Anda di halaman 1dari 12

Laporan kasus

GLOMERULONEPHRITIS AKUT & GAGAL GINJAL AKUT

Liza Novita (0210333) Pembimbing: Dr. Harry Mangunsong, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU KESEHATANANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PEKANBARU 2008

GLOMERULONEFRITIS AKUT Definisi Glomerulonefritis Akut (Glomerulonefritis akut, Glomerulonefritis Pasca Infeksi) adalah suatu peradangan pada glomerulus yang menyebabkan hematuria (darah dalam air kemih), dengan gumpalan sel darah merah dan proteinuria (protein dalam air kemih).1 Etiologi Glomerulonefritis akut dapat timbul setelah suatu infeksi oleh streptokokus. Kasus seperti ini disebut glomerulonefritis pasca streptokokus. Glomerulus mengalami kerusakan akibat penimbunan antigen dari gumpalan bakteri streptokokus yang mati dan antibodi yang menetralisirnya. Gumpalan ini membungkus selaput glomerulus dan mempengaruhi fungsinya. Glomerulonefritis timbul dalam waktu 1-6 minggu (rata-rata 2 minggu) setelah infeksi. Glomerulonefritis pasca streptokokus paling sering terjadi pada anak-anak diatas 3 tahun dan dewasa muda.1,2 Manifestasi Klinis Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala. Jika ada gejala, yang pertama kali muncul adalah penimbunan cairan disertai pembengkakan jaringan (edema), berkurangnya volume air kemih dan air kemih berwarna gelap karena mengandung darah. Pada awalnya edema timbul sebagai pembengkakan di wajah dan kelopak mata, tetapi selanjutnya lebih dominan di tungkai. Dapat pula timbul gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak nafsu makan, konstipasi atau diare.1,2 Diagnosis Urinalisis (analisa air kemih) menunjukkan jumlah protein yang bervariasi dan konsentrasi urea dan kreatinin di dalam darah seringkali tinggi. Kadar antibodi untuk streptokokus di dalam darah bisa lebih tinggi daripada normal. Kadang pembentukan air kemih terhenti sama sekali segera setelah terjadinya

glomerulonefritis pasca streptokokus, volume darah meningkat secara tiba-tiba dan kadar kalium darah meningkat. Jika tidak segera menjalani dialisa, maka penderita akan meninggal. Glomerulonefritis akut yang terjadi setelah infeksi selain streptokokus biasanya lebih mudah terdiagnosis karena gejalanya seringkali timbul ketika infeksinya masih berlangsung. Pada pemeriksaan laboratorium darah didapatkan laju endap darah meningkat, kadar haemoglobin menurun akibat hipervomia (retensi air dan garam). Sedangkan pada pemeriksaan urine didapatkan jumlah urin berkurang, berat jenis meningkat, haematuria makroskopik dan ditemukan albumin, eritrosit, dan leukosit.1,2,3 Komplikasi2 Glomerulonefritis akut dapat menyebabkan beberapa komplikasi, antara lain: Gagal ginjal akut Ensefalopati hipertensif Gagal jantung Oedem paru Retinopati hipertensif

Penatalaksanaan Pemberian obat yang menekan sistem kekebalan dan kortikosteroid tidak efektif, kortikosteroid bahkan bisa memperburuk keadaaan. Jika pada saat ditemukan glomerulonefritis akut infeksi bakteri masih berlangsung, maka segera diberikan antibiotik. Penderita sebaiknya menjalani diet rendah protein dan garam sampai fungsi ginjal kembali membaik. Bisa diberikan diuretik untuk membantu ginjal dalam membuang kelebihan cairan.1

GAGAL GINJAL AKUT Definisi Gagal ginjal akut merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara mendadak dengan akibat terjadinya peningkatan hasil metabolit seperti ureum dan kreatinin.5 Etiologi5 Penyebab gagal ginjal dapat dikelompokkan kedalam: 1. Faktor prarenal, seperti hipovolemi, hipotensi, dan hipoksia. 2. Faktor renal, seperti glomeruloneritis akut, koagulasi intravaskular terlokalisasi, nekrosis tubulus akut, nefritis interstitial akut, tumor, kelainan perkembangan, dan nefritis herediter. 3. Faktor postrenal, seperti obstruktif saluran kemih akibat nefrolitiasis, tumor, keracunan jengkol, dll.

