik. Korteks ini berfungsi sebagai zona transisional yang dilewati oleh sinyal-sinyal yang dijalarkan oleh sisa korteks otak ke dalam sistem limbik dan juga ke arah yang berlawanan. Oleh karena itu. Korteks limbik berfungsi sebagai area asosiasi serebral untuk mengatur perilaku.

Korteks limbik ini dimulai dari : Otak area orbito frontalis pada permukaan ventral lobus frontalis, menyebar ke atas ke dalam girus subkalosal, kemudian melewati ujung atas korpus kolosum ke bagian medial hemisferum serebri dalam girus singulata, dan akhirnya berjalan di belakang korpus kolosum dan ke bawah menuju permukaan ventromedial lobus temporalis ke girus parahipokampal dan unkus. Lalu pada permukaan medial dan ventral dari setiap hemisferum serebri ada sebuah cincin, terutama merupakan paleokorteks, yang mengelilingi sekelompok struktur dalam yang sangat berkaitan dengan prilaku dan emosi. Sebaliknya, cincin korteks ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi dua arah dan merupakan tali penghubung antara neokorteks dan struktur limbik yang lebih rendah. Perangsangan pada berbagai regio korteks limbik akan meinggagalkan fungsi korteks limbik ini. Namun, seperi halnya regio-regio lain dari sitem limbik, pola perilaku tersebut dapat juga dicetuskan dengan merangasang daerah spesifik dalam korteks limbik. Demikian juga ablasi beberapa area korteks limbik dapat menimbulkan perubahan yang persisten pada perilaku hewan,misalnya hewan menjadi liar, mau menyelidiki segala objek, mempunyai dorongan seksual yang besar tehadap hewan yang tidak sesuai atau terhadap benda- benda mati. Neurofisiologi Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju.limbik secara harfiah diartikan sebagai perbatasan. Sistem limbik itu sendiri diartikan keseluruhan lintasan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan dorongan motivasional. Bagian utama sistem limbik adalah hipothalamus dan struktur-strukturnya yang berkaitan. Bagian otak ini sama dengan yang dimiliki hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan korteks limbik. Sistem limbik berfungsi mengendalikan emosi, mengendalikan hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, seksualitas, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.

19

Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi. Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai Alam Bawah Sadar atau ketaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang, dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta, respek dan kejujuran. Sistem Limbik yang terdiri dari Amigdala, Thalamus dan Hipothalamus ini berperanan sangat penting dan berhubungan langsung dengan sistem otonom maupun bagian otak penting lainnya. Karena hubungan langsung sistem Limbik dengan sistem otonom, jadinya bila ada stimulus emosi negatif yang langsung masuk dan diterima oleh sistem Limbik dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti : gangguan jantung , hipertensi maupun gangguan saluran cerna. Tidak heran saat seseorang marah , maka jantung akan berdetak lebih cepat dan lebih keras dan tekanan darah dapat meninggi . Stimulus emosi dari luar ini dapat langsung potong jalur masuk ke sistem Limbik tanpa dikontrol oleh bagian otak yang mengatur fungsi intelektual yang mampu melihat stimulus tadi secara lebih obyektif dan rasional. Hal ini menjelaskan kenapa seseorang yang sedang mengalami emosi kadang perilakunya tidak rasional. Permasalahan lain adalah pada beberapa keadaan seringkali emosi negatif seperti cemas dan depresi timbul secara perlahan tanpa disadari dan individu tersebut baru menyadari saat setelah timbul gejala fisik , seperti misalnya hipertensi. Memahami dan menjelaskan peran dopamine dan perilaku Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi. Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area. Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur garis tengah (midline). Dopamin telah diduga kemungkinan penyebab skizofrenia secara tidak langsung karena banyak pasien parkison yang mengalami gejala skizofrenia ketika diobati dengan obat yang disebut L-DOPA. Obat ini melepaskan dopamin dalam otak, yang sangat bermanfaat dalam mengobati parkinson, tetapi dalam waktu bersaman obat ini menekan berbagai bagian lobus prefrontalis dan area yang berkaitan dengan lainnya. Telah diduga bahwa pada skizofrenia terjadi kelebihan dopamin yang disekresikan oleh sekelompok neuron yang mensekresikan dopamin yang badan selnya terletak tegmentum ventral dari mesensefalon, disebelah medial dan anterior dari sistem limbic (mesolimbic), khususnya hipokampus, amigdala, nukleus kaudatus anterior dan sebagian lobus frefrontalis ini semua pusat- pusat pengatur tingkah laku yang sangat kuat. Suatu alasan yang sangat kuat. Suatu alasan yang lebih meyakinkan untuk mempercayai skizofrenia mungkin disebabkan produksi dopamin yang berlebihan ialah bahwa obat-obat yang bersifat efektif mengobati skizofrenia seperti klorpromazin, haloperidol, dan tiotiksen semuanya menurunkan sekresi dopamin pada ujung-ujung syaraf dopaminergik atau menurunkan efek dopamin pada neuron yang selanjutnya. Fisiologi neurotransmiter dopamin

