Anda di halaman 1dari 12

I.

NOMOR PERCOBAAN

: VIII : Pembuatan Kasein : Memisahkan kasein dalam susu dengan etanol dan eter dan menghitung % remenden pada berat kasein.

II. NOMOR PERCOBAAN III. TUJUAN PERCOBAAN

IV. LANDASAN TEORI Kasein yang dikenal

: sebagai protein padat dalam susu berasal dari

bahasa Latin caseus yang berarti keju. Kasein merupakan fosfoprotein paling dominan yang terdapat pada susu dan keju. Dalam susu, sekitar 80% dari proteinnya adalah kasein yang biasanya berupa garam dari kalsium. Kasein tidak dapat dikoagulasi oleh panas. Kasein akan diendapkan oleh asam dan enzim rennet. Enzim rennet adalah enzim proteolitik yang biasanya berasal dari perut sapi. Ketika dikoagulasi oleh rennet, kasein disebut parakasein. Istilah kaseinogen digunakan untuk protein yang tidak terkoagulasi, sedangkan kasein merupakan protein yang terkoagulasi. Kasein tidak mempunyai jembatan disulfida. Sebagian kecil memiliki struktur sekunder dan sisanya merupakan struktur tersier. Karena strukturnya itu, kasein tidak terdenaturasi seperti protein lain pada umumnya. Kasein merupakan senyawa amfoter yang dapat bereaksi dengan asam maupun basa. Hal ini disebabkan karena molekulnya mempunyai muatan positif dan negatif. Pada saat titik isoelektrik dicapai, muatan positif dan negatifnya adalah sama. Bila pH di atas titik isoelektrik, protein akan bermuatan negatif. Sebaliknya apabila pH berada di bawah titik isoelekterik, protein akan bermuatan positif. Kasein dapat secara mudah mengendap pada titik isoelektriknya karena kasein mengalami dehidrasi. Protein-protein lainnya tidak mengendap pada titik isoelektriknya, karena protein lainnya tidak mengalami dehidrasi seperti pada kasein. Kasein merupakan salah satu protein yang ditemukan dalam susu. Kadar kasein dalam susu berkisar 80 persen, sedangkan 20 persen lainnya adalah protein whey. Asam amino yang menyusun protein kasein memiliki banyak manfaat. Keju cottage adalah salah satu bentuk lain dari kasein. Biasanya para binaragawan dan atlet mengonsumsi kasein sebelum tidur, agar protein bisa dicerna tubuh saat tidur.

Fungsi Kasein Salah satu perbedaan antara protein kasein dengan protein whey adalah pada proses pencernaannya. Proses pencernaan kasein lebih lambat daripada protein whey. Setelah dikonsumsi, di dalam perut kasein akan berubah bentuk menjadi seperti gel yang kemudian akan dicerna secara perlahan. Proses pencernaan kasein membutuhkan waktu tiga hingga empat jam. Kondisi ini menjadikan tubuh bisa mendapatkan asupan asam amino secara kontinyu selama periode waktu tersebut. Struktur polimer kasein terdiri dari gugus karbonil, keton, amina, serta gugus samping (R). Kasein merupakan protein yang pada dasarnya terdiri dari kumpulan beberapa asam amino. Secara umum struktur kasein sebagai berikut:

Kasein dapat dibuat memalui reaksi penggabungan asam amino, yang akan menghasilkan kasein, air, serta ion H + . -

Sedangkan berdasarkan sifat termalnya kasein termasuk dalam jenis polimer termoplastik karena kasein tidak tahan terhadap suhu tinggi, kasein akan mengalami denaturasi pada pemanasan seperti terlihat pada saat menanaskan susu pada suhu 100 0C. Kasein merupakan protein yang bersumber dari susu. Sehingga kasein dapat diperoleh dengan metode isolasi pada susu. Berikut adalah prosedur Isolasi kasein dari susu: ditempatkan susu didalam gelas kimia dan, dihangatkan sampai 40 0C. ditambahkan secara perlahan-lahan buffer asetat sambil diaduk, pH campuran harus mencapai 4,8. dinginkan suspensi ini pada tempertur kamar dan biarkan selama 5 menit.

