Anda di halaman 1dari 69

PEDOMAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN (SPI) SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN

SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN JUNI, 2012

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ............................................................................ ........................................................................... ........................................................................... i ii iii iv 1 1 2 2 3 4 7 6 7 13 25 27 29 9 36

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1.2. Dasar Hukum ............................................................................. 1.3. Maksud dan Tujuan ....................................................................... 1.4. Ruang Lingkup ............................................................................. 1.5. Istilah dan Pengertian .................................................................... BAB II SPI SEKRATARIAT JENDERAL ...................................................... 2.1. Tugas Pokok dan Fungsi, Visi, Misi dan Tujuan, Program dan Kegiatan 2.2. Pelaksanaan SPI Sekretariat Jenderal ......................... .................. 2.3. Ruang Lingkup Pengendalian Tim Satuan Pelaksana (Satlak) SPI Sekretariat Jenderal ................................................................ BAB III PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN PENGENDALIAN ........... 3.1. Reviu Terhadap Perencanaan, Kinerja, Indikator Kinerja dan Ketaatan Penyampaian Laporan....................... ....................... 3.2. Pembinaan Sumber Daya Manusia Aparatur, Kelembagaan dan Ketatalaksanaan ............................................................................. 3.3. Pembinaan Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan dan Komunikasi Publik........................................................................... 3.4. Penyediaan Sarana Prasarana dan Pencatatan Keuangan yang Akurat 3.5. Penyelenggaraan Ketatausahaan, Kerumahtanggaan, Pelaksanaan Hubungan Masyarakat, Pengembangan Hubungan Antar Lembaga dan Fasilitasi Keprotokolan ............................................................. 3.6. Pengembangan Kerja Sama Luar Negeri ....................................... 3.7. Pengendalian Terhadap Pengelolaan Perstatistikan dan Sistem Informasi ...... .............................................................................. 3.8. Pelayanan Varietas dan Perizinan Pertanian .................................. BAB IV PENUTUP .......................................................................................

38 40 42 44 48

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian

ii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN-1 :

Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Nomor : 1096/Kpts/OT.140/3/2012 Tentang Perubahan Satuan Pengendali Intern Pemerintah Lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian ........................................ Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 10696/Kpts/OT. 140/3/ 2012 Tentang Susunan Keanggotaan Satuan Pengendali Intern Pemerintah Lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian ...................................... Daftar Penilaian (Checklist) Lingkungan Pengendalian ... Daftar Penilaian (Checklist) Penilaian Resiko ................. Daftar Penilaian (Checklist) Kegiatan Pengendalian ...... Daftar Penilaian (Checklist) Lingkup Informasi dan Komunikasi ..................................................................... Daftar Penilaian (Checklist) Pemantauan Pengendalian Intern ................................................................................

49

LAMPIRAN-2 :

48 53 57 59 61 63

LAMPIRAN-3 : LAMPIRAN-4 : LAMPIRAN-5 : LAMPIRAN-6 : LAMPIRAN-7 :

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Tim SPI Sekretariat Jenderal ...................... 11

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian

iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Sesuai dengan peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Tentang Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, Menteri Pertanian pertanian bertanggung nasional. jawab terhadap keberhasilan pembangunan pertanian

Indikator

keberhasilan

pembangunan

sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014 adalah tercapainya 4 (empat) target sukses yang merupakan target utama Kementerian Pertanian, yaitu : (1) tercapainya swasembada (kedelai, gula dan daging sapi) dan swasembada berkelanjutan (padi dan jagung); (2) meningkatnya diversifikasi pangan; (3) meningkatnya nilai tambah, daya saing dan ekspor komoditas pertanian; dan (4) meningkatnya kesejahteraan petani.

Untuk menjamin keberhasilan pencapaian target sukses Kementerian Pertanian tersebut dibutuhkan pengendalian secara sistemik terhadap pengelolaan program dan kegiatan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan sampai evaluasinya di tingkat lapangan. Di sisi lain, pelaksanaan program dan kegiatan Kementerian Pertanian yang dibiayai dari APBN yang kian terbatas membutuhkan manajemen

pengelolaan yang sesuai dengan azas-azas pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, ekonomis dan transparan guna mewujudkan birokrasi yang sehat (clean goverment) dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Untuk itu, diperlukan keberadaan dan berfungsinya suatu sistem pengendalian yang memberi keyakinan yang memadai bagi pimpinan Kementerian Pertanian dalam mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 1

Pokok-pokok arah kebijakan, arah, tujuan dan sasaran pengendalian sebagai bagian dari manajemen pemerintahan dan pembangunan telah digariskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tetang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), sehingga dalam

penerapannya memungkinkan setiap instansi dan satuan kerja dapat secara dini mengidentifikasi terjadinya deviasi atau penyimpangan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan dari yang telah direncanakan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPI) merupakan proses yang integral dalam pengendalian pengelolaan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai terhadap tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sistem ini bila diterapkan dengan baik dapat memberikan umpan balik sebagai bahan koreksi dan perbaikan dari pimpinan instansi dan unit kerja.

