Anda di halaman 1dari 31

22

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Di beberapa negara di dunia, khususnya Indonesia Kejadian Luar Biasa (KLB) terutama yang disebabkan penyakit menular seperti demam berdarah (DHF), Malaria, Diare, dan lain-lain yang masih sering terjadi. Angka motilitas dan morbilitas yang disebabkan oleh penyakit menular ini masih tinggi, terutama yang disebabkan oleh wabah DHF. Penyakit DHF ini merupakan masalah kesehatan yang memerlukan pencegahan dan penanggulangan yang sungguh-sungguh, karena tidak sedikit anggka kesakitan dan kematian terjadi akibat penyakit DHF ini. Penyakit DHF ini tidak hanya menyerang orang dewasa dan remaja tetapi juga telah menyerang anak-anak. Awal tahun 2004 yang lalu wabah ini mencapai puncaknya, ribuan orang sakit dan ratusan orang meninggal akibat penyakit ini. Beberapa kota besar terserang wabah ini malah wabah ini talah memasuki daerah pedesaan. Berdasarkan data diatas, maka diperlukan peran perawat sebagai pelaksana Asuhan Keperawatan baik dari segi preventif, promotif, dan

rehabilitatif. Upaya yang dilaksanakan bersifat menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan untuk mencegah dan menanggulangi akibat yang terjadi dari penderita DHF, bagaimana gejala, pencegahan serta pengobatannya.

22

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penulis merasa tertarik untuk mengambil topik studi kasus ini mengenai Asuhan Keperawatan pada klien dengan DHF di Instalasi rawat inaf penyakit dalam (Ruang Mutiara) RSU dr. Slamet Garut.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan DHF di Instalasi Rawat Inaf Penyakit Dalam RSU dr. Slamet Garut.

2. Tujuan Khusus a. Mampu melaksanakan pengkajian pada klien dengan DHF,

mengklasifikasikan dan menganalisa data yang dapat ditentukan dari diagnosa keperawatan yang sesuai dengan prioritas masalah. b. c. Mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada klien DHF. Mampu menerapkan rencana Asuhan Keperawatan sesuai

perencanaan yang telah dibuat berdasarkan kesiapan ilmu dan keterampilan yang dimiliki. d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah ditetapkan pada klien dengan DHF. e. Mampu melaksanakan evaluasi terhadap Asuhan Keperawatan pada klien DHF.

22

f.

Mampu mendokumentasikan hasil pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien DHF.

C. Metode Penulisan 1. Rancangan Penulisan Penulisan karya tulis mini ini menggunakan studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. 2. Teknik Pengumpulan Data a. b. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap klien, keluarga, perawat atau tim kesehatan yang mengetahui keadaan klien. c. d. Observasi Pengamatan langsung pada klien, dalam hal ini menggunakan tekhnik inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. e. f. Studi Dokumenter Yaitu tekhnik pengumpulan data yang di dapat dari pemeriksaan diagnostik, labolatorium dan catatan kesehatan lainnya yang bertujuan untuk mendukung data yang didapatkan dari hasil wawancara. g. h. Studi Kepustakaan Yaitu dengan mencari data-data yang relevan terhadap masalah yang dibahas baik tentang penyakit ataupun proses keperawatan.

22

i. j.

Partisipasi akhir penulis Penulis melakukan secara langsung Asuhan Keperawatan pada klien dengan menggunakan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

3. Sumber dan Jenis Data a. Pada dasarnya sumber data terbagi dua, yaitu : 1) Sumber Primer Diperoleh dari klien sendiri melalui wawancara dan observasi langsung. 2) Sumber Sekunder Diperoleh dengan melakukan wawancara dengan keluarga klien atau anggota tim kesehatan lainnya yang mengetahui kadaan klien, hasil pemeriksaan laboratorium dan data penunjang lainnya. b. Pada dasarnya jenis data terbagi dua, yaitu : 1) Data Subyektif Data yang diproleh dari keluhan klien atau didapat dari penuturan klien. 2) Data Obyektif Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, pada klien dengan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.