20

Dopamin merupakan kelompok neurotransmiter katekholamin. Jumlah total neuron dopaminergik di otak manusia, tidak termasuk di retina dan bulbus olfaktorius diperkirakan berjumlah antara 300.000 sampai dengan 400.000. Nukleus dopaminergik yang utama dijumpai pada substansia nigra pars compacta, daerah tegmental sentral, dan nukleus arcuatus Dari substansia nigra dan daerah tegmental sentral neuron tersebut akan berproyeksi ke daerah mesolimbik, mesokortikal, dan daerah striatum. Dopamin disintesis dari tyrosine dibagian terminal presinaps untuk kemudian dilepaskan ke celah sinaps. Langkah pertama sintesis dopamin adalah proses uptake asam amino L-tyrosine dari aliran darah. Tyrosine akan dikonversi menjadi 3-4-dihidroxyphenylalanine (LDOPA) oleh enzim tyrosine hydroxylase, dan kemudian L-DOPA dikonversi menjadi dopamin oleh enzim dopa decarboxylase. Dopamin disimpan dalam granulagranula di ujung presinaptik saraf, dan akan dilepaskan apabila ada rangsangan. Dopamin yang dilepaskan ke celah sinaps dapat mengalami satu atau lebih keadaan berikut: mengalami pemecahan oleh enzim COMT/ Catechol-O-Methyl-Transferase atau enzim MAO/ Monoamine Oxidase, mengalami difusi dari celah sinaps, mengaktivasi reseptor pre sinaptik mengaktivasi reseptor post sinaptik, dan mengalami ambilan kembali (reuptake) ke terminal pre sinaptik. Reseptor dopamin memiliki 2 sub tipe utama yaitu reseptor seperti D1 (D1dan D5) dan reseptor seperti D2 (D2, D3, dan D4) . Variasi tipe reseptor ditentukan oleh urutan asam amino DNA. Reseptor D2 memiliki 2 bentuk isoform yaitu D2 short dan D2long. Tabel 1 menunjukkan reseptor dopamin, lokasi, agonis, dan antagonisnya. Perangsangan reseptor D2 post sinaps akan merangsang proses interseluler. Secara fungsional tidak ada perbedaan antara kedua bentuk reseptor D2yang isoform tersebut. Pemahaman akan fungsi masing-masing reseptor akan berguna dalam aplikasi klinik terapi. Reseptor dopaminergik D2 dapat berperan sebagai autoreseptor. Reseptor dopaminergik D2 terletak di pre sinaps maupun post sinaps. Dopamin yang dilepaskan dari terminal saraf dapat mengaktivasi reseptor D2 pada terminal presinaptik yang sama, dan akan mengurangi sintesis atau pelepasan dopamin yang terlalu berlebihan, sehingga reseptor D2 akan berperan sebagai mekanisme umpan balik (feedback) negatif yang dapat memodulasi atau menghentikan pelepasan dopamin pada sinaps tertentu. Pada otak manusia terdapat 3 nukleus dopaminergik yang utama yaitu: (1) substansia nigra pars compacta yang berproyeksi ke striatum, (2) area tegmental ventral yang berproyeksi ke nukleus accumbens dan korteks serebri, dan (3) nukleus arcuatus hipotalamus yang berproyeksi ke area tuberoinfundibular dan hipofisis. Tabel 1. Reseptor Dopamin dan obat-obat yang berperan Reseptor D1 D2 Agonis Bromocriptine Antagonis Haloperidol Haloperidol, Lokasi Neostriatum, korteks serebri, tuberkel olfaktorius, n. accumbens Neostriatum, tuberkel

21

D3 D4 D5

Clozapine -

Raclopride, Sulpride Quinpirole Raclopride Nucleus -

olfaktorius, n. accumbens accumbens Amygdala Hipokampus dan Hipotalamus

Hubungan antara dopamin dan perilaku Dopamin bekerja menghambat pelepasan prolaktin dari lobus interior pituitary. Sebagai pusat reward reinforcement dan motivasi perilaku. Para neurophysiologist, computer scientist, psychologist dan economist yang berkolaborasi dalam studi interdisiplin di jurnal Nature vol. 9, Agustus 2006, mengemukakan hipotesa mengenai sel saraf dopamin otak tengah sebagai pengkode dalam menentukan pengambilan keputusan. Tingginya kadar dopamin diasosiasikan dengan meningkatnya perhatian, hiperaktivitas, keresahan dan perilaku goal-oriented. Ketidakseimbangan kadar dopamin dalam otak juga diduga mempunyai korelasi dengan penyakit skizofrenia, Parkinson, Attention-Deficit/Hyperactivity Disorders (ADHD) dan autisme, dimana keduanya memberikan gejala abnormalitas pada perilaku pasien. Memahami dan menjelaskan skizofrenia Menjelaskan definisi skizofrenia Skizofren adalah gangguan mental heterogen yang terdiri dari sebagian besar gangguan psikotik mayor dan ditandai dengan terganggunya bentuk dan isi pikiran. Menjelaskan etiologi skizofrenia ORGANOBIOLOGIK Gangguan jiwa Skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya. Ada banyak faktor yang berperan serta bagi munculnya gejala-gejala Skizofrenia. Hingga sekarang banyak teori yang dikembangkan untuk mengetahui penyebab (etiologi) Skizofrenia, antara lain: Faktor genetik (turunan/pembawa sifat) Auto-antibody Virus Malnutrisi (kekurangan gizi) Sejauh manakah peran genetik pada Skizofrenia? Dari penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut: Studi terhadap keluarga menyebutkan bahwa pada orang tua 5,6%; saudara kandung 10,1%; anak-anak 12,8%; dan penduduk secara keseluruhan 0,9% (Gottesman, Shields, 1982). Studi terhadap orang kembar menyebutkan pada kembar identik (monozygote) fraternal (dizygote) adalah 15,2% (Kendler, 1983)

22

Meskipun diakui bahwa ada peran gen pada transmisi (pemindahan) Skizofrenia namun ternyata tidak sepenuhnya memenuhi hukum Mendel. Sebagai contoh misalnya kalau benar bahwa Skizofrenia itu diturunkan (ditransmisikan) sepenuhnya melalui dominant gene, maka 50% dari anak-anaknya akan menderita Skizofrenia. Namun dalam kenyataannya angka ini jauh lebih rendah. Sebaliknya jika Skizofrenia itu diturunkan sepenuhnya melalui recessive gene, maka diharapkan 100% dari anakanaknya akan menderita Skizofrenia, manakala orang tuanya menderita Skizofrenia. Namun dalam kenyataannya angka ini hanya 36,6%. Dengan demikian jelaslah bahwa transmisi gen pada Skizofrenia sangan kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya. Penelitian lain menyebutkan bahwa gangguan pada perkembangan otak janin juga mempunyai peran dalam timbulnya Skizofrenia di kelak di kemudian hari. Ganguan perkembangan otak ini muncul misalnya karena virus, malnutrisi, infeksi, trauma, toksin dan kelainan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Perihal adakah hubungan antara faktor gen dengan gangguan perkembangan otak janin, penelitian mutakhir menyebutkan bahwa meskipun ada gen yang abnormal, Skizofrenia tidak akan muncul kecuali disertai faktor-faktor lainnya yang disebut faktor epigenetik. Kesimpulannya adalah bahwa gejala Skozofrenia baru muncul bila terjadi interaksi antara gen yang abnormal dengan: Virus atau infeksi lain selama kehamilan yang dapat mengganggu perkembangan otak janin. Menurunnya auto-immune yang disebabkan infeksi selama kehamilan Berbagai macam komplikasi kandungan. Kekurangan gizi yang cukup berat terutama pada trisemester pertama kehamilan. Hingga sekarang masih terjadi pertanyaan dan masih dalam penelitian perihal faktor genetik (turunan) pada Skizofrenia. Beberapa pertanyaan berikut ini masih belum dapat dijawab tuntas; Apakah Skizofrenia ini merupakan penyakit keluarga. Sejauh mana peran serta gen dan lingkungan sebagai faktor penyebab (etiology) Skizofrenia. Andaikan penyakit ini diturunkan, bagaimana mekanisme transmisi penyakit ini dalam keluarga. Bagaimana mekanisme genetik dan lingkungan pada Skizofrenia. Dimana lokasi gen yang dimaksud. Sehubungan dengan pertanyaan-pertanyaan di atas, para ahli melakukan berbagai penelitian untuk mendapatkan jawabannya antara lain: Studi tentang riwayat keluarga (Family history Studies). Studi keluarga (family history). Studi adopsi (adoption studies). Studi kembar (twin studies). Studi terkait (linkage studies). Studi tentang biologi molekuler (molecular biology). Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan di atas, antara lain: Studi keluarga (1982) perihal resiko sakit, yaitu pada orang tua 5,6%; saudara

