kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu. Sebelum lebih jauh membicarakan penilaian investasi sangat penting memahami uang dan nilai waktunya. Konsep Nilai Waktu Uang Individu menghargai uang secara berbeda, bila waktunya tidak sama. Atau individu mengakui bahwa uang mempunyai nilai waktu. Nilai mata uang mengalami penurunan karena pengaruh inflasi. Makin tinggi inflasi makin cepat penurunan nilai mata uang. Untuk membicarakan konsep nilai waktu perlu membicarakan bunga majemuk dan nilai sekarang. Bunga Majemuk NTn = X0 (1+r)n NTn X0 r n = nilai terminal = nilai awal = tingkat bunga = jumlah periode
Aifrid
102
Makin besar tingkat bunga dan makin lama periode akan makin besar nilai terminalnya. Bunga Majemuk Digandakan Lebih dari Sekali dalam Setahun Makin sering bunga dibayar dalam setahun makin tinggi nilai terminal di akhir tahun.
r NTn = X 0 1 + m
m,n
m menunjukkan berapa kali bunga dibayar dalam setahun. Jadi jika bunga dibayar bulanan, maka:
12
(12 x 2 )
= 122,04
Menunjukkan berapa nilai uang pada saat ini untuk nilai tertentu di masa datang. A1 = PV (1+k) A1 PV k = nilai uang 1 tahun akan datang = niali uang saat ini = tingkat bunga
Jika 1 tahun akan datang kita butuh uang Rp. 500.000, maka saat ini dengan tingkat bunga 15% kita harus menabung: Rp. 500.000 = PV (1,15) PV = 500.000 / 1,15 = 434.783
PV =
An (1 + k ) n
Aifrid
103
Present value bila tingkat bunga digunakan lebih dari sekali setahun
PV =
An k (1 + ) mn m
A1 mn k
= aliran kas pada akhir tahun = berapa kali bunga digandakan dalam setahun = tingkat bunga
bila tingkat bunga digandakan terus menerus, present value aliran kas di akhir tahun n:
PV =
An em
e = 2,71828 Internal Rate of Return atau Yield IRR suatu investasi adalah tingkat bunga yang menyamakan present value dari aliran kas keluar dan present value dari aliran kas masuk:
(1 + r )
t =0
At
=0
At n r
= aliran kas pada periode t = periode terakhir aliran kas diharapkan = jumlah aliran kas yang di discounted kan pada akhir tahun 0 sampai tahun n = tingkat bunga
Metoda Penilaian Investasi 1. Metoda Average Rate of Return. Mengukur tingkat rerata keuntungan yang diperoleh investasi. Angka yang digunakan adalah laba setelah pajak dibanding dengan total atau average investment. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam persentase. Angka ini kemudian dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Bila lebih besar daripada tingkat keuntungan yang disyaratkan maka proyek dikatakan menguntungkan, sebaliknya jika lebih kecil proyek ditolak.
Aifrid
104
Contoh: Proyek butuh investasi Rp. 800 juta untuk aktiva tetap dan Rp. 200 juta untuk modal kerja. Umur ekonomis aktiva tetap ditaksir 8 tahun, tanpa nilai sisa dan disusut dengan metoda garis lurus. Penjualan diperkirakan Rp. 1.500 juta/tahun. Biaya operasional tunai diperkirakan Rp. 1 juta/tahun. Pajak 35%. Untuk hitung ARR perlu hitung laba setelah pajak: Penjualan Biaya-biaya: Operasional tunai Penyusutan (rp.800juta/8) Laba sebelum pajak Pajak (35%) Laba setelah pajak maka ARR tiap tahun: Rp. 1.000 juta 100 juta Rp.1.100 juta 400 juta rp. 140 juta 260 juta Rp. 1.500 juta
Aifrid
105
Dari contoh sebelumnya dihitung aliran kas proyek. Aliran kas operasional per tahun: Rp260 juta + Rp100 juta = Rp360 juta, jika dianggap bahwa pengakuan terhadap biaya dan penghasilan tidak banyak berbeda dengan terjadinya aliran kas keluar dan masuk. Terminal cash flow proyek ini Rp200 juta dari kembalinya modal kerja pada akhir tahun ke-8. Initial cash flow proyek ini Rp1.000 juta. Maka tiap tahun diperoleh Rp360 juta dari operasinya, maka dalam waktu (Rp1.000/Rp360) x 1 tahun = 2,78 tahun investasi sudah bisa kembali. Permasalahan utama disini adalah