Anda di halaman 1dari 6

SOP TENTANG PEMERIKSAAN SISTEM PENCERNAAN

Aspek-aspek Persiapan bahan dan alat 1. Siapkan peralatan - Baju periksa - Selimut - Stetoscop - Penggaris - Meteran - Sarung tangan - Lampu periksa 2. Cuci tangan 3. Jelaskan prosedur pada klien 4. Anjurkan klien untuk berkemih 5. Pastikan ruang periksa hangat dan cukup penerangan Hal-hal yang harus diingat dan diperhatikan: 1. Jaga privasi klien 2. Tentukan bila nyeri abdomen ada sebelum pemeriksaan, dan periksa daerah yang nyeri pada urutan terakhir 3. Ikuti urutan pemeriksaan sebagai berikut: inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi 4. Anjurkan agar klien mengendurkan otot-otot abdomen (relaksasi otot) dengan cara mengambil napas dalam beberapa kali 5. Observasi klien untuk melihat adanya tanda-tanda non verbal terhadap nyeri atau ketidak nyamanan seperti: perubahan ekspresi wajah, kaki fleksi pada lutut dan paha, dan melindungi daerah abdomen dengan tangan 6. Berdiri disebelah kanan klien kecuali jika ada indikasi Pengkajian 1. Kepala - Inspeksi rambut (rontok atau tidak) - Inspeksi konjungtiva (anemis atau ananemis), sclera (kuning apa Ket

tidak) - Inspeksi wajah (tampak pucat atau tidak) - Inspeksi pada ketebalan kuku dan capillary refile 2. Mulut - Inspeksi kesimetrisan bibir, bentuk warna dan tekstur - Inspeksi dan palpasi bibir dalam dan mukosa buccal untuk warna, kelembaban, tekstur dan adanya lesi - Periksa gigi dan gusi - Inspeksi penggunaan gigi palsu - Inspeksi permukaan lidah (posisi, warna dan tekstur) - Inspeksi pergerakan lidah - Inspeksi dasar lidah dan frenulum Palpasi - Palpasi lidah dan mulut (nodul, luka) 3. Abdomen Inspeksi 1. Atur posisi klien dengan posisi supin, letakan satu bantal dibawah lutut, tutupi dada klien dengan baju periksa, hanya buka daerah abdomen. Letakkan selimut pada daerah pubis dan tutup daerah kaki. 2. Membagi daerah abdomen menjadi 9 regio (epigastrica, hipochondrica kiri-kanan, umbilicalis, lubalis kirikanan, hipogastrica, iliaca (=inguinal) kiri-kanan) 3. Disimak apakah abdomen membusung /membuncit atau datar saja, tepi perut (Flank) menonjol atau tidak, umbilicus menonjol atau tidak, berada di tengah-tengah atau tidak. 4. Observasi kulit abdomen, adanya luka, striae, pembesaran vena, lecet/kemerahn, adanya ostomy (lokasi dan karakteristiknya). 5. Amati apakah didaerah abdomen

tampak benjolan-benjolan/masa. Laporkan dalam bentuk dan letaknya. 6. Observasi pergerakan abdomen (pulsasi atau pergerakan peristaltik). Hal ini dilakukan pada orang kurus. Auskultasi 1. Atur posisi klien dengan posisi supin, dengan posisi kaki fleksi. 2. Abdomen dibagi menjadi 9 regio. 3. Gunakan stetoskop untuk mendengarkan bising usus, mulai auskultasi pada daerah abdomen kuadran kanan bawah, dengan karakter dan frekuensi suara, hitung bising usus selama 60 detik normalnya bising usus terdengar tiap 5-20 detik 3-12x/mnt. Pada kondisi normal bising usus tidak terdengar, hipoperistaltik bila bising usus 1x/mnt dan hiperperistaltik bila bisisng usus 20x/mnt. 4. Gunakan bel stetoskop untuk mendengarkan vakular dan friction rub daerah abdomen, arteri, dan femoralis. Letakan bel stetoskop pada daerah sejajar dengan garis midklavikula disamping aorta diatas umblikus. Umumnya tidak ada yang terdengar, friction rub disebabkan oleh dua organ yang bersentuhan/bergesekan atau organ yang bergesekan dengan peritonium. Fruction rub didalam abdomen biasanya menunjukan adanya tumor, infeksi atau peritonitis. Palpasi 1. Sebelum anda melakukan palpasi, bertanyalah apakah ada bagian perut pasien yang terasa nyeri (spontan) tanpa palpasi. 2. Palpasi abdomen dimulai dengan palpasi umum terhadap keseluruhan dinding abdomen untuk mencari tanda nyeri umum (peritonitis, pancreatitis). Kemudian mencari