Sebagaimana arahan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tetang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), Sistem Pengendalian Intern (SPI) terdiri dari beberapa unsur, yaitu : (a) lingkungan pengendalian; (b) penilaian risiko; (c) kegiatan pengendalian; (d) informasi dan komunikasi; dan (e) pemantauan pengendalian intern. Penerapan unsur-unsur SPI sebagaimana dimaksud di atas harus dilaksanakan secara terpadu dan menjadi bagian integral dari kegiatan instansi pemerintah.

Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian sebagi bagian dari instansi di lingkungan Kementerian Pertanian bertanggung jawab terhadap

penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern (SPI) di setiap satuan kerja di lingkup Sekretariat Jenderal. Berdasarkan hal tersebut, maka dipandang perlu diterbitkan suatu Pedoman Sistem Pengendalian Intern (SPI) Sekretariat Jenderal yang dapat menjadi acuan operasional bagi satuan kerja di lingkup instansi ini dalan penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di satuan kerjanya masing-masing.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 2

1.2. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Pedoman SPI Sekretariat Jenderal adalah: 1. Peraturan Pemerintah No. 60/2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; 2. Peraturan Menteri Pertanian No. 23/Permentan/OT.140/5/2009 tentang Pedoman Umum Sistem Pengendalian Intern di Lingkungan Departemen Pertanian; 3. Keputusan Menteri Pertanian No. 1096/Kpts/OT.140/3/2012 tentang Satuan Pengendalian Intern Pemerintah Lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.

1.3. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari Pedoman SPI Seketariat Jenderal adalah : 1) Mendukung peningkatan kinerja, transparansi, akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, dan pengamanan aset negara di Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian; 2) Memberikan panduan bagi Satuan Kerja lingkup Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian dalam pelaksanaan SPI. Berdasarkan maksud dan tujuan di atas, maka setiap unit eselon II dan satuan kerja lingkup Seketariat Jenderal diwajibkan untuk menjabarkan dan merinci lebih lanjut Pedoman ini ke dalam Pedoman Pelaksanaan (Juklak) yang disesuaikan dengan karakteristik tupoksinya masing-masing.

1.4. Ruang Lingkup Ruang lingkup yang diatur dalam Pedoman Sistem Pengendalian Intern (SPI) Sekretariat Jenderal meliputi unsur-unsur sebagai berikut: 1) Lingkungan Pengendalian Adalah upaya untuk mewujudkan suatu kondisi yang memungkinkan seluruh pegawai Sekretaiat Jenderal dapat menciptakan dan

memelihara lingkungan organisasi, sehingga menimbulkan perilaku

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 3

positif

yang

mendukung

pencapaian

pengendalian

intern

dan

manajemen yang sehat. 2) Penilaian Risiko Adalah tindakan pengendalian intern melalui penilaian risiko kegiatankegiatan yang akan dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal, baik risiko yang timbul dari dalam maupun dari luar luar. 3) Kegiatan Pengendalian Kegiatan pengendalian adalah tindakan penanggung jawab dan pelaksana kegiatan di unit kerja lingkup Sekretariat Jenderal untuk membantu memastikan bahwa arahan pimpinan Sekretariat Jenderal tentang tujuan dan sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. 4) Informasi dan Komunikasi Informasi dan komunikasi adalah tindakan penanggung jawab dan pelaksana kegiatan untuk melaporkan perkembangan dan hasil pelaksanaan kegiatan serta saran tindak lanjut kepada pimpinan Seketariat Jenderal dan pemangku kepentingan lainnya. 5) Pemantauan Pengendalian Intern Pemantauan adalah tindakan yang harus dilakukan penanggung jawab dan pelaksana kegiatan dalam menilai kualitas kinerja, baik secara kualitatif dan kuantitatif dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera ditindaklanjuti.

1.5. Istilah dan Pengertian 1. Sistem Pengendalian Intern yang selanjutnya disingkat SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk memberikan keyakinan memadai terhadap tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang ekonomis, efektif, efisien dan transparan.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 4

2. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memandai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. 3. Pengendalian adalah mengatur, mengarahkan dan mengambil tindakan korektif, mengawasi semua tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan sesuatu rencana agar mencapai sasaran yang ditetapkan. 4. Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam instansi pemerintah yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern. 5. Penilaian risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah. 6. Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta penetapan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif 7. Informasi adalah data yang diolah yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah. 8. Pemantauan pengendalian adalah proses penilaian atas mutu kinerja sistem pengendalian intern dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti. 9. Pembinaan adalah tindakan yang dilakukan oleh atasan langsung terhadap penyelenggaraan program dan kegiatan satuan kerja, dalam bentuk bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi serta pemberian pedoman terhadap seluruh bagian pada satuan kerja secara

berkelanjutan. 10. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukkan pengawasan dan terdiri atas :
Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 5

a. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang bertanggungjawab kepada Presiden. b. Inspektorat Jenderal yang bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian. Inspektorat Provinsi bertanggung jawab kepada Gubernur. 11. Reviu adalah penelahaan ulang bukti-bukti sesuatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, norma, standar, prosedur dan kebijakan yang telah di tetapkan. 12. Pemantauan adalah suatu proses penilaian kemajuan suatu

program/kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditPetapkan. 13. Evaluasi adalah suatu rangkaian kegiatan membandingkan hasil/prestasi program/kegiatan dengan nomor, standar, dan prosedur yang telah ditetapkan dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan atau kegagalan suatu program/kegiatan dalam mencapai tujuan.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 6