23

kandung 10,1%; anak-cucu 12,8%; dan pada keluarga generasi kedua 2,4% - 4,2%. Perkawinan antar keluarga Skizofrenia meningkatkan resiko untuk penyakit: Skozofrenia, Psikosis non afektif lainnya, gangguan Skizoafektif dan gangguan Skizotipal. Studi pada anak adopsi (Adoption Studies) bahwa anak-anak adopsi yang dirawat oleh ibu-ibu penderita Skizofrenia mempunyai resiko 16,6% (Heston, 1966); sedangkan pada ibu-ibu yang normal resikonya 0%. Studi yang dilakukan oleh Kety Etal, (1968), menyebutkan pada orang tua kandung penderita Skizofrenia resiko anak adopsi 21,1%; sedangkan pada orangtua angkat, resiko anak adopsi 1,6%. Disimpulkan bahwa anak dari keluarga yang orang tuanya penderita Skizofrenia, beresiko lebih besar menderita Skizofrenia daripada anak adopsi yang tidak ada hubungan darah dengan orang tua angkatnya baik yang menderita Skizofrenia ataupun yang normal. Anak kandung dari orangtua normal bila diadopsi oleh orangtua angkat penderita Skizofrenia, resiko menderita Skzofrenia tidak besar. Studi kembar manyatakan bahwa faktor gen sebagai penyebab Skizofrenia lebih besar pada anak monozygote dibandingkan dengan dizygote. Faktor lingkungan mempunyai implikasi 50% pada pasangan monozygote. Diperkirakan kecenderungan faktor gen 70% bagi terjadinya Skizofrenia. Analisa matematika (hukum Mendel misalnya) tidak sepenuhnya mendukung sebagai model tunggal bagi transmisi gen Skizofrenia. Di sini peran dominant gene dan recessive gene tidak sepenuhnya berlaku. Pada analisa studi keterkaitan (Linkage Alalysis) disebutkan bahwa pada waktu terjadi pembelahan kromosom(meiosis) merupakan kesempatan bagi proses silang gen (crossing). Sesudah terjadi silang gen tersebut kemungkinan terjadinya rekombinasi adalah 50%. Gen yang letaknya berjauhan dalam kromosom transmisinya mandiri, merupakan gen dari kromosom yang berbeda. Keterkaitan terjadi manakala gen-gen dimaksud berdekatan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga silang gen tidak terjadi. Dua gen yang saling terkait erat ditransmisikan bersama diantara anggota keluarga. Dewasa ini studi genetika terhadap berbagai penyakit yang diduga diturunkan sedang berkembang dan ilmu yang mendalaminya adalah biologi molekuler (molecular biology) atau genome project. Tubuh manusia terdiri dari sel, di dalam sel tersebut terdapat molekul, di dalam molekul ada inti (nucleus), di dalam nucleus terdapat kromosom dan di dalam kromosom terdapat gen (pembawa sifat). Dalam studi ini dipelajari mekanisme transmisi gen terhadap keluarga yang salah satu atau lebih mengidap Skizofrenia. Dengan mengetahui modus mekanisme transmisi gen tersebut di atas diharapkan dapat dilakukan upaya pencegahan sehingga penyakit yang dimaksud tidak berkembang atau dengan kata lain transmisi gen pembawa Skizofrenia dapat dicegah. PSIKOSOSIAL Stresor psikososial adalah setiap keadaan yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu terpaksa mengadakan penyesuaian diri (adaptasi) untuk menanggulangi stresor (tekanan mental) yang timbul. Pada umunya jenis stresor psikososial dapat digolongkan sebagai berikut: Perkawinan. Berbagai permasalahan perkawinan merupakan sumber stres yang dialami oleh seseorang; misalnya pertengkaran, perpisahan (separation), perceraian (divorce), kematian salah satu pasangan, kesetiaan dan lain-lain. Stresor perkawinan ini dapat menyebabkan orang jatuh sakit.

24

Problem orang tua Permasalahan yang dihadapi orangtua, misalnya tidak punya anak, kebanyakan anak, kenakalan anak, anak sakit dan hubungan yang tidak baik dengan mertua, ipar, besan, dan sebagainya. Permasalahan tersebut jika tidak bisa diatasi oleh yang bersangkutan dapat merupakan sumber stres yang pada gilirannya seseorang dapat jatuh sakit. Hubungan interpersonal (antar pribadi) Gangguan ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat yang mengalami konflik, atau konflik dengan kekasih, konflik dengan rekan sekerja, antara atasan dan bawahan dan sebagainya. Konflik antar pribadi ini merupakan sumber stres bagi seseorang yang bila tidak dapat diatasi pada gilirannya akan menyebabkan jatuh sakit. Pekerjaan Gangguan ini misalnya karena kehilangan pekerjaan (PHK), pensiun (post power syndrome), pekerjaan terlalu banyak, pekerjaan tidak cocok, mutasi jabatan dan sebagainya, yang bila tidak dapat diatasi akan mengakibatkan sakitnya seseorang. Lingkungan Hidup Faktor ini tidak hanya diselihat dari lingkungan itu bebas polusi, sampah dan lain sejenisnya tetapi terutama kondisi lingkungan sosial dimana seseorang itu hidup. Contohnya: masalah perumahan, pindah tempat tinggal, penggusuran, hidup dalam lingkungan yang rawan dan lain sebagainya. Rasa tidak aman dan tidak terlindung membuat jiwa seseorang tercekam sehingga mengganggu ketenangan dan ketentraman hidup yang lama-kelamaan daya tahan seseorang turun sehingga jatuh sakit. Keuangan Kondisi sosial-ekonomi yang tidak sehat, misalnya pendapatan jauh dari pengeluaran, terlilit hutang, bangkrut, soal warisan dan sebagainya; kesemuanya itu dapat menyebabkan sumber stres pada seseorang yang bila tidak dapat ditanggulangi yang bersangkutan akan jatuh sakit. Hukum Keterlibatan seseorang dalam masalah hukum, misalnya tuntutan hukum, pengadialan, penjara dan lain sebagainya dapat menyebabkan seseorang jatuh sakit. Perkembangan Yang dimaksud perkembangan di sini adalah masalah perkembangan baik fisik maupun mental seseorang, misalnya masa remaja, masa dewasa, menopouse, usia lanjut dan lain sebagainya. Kondisi seperti itu tidak selalu dilewati dengan baik; ada sementara orang yang tidak mampu sehingga jatuh sakit karenanya. Penyakit fisik atau cidera Sumber stres yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa seseorang antara lain penyakit (terutama penyakit kronis), jantung, kanker, kecelakaan, operasi, aborsi dan lain sebagainya. Faktor keluarga Yang dimaksud adalah faktor stres yang dialami oleh anak remaja karena kondisi keluarga (sikap orang tua) yang tidak baik, antara lain: Hubungan kedua orangtua yang dingin atau penuh ketegangan atau acuh tak acuh. Kedua orangtua jarang di rumah dan tidak ada waktu dengan anak-anak. Komunikasi antara orangtua dan anak tidak baik. Kedua orangtua berpisah atau bercerai. Salah satu orangtua menderita gangguan jiwa/kepribadian.

