Anda di halaman 1dari 15

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA

KELAS VII MTsN WAKALAMBE KAB. BUTON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pendidikan nasional merupakan upaya untuk mencerdasrkan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang didasarkan Pancasila dan UUD 1945. Guna mewujudkan tujuan tersebut diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan Nasional sehingga mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunaan yang dapat membangun dirinya sendiri secara bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Keberhasilan pendidikan formal akan banyak ditentukan oleh keberhasilan pelakasanaan kegiatan belajar mengajar yakni kerterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar banyak upaya yang dapat dilakukan guru, seperti pemahaman guru terhadap pola kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini penciptaan situasi belajar mengajar yang efektif yang dapat mendukung keberhasilan siswa dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar. Upaya penciptaan situasi belajar yang efektif yang mengutamakan partisipasi aktif siswa selalu mengundang banyak perhatian dikalangan tokohtokoh pendidikan. Sampai saat ini masih terus dibicarakan tentang bagaimana upaya optimalisasi kegiatan belajar siswa serta pemilihan pendekatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, rasa percaya diri, serta sikap dan prilaku yang inovatif dan kreatif. Permasalahan dalam proses belajar mengajar khususnya pengajaran Biologi dewasa ini adalah bersifat hafalan dan kurang mengembangkan proses berpikir. Pada umumnya siswa tidak merasakan keterlibatan penalaran dalam mempelajari sesuatu. Mereka juga tidak mendapat contoh atau model mempelajari Biologi secara benar sebagai ilmu yang belandaskan eksperimen.

Atas dasar pemikiran tersebut, banyak hal yang perlu dikaji untuk mengungkapkan masalah ini. Hai ini kemungkinan bersumber dari strategi pembelajarannya. Kenyataan selama ini guru cenderung memberikan informasi tentang pengetahuan Biologi. Proses pengajaran dengan model seperti ini menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk belajar Biolog, sehingga dapat dikatakan bahwa belajar dengan hanya menerima informasi dari guru kurang bermakna bagi siswa. Kenyataan menunjukan bahwa siswa kelas VII MTs.N Wakalambe kurang aktif dalam proses belajar mengajar Biologi. Masalah yang teridentifikasi selama pembelajaran Biologi yang dilakukan oleh guru di kelas lebih dominan dilakukan hanya dengan meode ceramah dan diskusi, sehingga menyebabkan kurangnya motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran, terkesan membosankan serta kurang menarik bahkan monoton. Selama ini guru Biologi dalam menyajikan materi pelajaran kebanyakan mengadopsi apa yang ada di buku (teks books). Guru menugaskan kepada siswa atau peserta didik untuk menghafalkan saja tanpa harus mengembangkan critical thingkng. Dalam kondisi seperti itu, siswa atau peserta didik hanya menjadi pendengar dan penerima yang pasif, sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung kaku, monoton, dan membosankan. Kondisi pembelajaran yang demikian diduga menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Biologi materi Klsifikasi Mahkluk HIdup di MTs.N Wakalambei. Indikator yang menunjukkan rendahnya hasil belajar siswa, dapar dilihat dari tingkat partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, masih rendahnya prosentase ketercapaian siswa terhadap criteria ketuntasan belajar minimal yang telah ditetapkan yaitu 70 dengan rentang skor 0-100. Siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar hanya sekitar 50% dari 80% yang telah ditetapkan pada materi Klasifikasi Mahkluk Hidup. Berdasarkan kenyataan tersebut maka pola pembelajaran Biologi harus diadakan pembaharuan. Pola-pola yang relatif konvensional dirubah untuk

menerapkan pola baru, yaitu dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada pendahuluan tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas pada mata pelajaran Biologi pokok bahasan Keanekaragaman Mahkluk Hidup? 2. Bagaimanakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat

meningkatkan hasil Hidup ? C. Tujuan Penelitian

belajar mata pelajaran Biologi siswa kelas VII MTs.N

Wakambe pada pokok bahasan Keanekaragaman mahkluk hidup Mahkluk

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Biologi pokok bahasanKlasifikasi Mahkluk Hidup. 2. Untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Biologi siswa kelas VII MTs.N Wakalambe pada pokok bahasan KlasifikasiMahkluk Hidup. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat (kontribusi) sebagai berikut:

1.