Manifestasi Klinis Tanda dan gejala yang muncul mungkin didominasi oleh penyakit pencetus. Temuan-temuan klinis yang terkait dengan gagal ginjal meliputi pucat, penurunan volume urin, hipertensi muntah dan letargi. Komplikasi gagal ginjal akut meliputi kelebihan cairan, dengan gagal jantung kongestif dan edema paru.4 Diagnosis Anamnesis yang teliti dapat membantu dalam menentukan penyebab gagal ginjal. Muntah, diare dan demam menandakan adanya dehidrasi. Adanya infeksi kulit atau tenggorokan yang mendahuluinya menandakan glomerulonefritis pascastreptokokus.5

Kelainan laboratorium dapat meliputi anemia, yang dapat disebabkan oleh pengenceran akibat dari kelebihan beban cairan, peningkatan kadar BUN serum, kreatinin, asam urat dan fosfat. Dan antibodi dapat dideteksi dalam serum terhadap streptokokus. Pada semua penderita gagal ginjal akut, kemungkinan obstruksi dapat dinilai dengan melakukan roentgen abdomen, USG ginjal atau CT-Scan abdomen.5 Penatalaksanaan Penatalaksanaan harus ditujukan kepada penyakit primer yang menyebabkan gagal ginjal akut tersebut, dan berdasarkan keadaan klinis yang muncul.1

ILUSTRASI KASUS Identitas pasien Pasien J, umur 8 th, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, alamat Kuansing, suku Melayu, masuk RSUD AA tanggal 7 Februari 2008. Alloanamnesis Anamnesis diperoleh dari ibu dan ayah kandung pasien, dating dengan keluhan utama badan membengkak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Riwayat penyakit sekarang Dua minggu yang lalu, seluruh tubuh pasien membengkak (bengkak diawali dari mata, tangan, kaki dan perut) dan air seni pasien berwarna merah kecoklatan. Pasien dibawa berobat ke Puskesmas terdekat, dan kemudian dirujuk ke RS Taluk Kuantan dan dinyatakan menderita penyakit ginjal. Selama mendapat perawatan bengkak di tubuh pasien berkurang tetapi air seni pasien tetap berwarna merah kecoklatan. Dan pada akhirnya pasien dirujuk ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Sejak satu hari sebelum pasien dirujuk ke RSUD Arifin Achmad pasien muntah sebanyak 3 kali, berisi air dan makanan, dan tidak berdarah. Riwayat penyakit dahulu

Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. Riwayat susah BAK tidak ada. Riwayat BAK berpasir tidak ada. Riwayat sakit yang hilang timbul di daerah buli-buli tidak ada. Riwayat batuk-batuk dalam satu bulan terakhir tidak ada. Lebih kurang 2 minggu yang lalu, muncul gatal-gatal pada tangan dan kaki pasien. Riwayat makan dan minum Riwayat makan obat-obatan tidak ada. Pasien sering mengkonsumsi jengkol, terakhir 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan Fisik PF umum Kesadaran Kesan umum Tanda-tanda vital TD HR RR T : 130/90 mmHg : 110 x/menit : 24 x/menit : 37,7oC BB TB : 20 kg : 109 cm : komposmentis : tampak sakit sedang

Status Gizi menurut NCHS BB/U TB/U = baik = kurang

BB/TB = baik PF Khusus Mata Konjunctiva Sklera Palpebra Pupil : anemis : ikterik (-) : oedem (-), cekung (-) : isokor, bulat, 3 mm, refleks cahaya +/+

Telinga Hidung Mulut Bibir Leher

: serumen +/+ : dbn : tak

Selaput lender : basah Pembesaran KGB (-) Kaku kuduk (-) Toraks Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Ekstrimitas : perut datar : H/L tidak teraba, nyeri ketok CVA -/-, turgor kulit baik : tympani, asites (-), shifting dullness (-) : BU (+) normal : akral hangat, oedem tungkai (-), prurigo (+). : simetris ka=ki, napas cepat dan dalam (-) : fremitus ka=ki : sonor : vesikuler, rokhi -/-, BJ (+) normal

Pemeriksaan Laboratorium Hb Leukosit Trombosit Ureum Kreatinin : 9,1 gr% : 49.500/mm3 : 363.000/mm3 : 53 mg% : 1,4 mg% : Susp GNA pascastreptokokus