25

Orangtua dalam mendidik anak kurang sabar, pemarah, keras dan otoriter, dan lain sebagainya. Lain-lain Stresor kehidupan lainnya juga dapat menimbulkan gangguan kejiwaan (stres pasca trauma) adalah antara lain bencana alam, huru-hara, peperangan, kebakaran, perkosaan, kehamilan di luar nikah, aborsi dan sebagainya. Menjelaskan gejala klinis skizofrenia f Menjelaskan klasifikasi skizofrenia 1. Skizofrenia Paranoid Memenuhi kriteria diagnostik skizofrenia Sebagai tambahan : Halusinasi dan atau waham harus menonjol : Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi tawa. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau Passivity (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / menonjol. Pasien skizofrenik paranoid biasanya berumur lebih tua daripada pasien skizofrenik terdisorganisasi atau katatonik jika mereka mengalami episode pertama penyakitnya. Pasien yang sehat sampai akhir usia 20 atau 30 tahunan biasanya mencapai kehidupan social yang dapat membantu mereka melewati penyakitnya. Juga, kekuatan ego paranoid cenderung lebih besar dari pasien katatonik dan terdisorganisasi. Pasien skizofrenik paranoid menunjukkan regresi yang lambat dari kemampuanmentalnya, respon emosional, dan perilakunya dibandingkan tipe lain pasien skizofrenik. Pasien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang, pencuriga, berhati-hati, dan tak ramah. Mereka juga dapat bersifat bermusuhan atau agresif. Pasien skizofrenik paranoid kadang-kadang dapat menempatkan diri mereka secara adekuat didalam situasi social. Kecerdasan mereka tidak terpengaruhi oleh kecenderungan psikosis mereka dan tetap intak.
26

2. Skizofrenia Hebefrenik Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun). Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis. Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan :

Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan; Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendirir (self-absorbed smiling), atau oleh sikap, tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases); Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren. Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien. Menurut DSM-IV skizofrenia disebut sebagai skizofrenia tipe terdisorganisasi. 3. Skizofrenia Katatonik Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya : stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara): Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak

27

dipengaruhi oleh stimuli eksternal) Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh); Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang berlawanan); Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya); Fleksibilitas cerea / waxy flexibility (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan Gejala-gejala lain seperti command automatism (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat. Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala lain. Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif. Selama stupor atau kegembiraan katatonik, pasien skizofrenik memerlukan pengawasan yang ketat untuk menghindari pasien melukai dirinya sendiri atau orang lain. Perawatan medis mungkin ddiperlukan karena adanya malnutrisi, kelelahan, hiperpireksia, atau cedera yang disebabkan oleh dirinya sendiri. 4. Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated). Seringkali. Pasien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan mudah dimasukkan kedalam salah satu tipe. PPDGJ mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terinci. Kriteria diagnostic menurut PPDGJ III yaitu: Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik. Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia. 5. Depresi Pasca-Skizofrenia Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau : Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria diagnosis umum
28

skizzofrenia) selama 12 bulan terakhir ini; Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya); dan Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu. Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresif. Bila gejala skizofrenia diagnosis masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai. 6. Skizofrenia Residual Untuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua : Gejala negative dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk; Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofenia; Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom negative dari skizofrenia; Tidak terdapat dementia atau penyakit / gangguan otak organik lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut. Menurut DSM IV, tipe residual ditandai oleh bukti-bukti yang terus menerus adanya gangguan skizofrenik, tanpa adanya kumpulan lengkap gejala aktif atau gejala yang cukup untuk memenuhi tipe lain skizofrenia. Penumpulan emosional, penarikan social, perilaku eksentrik, pikiran yang tidak logis, dan pengenduran asosiasi ringan adalah sering ditemukan pada tipe residual. Jika waham atau halusinasi ditemukan maka hal tersebut tidak menonjol dan tidak disertai afek yang kuat. 7. Skizofrenia Simpleks Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari : gejala negative yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik, dan disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna,