Bagi siswa diharapkan dengan adanya penelitian ini siswa dapat dengan mudah memahami pembelajaran mata pelajaran Biologi pada pokok bahasan Klasifikasi Mahkluk Hidup.

2.

Bagi guru diharapkan untuk lebih kreatif, adaptif dan inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran pada mata pelajaran Biologi pada pokok bahasan Klasifikasi Mahkluk Hidup.

3.

Bagi sekolah diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi referensi akademis yang mengembangkan suatu modal pembelajaran mata pelajaran Kimia, selain itu juga meningkatkan hasil belajar Biologi pada pokok bahasan Klasifikasi Mahkluk Hidup.

BAB II Kajian Pustaka

1.

Pengertian Prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan

prilaku. Perubahan prilaku mencakup ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Keberhasilan siswa dalam belajar diukur dengan prestrasi belajar yang dicapai siswa tersebut. Kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia disebut prestasi, diartikan sebagai hasil usaha. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, (Tahun) prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok. Prestasi tidak akan perna dihasilkan apabila seseorang tidak melakukan kegiatan. Hasil belajar atau prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Menurut Gegne,(Tahun) prestasi belajar dapat dikelompokan ke dalam 5 (lima) kategori yaitu : 1) keterampilan intelektual, 2) informasi verbal, 3) strategi kognitif, 4) keterampilan monotorik, dan 5) sikap. Prestasi belajar Gagne di atas hamper sejalan dengan pemikiran Bloom. Menurut Bloom, prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dikelompokan psikomotorik. Pendapat lain tentang prestasi belajar dikemukakan Syaefudin Azwar, prestasi belajar adalah performa maksimal seseorang dalam menguasai bahanbahan atau materi yang telah diajarkan atau telah dipelajari. Jadi berdasarkan beberapa pengertian di atas hasil belajar atau yang sering disebut prestasi belajar diartikan suatu hasil usaha secara maksimal bagi seseorang adalam menguasai bahan-bahan yang dipelajari atau kegiatan yang dilakukan. Prestasi belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. 5 menjadi 3 (tiga) kawasan, yaitu kognitif, afektif, dan

Prestasi belajar Biologi adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Biologi berupa seperangkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa untuk kehidupan sosialnya baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang yang meliputi : keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, keragaman keyakinan (agama dan golongan) serta keragaman tingkat kemampuan intelektual dan emosional. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Biologi yaitu faktor intelektual dan eksternal dari siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, minat, bakat, kebiasaan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai Pembina kegiatan belajar, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan. 2. Model Pembelajaran Koopeatif Tipe Jigsaw. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah salah tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997). Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan baagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997). Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendir juga dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan (Lie, A.,1994). Para anggota dari tim-tim yang berada dengan topic yang sama bertemu 6

untuk diskusi (tim ahli) saling membantu sama lain tentang topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim/kelompok asal untuk menjelaskan apa kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli. Pda model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok ahli yaiatu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berada yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topic tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends, 2001). Kelompok asal

A+ B X

A+ X

= y

+ X

= y

+ X

= y

A+ B X

A+ X

= y

+ X

= y

+ X

= y

Kelompok ahlli Para anggota dari kelompok asal yang berada bertemu dengan topic yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topic mereka tersebut. Setelah membahasan selesai, para anggota kelompok kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman7

teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapat pada pertemuan pada kelompok ahli. Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, disusun langkah-langkah- langkah pokok sebagai berikut : (1) pembagian tugas, (2) pemberian lembar ahli, (3) mengadakan diskusi, (4) mengadakan kuis. Adapun rencana pembelajaran kooperatif tipe Djigsaw ini diatur secara instruksional sebagai berikut (Slavin, 1995) : a. Membaca : siswa memperoleh topic-topik ahli dan membaca materi tersebut untuk mendapatkan informasi. b. Diskusi kelompok ahli : Siswa dengan topic-topik ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikan topic tersebut. c. Diskusi kelompok : ahli kembali ke kelompok asalkan untuk menjelaskan topic pada kelompoknya. d. Kuis : Siswa memperoleh kuis individu yang mencakup samua topic. e. Penghargaan kelompok : penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.