BAB II SPI SEKRETARIAT JENDERAL

2.1. Tugas Pokok dan Fungsi, Visi, Misi dan Tujuan, Program dan Kegiatan A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/ OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Pertanian. Dalam melaksanakan tugas tersebut Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi: 1. Koordinasi kegiatan Kementerian Pertanian; 2. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Pertanian; 3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumah tanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian Pertanian; 4. Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama dan hubungan masyarakat; 5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan bantuan hukum; 6. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara, dan 7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Pertanian. dan

B. Visi, Misi dan Tujuan Visi Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 adalah Menjadikan Birokrasi yang Profesional dan Berintergritas serta Memberikan Pelayanan Prima.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 7

Untuk mewujudkan Visi tersebut telah dirumuskan Misi Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014 yaitu: 1) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada aparatur Kementerian Pertanian dan masyarakat; 2) Meningkatkan kualitas perencanaan, penganggaran, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan pelaksanaan pembangunan

pertanian; 3) Mewujudkan administrasi organisasi, kepegawaian ketatalaksanaan Kementerian dan pelayanan yang

Pertanian

proporsional, efektif dan efisien; 4) Meningkatlkan kualitas peraturan perundang-undangan dan

pelayanan informasi publik; 5) Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan dan perlengkapan serta kearsipan; 6) Meningkatkan kualitas pelayanan ketatausahaan,

kerumahtanggaan, hubungan antar lembaga dan protokol serta hubungan masyarakat; 7) Menyusun rumusan kebijakan kerja sama luar negeri bidang pertanian; 8) Meningkatkan kualitas data dan mengembangkan sistem informasi pertanian dalam mendukung pembangunan pertanian; 9) Menyelenggarakan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian yang berkualitas.

Guna mewujudkan Visi dan Misi, maka telah ditetapkan tujuan yang akan dicapai oleh Sekretariat Jenderal, yaitu melalui: 1) Penyusunan perencanan pembangunan pertanian yang terpadu, berbasis kinerja yang berkerangka jangka menengah. 2) Pengembangan organisasi yang sesuai dengan beban kerja (right sizing), dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien, serta

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 8

sumberdaya kompetensi; 3) Penerbitan

manusia

aparatur

pertanian

yang

berbasis

perangkat

peraturan

perundang-undangan

dan

pelayanan hukum bidang pertanian, serta pengelolaan informasi publik Kementerian Pertanian yang dapat melindungi dan menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan pertanian; 4) Penataan dan pengelolaan administrasi keuangan dan perangkat perlengkapan Kementerian Pertanian guna mencapai penilaian audit laporan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP); 5) Penyelenggaraan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan,

hubungan antar lembaga dan protokoler serta pengembangan pelayanan hubungan masyarakat yang dapat mendukung

peningkatan efektivitas kinerja organisasi; 6) Penyusunan kebijakan dan pengelolaan administrasi kerja sama luar negeri bidang pertanian yang melindungi kepentingan nasional serta terintegrasi dengan dinamika lingkungan dan perekonomian global; 7) Pengembangan penataan dan pengelolaan data dan sistem informasi pertanian yang akurat, konsisten, relevan, terkini dan tepat waktu, serta menerapkan teknologi dan sistem informasi modern; 8) Penyelenggaraan pelayanan perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian yang berkualitas internasional, cepat, tepat, akurat dan akuntabel guna mendukung terwujudnya pertanian tangguh dan dinamis.

C. Program dan Kegiatan Program dan kegiatan Sekretariat Jenderal dirancang dalam rangka melaksanakan Rencana kebijakan Kementerian Pertanian Pertanian sesuai amanat yaitu

Strategis

Kementerian

2010-2014,

peningkatan dan penerapan manajemen pembangunan pertanian yang


Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 9

akuntabel dan good governace. Kebijakan Kementerian Pertanian ini selanjutnya Sekretariat dirumuskan Jenderal kembali di dalam yaitu Rencana Strategis dan

2010-2014,

membangun

mengembangkan organisasi, sistem administrasi dan manajemen pembangunan Kementerian Pertanian yang sesuai dengan asas clean government dan good governance. Nomenklatur Program Sekretariat Jenderal adalah Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Kementerian Pertanian Lainnya . Adapun nomenklatur kegiatan-kegiatan Sekretariat Jenderal adalah: 1) Koordinasi dan pembinaan perencanaan Kementerian Pertanian; 2) Pengelolaan keuangan dan perlengkapan serta pemeliharaan sarana dan prasarana Kantor Pusat Kementerian Pertanian; 3) Pembinaan hukum dan peraturan perundang-undangan serta koordinasi humas dan komunukasi publik di bidang pertanian; 4) Pengembangan kerja sama luar negeri untuk bidang pangan dan pertanian dalam kerangka bilateral, regioal, multilateral serta PBB; 5) Peningkatan kualitas kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian; 6) Pelayanan perizinan dan investasi pertanian (prioritas nasional dan bidang) 7) Pengembangan perstatistikan dan sistem informasi pertanian; 8) Pengembangan perlindungan dan pendaftaran varietas tanaman (prioritas bidang). 2.2. Pelaksanaan SPI Sekretariat Jenderal A. Organisasi SPI Sekretariat Jenderal Berdasarkan Keputusan Menteri Satuan Pertanian Pengendalian Nomor Intern