dengan perabaan ada/tidaknya masa/benjolan (tumor, faeces). 3. Periksa juga turgor kulit perut untuk menilai hidrasi pasien. Sesudah itu periksalah dengan tekanan pada regio supra pubica ( cystitis ), titik MC burney ( apendikcitis) regio epigastrica ( gastritis) dan regio illica ( adnexitis,K,E,T. ) Palpasi hepar Teknik palpasi hepar dengan telapak tangan dan jari kanan dimulai dari kuadran kanan bawah berangsur-angsur naik mengikuti irama napas dan gembungan perut, dan berupayalah merasakan sentuhan tepi hepar pada tepi jari telunjuk. Palpasi lien Teknik palpasi lien dengan cara bimanual (2 tangan) jari-jari tangan kiri mengangkat dengan cara mengait dinding perut kiri atas dari arah belakang, sedangkan jari-jari kanan berupaya meraba lien dari arah depan abdomen kiri atas mencari /meraba lien yang ditandai dengan adanya incissura lienalis. Palpasi titik Mc burney Titik mc burney berada pada batas sepertiga luar dan dua pertiga dalam dari garis imaginer yang menghubungkan umbilicus dengan SIAS kanan. Perhatikan adanya nyeri saat ditekan maupun di lepaskan secara mendadak. Perkusi 1. Perkusi pada hepar, perkusi abdomen untuk menentukan batas atas dan bawah atau tinggi hepar. 2. Mulai perkusi pada daerah tinggi umblukus bergerak ke atas sepanjang garis midklavikula kanan.

3. Suara pertama terdengar adalah timpani, bila suara berubah menjadi dullness pemeriksa dapat mengidentifikasikan batas bawah 4. Berikan tanda dengan pena 5. Perkusi ke arah bawah ICS ke4 sepanjang garis midklavikula kanan, suara pertama adalah terdengar resonan karena perkusi didaerah paru 6. terus dilanjutkan ke arah bawah sampai terdengar dullness yang menandakan batas bawah hepar dan beri tanda dengan pena 7. Lalu lakukan pengukuran batas atas sampai batas bawah hepar. Ukur hepar pada garis midsternum kurang lebih 4-9 cm. 8. Perkusi selanjutnya adalah perkusi limfe, untuk menentukan ukuran dan lokasi limfe. Perkusi pada sisi kiri abdomen ke posterior sampai garis midaksila (splenik dullness) biasanya terdengar dari ICS ke 6-10. 9. Pemeriksaan adanya asites : cairan dalam rongga perut mengikuti hukum gravitasi, selalu berada pada bagian bawah. Perkusi dimulai pada bagian tengah abdomen dengan pasien posisi terlentang, menyusuri dinding abdomen; perkusi terus dilakukan menuju lateral. Perubahan suara dari tympani menjadi pekak merupakan batas cairan ascites yang ada, kemudian pasien dipindahkan posisi menjadi berbaring miring/lateral. Apabila memang ada cairan dalam rongga abdomen tentu akan berpindah ke bagian bawah mengikuti gaya gravitasi. Maka daerah lateral abdomen yang semula pekak setelah berada diatas menjadi tympani karena cairan berpindah, sebaiknya daerah umblicus sekarang menjadi pekak.

4. Rectum/anus Inspeksi 1. Minta pasien untuk posisi sim. 2. Inspeksi anus dan warna jaringan, integritas dan lesi kulit sekitarnya. Minta klien untuk mengedan. Adanya penonjolan kulit dapat merupakan fissure rectal. Uraikan lokasi abnormal dengan posisi jam (jam 12 di bawah symphisis pubis) Palpasi 1. Palpasi rectum untuk nodul, masa dan kelenturan spingter anal Caranya: - Lubrikasi jari yang telah menggunakan sarung tangan dan mintalah klien untuk melemaskan spingter anal - Masukkan perlahan jari ke dalam anus. Anal canal berjarak 3 cm. dinding posterior rectum mengikuti kurva coccyx dan sacrum. Jari perawat biasanya bisa mempalpasi dengan jarak 6-10 cm 2. Pada saat menarik jari dari rectum dan anus, observasi kemungkinan adanya feses. Palpasi glandula postat melalui dinding anterior rectum. Rabalah median sulcus yang membagi glandula menjadi dua bagian.

Anda mungkin juga menyukai