29

bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial. Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan subtipe skizofrenia lainnya. Skizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama pada jenis simpleks adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berpikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat. Jenis ini timbulnya perlahan-lahan sekali. Pada permulaan mungkin penderita mulai kurang memperhatikan keluarganya atau mulai menarik diri dari pergaulan. Makin lama ia makin mundur dalam pekerjaan atau pelajaran dan akhirnya menjadi pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya ia mungkin akan menjadi pengemis, pelacur, atau penjahat. 8. Skizofrenia lainnya Selain beberapa subtipe di atas, terdapat penggolongan skizofrenia lainnya (yang tidak berdasarkan DSM IV TR), antara lain : Bouffe delirante (psikosis delusional akut). Konsep diagnostik Perancis dibedakan dari skizofrenia terutama atas dasar lama gejala yang kurang dari tiga bulan. Diagnosis adalah mirip dengan diagnosis gangguan skizofreniform didalam DSM-IV. Klinisi Perancis melaporkan bahwa kirakira empat puluh persen diagnosis delirante berkembang dalam penyakitnya dan akhirnya diklasifikasikan sebagai media skizofrenia. Skizofrenia laten. Konsep skizofrenia laten dikembangkan selama suatu waktu saat terdapat konseptualisasi diagnostic skizofrenia yang luas. Sekarang, pasien harus sangat sakit mental untuk mendapatkan diagnosis skizofrenia; tetapi pada konseptualisasi diagnostik skizofrenia yang luas, pasien yang sekarang ini tidak terlihat sakit berat dapat mendapatkan diagnosis skizofrenia. Sebagai contohnya, skizofrenia laten sering merupakan diagnosis yang digunakan gangguan kepribadian schizoid dan skizotipal. Pasien tersebut mungkin kadang-kadang menunjukkan perilaku aneh atau gangguan pikiran tetapi tidak terus menerus memanifestasikan gejala psikotik. Sindroma juga dinamakan skizofrenia ambang (borderline schizophrenia) di masa lalu. Oneiroid. Keadaan oneiroid adalah suatu keadaan mirip mimpi dimana pasien mungkin pasien sangat kebingungan dan tidak sepenuhnya terorientasi terhadap waktu dan tempat. Istilah skizofrenik oneiroid telah digunakan bagipasien skizofrenik yang khususnya terlibat didalam pengalaman halusinasinya untuk mengeluarkan keterlibatan didalam dunia nyata. Jika terdapat keadaan oneiroid, klinisi harus berhatihati dalam memeriksa pasien untuk adanya suatu penyebab medis atau neurologist dari gejala tersebut.

30

Parafrenia. Istilah ini seringkali digunakan sebagai sinonim untuk skizofrenia paranoid. Dalam pemakaian lain istilah digunakan untuk perjalanan penyakit yang memburuk secara progresif atau adanya system waham yang tersusun baik. Arti ganda dari istilah ini menyebabkannya tidak sangat berguna dalam mengkomunikasikan informasi. Pseudoneurotik. Kadang-kadang, pasien yang awalnya menunjukkan gejala tertentu seperti kecemasan, fobia, obsesi, dan kompulsi selanjutnya menunjukkan gejala gangguan pikiran dan psikosis. Pasien tersebut ditandai oleh gejala panansietas, panfobia, panambivalensi dan kadang-kadang seksualitas yang kacau. Tidak seperti pasien yang menderita gangguan kecemasan, mereka mengalami kecemasan yang mengalir bebas (free-floating) dan yang sering sulit menghilang. Didalam penjelasan klinis pasien, mereka jarang menjadi psikotik secara jelas dan parah. Skizofrenia Tipe I. Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul adalah simptom positif yaitu asosiasi longgar, halusinasi, perilaku aneh, dan bertambah banyaknya pembicaraan. Disertai dengan struktur otak yang normal pada CT dan respon yang relatif baik terhadap pengobatan. Skizofrenia tipe II. Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul adalah simptom negative yaitu pendataran atau penumpulan afek, kemiskinan pembicaraan atau isi pembicaraan, penghambatan (blocking), dandanan yang buruk, tidak adanya motivasi, anhedonia, penarikan sosial, defek kognitif, dan defisit perhatian. Disertai dengan kelainan otak struktural pada pemeriksaan CT dan respon buruk terhadap pengobatan. Menjelaskan diagnosis skizofrenia Diagnosis Skizofren Paling sedikit terdapat 1 dari 6 kriteria di bawah ini selama satu fase penyakit: 1. Delusi atau waham yang aneh (isinya jelas tak masuk akal), dan tidak berdasarkan kenyataan. Sebagai contoh misalnya: Waham dikendalikan oleh kekuatan dari luar (delusions of being controlled). Waham penyiaran pikiran (thought broadcasting) Waham penyisipan pikiran (thought insertion) Waham penyedotan pikiran (thought withdrawl). 2. Delusi atau waham somatik (fisik), kebesaran, keagamaan, nihilistik atau waham lainnya yang bukan waham kejar atau cemburu. 3. Delusi atau waham kejar atau cemburu (delusions of persecution or jealousy) dan waham tuduhan (delusions of suspicion) yang disertai halusinasi dalam

31

bentuk apapun (halusinasi pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan). 4. Halusinasi pendengaran yang dapat berupa suara yang selalu memberi komentar tentang tingkah laku atau pikirannya, atau dua atau lebih suara yang saling bercakap-cakapan (dialog). 5. Halusinasi pendengaran yang terjadi beberapa kali yang berisi lebih dari satu atau dua kata dan tidak ada hubungannya dengan kesedihan (depresi) atau kegembiraan (euforia). 6. Inkoherensi, yaitu kelonggaran asosiasi (hubungan) pikiran yang jelas, jalan pikiran yang tidak masuk akal, isi pikiran atau pembicaraan yang kacau, atau kemiskinan pembicaraan yang disertai oleh paling sedikit satu dari yang disebut di bawah ini Afek (alam perasaan) yang tumpul, mendatar atau tidak serasi (inappropriate). Berbagai waham atau halusinasi. Katatonia (kelakuan) atau tingkah laku lain yang sangat kacau (disorganized) Deteriorasi (kemunduran/kemerosotan) dari taraf fungsi penyesuaian (adaptasi) dalam bidang pekerjaan, hubungan sosial dan perawatan dirinya. Jangka waktu: gejala penyakit itu berlangsung secara terus menerus selama paling sedikit 6 bulan dalam satu periode di dalam kehidupan seseorang, disertai dengan terdapatnya beberapa gejala penyakit pada saat diperiksa sekarang. Masa 6 bulan itu harus mencakup fase aktif dimana terdapat gejala pada kriteria (A), dengan atau tanpa fase prodromal (gejala awal) atau residual (gejala sisa) seperti yang dinyatakan di bawah ini. Catatan: Fase Prodromal: deteriorasi yang jelas dalam fungsi sebelum fase aktif penyakit itu, dan yang tidak disebabkan oleh Gangguan Afek atau akibat Gangguan penggunaan zat (NAZA : Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif lainnya), serta mencakup paling sedikit 2 dari 8 gejala yang tersebut di bawah ini yang menetap (gejala sisa), dan yang tidak disebabkan oleh gangguan Afek atau gangguan penggunaan zat (NAZA) Gejala Prodromal dan Residual Skizofrenia Sebelum seseorang secara nyata aktif (manifes) menunjukkan gejala-gejala Skizofrenia, yang bersangkutan terlebih dahulu menunjukkan gejala-gejala awal yang disebut gejala prodromal. Sebaliknya jika penderita Skizofrenia tidak lagi aktif menunjukkan gejala-gejala Skizofrenia, maka yang bersangkutan menunjukkan gejala-gejala sisa yang disebut gejala residual. Gejala-gejala prodromal atau residual adalah sebagai berikut: Penarikan diri atau isolasi dari hubungan sosial (withdrawn), enggan bersosialisasi dan enggan bergaul. Hendaya (impairment) yang nyata dalam fungsi peran sebagai pencari nafkah (tidak mau bekerja), siswa/mahasiswa (tidak mau sekolah/kuliah) atau pengatur rumah tangga (tidak dapat menjalankan urusan rumah tangga); kesemuanya itu terkesan malas. Tingkah laku aneh dan nyata, misalnya mengumpulkan sampah, menimbun makanan atau berbicara, senyum-senyum dan tertawa sendiri di tempat umum; atau berbicara sendiri tanpa mengeluarkan suara (komat-kamit). Hendayana yang nyata dalam higiene (kebersihan/perawatan) diri dan pakaian, misalnya tidak mau mandi dan berpakaian kumal (berpenampilan lusuh dan kumuh). Afek (alam perasaan) yang tumpul atau miskin, mendatar dan tidak serasi,