22

D. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penyusunan Karya Tulis mini ini maka penulis uraikan sistematikanya, yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Yang berisi latar belakang, tujuan penulis, metoda penulisan dan sistenatika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORITIS Membahas tentang konsep dasar dan proses keperawatan secra teoritis pada klien dengan DHF. BAB III TINJAUAN KASUS Yang berisi pelaksanaan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa masalah (diagnosa

keperawatan), perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Yang berisi kesimpulan penulis setelah melaksanakan keperawatan dan rekomendasi untuk perbaikan.

22

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalan hipotalamus anterior. Demam Dengue (dengue fever, disningkat DD) adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan tanda-tanda klinis berupa demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, dengan atau tanpa ruam, limfaclenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa mengecap, trombositopenia ringan dan ptekie spontan. Demam Berdarah Dengue (Dengue Hoemorrhagic Fever, disingkat DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama. Sindrom Renjatan Dengue (Dengue Shock Syndrom, disingkat DSS) adalag penyakit DBD yang disertai renjatan.

22

B. Patogenesis Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus sebagai vector di tibuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Inspeksi yang pertama kali dapat memberi gejala sebagai DD. Apabila orang tersebut mendapat infeksi berulang oleh tipe virus dengue yang berlainan akan menimbulkan reaksi yang berbeda. DBD dapat terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Virus akan berefleksi di nodus limfatikus regionaldan menyebar kejaringan lain, terutama ke sistem retikulooendoteliadan kulit secara bronkogen maupun hematogen. Tubuh akan membentuk kompleks virus antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktifkan sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya anafilatoksin C3a dan C5a sehingga permeabilitas dinding pembuluh darah meningkat. Akan terjadi juga agregasi trombosit yang melepaskan ADP, trombosit melepaskan vasoaktif yang bersifat meningkat permeabilitas kapiler dan melepaskan tronbosit faktor 3 yang merangsang intravaskuler. Terjadinya aktivasi faktor Hageman (faktor XII) akan menyebabkan pembekuan intravaskuler yang meluas dan meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah.

C. Manifestasi Klinis Gambaran klinis amat bevariasi, dari yang ringan, sedang seperti DD, sampai ke DBD dengan manifestasi demam akut, perdarahan, serta

22

kecenderungan terjadi renjatan yang dapat berakibat fatal. Masa inkubasi dengue antara 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Pada DD terdapat peningkatan suhu secara tiba-tiba, disertai sakit kepala, nyeri yang hebat pada otot dan tulang, mual, kadang muntah dan batuk ringan. Sakit kepala dapat menyeluruh atau berpusat pada supraorbital dan retroorbital. Nyeri dibagian otot terutama dirasakan bila tendodn dan otot peru ditekan. Pada mata dapat ditemukan pembengkakan, infeksi konjungtiva, lakrimasi dan fotofobia. Otot-otot sekitar mata terasa pegal. Eksanten dapat muncul pada awal demam yang terlihat jelas di muka dan dada, berlangsung beberapa jam lalu akan muncul kembali pada hari ke 3-6 berupa bercakbercak petekie di lengan dan kaki lalu keseluruh tubuh. Pada saat suhu turun ke normal, ruam berkurang dan cepat menghilang, berkas-berkasnya kadang terasa gatal. Pada sebagian pasien dapat ditemukan kuva suhu yang bifasik. Dalam pemeriksaan fisik pasien DD hampir tidak ditemukan kelainannadi pasien mula-mula cepat kemudian menjadi normal atau lebih lambat pada hari ke 4 dan ke-5. Bradikardi dapat menetap beberapa hari dalam masa penyembuhan. Dapat ditemukan lidah kotor dan kesulitan buang air besar. Pada pasien DBD dapat terjadi gejala perdarahan pada hari ke-3 atau ke-5 berupa ptekie, purpura, ekimosis, hematemesis, melena dan epistaksis. Hati umumnya membesar dan terdapat nyeri tekan yang tidak sesuai dengan beratnya penyakit. Pada pasien DSS, gejala renjatan ditandai dengan kulit yang terasa lembab dan dingin, sianosis perifer yang terutama tampak pada

22

ujung hidung, jari-jari tangan dan kaki, serta dijumpai penurunan tekanan darah hari ke-3 dan hari ke-7 penyakit.