1096/Kpts/OT.140/3/2012

tentang

Pemerintah Lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, telah dibentuk struktur organisasi Tim Satuan Pelaksana yang terdiri dari: Pengarah Satuan Pelaksana, Penyelia Satuan Pelaksana dan

Pelaksana Satuan Pelaksana.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 10

STRUKTUR ORGANISASI TIM SPI SEKRETARIAT JENDERAL

Penanggung Jawab

Ketua Pengarah

Sekretaris Pengarah

Anggota Pengarah

Anggota Pengarah

Anggota Pengarah

Anggota Pengarah

Anggota Pengarah

Anggota Pengarah

Ketua Penyelia

Sekretaris Penyelia

Anggota Penyelia

Anggota Penyelia

Anggota Penyelia

Anggota Penyelia

Anggota Penyelia

Anggota Penyelia

Ketua Pelaksana

Sekretaris Pelaksana

Anggota Pelaksana

Anggota Pelaksana

Anggota Pelaksana

Anggota Pelaksana

Anggota Pelaksana

Anggota Pelaksana

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 11

B. Tugas SPI Sekretariat Jenderal Pengarah Satuan Pelaksana SPI Sekretariat Jenderal mempunyai tugas : 1. Memberikan arahan pengendalian intern pelaksanaan kegiatan kepada Penyelia dan Pelaksana yang meliputi; (1) Lingkungan Pengendalian, (2) Penilaian Risiko, (3) Kegiatan Pengendalian, (4) Informasi dan Komunikasi, dan (5) Pemantauan Pengendalian Intern 2. Melaporkan rancangan pengendalian intern terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien; 3. Menyiapkan bahan kebijakan pengendalian dalam rangka

penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dalam lingkup kerjanya sesuai ketentuan yang berlaku; 4. Melaporkan secara utuh hasil pelaksanaan SPI kepada atasan langsungnya secara tertulis;

Penyelia Satuan Pelaksana SPI Sekerariat Jenderal mempunyai tugas : 1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Pengendalian intern dan memberikan arahan teknis pengendalian intern kepada Pelaksana; 2. Menyiapkan bahan rumusan pengambilan kebijakan kegiatan

pengendalian intern; 3. Melakukan evaluasi terhadap rancangan dan pelaksanaan

program/kegiatan yang telah ditetapkan dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalannya; 4. Melaporkan secara utuh kepada atasan langsungnya secara tertulis.

Pelaksana Satuan Pelaksana SPI Sekretariat Jenderal mempunyai tugas : 1. Menyiapkan bahan rumusan pengambilan kebijakan kegiatan

pengendalian intern; 2. Menyiapkan bahan evaluasi terhadap pelaksanaan program kegiatan;

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 12

3. Melakukan kegiatan pengendalian intern dan pengawasan kinerja, keuangan, asset serta pengendalian/pengawasan khusus sesuai kebijakan yang telah ditetapkan; 4. Membuat laporan tertulis hasil pelaksanaan SPI secara berkala kepada atasan langsungnya.

C. Kalender Kerja Satlak SPI Sekretariat Jenderal


No 1 2 3 4 5 6 7 Kegiatan Penerbitan SK SPI Setjen Penyusunan Pedoman SPI Peningkatan Kapasitas Tim SPI Rapat Koordinasi Triwulanan Pengendalian Kinerja Keuangan dan Aset Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan/Program Laporan Berkala X X X X Jan Feb Mar X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

2.3. Ruang Lingkup Pengendalian Tim Satlak SPI Sekretariat Jenderal Ruang lingkup pengendalan yang harus dilaksanakan oleh Tim Satlak SPI Sekretariat Jenderal mencakup 5 (lima) unsur, yaitu : (a) lingkungan pengendalian, (b) penilaian risiko, (c) kegiatan pengendalian, (d) informasi dan komunikasi, dan (e) pemantauan. Ruang lingkup pengendalian secara rinci diuraikan sebagai berikut:

A. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam lingkungan Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian yang mempengaruhi efektivitas

pengendalian intern. Di dalam lingkungan pengendalian diharapkan terbangunnya sistem pengendalian intern yang efektif yang melekat
Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 13

sepanjang proses kegiatan mulai dari perencanaan sampai evaluasi dan pelaporan. Kondisi lingkungan pengendalian dipengaruhi oleh sumber daya manusia, sehingga untuk mendukung terbentuknya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang baik, maka perlu dirancang pengelolaan organisasi yang mempertimbangkan aspek kebijakan,

sumber daya manusia, dan prosedur. Berkenaan dengan dinamika organisasi yang dipengaruhi oleh banyak aspek tersebut, maka lingkungan pengendalian hanya memberikan keyakinan yang memadai, bukan suatu keyakinan mutlak.