32

wajahnya tidak menunjukkan ekspresi dan terkesan dingin. Pembicaraan yang melantur (digressive), kabur, kacau, berbelit-belit, berputarputar (circum-stantial) atau metaforik (perumpamaan). Ide atau gagasan yang aneh dan tidak lazim atau pikiran magis, seperti takhayul, kewaskitaan (clairvoyance), telepati, indera keenam, orang lain dapat merasakan perasaannya, ide-ide yang berlebihan, gagasan mirip waham yang menyangkut diri sendiri (ideas of refference). Penghayatan persepsi yang tidak lazim, seperti ilusi yang selalu berulang, merasa hadirnya kekuatan atau seseorang yang sebenarnya tidak ada. Catatan: berbeda dengan halusinasi, yang dimaksud dengan ilusi adalah pengalaman panca indera dimana ada sumber atau stimulus, namun ditafsirkan salah. Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis skizofrenia Prognosis untuk skizofrenia pada umumnya kurang begitu menggembirakan. Sekitar 25% pasien dapat kembali pulih dari episode awal dan fungsinya dapat kembali pada tingkat prodromal (sebelum munculnya gangguan tersebut). Sekitar 25% tidak akan pernah pulih dan perjalanan penyakitnya cenderung memburuk. Sekitar 50% berada diantaranya, ditandai dengan kekambuhan periodik dan ketidakmampuan berfungsi dengan efektif kecuali untuk waktu yang singkat. (Imam Setiadi daam Skizofrenia, Refika Aditama, 2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis skizofrenia 1.Keluarga Skizofrenia tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi individu penderitanya, tapi juga bagi orang-orang terdekat kepadanya. Biasanya, keluarganyalah yang paling terkena dampak dari hadirnya skizofrenia. Pasien membutuhkan perhatian dari masyarakat, terutama dari keluarganya. jangan membeda-bedakan antara orang yang mengalami Skizofrenia dengan orang yang normal, karena orang yang mengalami gangguan Skizofrenia mudah tersinggung. 2.Inteligensi Pada umumnya pasien Skizofrenia yang mempunyai Inteligensi yang tinggi akan lebih mudah sembuh dibandingkan dengan orang yang inteligensinya rendah. Karena orang yang mempunyai inteligensi tinggi biasanya mudah diberi pemahaman, mudah mengerti akan pentingnya pengobatan. 3.Pengobatan Obat memiliki dua kekurangan utama. Pertama hanya sebagian kecil pasien (kemungkinan 25%) cukup tertolong untuk mendapatkan kembali jumlah fungsi mental yang cukup normal. Kedua antagonis reseptor dopamine disertai dengan efek merugikan yang mengganggu dan serius. Namun pasien skkizofrenia perlu di beri obat Risperidone serta Clozapine. 4.Reaksi Pengobatan Dalam proses penyembuhan skizofrenia, orang yang bereaksi terhadap obat lebih bagus perkembangan kesembuhan daripada orang yang tidak bereaksi terhadap pemberian obat. 5.Stressor Psikososial Dengan semakin bertambah meningkatnya perkembangan teknologi, akan mempengaruhi juga pada proses penyembuhan penyakit skizofrenia. Biasanya negara berkembang, penderita skizofrenia bisa lebih cepat disembuhkan karena adanya dukungan dari masyarakat sekitar. Sedangkan pada Negara-negara maju, prognosis

33

lebih susah dikarenakan, biasanya pada Negara-negara maju masyarakatnya cenderung individual, tidak mengenal tetangga, dan tidak perdui terhadap lingkungan sekitar. Apabila stressor dari skizofrenia ini berasal dari luar, maka akan mempunayi dampak yang positif, karena tekanan dari luar diri individu dapat diminimalisir atau dihilangkan. Begitu pula sebaliknya apabila stressor datangnya dari luar individu dan bertubi-tubi atau tidak dapat diminimalisir maka prosgnosisnya adalah negatif atau akan bertambah parah. 6.Kekambuhan penderita skizofrenia yang sering kambuh prognosisnya lebih buruk. Dengan seringnya penderita skizofrenia kambuh maka akan semakin lemah pula system yang ada pada dirinya. 7.Gangguan Kepribadian Pada gangguan kepribadian ini, orang yang mempunyai tipe introvert lebih susah dideteksi apakah ia mempunyai gejala skizofrenia karena orang tersebut cenderung menutup diri. Prognosis untuk orang yang mempunyai gangguan kepribadian akan sulit disembuhkan. Besar kecilnya pengalaman akan memiliki peran yang sangat besar terhadap kesembuhan.8.Onset Jenis onset yang mengarah ke prognosis yang baik berupa onset yang lambat dan akut, sedangkan onset yang tidak jelas memiliki prognosis yang lebih baik. 9.Proporsi Orang yang mempunyai bentuk tubuh normal (proporsional) mempunyai prognosis yang lebih baik dari pada penderita yang bentuk tubuhnya tidak proporsional. 10.Perjalanan penyakit Pada penderita skizofreniayang masih dalam fase prodromal prognosisnya lebih baik dari pada orang yang sudah pada fase aktif dan fase residual. 11.Kesadaran Kesadaran orang yang mengalami gangguan skizofrenia adalah jernih. Hal inilah yang menunjukkan prognosisnya baik nantinya. Komplikasi skizofrenia Percobaan bunuh diri yang bisa menyebabkan kecacatan atau kematian Pencegahan skizofrenia Menurut Prof. Tuti, terdapat tiga bentuk pencegahan primer. Pertama, pencegahan universal, ditujukan kepada populasi umum agar tidak terjadi faktor risiko. Caranya adalah mencegah komplikasi kehamilan dan persalinan. Kedua, pencegahan selektif, ditujukan kepada kelompok yang mempunyai risiko tinggi dengan cara, orang tua menciptakan keluarga yang harmonis, hangat, dan stabil. Ketiga, pencegahan terindikasi, yaitu mencegah mereka yang baru memperlihatkan tanda-tanda fase prodromal tidak menjadi skizofrenia yang nyata, dengan cara memberikan obat antipsikotik dan suasana keluarga yang kondusif. Skizofrenia sendiri merupakan gangguan jiwa yang paling berat, menyerang bagian yang sangat inti dari manusia yaitu persepsi, pikiran, emosi dan perilaku, sehingga gejalanya sangat kompleks dan bercampur baur. Pada penderita skizofrenia yang terganggu adalah sirkuit saraf otaknya, sehingga kadang-kadang disebut misconnection syndrome. Kemampuan berpikir dan merasakan yang tidak terorganisasi, tidak berkaitan atau salah mengaitkan, terjadi karena adanya gangguan