BAB III Metode Penelitian 1. Subyek, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII MTs.N Wakalambe yang sedang melaksanakan proses pembelajaran materi Klasifikasi Mahkluk Hidup semester ganjil 2011/2012. (Jumlah siswa LP/PR) Waktu .. 2. Faktor yang Diselidiki Untuk mampu menjawab permasalahan yang dikemukakan di atas, ada beberapa hal yang ingin diselidiki, yaitu sebagai berikut : 1. Faktor siswa : yaitu melihat minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran IPA Biologi apakah tergolong rendah, sedang atau tinggi, dan serta apakah cara belajar sudah baik atau belum. 2. Faktor Guru : yaitu memperhatikan bagiamana kesiapan dalam mengorganisasikan materi perpelajaran, dan model pembelajaran yang dilakukan di kelas. 3. Faktor sumber pelajaran : yaitu memperhatikan apakah sumber pembelajaran dapat mendukung pelaksanaan model pembelajaran yang diterapkan. 3. Prosedur Tindakan Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 3 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai berdasarkan desain yang sudah disiapkan dengan tetap menfokuskan factor yang diselidiki. Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan, diberikan tes diagnosis dengan tujuan untuk mengetahui materi-materi Biologir yang belum dipahami. Disamping itu dilakukan observasi untuk mengetahui tindakan yang tepat untuk diberikan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Klasifikasi Mahkluk Hidup.

Berdasarkan hasil evaluasi dan observasi awal, maka dilakukan refleksi untuk menetapkan bahwa tindakan yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif learning tipe Jigsaw. Dengan berpatokan pada refleksi awal, maka pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut, (1) perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan evaluasi; dan (4) refleksi. Secara rinci langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yaitu : 1. Perencanaan ; yaitu mengadakan perencanaan bersama (planning conference) antara guru dan peneliti. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini terdiri dari; a. b. Membuat skenario pembelajaran Membuat lembar observasi; yaitu utnuk melihat kondisi pembelajaran di kelas ketika model pembelajaran cooperatife learning tipe Jigsaw diterapkan. c. Membuat kuesioner; untuk mengumpulkan data tentang tanggapan siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diterapkan. d. e. f. Membuat alat bantu (carta) yang diperlukan untuk membantu siswa agar memahami materi dengan baik. Menyusun alat evaluasi guna mengetahui sejauhmana penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. Membuat jurnal untuk mengetahui refleksi diri. 2. Pelaksanaan Tindakan : Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan kegiatan (tindakan) sesuai dengan scenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. 3. Observasi/evaluasi : Dalam tahap ini dilaksanakan untuk mengobservasi pelaksanaan tindakan serta dengan kegiatan evaluasi. 4. Refleksi : Tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan dan menganalisis hasil yang diperoleh dalam tahap observasi/evaluasi. Segala kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang 10

terjadi pada setiap siklus diperbaiki pada siklus berikutnya. Disini antara guru dan peneliti, berdiskusi saling memberikan informasi dan merencanakan tindakan yang akan datang (pertemuan balikan atau feedback conference). Rencana tindakan dapat digambarkan sebagai berikut : Strategi pembelajaran Menyusun rencana dan skenario Pengumpulan data Observasi

Melakukan tindakan selanjutnya 3. Data dan Teknik Pengumpulannya

Refleksi

a. Jenis data yang diperlukan adalah data kuantitatif dan kualitatif dengan alat evaluasi terdiri dari : lembar observasi, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan tes hasil belajar. b. Sumber data: yaitu data penelitian diperoleh dari siswa 30 orang dan dari 1 orang guru biologi kelas VII MTs.N Wakalambe berkolaborasi dengan peneliti. c. Tekinik pengumpulan data: pengumpulan data dilakukan dengan peneliti. a. Data tentang tindakan pelaksanaan model pembelajaran Dialogis dan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diambil dengan menggunakan lembar observasi. b. Data tentang prestasi belajar diambil dengan menggunakan tes c. Data 4. tentang refleksi diambil dengan menggunakan hasil interpertasi. Analisis Data yang