endapan yang terjadi didekantasi beberapa kali dengan sedikit air, disuspensikan kembali dengan etanol. disaring suspensi melalui corong Buchner dicuci dengan campuran etanol-eter (1:1) dikeringkan, kemudian dipindahkan tepung kasein pada gelas arloji. Polimer kasein banyak diaplikasikan pada beberapa bidang antara lain, sebagai lem

untuk furniture dari kayu, industri pengemasan dan pengemasan produk dingin, binder pada cat, serta sebagai aditif pada lem. Kadar kasein pada protein susu mencapai 80%. Kasein terdiri atas beberapa fraksi seperti alpha-casein, betha-casein, dan kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen organik yang berlimpah dalam susu bersama dengan lemak dan laktosa. Kasein penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi asam (pH rendah), kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan (solubility) rendah pada kondisi asam. Susu adalah bahan makanan penting, karena mengandung kasein yang merupakan protein berkualitas juga mudah dicerna (digestible) saluran pencernaan. Kasein asam (acid casein) sangat ideal digunakan untuk kepentingan medis, nutrisi, dan produk-produk farmasi. Selain sebagai makanan, acid casein digunakan pula dalam industri pelapisan kertas (paper coating), cat, pabrik tekstil, perekat, dan kosmetik. Pemanasan, pemberian enzim proteolitik (rennin), dan pengasaman dapat memisahkan kasein dengan whey protein. Selain itu, sentrifugasi pada susu dapat pula digunakan untuk memisahkan kasein. Setelah kasein dikeluarkan, maka protein lain yang tersisa dalam susu disebut whey protein. Whey protein merupakan protein butiran (globular). Bethalactoglobulin, alpha-lactalbumin, Immunoglobulin (Ig), dan Bovine Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari whey protein. Alpha-lactalbumin merupakan protein penting dalam sintesis laktosa dan keberadaannya juga merupakan pokok dalam sintesis susu. Dalam whey protein terkandung pula beberapa enzim, hormon, antibodi, faktor pertumbuhan (growth factor), dan pembawa zat gizi (nutrient transporter). Sebagian besar whey protein kurang tercerna dalam usus. Ketika whey protein tidak tercerna secara lengkap dalam usus, maka beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan sistemik. Peristiwa ini dikenal dengan alergi protein susu (milk protein allergy)

V. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan : Penangas air Beker gelas Erlenmeyer Pipet tetes Gelas ukur Kertas saring Corong Oven Pengaduk

Bahan yang digunakan : Susu bubuk Asam asetat Glasial Etanol 95% Eter

VI. PROSEDUR PERCOBAAN Panaskan 100 mL susu dalam air panas sehingga temperatur susu naik 400C. Tambahkan setetes demi tetes sebanyak 1 ml asam Asetat Glasial sambil diaduk sehingga semua kaseina mengendap. Saring endapannta dengan kain panjang, air diperas dari kaseina. Suspensikan endapan dengan 50 mL etanol 95%. Saring endapan yang terbentuk. Kemudian endapannya disuspensikan dengan Etanol + Eter (1:1) saring endapannya dan ditambahkan dengan 50 mL Eter, dan endapannya disaring, dikeringkan dan ditimbang.

VII. HASIL PENGAMATAN Susu cair + Asam asetat glasial endapan berwarna kuning Larutan bewarna putih dan terdapat Disaring endapan putih (I) Disaring Endapan putih (I) + etanol 25ml endapan putih (II) Endapan putih (II) + etanol 25ml Endapan putih (III) diuapkan dan ditimbang Berat protein = Berat porselin & kasein Berat cawan porselin = 52,6261 49,3602 = 2,2659 endapan putih (III)

VIII. PERSAMAAN REAKSI


Hidrolisis Protein R1 H2N NH .
+

-O O H3N R1 Asam amino

-O

O
+

H3N R2

R2 Protein Dalam suasana asam -O O


+

Asam amino

HO CH 3COOH O
+

H3N R

H3N R

Asam amino

Asam amino dalam asam

Penambahan etanol 95 % HO O
+

HO C2H5OH H2N R R O

H3N

Penambahan Eter -O O
+

CH3

H3N R Asam amino

O CH 3CH 2OCH 2CH 3


+

H3N R

CH 3CH 2OH

Dietil eter

IX. ANALISA DATA 1. Secara Teori Berat Susu Takaran saji Volume saji 27 gram 185 ml X X = = = = Massa yang disajikan Volume yang dibutuhkan X 50 ml 1350 50 ml 7,3 gram

Berat Protein persentaseprotein dalam AKG Berat Susu 11%,7,3 gr 11 7,3 gr 100 0,803 gr Berat Kasein persentasekasein dalam protein Berat Protein 80% 0,803gr 80 0,803gr 100 0,6424 gr Kasein Sampel % Kasein Teori X 100% Berat Susu 0,6424 Gram X100% 13 Gram 8,8 %

2. Secara Praktek Berat protein = Berat porselin & kasein Berat cawan porselin = 52,6261 49,3602 = 2,2659

Berat Kasein persentasekasein dalam protein Berat Protein 80% 2,2659 gr 80 2,2659 gr 100 1,81272gr Kasein Sampel % Kasein Teori X 100% Berat Susu 1,81272 Gram X 100% 7,3 Gram 24,83%