34

pada sirkuit saraf pada iregion-regio otak terkait untuk mengirimkan dan menerima pesan secara efisien dan tepat. Menjelaskan terapi skizofrenia PSIKOFARMAKA Kemajuan di bidang Ilmu kedokteran jiwa (psikiatri) akhir-akhir ini mengalami kemajuan pesat, baik di bidang organobiologik maupun obat-obatannya. Dari sudut organobiologik sudah diketahui bahwa pada Skizofrenia (dan juga gangguan jiwa lainnya) terdapat gangguan pada fungsi transmisi sinyal penghantar saraf (neurotransmitter) sel-sel susunan saraf pusat (otak) yaitu pelepasan zat dopamin dan serotin yang mengakibatkan gangguan pada alam pikir, alam perasaan dan perilaku. Oleh karena itu obat psikofarmaka yang akan diberikan ditujukan pada gangguan fungsi neurotransmitter tadi sehingga gejala-gejala klinis tadi dapat dihilangkan dengan kata lain penderita Skizofrenia dapat diobati. Hingga sekarang belum ditemukan obat yang ideal, dari banyak jenis obat psikofarmaka yang ada. Masing-masing obat mempunyai kelebihan dan kekurangan selain juga ada efek samping. Misalnya ada jenis psikofarmaka yang lebih berkhasiat menghilangkan gejala negatif Skizofrenia atau sebaliknya, ada juga yang lebih cepat menimbulkan efek samping dan lain sebagainya. Adapun obat Skizofrenia yang ideal yaitu yang memenuhi syarat antara lain: Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu singkat. Tidak ada efek samping, kalupun ada relatif kecil. Dapat menghilangkan dalam waktu relatif singkat baik gejala positif maupun negatif Skizofrenia. Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat). Tidak menyebabkan kantuk. Memperbaiki pola tidur. Tidak menyebabkan habituasi, adiksi dan dependensi. Tidak menyebabkan lemas otot. Dan, kalu mungkin pemakainnya dosis tunggal (single dose). Berbagai jenis obat yang beredar di pasaran yang diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu golongan generasi pertama (typical) dan golongan generasi kedua (atypical). Contoh yang beredar di Indonesia tahun 2001: Termasuk golongan generasi pertama misalnya: Nama Generik Nama Dagang 1. chlorpromazine HCl Largactil, Promactil, Meprosetil 2. Trifluoperazine HCl Stelazine 3. Thioridazine HCl Melleril 4. Haloperidol Haldol, Govotil, Serence

Termasuk golongan generasi kedua misalnya: Nama Generik Nama Dagang 1. Risperidone Risperdal, Rizodal, Noprenia

35

2. Clozapine 3. Quetiapine 4. Olanzapine 5. Zotetine 6. Aripiprazole

Clozaril Seroquel Zyprexa Lodopin Abilify

Dari berbagai jenis obat psikofarmaka di atas, efek samping yang sering dijumpai meskipun relatif kecil dan jarang adalah gejala ekstra-piramidal (Extra pyramidal Syndrome/ EPS) yang mirip dengan penyakit Parkinson, misalnya kedua tangan gemetar (tremor), kekakuan alat gerak (kalau berjalan seperti robot), otot leher kaku sehingga kepala yang bersangkutan seolah-olah terpelintir atau ketarik dan lain sebagainya. Bila terdapat efek samping ekstra-piramidal tadi dapat diberikan obat penawarnya yaitu obat dengan nama generik Tryhexyphenydyl HCl, Benzhexol HCl, Levodopa + Benserazide dan Bromocriptin Mesilate; sedangkan nama dagangnya adalah Arkine, Artane, Madopar, dan Parlodel. Golongan obat anti Skizofrenia baik generasi pertama (typical) maupun generasi kedua (atypical) pada pemakaian jangka panjang umumnya menyebabkan pertambahan berat badan. Obat golongan typical khususnya berkhasiat dalam mengatasi gejala-gejala positif Skizofrenia, sehingga meninggalkan gejala-gejala negatif Skizofrenia. Sementara itu pada penderita Skizofrenia dengan gejala negatif pemakaian golongan typical kurang memberikan respons. Selai itu obat golongan typical tidak memberikan efek yang baik pada pemulihan fungsi kognitif penderita. Selain daripada itu obat golongan typical sering menimbulkan efek samping berupa gejala ekstra-piramidal (extrapyramidal symptoms/ EPS). PSIKOTERAPI Ragam psikoterapi banyak macamnya, tergantung dari kebutuhan dan latar belakang penderita sebelum sakit (Pramopbid), sebagai contoh misalnya: Psikoterapi Suportif Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan semangat juangnya dalam mengahadapi hidup ini tidak kendur dan menurun. Psikoterapi Re-edukatif Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untk memberikan pendidikan ulang yang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu dan juga dengan pendidikan ini dimaksudkan mengubah pola pendidikan lama dengan yang baru sehingga penderita lebih adaptif terhadap dunia luar. Psikoterapi Re-konstruktif Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telah mengalami keretakan yang menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit. Psikoterapi Kognitif Jenis psikoterapi ini maksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai nili moral etika, mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, mana yang halal dan haram dan lain sebagianya. Psikoterapi Psikodinamik Jenis psikoterapi ini dimaksudkan untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan seseorang jatuh sakit dan upaya untuk