D. Diagnosis Kriteria klinis DD, adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Suhu badan yang tiba-tiba meninggi, Demam yang berlangsung hanya beberapa hari, Kurva demam yang menyerupai pelana kuda, Nyeri tekan yang terutama di otot-otot dan persendian, Adanya ruam-ruam pada kulit, Leukopenia,

Kriteia klinis DBD menurut WHO 1986, adalah : 1. Demam akut, yang tetap tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara lisis. Demam disertai gejala tidak spesifik, seperti anorexia, malaise, nyeri pada punggung, tulang, persendian dan kepala. 2. Pembesaran hati dan nyeri tekan tanpa ikterus. 3. Dengan atau tanpa renjatan. Renjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis yang buruk. 4. Kenaikan nilai Ht atau hemokonsentrasi, yaitu sedikitnya 20%. Derajat beratnya DBD secara klinis dibagi sebagai berikut : 1. Derajat I (ringan), terdapat demam mendadak selama 2-7 hari disertai gejala klinis lain dengan manifestasi perdarahan teringan, yaitu uji turniket positif.

22

2.

Derajat II (sedang), ditemukan pula perdarahan kulit dan manifestasi perdarahan lain.

3. 4.

Derajat III, ditemukan tanda-tanda dini renjatan. Derajat IV, terdapat DDS dengan nadi dan tekanan darah yang tak teratur.

E. Pemeriksaan Penunjang 1. Darah. Pada DD terdapat leukopenia pada hari ke-2 atau hari ke-3. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi. Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya memanjang, dapat ditemukan penurunan faktor II, V, VII, IX dan XII. Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoprolenemia, hiponatremia, hipokloremia, SGOT, serum glutamik privat transaminase (SGPY), ureum dah Ph darah mungkin meningkat, reverse alkali menurun. 2. 3. Air seni. Mungkin ditemukan albuminuria ringan. Sumsum tulang. Pada awal sakit biasanya hiposeluler, kamudian menjadi hiperselular pada hari ke-5 dengan gangguan maturasi dan pada hari ke10 sudah kembali normal untuk semua sistem. 4. Uji serologi. a. Uji serologi memakai serum ganda, yaitu serum diambil pada masa akut da konvalesen, yaitu uji pengikat komplemen (PK), uji netralisasi (NT), dan uji dengue blot. Pada uji ini dicari kenaikan antibody antidengue sebanyak minimal empat kali.

10

22

b. Uji serologi memakai serum tunggal, yaitu uji dengue blot yang mengukur antibody antidengue tanpa memandang kelas antibodinya, uji IgM antidengue yang mengukur hanya antibodi antidengue dari kelas IgM. Pada uji ini yang dicari adalah ada tidaknya atau titer tertentu antibodi antidengue. 5. Isolasi virus, yang diperiksa adalah darah pasien dan jaringan.

F. Diagnosis Banding 1. adanya demam pada awal penyakit dapat dibandingkan dengan infeksi bakteri, maupun virus, seperti bronkopneumonia, kolesistitis,

pielonefritis, demam tifoid, malaria dan sebagainya. 2. Adanya ruam yang akut seperti pada morbili perlu dibedakan denagan DBD. 3. Adanya pembesaran hati perlu dibedakan dengan hepatitis akut dan leptospirosis. 4. 5. Pada meningitis meningkat dan sepsis terdapat perdarahan di kulit. Penyakit-penyakit darah seperti idiophatik thrombocytopenic purpurae, leukemia pada stadium lanjut, dan anemia aplastik. 6. 7. Renjatan endotoksik Demam chikungunya.

G. Penatalaksanaan Penatalaksanaan DD atau DBD tanpa penyulit adalah : 1. Tirah baring

11

22

2.