sulit menentukan periode payback maksium yang disyaratkan sebagai angka pembanding. Secara normatif, memang tidak ada pedoman yang bisa dipakai untuk menentukan payback maksimum. Dalam prakteknya yang digunakan adalah payback umumnya dari perusahaan yang sejenis. Kelemahan lainnya: Mengabaikan nilai waktu uang. Mengabaikan aliran kas setelah periode payback. Untuk mengatasi kelemahan pertama, bisa digunakan discounted payback, dimana aliran kas operasional dan terminal cash flow di discounted kan dengan tingkat bunga yang dianggap relevan. Meskipun ada kelemahan, masih banyak organisasi yang menggunakan metoda payback sebagai pelengkap penilaian investasi. Terutama oleh perusahaan yang menghadapi masalah likuiditas atau kelancaran keuangan jangka pendek. 3. Metoda Net Present Value Menghitung selisih nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) dimasa datang. Sebelumnya ditentukan tingkat bunga yang dianggap relevan. Jika PV penerimaan kas bersih di masa datang lebih besar daripada PV investasi, maka proyek menguntungkan. Bila lebih kecil (NPV negatif), proyek ditolak. Dari contoh sebelumnya investasi Rp1.000 juta. Kas masuk tiap tahun (dari operasi) Rp360 juta. Terminal cash flow nya Rp200 juta. NPV nya:
Aifrid
106
NPV = 1.000 +
misal r = 25% (sementara dianggap given) maka: NPV = - 1.000 + 1.232,04 Karena POSITIF, maka proyek dianggap menguntungkan. 4. Metoda Internal Rate of Return Menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa datang. Jika tingkat bunga lebih besar daripada tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan, jika lebih kecil dikatakan merugikan. Dari contoh sebelumnya:
1.000 =
r yang menyamakan sisi kiri dan kanan persamaan merupakan IRR proyek. Dalam IRR terpaksa dilakukan interpolasi dan trial and error (terutama jika aliran kasnya tidak sama dari tahun ke tahun). 5. Metoda Profitability Index (PI) Menghitungkan perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi. Jika PI > 1 maka proyek dikatakan menguntungkan, dan sebaliknya. Sebelumnya ditentukan tingkat bunga yang digunakan. Dari contoh sebelumnya:
PI =
dibahas tidak selalu memberi keputusan yang sama. Maka jika harus memilih ada beberapa pertimbangan, ARR dan payback mengabaikan nilai waktu uang. Jadi yang bisa menjadi pilihan adalah NPV, IRR, dan PI. Jika metoda NPV dan PI digunakan untuk menilai usulan investasi maka hasilnya akan selalu konsisten. Tapi jika untuk memilih proyek maka hasilnya bisa tidak konsisten, lebih baik menggunakan NPV karena memiliki nilai absolut.
Aifrid
107
Jika metoda NPV dan IRR digunakan untuk menilai usulan investasi maka hasilnya umumnya sama kecuali jika aliran kasnya tidak normal lebih cocok menggunakan NPV. Jika untuk memilih usulan investasi maka hasilnya bisa tidak konsisten, lebih baik menggunakan NPV karena selalu memberikan keputusan yang tepat sejauh kita bisa menentukan tingkat keuntungan yang disyaratkan dengan tepat. 5. PENDEKATAN PRAKTIS UNTUK MEMASUKKAN FAKTOR RISIKO DALAM INVESTASI Ada beberapa metoda untuk memasukkan faktor ketidakpastian dalam analisis investasi yaitu: modifikasi metoda certainty equivalent, analisis senstiivitas, analisis break even point dan metoda simulasi. Modifikasi Metoda Certainty Equivalent Metoda Certainty Equivalent menghitung NPV usulan investasi dengan mengekuivalenkan aliran kas yang tidak pasti menjadi kas yang pasti dan menggunakan tingkat keuntungan bebas risiko sebagai tingkat bunga dalam menghitung NPV nya. Sedangkan Modifikasi Metoda Certainty Equivalent menghitung NPV suatu usulan investasi menggunakan tingkat keuntungan bebas risiko, tapi tidak menyesuaikan aliran kasnya. Metoda ini mengukur probabilitas proyek ini akan memperoleh