% Kesalahan Kasein

PU ( Teori) PU (Praktek) X 100% PU ( Teori) 0,6424 1,81272 X100% 0,6424

182,179 %

X. PEMBAHASAN Percobaan kali ini adalah pembuatan kasein. Kasein merupakan suatu protein nutrien dan penyimpan, serta merupakan protein yang paling utama dalam susu, yang jumlahnya kira-kira 80 % dari total protein yang ada dalam susu. Percobaan awalnya dilakukan dengan melarutkan susu dalam air 50 ml, agar susu dapat larut dengan sempurna atau homogen, maka campuran diaduk. Kemudian dipanaskan suhu 40oC. Adapun pemanasan jangan sampai melebihi 40oC karena protein dalam susu itu dapat rusak karena terjadi denaturasi protein. Karena seperti kita ketahui, protein mudah terdenaturasi pada suhu yang tinggi. Jadi suhu atau temperatur pada saat susu dipanaskan harus dijaga. Kemudian susu tersebut ditambahkan asam asetat glacial dan dipanaskan didalam oven. Penambahan asam asetat ini dimaksudkan untuk proses pengasaman susu agar partikel-partikel dalam susu tersebut mengendap akibat aktivitas enzim. Proses yang terjadi yaitu garam-garam kalium dan fosfornya yang semula terikat pada kasein akan melarut berangsur-angsur sehingga kasein akan mengendap. Warna endapan nya adalah kuning muda. Selain itu penambahan asam asetat ini bertujuan untuk menurunkan pH larutan, sehingga susu akan menggumpal dan terbentuk endapan. Kemudian endapan tersebut dipisahkan dari larutannya yaitu dengan disaring dengan menggunakan kain tipis dengan sedikit diperas agar proses penyaringan dari larutan dengan kasein lebih cepat. Selanjutnya diberikan etanol 95% hingga terendam, kemudian dilarutkan dan disaring kembali. Pemberian etanol bertujuan untuk mengurangi zat-zat pengotor yang bersifat polar yang terkandung dalam susu seperti vitamin, mineral, dan lain sebagainya. Lalu untuk mencuci kasein agar terpisah dari zat-zat yang tidak diperlukan dalam susu maka protein kita larutkan dengan alkohol dan eter. Proses pemurnian dilakukan dengan menggunakan campuran eter dengan etanol dengan perbandingan 1: 1 dan endapan terakhir dimurnikan dengan eter. Sehingga menghasilkan suspensi dan gumpalan (endapan yang diperoleh) disaring. selanjutnya endapan yang diperoleh ditambahkan eter dimana menghasilkan endapan kasein serta fltratnya berupa cairan keruh. Penggunaan eter ini untuk melarutkan dan menghilangkan zat pengotor yang bersifat non polar seperti lemak dan lain sebagainya. Hasil akhir yang didapat adalah terbentuknya endapan putih yang merupakan kasein. Dari perhitungan analisa data, didapat % kesalahan yang besar dari teorinya. Hal ini juga dapat disebabkan pada saat penyaringan kasein.

XI. KESIMPULAN 1. Kasein merupakan protein susu yang berjumlah 80% dari total jumlah protein dalam susu. 2. Kasein dalam protein susu dapat dipisahkan dengan cara melarutkan alkohol dan eter. 3. Pemberian etanol bertujuan untuk mengurangi zat-zat pengotor yang bersifat polar yang terkandung dalam susu seperti vitamin, mineral, dan lain sebagainya 4. Penggunaan eter untuk melarutkan dan menghilangkan zat pengotor yang bersifat non polar seperti lemak dan lain sebagainya. 5. Penambahan asam asetat glasial ketika susu selesai dipanaskan pada suhu 40o C sebagai katalis untuk mempercepat laju reaksi.

DAFTAR PUSTAKA Ihsan, Addinul. (2011,April 24). Kasein. Dipetik Juni 06, 2013, dari Blogspot: http://chemistryismyworld.blogspot.com/2011/04/kasein.html Anonim. Fungsi Manfaat Protein Kasein. Dipetik Juni 06, 2013, dari Blogspot: http://amazine.co/13034/apa-itu-kasein-fungsi-manfaat-protein-kasein/ Anonim. (2012,January 08). Kasein. Dipetik Juni 06, 2013, dari Blogspot: http://artikelteknikkimia.blogspot.com/2012/01/kasein.html

GAMBAR ALAT

Pipet tetes Tabung Reaksi

Beaker Gelas

Gelas Ukur

Batang pengaduk

Corong pemisah

Erlenmeyer

Anda mungkin juga menyukai