Makanan lunak dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula atau sirop) atau air tawar ditambah garam.

3.

Medika mentosa yang bersifat simtomatis. Untuk hiperpireksia dapat diberi kopres, antipiretik golongan asetaminofen, eukinin atau dipiron dan jangan diberikan asetosal karena bahaya perdarahan.

4.

Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi sekunder.

Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan : a. Pemasangan infus dan dipertahankan selama 12-48 jam setelah renjatan diatasi. b. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan pernafasan tiap jam, serta Hb dan Ht tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam. Pada pasien DDS diberi cairan intravena yang diberikan dengan guyur, seperti NaCl, ringer laktat yang dipertahankan selama 12-48 jam setelah ronjatan teratasi. Bila tak tampak perbaikan dapat diberikan plasma atau plasma expander atau dekstran atau preparat hemasol sejumlah 15-29 ml/kg berat badan dan dipertahankan selama 12-48 jam setelah ronjatan teratasi. Bila pada pemeriksaan didapatkan penurunan kadar Hb dan Ht maka diberi transfusi darah.

12

22

BAB III TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN 1. Biodata a. Biodata klien Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat No CM Tgl masuk Tgl pengkajian : Tn.F : 16 tahun : Laki-laki : islam : SMU : Siswa : Perumahan Cempaka : 457329 : 10 November 2003 : 11 November 2003

13

22

b. Biodata Penanggung Jawab Nama Umur Jenis Kelamin Peerjaan Pendidikan Agama Alamat Hub dengan klien : Tn.D : 42 tahun : Laki-laki : PNS : S1 : Islam : Perumahan Cempaka : Ayah

2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Klien mengeluh panas badan dan merasa lemah b. Riwayat Kesehatan Sekarang Menurut penuturan klien satu hari sebelum klien masuk ke RSU

dr Slamet Garut, Klien mengalami demam yang sangat tinggi, demam ini di sertai dengan rasa nyeri di selluruh persendian tubuh, demam ini mucul terutama malam hari. Klien juga mengalami mual.muntah dan napsu makan menurun. Karena merasa khawatir dengan kondisi klien maka keluarga klien memutuskan untuk membawa klien berobat ke RSU dr Slamet Garut dan dokter mengharuskan klien dirawat saat itu juga. Pada saat pengkajian, klien masih tampak lemah, suhu tubuh klien masih teraba tinggi yaitu 400C, klien pun masih mengeluh nyeri

14

22

persendian,panas badan klien meningkat ketika menjelang malam hari, napsu makan klien juga masih tampak menurun. c. Riwayat Kesehatan Dahalu Menurut penuturan klien dan keluarga klien, sebelumnya klien belum pernah menderita penyakit seperti yang di derita leh klien saat ini kecuali batuk-batuk dan panas badan biasa. Klien mengobati penyakitnya dengan berobet ke puskemas atau mengkonsumsi obat-obat dari warung. d. Riwayat Kesehatan Keluarga Menurut penuturan klien dan keluarga klien , di antara anggota keluarganya belum pernah ada yang mengalami penyakit seperti yang di derita oleh klien sekarang ini. 3. Pemriksaan Fisik Tanggal : 11 November 2003 a. Keadaan Umum Kesadaran Penampilan umum b. Tanda-tanda Vital T P R S c. : 100/80 mmHg : 90 x/menit : 24x/menit : 400C : Lemah : Compos menthis

Sistem Integumen

15

22

1)

Kulit Warna sawo matang, lembab, berkeringat banyak, halus, apabila di cubit dapat kembali pada keadaan semula dalam waktu +2 detik, tidak tampak adanya kotoran.

2)

Kuku Transparan, halus, cembung +1600, bila di tekan pengisian kapiler dapat kembali ke keadaan semula dalam waktu +2 detik, tidak tampak adanya kotoran.