Diagnosa kerja

Pemeriksaan anjuran

Cek ASTO/albumin Ro abdomen Terapi anjuran Vometa syrup 3x1cth Injeksi cefotaxim 3x200mg FOLLOW UP 8 Februari 2008 S O A : muntah (+), demam (+), urin seperti teh pekat (merah kecoklatan), mencret 3x : TD= 130/90 mmHg HR= 111 x/menit : Obs GNA+GEA tanpa dehidrasi IVFD D5 (10 tetes) Paracetamol syr 3x2cth Lacto B 3x1 sachet MB Cek labor darah urin rutin/ASTO/C3/Albumin/Kolesterol/Ureum/Kreatinin 9 Februari 2008 S O : muntah (+), demam (+), mencret (-), BAK seperti teh pekat : TD= 110/80 mmHg, HR= 90 x/menit, RR= 30 x/menit, T= 36,7oC Labor darah : ASTO (+) Alb= 2,7 gr/dl Hb= 9,4 gr% Trombosit= 445.000/mm3 Labor urine : protein +3 bilirubin (-) BJ= 1,015 cylinder (+) bakteri (+) reduksi (-) urobilinogen (++) leukosit 2-4 ephitel cell (+) TBil= 0,6 gr/dl Ibil= 0,5 gr/dl DBil=0,1 gr/dl T= 37,7oC RR= 32 x/menit

eritrosit= menutupi seluruh lapangan pandang A P S O : Obs GNA+GEA tanpa dehidrasi : Lanjut+Ceftriaxon 3x500 mg : mencret (-), BAK seperti teh pekat, demam (-) :T= 37,1oC RR= 28 x/menit Labor darah : DBil= 0,2 gr/dl BUN= 62 gr/dl ureum= 132,7 mg/dl ALT= 18 IU/L TP= 6,9 gr/dl Globulin= 4,4 mg/dl Labor urine : protein ++ Bilirubin (-) BJ= 1,020 Leukosit= 30-50 Bakteri (+) A P : GNA+GGA : IVFD D5 10 tts/menit Lasix inj 2x10 mg KCL 3x250 mg (oral) PP 1x1jt IU/im (skin test) Ceftriaxon 3x500 mg iv Lacto B stop MB (RGRP) 12 Februari 2008 S O : mencret (-), demam (-), BAK seperti teh pekat : T= 36,5oC HR= 84 x/menit reduksi (-) urobilinogen normal eritrosit= >130 ephitel cell (+) TD= 140/100 mmHg HR= 106 x/menit TBil= 0,7 gr/dl kreatinin= 3,6 mg/dl AST= 37 IU/L ALP= 128 IU/L Ibil=0,5 gr/dl

11 Februari 2008

RR= 24 x/menit A P S O A P S O A P S O A : GNA+GGA : lanjut

TD= 130/100 mmHg

13 Februari 2008 : keluhan (-), warna BAK seperti teh pekat : T= 36,4oC RR= 24 x/menit : GNA+GGA : lanjut : keluhan (-), BAK kuning : T= 36,8oC RR= 24 x/menit : GNA+GGA : lanjut, cek ureum/kreatinin : BAK kuning : T= 36,4oC RR= 20 x/menit : GNA+GGA Labor darah: BUN= 27 gr/dl Kreatinin= 1,3 mg/dl Ureum= 57,8 mg/dl P S O A : lanjut : BAK kuning : T= 36,1oC RR= 20 x/menit :GNA+GGA HR= 84 x/menit TD= 110/70 mmHg 16 Februari 2008 HR= 120 x/menit TD= 130/100 mmHg HR= 84 x/menit TD= 130/100 mmHg HR= 80 x/menit TD= 130/100 mmHg

14Februari 2008

15 Februari 2008

10

: lanjut Boleh pulang PEMBAHASAN Dalam kasus ini pasien didiagnosa menderita glomerulonefritis

pascastreptokokus oleh karena ditemukannya hematuria, ASTO yang positif, serta adanya riwayat penyakit kulit lebih kurang 2 minggu yang lalu sebagai port de entre kuman streptokokus hemolitikus. Selain itu, pada hari ketiga setelah dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pasien juga didiagnosa telah menderita gagal ginjal akut, oleh karena adanya peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah sebagai akibat dari glomerulonefritis akut yang diderita pasien. Pada hari ketujuh pasien diperbolehkan pulang, karena secara klinis telah terdapat perbaikan keadaan umum pasien dan perbaikan faal ginjal.

11

DAFTAR PUSTAKA 1. Glomerulonefritis akut.www.medicastore.com. Diakses tanggal 20 Februari 2008. 2. Mansjoer A dkk. Glomerulonefritis Akut dalam Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapis FKUI, 1999:487-8 3. Bergstein M. jerry. Nefrology. In: berhmann RE, Kliegman RM, Arvin. Nelson Text Book of Pediatrics Volume II. 15th Edition. Philadelphia:Saunders, 2000:1813-4 4. Abdoerachman dkk. Nefrologi dalam Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid ke-2. Jakarta:Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 1997:814-6 5. Mansjoer A dkk. Gagal Ginjal Akut dalam Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3. Jilid 2. Jakarta:Media Aesculapis FKUI, 1999:490-2.

12

Anda mungkin juga menyukai