1. Kebijakan Arah kebijakan Sekretariat Jenderal sebagaimana yang tertuang di dalam Rencana Strategis Sekretariat Jenderal 2010-2014 dapat dijabarkan kembali ke dalam kebijakan operasional sesuai

permasalahan dan kebutuhan organisasi. Kebijakan operasional merupakan landasan bagi aparatur pelaksana kegiatan dalam

penyelenggaraan kegiatan untuk menghasilkan kinerja sesuai yang diharapkan. merupakan Kebijakan yang ditetapkan Sekerariat Jenderal

kebijkan publik yang tidak hanya mengikat ke dalam

hierarki organisasi, namun berlaku pula pada pemangku kepentingan secara luas. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka di dalam proses penyusunan kebijakan terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu prinsip rasionalitas, prinsip efektivitas dan prinsip produktivitas. a. Prinsip rasionalitas, kebijakan dinilai rasional apabila kebijakan dapat diterima secara logis, berhubungan erat dengan sasaran yang ingin dicapai, dapat diterima dan dilaksanakan secara nyata oleh pelaksana kebijakan, serta tidak menimbulkan perbedaan atau bias penafsiran yang tinggi diantara para pelaksana kebijakan tersebut.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 14

b. Prinsip efektifitas, kebijakan dinilai efektif apabila kebijakan yang ditetapkan secara nyata mendukung tingkat keberhasilan

pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Penilaian efektifitas kebijakan memerlukan penelaahan dan pengkajian menyeluruh mulai dari periode sebelum setelah diterbitkannya kebijakan serta memperhatikan umpan balik dari pemangku kepentingan,

terutama dari kelompok penerima manfaat yang merasakan atau menerima dampak dari penerapan kebijakan. c. Prinsip efisiensi, kebijakan dinilai efisien apabila kebijakan yang ditetapkan sungguh-sungguh secara nyata dibutuhkan oleh pemangku kepentingan. d. Prinsip produktivitas, kebijakan dinilai produktif apabila

kebijakan yang ditetapkan dapat lebih mendorong para pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

2. Sumber daya manusia Sumberdaya manusia merupakan sub sistem dalam suatu organisasi yang diciptakan sebagai upaya agar para pegawai dapat

dimanfaatkan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dengan pengelolaan sumber daya manusia yang dilakukan secara kontinyu dan konsisten melalui peningkatan kemampuan, semangat dan gairah kerja serta disiplin diharapkan produktivitas aparatur Sekretariat Jenderal akan terus meningkat.

3.

Prosedur Prosedur adalah rangkaian (tahapan proses) manajemen dalam mengelola sumber daya manusia, sumber pembiayaan, peralatan dan perlengkapan serta metode untuk mencapai tujuan dan yang telah ditetapkan. Prosedur yang baik harus mengacu pada tugas pokok dan fungsi organisasi serta mampu memberikan kejelasan

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 15

maksud,

tujuan,

sasaran,

manfaat,

dampak

dan

indikator

keberhasilan pelaksanan kegiatan bagi aparatur yang akan menjadi pelaksana dari kegiatan tersebut. Dengan demikian, prosedur harus dibuat secara dan sederhana, ditetapkan secara tertulis, mudah

dipahami,

disosialisasikan

kepada

seluruh

pemangku

kepentingan, agar dapat mendorong aparatur Sekretariat Jenderal untuk memberikan pelayanan prima kepada segenap pemangku kepentingan.

B. Penilaian Risiko
Risiko dapat terjadi pada setiap kegiatan dan tahapan kegiatan yang dilakukan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan, hingga tahap tindak lanjut hasil evaluasi dan pelaporan. Risiko yang tidak dapat terdeteksi secara dini atau tidak dapat dikelola dengan baik akan mengakibatkan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai atau pencapaiannya tidak optimal. Dengan demikian, penanganan risiko terhadap kegiatan-kegiatan

strategis yang dilakukan di setiap unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal menjadi faktor yang sangat penting dalam menjamin

pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Daftar penilaian (check list) lingkungan pengendalian di rujuk pada Lampiran-3.

Pengelolaan risiko secara efektif tidak dapat dilakukan secara parsial di masing-masing Satuan Kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal, akan tetapi karena tujuan dan sasaran organisasi Sekretariat Jenderal merupakan tujuan bersama dari seluruh Satuan Kerja yang ada, maka perlu dilakukan pengelolaan risiko secara komprehensif agar di tingkat Sekretariat Jenderal melalui suatu manajemen pengelolaan risiko.

Manajemen pengelolaan risiko adalah cara bagaimana menangani semua risiko, baik dari dalam maupun luar organisasi yang dapat
16 Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian

mengancam pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran suatu organisasi, untuk itu diperlukan suatu penilaian risiko terhadap seluruh kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan Sekretariat Jenderal. Penilaian risiko dilaksanakan melalui tahapan : (1) identifikasi risiko dan (2) penyusunan daftar risiko.