3)

Rambut dan Kulit Kepala Hitam berkilau, halus, merata, tidak tampak adanya lesi dan kotoran.

d. Sistem Penglihatan Simetris antara bola mata kiri dan kanan, konjungtiva merah muda, sklera putih, pada saat diberi rangsangan cahaya spontan pupil mengecil, bola mata dapat bergerak kesegala arah, klien dapat membaca papan nama perawat pada jarak + 30 cm, tidak tampak aanya kotoran. e. Sistem Penghidu Simetris antara lubang hidung kiri dan kanan, halus, warna selaras dengan kulit disekitarnya, klien dapat membedakan bau lisol dan kayu putih, tidak adanya kotoran.

16

22

f.

Sistem Pendengaran Simetris antara telinga kiri dan kanan, halus, warna selaras dengan kulit disekitarnya, klien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat dengan tepat dan benar, tidak tampak adanya serume.

g.

Sistem pencernaan Tidak tampak adanya stomatitis dan sisa makanan, jenis makanan BN TKTP, frekuensi makan 3x/ hari, porsi habis porsi, jenis air

minum air putih, frekunsi + 6-7 gelas / hari cara mandiri. h. Sistem pernafasan Simetris antara dada kiri dan kanan, respirasi 24x/mnt, bunyi jantung reguler, bunyi pernafasan tidak terdapat wheezing, tidak tampak adanya kotoran. i. Sistem perkemihan dan eliminasi Frekuensi BAB 1x/hari, konsistensi padat, bau khas feces, frekuensi BAK 3-4x/hari, warna kuning jernih, bau khas urine, cara mandiri. j. Sistem muskuloskeletal Tangan kanan terpasang infus RL 20 tetes/mnt dan tangan kiri dapat digerakan ke segala arah. Kaki kiri dan kanan dapat digerakan dengan bebas ke segala arah. k. Pola istirahat tidur

17

22

Tidur malam +6-7 jam/hari, tidur siang tidak tentu, kwalitas tidur nyenyak. 4. Data psikologis, sosial, dan spiritual a. Data psikologis Klien selalu menanyakan tentang penyakitnya, ekspresi wajah klien tampak cemas, tapi klien masih tampak tenang.

b. Data sosial Klien dapat berhubungan baik dengan tim kesehatan dan dapat diajak kerja sama dalam hal pengobatan dan perawatan. Klien dapat berhubungan baik dengan anggota keluarganya, hal ini terbukti dengan adanya anggota keluarga yang datang menjenguk. c. Data spiritual Klien beragama islam, klien tampak selalu berdoa dan tabah akan kesembuhan penyakitnya. 5. Data penunjang a. Pemeriksaan laboratorium. Tanggal 10 November 2003 NO JENIS PEMERIKSAAN 1 Hb 2 Leukosit 3 LED 4 Trombosit 5 Hematokrit 6 Creatini 7 SGOT 8 SGPT Tanggal 11 November 2003
18

HASIL 14,4 gr % 3.800 /mm3 98/112 mm/jam 120.000/mm3 41 % 1,22 mg/dl 12,4 u/lt 100 u/lt

22

NO 1 2 3 4

JENIS PEMERIKSAAN Hb Leukosit Trombosit Hematokrit

HASIL 15,4 % 4.900 /mm3 79.000/mm3 43 %

b. Diagnosa Medis c. Therapy

: Dengue Haemoragic Fever (DHF) : Infus RL 20 tts/mnt Ragin 2x1 Paracetamol 3x1 Lamboost 3x1 Alganak 1x1/2/malam

B. ANALISA DATA NO
1

SYMPTOM
Ds : - Klien mengeluh panas badan dan tersa lemah Do : - T : 100/80 mmHg - P : 90x/mnt - R : 24x/mnt - S : 40 0c Ds : - Klien mengatakan panas badan dan selalu merasa haus Do : - Klien tampak berkeringat - Klien tampak lemah - Suhu 400c

ETIOLOGI

PRABLEM

Adanya infasi virus Gangguan melalui gigitan nyamuk pengaturan suhu aedes aegyphty tubuh tubuh hipertermi memengadakan reaksi terhadap proses radang reaksi dihantarkan kehipotalamus suhu tubuh meningkat Adanya infasi virus potensial melalui gigitan nyamuk kekurangan cairan aedes aegyphty tubuh elektrolit memengadakan reaksi terhadap proses radang reaksi dihantarkan kehipotalamus suhu tubuh meningkat pengeluaran cairan berlebihan potensial kekurangan cairan elektrolit