NPV <= 0. Jika proyek mempunyai NPV yang diharapkan yang sama, tapi deviasi standar lebih besar, maka proyek ini mempunyai probabilitas mendapatkan NPV 0 yang lebih besar. Maka disini deviasi standar digunakan untuk mengukur risiko. Ada dua: o Aliran kas yang independen; yang terjadi pada tahun 1 tidak mempengaruhi yang akan terjadi pada tahun ke-2 dst. o Ketergantungan aliran kas. Bisa jadi berkorelasi sempurna, korelasi moderat. Analisis Sensitivitas Dalam analisis sensitivitas dicari semua variabel atau faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan proyek beroperasi dan menghasilkan laba. Variabel ini dapat dikumpulkan dari pendapat tiap bagian, seperti
Aifrid
108
market share, market size, harga jual per unit, biaya variabel per unit, biaya tetap, dll. Untuk analisis kepekaan ini staf tiap bagian diminta pendapatnya tentang taksiran optimis dan pesimis dari variabel yang ada. Atau dikaji seberapa jauh kepekaan proyek terhadap perubahan faktor yang diduga punya peranan besar dalam kemampuan proyek. Kelemahan: Sulit menentukan taksiran pesimis dan optimis, karena tiap orang mempunyai taksiran berbeda. Sangat mungkin ada keterkaitan antara variabel. Hingga bisa jadi asumsi suatu variabel berada dalam nilai pesimis tapi yang lainnya berada pada keadaan diharapkan. Analisis Break Even Point BEP adalah titik atau keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak rugi. Ini bisa terjadi jika perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel. Penerapan analisis BEP pada masalah produksi untuk menentukan tingkat produksi agar perusahaan berada pada titik impas. Komponen analisis BEP: 1. Biaya tetap; biaya yang selalu tetap walaupun jumlah yang diproduksi berubah-ubah sehingga biaya akan konstan pada periode tertentu. 2. Biaya variabel; biaya yang selalu berubah sesuai perubahan produksi atau penjualan. Dihitung berdasarkan persentase penjualan tertentu. 3. Biaya total = biaya tetap + biaya variabel.
Total Biaya (Total Cost) Biaya variabel (Variable Cost) Biaya tetap (Fixed Cost) Volume produksi TC = VC + FC
Biaya (Rp)
Aifrid
109
Menghitung BEP: 1. Pendekatan matematis BEP = Atau BEP = Fixed Cost Sales Price/Unit Variabel Cost/Unit Fixed Cost 1 Variabel Cost/Net Sales = unit
Rp
2. Pendekatan grafis; menggambarkan perilaku pengeluaran biaya tetap, biaya total dan untuk kondisi tertentu yang akan diukur BEP nya. Secara grafis BEP ditentukan oleh perpotongan garis TR dan garis TC.
Total Revenue (TR) Cost & Revenue
BEP Laba
TC VC
Rugi
FC
Penjualan
Gambar 7.2. Grafik BEP Asumsi dalam BEP: FC harus konstan selama periode tertentu. VC dalam hubungannya dengan penjualan harus konstan. Harga jual/unit tidak berubah dalam periode tertentu. Sales mix adalah tetap. Perubahan FC. Perubahan harga jual/unit. Perubahan rasio VC atau VC/unit. Perubahan sales mix.
Aifrid
110
Simulasi Monte Carlo Merupakan usaha memperkirakan keadaan senyatanya menggunakan model tertentu. Prosedur ringkasnya: Membuat model untuk proyek; Bisa model sederhana atau kompleks. Makin sedikit variabel digunakan dan tidak ada ketergantungan antar variabel itu, juga antar waktu, maka model jadi makin sederhana. Menentukan probabilitas. Melakukan simulasi; menghtiung aliran kas tiap periode hingga diperoleh taksiran rerata aliran kas pertahun. Pendekatan praktis pemilihan sumber pembelanjaan: Analisis rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri. Analisis aliran kas.
Referensi: Clifton, David S., Project Feasibility Analysis, John Wiley & Sons, Canada (or Singapore), 1977 Husnan, S & Suwarsono, Studi Kelayakan Proyek, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 1994. Siswanto, Studi Kelayakan Proyek, PPM, Jakarta, 1996.
Aifrid
111