1. Identifikasi risiko Idilaksanakan sejak di awal perencanaan kegiatan. Identifikasi dilakukan terhadap tahapan-tahapan kegiatan yang tertuang dalam Term of Reference (TOR) atau Kerangka Acuan Kerja (KAK) di masing masing unit kerja pelaksana kegiatan. Aspek yang harus dilakukan dalam identifikasi risiko adalah penetapan titik kritis kegiatan dan analisis risiko. Penetapan Titik Kritis pada Kegiatan Titik kritis kegiatan harus dituangkan dengan jelas di dalam TOR/KAK kegiatan. Penetapan titik kritis didasarkan pada tahapan-tahapan kegiatan yang telah ditetapkan, sehingga diperlukan ketepatan terhadap penetapan: tujuan, sasaran, jadwal, alokasi sumberdaya, indikator kinerja, tahapan titik kritis, penyebab dan dampak risiko yang mungkin terjadi, serta rencana penanganan risiko. Perubahan penetapan titik kritis dapat digunakan untuk merevisi TOR/KAK yang telah ditetapkan sebelumnya. Analisis risiko Analisis risiko dilakukan dengan: (1) menetapkan risiko yang mungkin dapat terjadi apabila titik kritis yang telah diindentifikasi tidak dapat dikelola dengan baik dan (2) menentukan penyebab terjadinya risiko dan kemungkinan dampak yang akan terjadi. Hasil penilaian risiko selanjutnya dituangkan ke dalam daftar risiko.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 17

Hasil identifikasi dan analis risiko dituang ke dalam daftar risiko, sehingga daftar risiko merupakan rekapitulasi dari seluruh risiko yang mungkin terjadi pada kegiatan yang menjadi tanggung jawab unit kerja. Di dalam daftar risiko dimuat pernyataan risiko, penyebab terjadinya risiko dan dampak dari risiko yang mungkin terjadi. Daftar risiko suatu kegiatan apabila digabung dengan daftar risiko kegiatan lainnya yang tahapan pelaksanaannya saling tergantung dan atau saling mempengaruhi, maka akan menghasilkan daftar risiko suatu rangkaian atau siklus kegiatan di unit kerja.

2. Penanganan Risiko Penanganan risiko adalah rencana upaya-upaya yang akan dilakukan untuk menangani risiko yang telah teridentifikasi dan telah dituangkan dalam daftar risiko. Upaya-upaya tersebut diarahkan untuk

mengeliminasi penyebab terjadinya risiko melalui metode preventif, yaitu dengan cara memperbaiki sistem dan prosedur,

mengembangkan sumber daya manusia serta menyediakan sarana dan prasarana (peralatan dan perlengkapan fisik) yang dibutuhkan. Aspek penting yang perlu dipertimbangkan dalam penanganan risiko adalah bahwa biaya yang diperlukan untuk mengani risiko harus jauh lebih kecil dari nilai dampak yang mungkin timbul dari risiko.

3. Pemantauan dan Evaluasi Terhadap Penanganan Risiko Pemantauan dan evaluasi penanganan risiko merupakan proses penelusuran dan evaluasi yang sistematis dari hasil kerja proses penanganan risiko yang telah dilakukan. Dengan demikian hasil pemantauan dan evaluasi digunakan sebagai dasar dalam

penyusunan strategi penanganan risiko yang lebih baik di kemudian hari.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 18

Untuk mengefektifkan proses pemantauan dan evaluasi penanganan risiko, maka setiap satuan kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal menyampaikan daftar risiko dan kegiatan penanganan risiko yang akan dilaksanakan sejak awal tahun anggaran kepada pimpinan Tim Satuan Pelaksana (Satlak) SPI Sekretariat Jenderal. Hasil

pemantauan dan evaluasi penanganan risiko diharapkan menjadi masukan bagi pimpinan unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal dalam memperbaiki kinerja organisasi.

4. Penilaian Hasil Pelaksanaan Penilaian Risiko Penilaian hasil pelaksanaan penilaian risiko dilakukan untuk mengukur tingkat efektivitas penilaian risiko yang telah dilakukan serta untuk memberikan keyakinan bahwa pemantauan dan evaluasi yang telah dilakukan secara tepat sesuai kaidah SPI. Penilaian hasil pelaksanaan penilaian risiko dilaksanakan dengan menggunakan daftar periksa (check list) yang mencakup: (1) sarana dan aspek penilaian dan (2) pelaksanaan penilaian. Daftar periksa (check list) penilaian hasil pelaksanaan penilaian risiko disampaikan pada Lampiran-4.

C.

Kegiatan Pengendalian Kegiatan pengendalian intern merupakan suatu kebijakan dan prosedur yang dapat membantu untuk; (1) memastikan bahwa arahan pimpinan Sekretaris Jenderal dan Kepala Biro/Kepala Pusat di lingkungan Sekretariat Jenderal tentang pelaksanaan program dan kegiatan telah diikuti dan dipatuhi oleh seluruh aparatur dan (2) mengurangi terjadinya risiko yang telah diindentifikasi. Kegiatan pengendalian dilaksanakan melalui prosedur (perintah, arahan dan rekomendasi) tertulis dalam bentuk surat keputusan, surat dinas atau nota dinas, sehingga memungkinkan diambilnya tindakan-tindakan secara dini dengan mempertimbangkan daftar risiko yang telah diidentifikasi.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 19