19

22

Ds : - Klien mengeluh tidak ada nafsu makan mual dan muntah Do : - Makan habis porsi - Klien tampak lemah Ds : - Klien selalu bertanya tentang penyakitnya - Klien merasa cemas denagn keadaan penyakitanya Do : - Klien tampak cemas - Klien tampak gelisah

Respon peningkatan suhu Ganguan tubuh merangsang pemenuhan medula vomiting centre kebutuhan nutrisi HCL lambung meningkat masukan nutrisi kurang

Kurangnya pengetahuan Gangguan rasa tentang keberadaan yang aman cemas dialami klien meningkatkan rasa kahwatir rasa cemas

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS

1. Gangguan pengaturan suhu tubuh hipertermi sehubungan denagn infasi


virus denguemelalui gigitan nyamuk aedes ayghipty yang ditandai dengan Ds : Do : -

Klien mengeluh panas badan dan tersa lemah

T : 100/80 mmHg P : 90x/mnt R : 24x/mnt


S : 40 0c

2. Potensial kekurangan cairan elektrolit sehubungan denagn pengeluaran


caiaran akibat peningkatan suhu tubuh yang ditandai dengan : Ds : Klien mengatakan panas badan dan selalu merasa haus
20

22

Do : Klien tampak berkeringat Klien tampak lemah Suhu 400c

3. Ganguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan adanya


anorexia yang ditandai dengan : Ds : Klien mengeluh tidak ada nafsu makan mual dan muntah

Do : Makan habis porsi Klien tampak lemah

4. Gangguan rasa aman cemas sehubngan dengan ketidah tahuan klien


tentang penyakitnya yang ditandai dengan : Ds : Do : Klien tampak cemas Klien tanpak gelisah Klien selalu bertanya tentang penyakitnya Klien merasa cemas denagn keadaan penyakitanya

21

22

22

22

D. PROSES KEPERWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan pengaturan suhu tubuh hipertermi sehubungan denagn infasi virus denguemelalui gigitan nyamuk aedes ayghipty yang ditandai dengan Ds : - Klien mengeluh panas badan dan tersa lemah Do : - T : 100/80 mmHg - P : 90x/mnt - R : 24x/mnt - S : 40 0c TUJUAN RASIONALISASI Gangguan pengaturan suhu tubuh teratasi dengan kriteria : Berikan kompres Dengan memberikan - kien tidak dingin pada dahi, kompres dingin akan mengeluh panas kehak, lipatan terjadi konduksi antara paha benda dingin dengan - Suhu tubuh klien 0 suhu tubuh yang panas antara 39-37 C. sehingga suhu tubuh sedikit demi sedikit akan turun. Kehak dan lipatan paha banyak pembuluh darah. Anjurkan klien Dengan menganjurkan untuk istirahat klien istirahat, maka pengeluaran kalori bisa diminimalkan sehingga klien tidak akan kehilangan banyak panas. Berikan therapy Dengan memberikan parenteral terapi parenteral untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat peningkatan suhu tubuh. PEENCANAAN INTERVENSI IMPLEMENTASI Tanggal 11-112003 jam 17.00 wib. Memberikan kompres dingin pada dahi, kehak, lipatan paha EVALUASI

Tanggal 11-112003 jam 21.00 wib. Gangguan pengaturan suhu tubuh belum teratasi ditandai dengan : Klien masih mengeluh panas badan Menganjurkan klien untuk S : 40,20 C istirahat

Memberikan therapy parenteral yaitu infus RL 20 tetes/mnt.