36

mencari jalan keluarnya. Dengan psikoterapi ini diharapkan penderita dapat memahami kelebihan dan kelemahan dirinya dan mampu menggunakan mekanisme pertahana diri yang baik. REHABILITASI Program rehabilitasi ini biasanya dilakukan dilembaga rahabilitasi misalnya dibahagian lain di Rumah Sakit Jiwa khusus untuk untuk penderita yang kronis. Di lembaga itu penderita tidak hanya diberi terapi psikofarmaka tetapi juga menintegrasikan dengan jenis jenis terapi yang lainnya termasuk keterampilan. Dalam lembaga rehabilitasi ini para penderita merupakan kelompok atau komunitas diman terjadi interaksi antar sesama penderita dengan para pelatih. Program rehabilitasi ini tidak hanya diikuti oleh penderita yang dirawat jalan. Program rehabilitasi sebagai persiapan kembali ke keluarga dan masyarakat meliputi berbagai macam kegiatan, antara lain : Terapi kelompok Menjalankan ibadah keagamaan bersama sama (jamaah) Kegiatan kesenian (menyanyi, musik, tari tarian, seni lukis dsb) Terapi fisik berupa olah raga Keterampilan (membuat kerajinan tangan) Berbagai macam kursus Bercocok tanam (bila tersedia lahan) Rekreasi (darmawisata) Dan lain sebagainya. Memahami dan menjelaskan ibadah mahdhoh A.Pengertian Ibadah Secara etomologis diambil dari kata abada, yabudu, abdan, fahuwa aabidun. Abid, berarti hamba atau budak, yakni seseorang yang tidak memiliki apa-apa, hatta dirinya sendiri milik tuannya, sehingga karenanya seluruh aktifitas hidup hamba hanya untuk memperoleh keridhaan tuannya dan menghindarkan murkanya. Manusia adalah hamba Allah Ibaadullaah jiwa raga haya milik Allah, hidup matinya di tangan Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah, dan diciptakan hanya untuk ibadah atau menghamba kepada-Nya: 56 Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu (QS.51(al-Dzariyat ): 56). B.Jenis Ibadah Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya; 1. Ibadah Mahdhah, artinya penghambaan yang murni hanya merupakan hubung an antara hamba dengan Allah secara langsung. Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip: a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya. b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul oleh Allah adalah untuk memberi contoh:

37

64 Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah (QS. 4: 64). 7 Dan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah( QS. 59: 7). Shalat dan haji adalah ibadah mahdhah, maka tatacaranya, Nabi bersabda: . . . Shalatlah kamu seperti kamu melihat aku shalat. Ambillah dari padaku tatacara haji kamu Jika melakukan ibadah bentuk ini tanpa dalil perintah atau tidak sesuai dengan praktek Rasul saw., maka dikategorikan Muhdatsatul umur perkara meng-ada-ada, yang populer disebut bidah: Sabda Nabi saw.: . . . . . Salah satu penyebab hancurnya agama-agama yang dibawa sebelum Muhammad saw. adalah karena kebanyakan kaumnya bertanya dan menyalahi perintah Rasul-rasul mereka: . c. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syariat, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat. d. Azasnya taat, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi: Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah : 1.Wudhu, 2.Tayammum 3.Mandi_hadats 4.Adzan 5.Iqamat 6.Shalat 7.Membaca_al-Quran 8.Itikaf 9.Shiyam(Puasa) 10.Haji 11.Umrah 12. Tajhiz al- Janazah

38

Hikmah IbadahMahdhah Pokok dari semua ajaran Islam adalah Tawhiedul ilaah (KeEsaan Allah) , dan ibadah mahdhah itu salah satu sasarannya adalah untuk mengekpresikan ke Esaan Allah itu, sehingga dalam pelaksanaannya diwujudkan dengan: a. Tawhiedul wijhah (menyatukan arah pandang). Shalat semuanya harus menghadap ke arah kabah, itu bukan menyembah Kabah, dia adalah batu tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi madharat, tetapi syarat sah shalat menghadap ke sana untuk menyatukan arah pandang, sebagai perwujudan Allah yang diibadati itu Esa. Di mana pun orang shalat ke arah sanalah kiblatnya (QS. 2: 144). b. Tawhiedul harakah (Kesatuan gerak). Semua orang yang shalat gerakan pokoknya sama, terdiri dari berdiri, membungkuk (ruku), sujud dan duduk. Demikian halnya ketika thawaf dan sai, arah putaran dan gerakannya sama, sebagai perwujudan Allah yang diibadati hanya satu. c. Tawhiedul lughah (Kesatuan ungkapan atau bahasa). Karena Allah yang disembah (diibadati) itu satu maka bahasa yang dipakai mengungkapkan ibadah kepadanya hanya satu yakni bacaan shalat, tak peduli bahasa ibunya apa, apakah dia mengerti atau tidak, harus satu bahasa, demikian juga membaca al-Quran, dari sejak turunnya hingga kini al-Quran adalah bahasa al-Quran yang membaca terjemahannya bukan membaca al-Quran

Daftar pustaka
Ganong, William F.2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,edisi 20, Jakarta,EGC Hawari, Dadang.2006.Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa.Jakarta:FKUI Kumala, Poppy dan Nuswantari.1998.Kamus Saku Kedokteran Dorland,edisi 25, Jakarta, EGC

39

Maslim, Rusdi.2003.Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas PPDGJ III.Jakarta:Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya. http://umayonline.wordpress.com/2008/09/15/ibadah-mahdhah-ghairu-mhadhah/ http://makalahpsikologi.blogspot.com/2010/01/gangguan-psikotik-danskizofrenia.html http://www.scribd.com/doc/27950601/Gangguan-Psikotik-Singkat http://www.scribd.com/doc/28385012/Gangguan-Psikotik http://www.scribd.com/doc/6224830/OTAK-MANUSIA-Neurotransmiter-DanStress-by-dr-Liza-Pasca-Sarjana-STAIN-CIREBON http://zonapositive.wordpress.com/2010/03/12/hubungan-shalat-dan %C2%A0emosi/ http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/26/pendidikan-holistik/ http://arispurnomo.com/anatomi-fisiologi-sistem-limbik http://www.infofisioterapi.com/tag/sistem-limbik http://punyalea.blogspot.com/2007/10/bagian-dan-fungsi-otak.html http://www.scribd.com/doc/23118347/sistem-limbik http://gspotcom.blogspot.com/2009/04/simtomatologi-psikiatri.html

40

Anda mungkin juga menyukai