Sesuai dengan prinsip umum SPI dan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian, selain bertanggung dalam koordinasi manajemen umum pembangunan dan

pemerintahan, juga mencakup penugasan khusus yaitu penugasan teknis di bidang perizinan dan investasi, perlindungan dan pelayanan varietas tanaman serta pengelolaan data dan informasi pembangunan pertanian, maka ruang lingkup kegiatan pengendalian SPI Sekretariat Jenderal meliputi: 1. Karakteristik Tugas Pokok, Fungsi dan Kegiatan Satuan Kerja Kegiatan pengendalian di lingkungan Sekretariat Jenderal harus memperhatikan karakteristik tugas pokok dan fungsi serta kegiatan di masing-masing satuan kerja, yaitu sebagai berikut: a) Kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan strategis di masing-masing satuan kerja. b) Kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko. c) Kegiatan pengendalian yang dipilih harus disesuaikan dengan sifat khusus kegiatan di masing-masing satuan kerja. d) Kebijakan dan prosedur tindakan pengendalian harus ditetapkan secara tertulis. e) Kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk

memastikan bahwa

kegiatan tersebut masih sesuai dan

berfungsi seperti yang diharapkan. 2. Pengendalian Sumber Manusia, Keuangan, Sarana-prasarana dan Perlengkapan Selain karakteristik tugas pokok dan fungsi satuan kerja, ruang lingkup kegiatan pengendalian di lingkungan Sekretariat Jenderal juga mencakup : a) Reviu kinerja satuan kerja, yaitu membandingkan antara Rencana Kinerja (RK) dengan hasil Penetapan Kinerja (PK)
Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 20

b) Pembinaan sumber daya manusia, yaitu membangun dan mengembangkan kesetiaan, prestasi, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, inisiatif dan kepemimpinan. c) Pengendalian terhadap pengelolaan sistem informasi; yaitu membangun pengamanan sistem informasi; pengendalian akses informasi; pengendalian dan pengembangan perangkat lunak

dan sistem aplikasi; spesialisasi/pemisahan petugas/operator; kontinuitas pelayanan; pengendalian akurasi dan kaandalan proses aplikasi. d) Pengendalian secara fisik dan kepemilikan terhadap prasarana, sarana/perlengkapan dan asset yang dimiliki dan dikelola, baik yang bergerak maupun tidak bergerak. e) Penetapan dan reviu terhadap indikator dan ukuran kinerja yang telah ditetapkan. f) Penetapan dan komunikasi otorissi terhadap transaksi dan kejadian penting. g) Pencatatan secara akurat dan tapat waktu terhadap segala jenis transaksi dan kejadian. h) Pembatasan akses terhadap pengeloaan sumberdaya yang dimiliki satuan kerja. i) Akuntanbilitas terhadap penyimpanan yang dimiliki satuan kerja. j) Dokumentasi SPI terhadap transaksi dan kejadian penting. aplikasi, kelengkapan,

3. Penguatan Ektifitas SPI Pimpinan satuan kerja bertanggung jawab terhadap efektifitas pelaksanaan SPI di satuan kerjanya masing-masing. Efektifitas pelaksanaan SPI akan sangat membantu fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), baik dari internal Kementerian Pertanian maupun dari instansi lain yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melakukkan pengawasan.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 21

4. Penilaian Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian Penilaian terhadap pelaksanaan pengendalian dilakukan untuk mengukur tingkat efektivitas kegiatan pengendalian yang telah dilakukan serta untuk memberikan keyakinan bahwa kegiatan pengendalian yang telah dilakukan secara tepat sesuai kaidah SPI. Penilaian hasil pelaksanaan kegiatan pengendalian dilaksanakan dengan menggunakan daftar periksa (check list) yang mencakup: (1) sarana dan aspek penilaian dan (2) pelaksanaan penilaian. Daftar periksa (check list) penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pengendalian disampaikan pada Lampiran-5.

D.

Informasi dan Komunikasi Informasi dan komunikasi terhadap pengendalian kinerja

perkembangan pelaksanaan program dan kegiatan wajib dilakukan oleh pimpinan satuan kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal dalam bentuk dan waktu yang tepat. Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif, pimpinan unit kerja harus menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi, mengelola, mengembangkan dan memperbarui sistem informasi secara terus menerus melalui pencatatan dan pelaporan.

Hasil pelaksanaan informasi dan komunikasi hasil kegiatan pengendalian harus dilakukan penilaian. Penilaian terhadap

pelaksanaan informasi dan komunikasi dilakukan untuk mengukur tingkat efektivitas kegiatan informasi dan komunikasi kegiatan pengendalian yang telah dilakukan serta untuk memberikan keyakinan bahwa kegiatan informasi dan komunikasi yang telah dilakukan secara tepat sesuai kaidah SPI. Penilaian hasil pelaksanaan kegiatan infor,asi dan komunikasi kegiatan

pengendalian dilaksanakan dengan menggunakan daftar periksa (check list) yang mencakup: (1) sarana dan aspek penilaian dan (2)
Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 22

pelaksanaan penilaian. Daftar periksa (check list) penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pengendalian disampaikan pada Lampiran-6.

E.

Pemantauan Pemantauan SPI dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan untuk menilai kualitas kinerja satuan kerja dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya telah dan dapat ditindaklanjuti. Pemantauan berkelanjutan adalah penilaian atas mutu kinerja SPI secara terus menerus dan menyatu dalam kegiatan satuan kerja di lingkup Sekretariat Jenderal yang diselenggarakan melalui kegiatan rutin dan berkala dengan menggunakan acuan dalam pelaksanaannya, seperti metode, sistem aplikasi, instrumen peraturan perundangan, norma/standar/ kriteria/prosedur.

Pelaksanaan pemantauan dilakukan mulai dari awal tahun anggaran pelaksanaan kegiatan agar dapat menjamin berfungsinya kelengkapan unsur-unsur SPI yang meliputi; lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan dan pengendalian telah dibuat dan dilaksanakan dengan baik.

