Anda di halaman 1dari 4

TUMOR PAROTIS

NO. DOKUMEN : RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) NO. REVISI : HALAMAN : 1/3

DITETAPKAN OLEH : DIREKTUR UTAMA, TANGGAL TERBIT : MEI 2013 ABDUL KADIR NIP 196205231989031001 : Tumor Parotis adalah tumor yang menyerang kelenjar liur parotis. Dari tiap 5 tumor kelenjar liur, 4 terlokalisasi di glandula parotis, 1 berasal dari kelenjar liur kecil atau submandibularis dan 30 % adalah maligna. Tumor parotis adalah massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan pertumbuhan jaringan normal, yang terjadi pada kelenjar parotis. 1. Penyebab pasti dari tumor ini belum diketahui pasti, dicurigai adanya factor keterlibatan lingkungan dan faktor genetic. 2. Paparan radiasi dikaitkan dengan tumor jinak warthin dan tumor ganas karsinoma mukoepidermoid. 3. Epstein-Barr virus merupakan salah satu factor pemicu timbulnya limfoepitelial kelenjar liur. 4. Idiopatik Idiopatik adalah jenis yang paling sering dijumpai. Siklus ulserasi yang sangat nyeri dan penyembuhan spontan dapat terjadi beberapa kali dalam setahun. Infeksi virus, defisiensi nutrisi, dan stress emosional, adalah factor etiologik yang umum. 5. Genetik Resiko kanker / tumor yang paling besar diketahui ketika ada kerabat utama dari pasien dengan kanker / tumor diturunkan dominan autososom. Onkogen merupakan segmen dna yang menyebabkan sel meningkatkan atau menurunkan produk produk penting yang berkaitan dengan pertumbuhan dan difesiensi sel .akibatnya sel memperlihatkan pertumbuhan dan penyebaran yang tidak terkendali semua sifat sieat kanker fragmen fragmen genetic ini dapat merupakan bagian dari virus virus tumor. 6. Bahan-bahan kimia obat-obatan hormonal Kaitan hormon hormon dengan perkembangan kanker tertentu telah terbukti. Hormon bukanlah karsinogen, tetapi dapat mempengaruhi

PENGERTIAN

ETIOLOGI

karsigogesis Hormon dapat mengendalikan atau menambah pertumbuhan tumor. 7. Faktor imunologis Kegagalan mekanisme imun dapat mampredisposisikan seseorang untuk mendapat kan kanker tertentu.Sel sel yang mempengaruhi perubahan { bermutasi} berbeda secara antigenis dari sel sel yang normal dan harus dikenal oleh system imun tubuh yang kemudian memusnahannya.Dua puncak insiden yang tinggi untuk tumbuh nya tumor pada masa kanak kanak dan lanjut usia, yaitu dua periode ketika system imun sedang lemah

MANIFESTASI KLINIS

1. Biasanya terdapat pembengkakan di depan telinga dan kesulitan menggerakkan salah satu sisi wajah. 2. Pada tumor parotis benigna biasanya asimtomatis (81%), 3. Nyeri dirasakan pada sebagian pasien (12%) dan paralisis nervus facialis (7%). Paralisis nervus fasialis lebih sering didapatkan pada pasien dengan tumor parotis maligna. 4. Adanya bengkak biasanya mengurangi kepekaan wilayah tersebut terhadap rangsang (painless) dan menyebabkan pasien kesulitan dalam menelan. 5. Tanda pada tumor benigna benjolan bisa digerakkan, soliter dan keras. Namun, pada pemeriksaan tumor maligna diperoleh benjolan yang terfiksasi, konsistensi keras dan cepat bertambah besar 1. Pemeriksaan Radiologis a) USG b) CT-Scan c) MRI 2. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium rutin, seperti: darah, urine, SGOT/SGPT, alkali fosfatase, BUN/Kreatinin, globulin, albumin, serum elektrolit, faal homeostasis, untuk menilai keadaan umum dan persiapan operasi. 3. Pemeriksaan Patologi Anatomi a) FNA. b) Biopsy insisional. c) Biopsy Eksisional.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

DIAGNOSA KEPERAWATAN & KRITERIA HASIL


Diagnosa Keperawatan Uraian Kode Ansietas b/d ancaman terhadap N1 konsep diri, ancaman terhadap perubahan status kesehatan, ancaman terhadap pola interaksi Kriteria Hasil Uraian Cemas dapat teratasi atau terkontrol Kode

dengan orang yang berarti, krisis situasi atau krisis maturasi Gangguan citra tubuh b/d pembedahan, efek samping penanganan, factor budaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan penampilan. Mobilitas fisik, hambatan b/d penurunan rentang gerak, kerusakan saraf/otot, dan nyeri

Klien mampu beradaptasi dengan keadaannya

Aktivitas fisik dapat disesuaikan

RENCANA KEPERAWATAN
Kode Diagnosa Keperawatan 1 Intervensi Keperawatan Uraian A. Mandiri 1. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien. 2. Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi ansietas di masa lalu. 3. Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. 4. Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini, harapan-harapan yang positif terhadap terapy yang di jalani. B. Observasi 1. Observasi tingkat kenyamanan klien 2. Observasi tingkat kecemasan klien 3. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll. C. Edukasi 1. Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas sehari-hari meskipun dalam keadaan cemas. 2. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi. 3. Sediakan informasi faktual (nyata dan benar) kepada pasien dan keluarga menyangkut diagnosis, perawatan dan prognosis. D. Kolaborasi 1. Kolaborasi pemberian obat anti ansietas sesuai indikasi jika diperukan 2. Kolaborasi dengan psikologi jika diperlukan A. Mandiri 1. Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan non verbal Klien tentang tubuhnya. 2. Kaji harapan Klien tentang gambaran tubuh. 3. Dengarkan pasien dan keluarga secara aktif, dan akui realitas adanya perhatian terhadap perawatan, kemajuan dan prognosis. 4. Berikan perawatan dengan cara yang tidak menghakimi, jaga privasi dan martabat klien. Kode

B. Observasi 1. Observasi keadaan umum klien 2. Kaji tanda-tanda vital 3. Observasi kenyaman klien C. Edukasi 1. Sampaikan informasi tentang keadaan dan hal-hal yang harus dilakukan klien 2. Ajarkan klien teknik relaksasi dan adaptasi 3. Berikan informasi sesuai kebutuhan D. Kolaborasi 1. Kolaborasi dengan keluarga atau orang-orang terdekat dalam memberikan dukungan moril 3 A. Mandiri 1. Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan. 1. Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas. B. Observasi 1. Observasi tonus otot klien 2. Observasi kemampuan gerak klien 3. Kaji tanda-tanda vital dan perubahan pada klien C. Edukasi 1. Ajarkan dan pantau klien dalam hal penggunaan alat bantu. 2. Ajarkan dan dukung klien dalam latihan ROM aktif dan pasif. 3. Berikan informasi batasan-batasan aktivitas yang boleh klien lakukan 4. Berikan informsi sesuai kebutuhan D. Kolaborasi 1. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik, fisioterapis atau okupasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Susan, Standring. 2005. Grays Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical Practice. Elsevier : USA. 2. Mujahid, Aswin. 2010. Modalitas Pemeriksaan Radiologis pada Tumor Parotis. 3. Lee, K. J. 2003. Essential Otolaryngology-Head & Neck Surgery ed. 8. Connecticut : McGraw-Hill. 4. Anil K. 2004. Current Diagnosis & Treatment in Otolaryngology-Head & Necj Surgery. USA : Mc Graw Hill. 5. Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai