Anda di halaman 1dari 9

State Polytechnic of Jakarta

LAPORAN LABORATORIUM ANALOG TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR ELEKTRONIK

DISUSUN OLEH : Dwipa Ardiansyah ( Penanggung Jawab ) Muspita Juliani ( Anggota ) Wibby Aldryani A. P. ( Anggota ) KELAS : T. TELKOM 3 D
KELOMPOK 1

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2009 / 2010

Telecommunication Engineering

State Polytechnic of Jakarta

PERCOBAAN 13 TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR ELEKTRONIK 1. TUJUAN


Merencanakan sebuah transistor yang dapat digunakan sebagai saklar. Mengetahui fungsi transistor sebagai saklar elektronik yang mengemudikan suatu beban.

2. DASAR TEORI
Selain digunakan sebagai penguat, Transistor juga sering digunakan sebagai saklar. Gambar (a) menunjukkan rangkaian transistor digunakan sebagai saklar elektronik. Bias basis dikendalikan oleh sinyal masukan. Bila Vs negatif, maka sambungan basis dibias balik dan transistor tersebut cut-off, sehingga secara ideal tidak ada arus pada kolektor. Dengan membuat Vs negatif, maka tidak akan mempengaruhi arus kolektor.

Bila sinyal Vs positif dan lebih besar daripada tegangan yang menghidupkan ( turn-on voltage ), maka sambungan basis akan dibias maju dan tidak akan ada arus kolektor. Jika Vs cukup besar, maka transistor akan menjadi jenuh dan arus kolektor dibatasi oleh Vcc dan R2. Secara ideal, maka Vce kejenuhan samadengan nol. Dengan memperbesar Vs lebih jauh, maka tidak akan mempengaruhi nilai ini. Kondisi jenuh Saklar transistor dapat dalam keadaan terbuka atau tertutup, dengan demikian merupakan sebuah rangkaian keadaan dua, dari satu keadaan ke keadaan jenuh. Dua keadaan ini bisa ditimbulkan dengan cara mengubah nilai Vs, yang sering dinamakan sinyal picu. Konsep saklar ditunjukkan dalam pengendalian arus keluaran oleh sinyal picu yang diberikan pada basis.

Telecommunication Engineering

State Polytechnic of Jakarta Selain digunakan sebagai penguat, Transistor juga sering digunakan sebagai saklar. Gambar (a) menunjukkan rangkaian transistor digunakan sebagai saklar elektronik. Bias basis dikendalikan oleh sinyal masukan. Bila Vs negatif, maka sambungan basis dibias balik dan transistor tersebut cut-off, sehingga secara ideal tidak ada arus pada kolektor. Dengan membuat Vs negatif, maka tidak akan mempengaruhi arus kolektor. Kondisi ini diperlihatkan olek titik a pada karakteristik yang di tunjukkan pada gambar. Bila sinyal Vs ( gambar (a)) positif dan lebih besar daripada tegangan yang menghidupkan ( turn-on voltage ), maka sambungan basis akan dibias maju dan tidak akan ada arus kolektor. Jika Vs cukup besar, maka transistor akan menjadi jenuh dan arus kolektor dibatasi oleh Vcc dan Rc. Secara ideal, maka Vce kejenuhan samadengan nol. Dengan memperbesar Vs lebih jauh, maka tidak akan mempengaruhi nilai ini. Kondisi jenuh ditunjukkan oleh titik b dalam gambar. (b).Saklar transistor ( gambar (a)) dapat dalam keadaan terbuka atau tertutup, dengan demikian merupakan sebuah rangkaian keadaan dua, dari satu keadaan ke keadaan jenuh. Dua keadaan ini bisa ditimbulkan dengan cara mengubah nilai Vs, yang sering dinamakan sinyal picu. Konsep saklar ditunjukkan dalam pengendalian arus keluaran oleh sinyal picu yang diberikan pada basis. Transistor merupakan salah satu jenis komponen aktif yang banyak digunakan, baik dalam rangkaian analog maupun digital. Transistor yang banyak digunakan adalah transistor bipolar, yang terdiri dari dua jenis yaitu PNP dan NPN. Secara umum transistor digunakan untuk pensaklaran (switching) maupun penguatan. Transistor dapat bekerja bila diberi bias. Pembiasan pada transistor dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Bias maju (forward bias) pada hubungan emitor dan basis, dimana bahan tipe P mendapat positif dan tipe N mendapat negatif. Bias mundur (reverse bias) pada hubungan kolektor dan basis, dimana bahan tipe P mendapat negatif dan tipe N mendapat positif.