11

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Tahapan analisis mulai dari kegiatan pendahuluan, pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan tindakan siklus II, dan pelaksanaan tindakan siklus III. Analisis setiap siklus (siklus I, II, dan III) selalu dimulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Keberhasilan setiap siklus dilihat dari hasil evaluasi berdasarkan standar yang sudah ditentukan yang dinamakan indikator kinerja. 5. Indikator Kinerja Indikator kinerja sebagai standar yang digunakan untuk menentukan keberhasilan pelaksanaan penelitian ini adalah bila minimal 80% siswa telah memperoleh nilai minimal 75 dan rentang nilai 0 100.

J.

Jadwal Pelaksanaan Penelitian direncanakan berlangsung intensif selama 3 bulan (Juli s.d

September) dengan rincian kegiatan sebagai berikut:


No 1. 2. Jenis Kegiatan 1 Penyusunan Instrumen Pengumpulan data: Menyebarkan angket Wawancara mendalam Observasi partisipasi Diskusi kelompok terfokus Tabulasi dan analisis data Juli 2 3 Minggu/Bulan/Tahun 2011 Agustus September 4 1 2 3 4 1 2 3 4

No 3. 4.

Jenis Kegiatan 1 Penyusunan draft laporan dan hasil penelitian Penyusunan laporan

Juli 2 3

Minggu/Bulan/Tahun 2011 Agustus November 4 1 2 3 4 1 2 3 4

12

penggandaan

K. Biaya Biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian sebesar Rp 3.685.000 (tiga juta enam ratus delapan puluh lima ribu rupiah), dengan rincian sebagai berikut: 1. Honorarium - Penyusunan proposal 2 orang x Rp. 100.000,- Penyusunan Instrumen 2 orang x Rp. 100.000,- Pengumpulan data 2 orang x Rp. 100.000,- Pengolahan data 2 orang x Rp. 100.000,- Analisis data 2 orang x Rp. 100.000,- Penulisan laporan 2 orang x Rp. 100.000,Jumlah 2. Bahan dan Peralatan - Kertas HVS 10 rim x Rp. 40.000,- Pulpen pentel 3 buah x Rp. 20.000,- Tinta printer 3 dos x Rp. 25.000,- Koran, Majalah dan Buku Jumlah 3. Seminar - Seminar Proposal Rp. 500.000,Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 400.000,60.000,75.000,200.000,735.000,Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 200.000,200.000,200.000,200.000,200.000,200.000,1.200.000,-

- Seminar hasil penelitian Jumlah 4. Perjalanan - Transport 5. Lain-lain - Penggandaan (foto copy)

Rp. Rp. Rp. Rp.

500.000,1.000.000,200.000,250.000,13

- Konsumsi selama pelaksanaan penelitian Jumlah Rekapitulasi anggaran 1. Honorarium 2. Bahan dan Peralatan 3. Seminar 4. Perjalanan 5. Lain-lain Jumlah Personalia Penelitian No N a m a 1. MUKMINA,S.Pd. 2. 3. 4. Pangkat/Golongan Penata Muda Tk.I III/b

Rp. Rp.

300.000,550.000.-

Rp. 1.200.000,Rp. Rp. Rp. 735.000,200.000,550.000,Rp. 1.000.000,-

Rp. 3.685.000,Keterangan Ketua Sekretaris Bendahara Anggota

14

DAFTAR PUSTAKA

Corebima, A.Duran.2003. Penelitian Tindakan Kelas. Depdiknas. Rahmadiart, Fida. 2003. Pengajaran Remedial dan Pengayaan. Jakarta: Depdiknas, Roestiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rinneka Cipta. Susilo, Herawati. 1999. Peta Konsep: Alat Pembelajaran yang penting untuk pembelajaran dengan filosofis kontruktivisme. Makalah disajikan dalam pelatihan guru sains dengan pendekatan STM. Malang, 12-15 Juli 1999. Winskel, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

15

Anda mungkin juga menyukai