22

22

Potensial kekurangan cairan elektrolit sehubungan denagn pengeluaran caiaran akibat peningkatan suhu tubuh yang ditandai dengan : Ds : - Klien mengatakan panas badan dan selalu merasa haus Do : - Klien tampak berkeringat - Klien tampak lemah - Suhu 400c

Potensial kekurangan elektrolit dan cairan teratasi dengan Anjurkan klien Dengan menganjurkan kriteria : untuk minum air klien untuk minum air - Klien tidak yang banyak yang banyak maka merasa haus keadaan cairan dalam tubuh tetap simbang, - Klien tidak sehingga kulit tidak berkeringat kering dan turgor tetap - Klien tidak baik. lemah 0 Ganti pakaian Dengan mengganti - S : 36-37 C yang mudah pakaian yang menyerap menyerap keringat maka dapat keringt mempercepat penguapan panas pada tubuh.

Tanggal 11-112003 jam 15.00 Menganjurkan klien untuk minum air yang banyak

mengganti pakaian yang mudah menyerap keringt

Ganguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sehubungan dengan adanya anorexia yang ditandai dengan : Ds : - Klien mengeluh tidak ada nafsu makan mual dan muntah Do : - Makan habis porsi - Klien tampak lemah

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi Berikan terpenuhi dengan TKTP kriteria : - nafsu makan klien bertambah - porsi habis porsi 1 porsi Berikan makanan - klien secara bervariasi
23

Tanggal 11-112003 jam 16.00 diit Dengan memberikan diit Memberikan TKTP dapat diit TKTP memulihkan tenaga selama sakit dan mempercepat proses penyembuhan. Dengan memberikan Memberikan yang makanan yang bervariasi makanan yang pada akan menumbuhkan bervariasi pada

Tanggal 11-112003 jam 21.00 wib. Potensial kekurangan cairan dam elektrolit belum teratasi yang ditandai : klien masih mengeluh panas dan selalu haus klien tampak berkeringat klien tampak lemah S : 40,20 C Tanggal 11-112003 jam 21.00 wib. Gangguan pemenuhan nutrisi belum teratasi yang ditandai dengan : klien masih mengeluh

22

verbal tidak klien selera makan klien. mengeluh mual dan muntah. Berikan Dengan memberikan makanan dalam makan sedikit tapi sering porsi sedikit tapi maka akan mengurangi sering. kelelahan dalam menghabiskan makanan juga tidak akan membuat lambung cepat penuh dan tidak terjadi penekanan pada rongga abdomen yang menimbulkan rasa nyeri. Anjurkan minum Dengan memberikan air air hangat hangat sebelum makan sebelum makan akan menurunkan HCl lambung sehingga mual hilang. Gangguan rasa aman cemas Setelah diberikan sehubngan dengan ketidah tahuan penjelasan klien tentang penyakitnya yang diharapkan rasa berikan Dengan memberikan ditandai dengan : aman cemas dapat penjelasan pada penjelasa tentang Ds : teratasi dengan klien tentang penyakitnya maka klien - Klien selalu bertanya tentang kriteria : penyakitnya akan engerti dan penyakitnya - secara verbal memahami hal-hal yang klien tidak berkaitan dengan - Klien merasa cemas denagn bertanya-tanya penyakitnya sehingga keadaan penyakitanya lagi mengenai kekhawatiran klien Do : penyakitnya terhadap penyakitnya - Klien tampak cemas dapat dihilangkan. - klien dapat - Klien tanpak gelisah mengetahui anjurkan klien Dengan menganjurkan keadaan untuk selalu klien untuk berdoa klien
24

tidak ada nafsu makan memberikan makanan dalam klien masih porsi sedikit tampak tapi sering. lemah porsi habis porsi

klien

menganjurkan minum air hangat sebelum makan Tanggal 11-112003 jam 18.00 Memberikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya Tanggal 11-112003 jam 21.00 wib. Gangguan rasa aman cemas teratasi yang ditandai dengan : Klien tidak bertanyatanya tentang penyakit Menganjurkan nya. klien untuk