Pada transistor terdapat tiga daerah kerja, yaitu: Daerah mati (Cut Off) Daerah mati merupakan daerah kerja saat transistor mendapat bias arus basis (Ib) > 0, maka arus kolektor dengan basis terbuka menjadi arus bocor dari basis ke emitor (ICEO). Hal yang sama dapat terjadi pada transistor hubungan kolektor-basis. Jika arus emitor sangat kecil (IE = 0), emitor dalam keadaan terbuka dan arus mengalir dari kolektor ke basis (ICBO). Telecommunication Engineering 3

State Polytechnic of Jakarta Daerah aktif Transitor dapat bekerja pada daerah aktif jika transistor mendapat arus basis (Ib) > 0. Tetapi jika lebih kecil dari arus basis maksimalnya, keluaran arus kolektor akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan pemberian arus basisnya.

Gambar 1 Kurva karakteristik dan garis beban DC transistor Daerahjenuh Transistor dapat bekerja pada daerah jenuh jika transistor mendapat arus basis (Ib) lebih besar dari arus basis maksimalnya. Hal ini menimbulkan keluaran arus kolektor tidak dapat bertambah lagi. Prinsip pengoperasian transistor sebagai saklar memiliki dua keadaan, yaitu keadan tidak bekerja (cut off) dan keadaan jenuh. Dimana perubahan keadaannya dapat berupa perubahan tegangan ataupun arus.

Gambar 2 Konfigurasi transistor sebagai saklar Saat Vin = 0, maka tidak ada arus yang mengalir pada Rb dan basis transistor sehingga transistor dalam kondisi tidak bekerja. Tidak ada arus yang mengalir kecuali arus bocor, sehingga kondisi ini identik dengan saklar terbuka (sambungan C-E terpisah) dan menyebabkan beban RL tidak bekerja. Saat Vin mendapat masukan yang cukup besar hingga Telecommunication Engineering 4

State Polytechnic of Jakarta dapat mengalirkan arus basis yang cukup untuk transistor, maka transistor akan jenuh. Pada kondisi ini arus kolektor akan mengalir (sambungan C-E) terhubung dan menyebabkan beban RL akan bekerja. Pada saat transistor jenuh arus yang mengalir pada beban RL adalah:

Besarnya arus basis dapat dicari dengan persamaan:

Suatu saklar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki dua keadaan, yaitu keadaan on dan keadaan off. Keadaan off / tutup merupakan suatu keadaan yang mana tidak ada arus yang mengalir. Keadaan on / buka merupakan suatu keadaan yang mana arus bisa mengalir dengan bebas atau dengan kata lain tidak ada resistivitas dan besar tegangan saklar sama dengan nol. Dari grafik rangkaian seri transistor dengan resistor, yaitu grafik output transistor (grafik Ic terhadap Vce) dengan grafik resistor beban, terlihat bahwa transistor bisa memiliki sifat saklar tersebut. Ketika arus basis nol, tidak ada arus kolektor, berarti transistor tutup. Titik itu juga disebut transistor dalam keadaan putus atau cutoff dan merupakan saklar terbuka. Kalau arus basis bertambah besar, arus kolektor bertambah besar sampai garis beban memotong garis output (Ic terhadap Vce) terakhir. Pada titik itu arus kolektor tidak bisa bertambah lagi walau pun arus basis terus naik. Titik itu disebut titik jenuh ( saturation point). Kalau arus basis lebih besar daripada yang diperlukan untuk mencapai titik jenuh atau saturasi, dikatakan transistor dalam keadaan saturasi dan over saturation, tegangan kolektoremitor kecil (0,2-0,3 Volt). Itu berarti dalam situasi ini transistor merupakan saklar tertutup. Kalau transistor dipakai hanya pada dua titik tersebut (titik putus atau titik saturasi) berarti transistor dipakai sebagai saklar. Daya yang diserap oleh transistor pada dua titik ini kecil (bahkan nol atau titik putus), tetapi dalam keadaan aktif daya yang diserap transistor lebih besar. Sebab itu dalam banyak pemakaian yang mana arus besar harus diusahakan supaya daerah aktif dilewati dalam waktu yang singkat dan transistor tidak menjadi terlalu panas. Agar transistor dalam keadaan jenuh atau jenuh berlebihan, arus basis harus minimal Telecommunication Engineering 5

State Polytechnic of Jakarta sebesar arus kolektor maksimal dibagi dengan penguatan arus hfe dari transistor.Arus kolektor maksimal terdapat dari tegangan sumber (Vcc) dibagi dengan resistivitas dari resistor kolektor (Rc), berarti arus kolektor maksimal adalah arus yang paling besar yang bisa mengalir ketika tegangan kolektor-emitor nol.Satu contoh di mana transistor dipakai sebagai saklar adalah dalam rangkaian elektronika digital biasanya hanya terdapat dua keadaan, yaitu bertegangan dan tegangan nol atau dengan kata lain hanya terdapat keadaan on dan keadaan off.

