Anda di halaman 1dari 4

TABEL PERBANDINGAN

No.

UU No. 15 Tahun 2002 Tentang Tindak UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pidana Pencucian Uang jo. UU No. 25 Tahun Pencegahan dan Pemberantasan 2003 Tentang Perubahan atas UU NO. 15 Tindak Pidana Pencucian Uang Tahun 2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Ketentuan Umum Adanya penambahan defenisi dan perluasan makna Contohnya : Pengertian Tindak Pidana Pencucian Uang Pasal Pengertian Tindak Pidana Pencucian 1 angka 1 bahwa Pencucian Uang adalah Uang Pasal 1 angka 1 bahwa perbuatan menempatkan, mentransfer, Pencucian Uang adalah segala membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, perbuatan yang memenuhi unsur-unsur menyumbangkan, menitipkan, membawa ke luar tindak pidana sesuai dengan ketentuan negeri, menukarkan, atau perbuatan lainnya dalam Undang-Undang ini. atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduga merupakan hasil tindak pidana dengan maksud untuk menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul Harta Kekayaan sehingga seolah-olah menjadi Harta Kekayaan yang sah. Pengertian Transaksi Keuangan yang Dilakukan Pengertian Transaksi Keuangan Tunai Secara Tunai dalam Pasal 1 angka 8 bahwa Pasal 1 angka 6 bahwa Transaksi Transaksi Keuangan yang Dilakukan Secara Keuangan Tunai adalah Transaksi Tunai adalah transaksi penarikan, penyetoran, Keuangan yang dilakukan dengan atau penitipan yang dilakukan dengan uang menggunakan uang kertas tunai atau instrumen dan/atau uang logam. pembayaran lain yang dilakukan melalui Penyedia Jasa Keuangan. Pasal 1 angka 5 diatur dalam 3 bagian Pasal 1 angka 5 yang awalnya hanya 3 poin dalam UU lama adanya penambahan tentang transaksi keuangan yang mencurigakan bahwa Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Pihak Pelapor sesuai dengan

ketentuan Undang-Undang ini; Pelapor tidak disebutkan secara rinci hanya Pasal 1 angka 11 bahwa Pihak sebatas Penyedia Jasa Keuangan yang Pelapor adalah Setiap Orang yang melaporkannya ke PPATK menurut Undang-Undang ini wajib menyampaikan laporan kepada PPATK. Pasal 2 ayat (1) mengenai hasil tindak pidana Pasal 2 ayat (1) Perluasan hasil tindak pidana Pasal 2 ayat (2) yaitu Harta Kekayaan yang Pasal 2 ayat (2) yaitu Harta Kekayaan dipergunakan secara langsung atau tidak yang diketahui atau patut diduga langsung untuk kegiatan terorisme akan digunakan dan/atau digunakan dipersamakan sebagai hasil tindak pidana secara langsung atau tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf n. untuk kegiatan terorisme, organisasi teroris, atau teroris perseorangan disamakan sebagai hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf n. Pembagian tindak pidana pencucian uang dan besar pidananya disesuaikan dengan subjek dan pidana pencuain keuangan yang dilakukan. Adanya pidana pokok, pidana tambahan serta pidana pengganti. Tidak dijelaskan pembagian besar pidana untuk Pasal 3-6 untuk orang orang dan korporasi sesuai dengan tindak pidana pencucian keuangan yang dilakukan meskipun Pasal 7 dan 9 dalam UU No. 25 tahun 2003 sudah ada perubahan memasukkan korporasi sebagai subjek hukum. Pasal 8-12 Pasal 11-16 Tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak Tindak pidana lain yang berkaitan pidana dengan tindak pidana pencucian uang diperluas Perluasan dan pidana Kewenangan PPATK Pasal 25 ayat 1 bahwa Setiap pihak tidak boleh Pasal 14 melakukan segala bentuk campur tangan terhadap pelaksanaan tugas dan kewenangan Setiap Orang yang melakukan campur PPATK. tangan terhadap pelaksanaan tugas dan kewenangan PPATK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Pasal 26 Pasal 44 ayat (1)

Dalam melaksanakan fungsinya PPATK mempunyai tugas sebagai berikut: 1. a. mengumpulkan, menyimpan, menganalis, mengevaluasi informasi yang diperoleh oleh PPATK sesuai dengan Undang-undang ini; 2. b. memantau catatan dalam buku daftar pengecualian yang dibuat oleh Penyedia Jasa Keuangan; 3. c. membuat pedoman mengenai tata cara pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan; 4. d. memberikan nasihat dan bantuan kepada instansi yang berwenang tentang informasi yang diperoleh oleh PPATK sesuai dengan ketentuan dalam Undangundang ini; 5. e. mengeluarkan pedoman dan publikasi kepada Penyedia Jasa Keuangan tentang kewajibannya yang ditentukan dalam Undang-undang ini atau dengan peraturan perundang-undangan lain, dan membantu dalam mendeteksi perilaku nasabah yang mencurigakan; 6. f. memberikan rekomendasi kepada Pemerintah mengenai upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang; 7. g. melaporkan hasil analisis transaksi keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian uang kepada kepolisian dan kejaksaan; 8. membuat dan memberikan laporan mengenai hasil analisis transaksi keuangan dan kegiatan lainnya secara berkala 6 (enam) bulan sekali kepada Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, dan lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Penyedia Jasa Keuangan.

Dalam rangka melaksanakan fungsi analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf d, PPATK dapat: 1. a. meminta dan menerima laporan dan informasi dari Pihak Pelapor; 2. b. meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait; 3. c. meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan pengembangan hasil analisis PPATK; 4. d. meminta informasi kepada Pihak Pelapor berdasarkan permintaan dari instansi penegak hukum atau mitra kerja di luar negeri; 5. e. meneruskan informasi dan/atau hasil analisis kepada instansi peminta, baik di dalam maupun di luar negeri; 6. f. menerima laporan dan/atau informasi dari masyarakat mengenai adanya dugaan tindak pidana Pencucian Uang; 7. g. meminta keterangan kepada Pihak Pelapor dan pihak lain yang terkait dengan dugaan tindak pidana Pencucian Uang; 8. h. merekomendasikan kepada instansi penegak hukum mengenai pentingnya melakukan intersepsi atau penyadapan atas informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 9. i. meminta penyedia jasa keuangan untuk menghentikan sementara seluruh atau

sebagian Transaksi yang diketahui atau dicurigai merupakanhasil tindak pidana; 10. j. meminta informasi perkembangan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal dan tindak pidana Pencucian Uang; 11. k. mengadakan kegiatan administratif lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini; dan 12. meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik.

Anda mungkin juga menyukai