22

penyakitnya klien tampak tenang

akan percaya bahwa selalu berdoa Kien penyembhan tampak penyakitnya ada tenang ditangan allo dan akan Klien tidak membuat perasaan klien gelisah tenang. lagi. libatkan keluarga Dengan melibatkan Melilibatkan klien dalam keluarga klien akan keluarga klien upaya untuk merasa lebih tenang dan dalam upaya mengurangi rasa klientidak merasa untuk cemas klien sendiri. mengurangi rasa cemas klien libatkan perawat Klien akan lebih percaya Melibatkan untuk dan lebih yakin akan perawat untuk mengurangi rasa kesembuhannya. mengurangi cemas klien. rasa cemas klien.

berdoa

25

22

E. CATATAN PERKEMBANGAN NO TANGGAL DP CATATAN PERKEMBANGAN


1. 12-11-2003 I S: - Klien masih mengeluh badanya terasa panas O: - T 110/80 mmHg - P 88 x/mnt - R 20 x/mnt - S 39,40 C A: - Gangguan pengaturan suhu tubuh belum terpenuhi P/I : - Lanjutkan intervensi E: - Suhu tubuh klien masih panas S: - Klien mengatakan masih merasa haus O: - Klien masih berkeringat - Klien masih lemah - S : 39,40 C A: - Potensial kekurangan cairan dan elektrolis sebagian teratasi P/I : - Lanjutkan intervensi E: - Potensial kekurangan cairan dan elektrolit dapat dicegah

PELAKSANA
Mahasiswa

2.

II

Mahasiswa

26

22

III

S: - Klien mengatakan mual berkurang dan nafsu makan mulai timbul O: - Klien tampak sedang makan - Porsi habis porsi A: - gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sebagian teratasi P/I : - Lanjutkan intervensi E: - Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi sebagian teratasi Masalah teratasi S: - Klien mengatakan panas badanya berangsur turun O: - T 110/70 mmHg - P 90 x/mnt - R 20 x/mnt - S 38,80 C A: - Gangguan pengaturan suhu tubung sebagian teratasi P/I : - Lanjutkan intervensi E: - teratasi sebagian

Mahasiswa

2.

13-11-2003

IV I

Mahasiswa Mahasiswa

27

22

3.

14-11-2003

S: Mahasiswa - Klien mengatakan rasa haus berkurang O: - Keringat klien berkurang - Klien tidak tampak lemah - S : 38,80 C A: - Potensial kekurangan cairan dan elektrolit sebagian teratasi P/I : - Lanjutkan intervensi E: - Teratasi sebagian III Masalah teratasi Mahasiswa IV Teratasi Mahasiswa I Masalah teratasi Mahasiswa II Masalah teratasi Mahasiswa Catatan : Sesuai dengan izin dokter pada tanggal 13 November 2003 pukul 11.00 wib klien diperbolehkan pulang dengan harus melakukan kontrol dua hari setelah kepulangannya ke rumah.

II

28

22

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan CRF, maka penulis mendapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam tahap pengkajian, penulis dengan klien serta keluarga klien perlu ada kesepakatan dan kerja sama untuk membahas penyakit yang klien derita dan mencari pemecahannya. 2. Pada tahap perencanaan, penulis perlu bekerja sama dengan klien serta keluarga klien untuk menyusun rencana sesuai dengan masalah yang klien hadapi. 3. Dalam tahap pelaksanaan, penulis perlu kerjasama dari klien dan keluarga klien untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu kesembuhan kien. 4. Dalam tahap evaluasi, menunjukan hasil yang dicapai diantaranya : a. Penurunan rasa aman cemas b. Pengobatan dan perawatan yang berjalan sesuai dengan prosedur dan ketentuan.

B. Rekomendasi 1. Bagi keluarga a. Memperhatikan dan menjaga kebersihan rumah sesuai denan syarat kesehatan
29

22

b. Keluarga mengetahui cara merawat klien dengan CRF dan mengerti cara mengatasi rasa nyeri pada klien. 2. Bagi perawat a. tenaga kesehatan lebih mengutamakan pelayanan dalam melaksanakan tindakan keperawatan b. tenaga kesehatan memberi perhatian yang lebih bagi klien dan keluarga.

30

Anda mungkin juga menyukai