3. ALAT ALAT YANG DIPERGUNAKAN


Multimeter analog Transistor BC107 Resistor 500, 1k, 2k, 500k LED DC power supply : 2 buah : 1 buah : @ 1 buah : 1 buah : 2 buah

4. LANGKAH LANGKAH PERCOBAAN


A. Saklar Transistor Tanpa Beban Lihatlah nilai Bdc transistor BC 107 di datasheet. Hitunglah Ib,Ic,Vee,Vce(Vout) pada Vin=Vbb=0V dan Vin=+5V pada rangkaian1 Buatlah rangkaian pada gambar 1, diberi Vin=0V lalu ukur Ib, Ic, Vbe, dan Vce. Ulangi langkah 3 pada Vin=+5V.

Gambar 1. Rangkaian saklar transistor tanpa beban

Telecommunication Engineering

State Polytechnic of Jakarta B. Saklar Transistor dengan Beban Perhatikan rangkaian pada gambar 2, bila Rc=1 K dan Veb=0V hitunglah nilai Ib,Ic ,Vbe dan Vcb. Bila Rc=1 k dan Vbb=5V, hitunglah nilai IB,IC,VBE dan RB.

Ulangi langkah 1 dan 2 untuk nilai Rc yang lain dan cantumkan hasilnya pada tabel 2. Rangkailah seperti gambar 2 dengan nilai Rc sebesar 1K dan Rb sesuai hasil perhitungan. Aturlah Vbb=0V (kondisi cut off).Ukur Ib,Ic,Vce,Vbe dan Vled. Aturlah Vbb=5V (kondisi saturasi).Ukur Ib,Ic,Vce dan Vled. Ulangi langkah 4) dan 5) untuk nilai RC dan RB yang lain.

5. ANALISA DATA
Pada percobaan saklar tanpa beban, saat Vbb = 0, maka tidak ada arus yang mengalir pada Rb dan basis transistor sehingga transistor dalam kondisi saklar terbuka (saat kondisi cut off) dan menyebabkan beban RL tidak bekerja. Pada saat Vbb = 5V sehingga basis mendapatkan arus, maka transistor akan jenuh (saat kondisi saturasi). Pada kondisi ini arus kolektor akan mengalir (sambungan C-E) terhubung dan menyebabkan beban RL akan bekerja. Sebelum merangkai rangkaian driven harus menghitung besar RB terlebih dahulu dengan menggunakan rumus yang ada. Sama halnya pada tabel 1 pada tabel2 pada kondisi cut off maka arus tidak ada yang mengalir sehingga tegangan =0V pada kondisi ini disebut sebagai saklar terbuka. Pada saat kondisi saturasi dimana arus kolektor tidak bisa bertambah lagi walau pun arus basis terus naik disebut titik Telecommunication Engineering 7

State Polytechnic of Jakarta satturasi. Kalau arus basis lebih besar daripada yang diperlukan untuk mencapai titik jenuh atau saturasi, dikatakan transistor dalam keadaan saturasi dan over saturation, tegangan kolektor-emitor kecil (0,2-0,3 Volt). Itu berarti dalam situasi ini transistor merupakan saklar tertutup. Walaupun menggunakan nilai RC yang berbeda-beda tetapi nilai IB, IC, VBE, VCE relatif konstan hal itu dapat terjadi karena transistor tersebut sudah pada kondisi saturasi (titik jenuh).

6. KESIMPULAN
Transistor sebagai saklar elektronik adalah suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki keadaan on dan keadaan off. Bias basis dikendalikan oleh sinyal masukan Pada transistor terdapat tiga daerah kerja, yaitu: daerah mati (cut off), daerah aktif, daerah jenuh (saturasi). Keadaan off merupakan suatu keadaan yang mana tidak ada arus yang mengalir. Keadaan on merupakan suatu keadaan yang mana arus bisa mengalir dengan bebas atau dengan kata lain tidak ada resistivitas dan besar tegangan saklar sama dengan nol. Kita dapat merancang sendiri transistor yang dapat digunakan sebagai saklar.

Telecommunication Engineering

State Polytechnic of Jakarta

DAFTAR PUSTAKA
1. http://indomicron.co.cc/elektronika/analog/transistor-sebagai-saklar/ 2. http://elkaubisa.blogspot.com/2009/04/transistor-sebagai-saklar-bagian-1.html 3. http://www.elektroindonesia.com/elektro/elek34.html 4. http://shatomedia.com/2009/01/transistor-sebagai-saklar

Telecommunication Engineering

Anda mungkin juga menyukai