Hasil pelaksanaan pemantauan dan pengendalian dalam bentuk kelemahan dalam pelaksanaan SPI dan pencapaian kinerja satuan kerja selanjutnya dirumuskan dan direkomendasikan kepada pimpinan satuan kerja dan pelaksana kegiatan untuk

menghilangkan penyebab utama timbulnya permasalahan dan berbagai faktor penghambat. Rekomendasi yang disampaikan

kepada pimpinan satuan kerja dan Sekretaris Jenderal selanjutnya harus dapat ditindaklanjuti secara memadai di setiap jenjang hirarki
Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 23

organisasi. Hasil pemantauan yang telah disusun secara lengkap selajutnya ditindaklanjuti dalam bentuk laporan untuk disampaikan segera kepada Sekretaris Jenderal dan atau kepada pemangku kepentingan lainnya.

Hasil pelaksanaan pemantauan implementasi SPI harus dilakukan penilaian. Penilaian terhadap implemntasi SPI dilakukan untuk mengukur tingkat efektivitas pelaksanaan SPI yang telah dilakukan serta untuk memberikan keyakinan bahwa implemenatasi SPI yang telah dilakukan secara tepat sesuai kaidah SPI. Penilaian hasil pelaksanaan SPI dilaksanakan dengan menggunakan daftar periksa (check list) yang mencakup: (1) sarana dan aspek penilaian dan (2) pelaksanaan penilaian. Daftar periksa (check list) penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan pengendalian disampaikan pada Lampiran-7.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 24

BAB III PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN PENGENDALIAN

Sesuai dengan prinsip dan kaidah SPI dan karakteristik tugas pokok dan fungsi Sekretraiat Jenderal, Kementerian Pertanian, maka ruang lingkup kegiatan pengendalian dalam implementasi SPI lingkup Sekretariat Jenderal mencakup pengendalian aspek strategis, yaitu antara lain : (1) reviu terhadap perencanaan, kinerja dan indikator kinerja serta ketaatan penyampaian laporan, (2) pembinaan SDM aparatur, kelembagaan dan ketatalaksanaan; (3) pembinaan hukum dan peraturan perundang-undangan dan komunikasi publik, (4) penyediaan saranaprasarana serta pencatatan keuangan yang akurat, (5) penyelenggaraan ketatausahaan, kerumahtanggaan, pelaksanaan hubungan masyarakat,

pengembangan hubungan antar lembaga dan fasilitasi keprotokolan, (6) pengembangan kerja sama luar negeri, (7) pengelolaan perstatistikan dan sistem informasi, dan (8) pembinaan prosedur perlindungan varietas dan perizinan pertanian.

3.1. Reviu Terhadap Perencanaan, Kinerja dan Indikator Kinerja Serta Ketaatan Penyampaian Laporan Sekretariat Jenderal

A. Tujuan dan Sasaran Tujuan untuk memperbaiki kecenderungan-kecenderungan tidak

tercapainya, tidak terukurnya tujuan dan sasaran program dan kegiatan dan tidak tersampaikannya laporan kinerja dan keuangan secara benar dan tepat waktu.

Sasaran kegiatan ini adalah : (1) tercapainya tujuan dan sasaran program dan kegiatan, (2) menurunnya tingkat penyimpangan dan kerugian negara serta meningkatnya akuntabilitas kinerja melalui penyampaian laporan kinerja birokrasi dan laporan keuangan sebagau bahan audit dan penlaian kinerja birokrasi dan laporan keuangan. (3)
Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 25

Indikator dan ukuran kinerja yang telah ditetapkan andal tidak berubahubah; dan (4) Indikator dan ukuran kinerja sejalan dengan visi dan misi.

B. Indikator kinerja reviu 1) Input : Anggaran,SDM,material dan masukan lain yang dipergunakanuntuk melaksanakan kegiatan. 2) Output : Keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan

3) Outcome : Fungsi dari keluaran suatu kegiatan 4) Benefit 5) Impact : Manfaat dari keluaran yang dihasilkan : Pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh

C. Keluaran yang diharapkan Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan reviu berupa: 1) Laporan efektifitas pengukuran indicator kinerja dokumen Rencana Strategis (Renstra). 2) Laporan kegiatan berkualitas,didukung dengan tata capaian kinerja lengkap dan terukur. 3) Laporan akuntabilitas kinerja (LAKIP) berkualitas untuk mencapai score 80-100. 4) Realisasi anggaran sesuai target 5) Mendukung pencapaian laporan keuangan Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP). 6) Ditetapkan ukuran dan indikator kinerja instansi, kegiatan dan pegawai. 7) Data capaian kinerja.

D. Penanggung jawab dan personil pelaksana 1) Berisi mengenai susunan organisasi dan personil pelaksana reviu (Tim Penyusunan Dokumen Perencanaan, Tim LAKIP, Tim

penyusun SAI, Tim penyusun anggaran dan Tim lainnya).

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 26

2) Menguraikan dasar hukum penetapan organisasi dan personil pelaksana didukung dengan uraian tugas yang rinci dan jelas dari masing-masing personil tersebut. 3) Pimpinan satuan kerja setiap tingkatan melakukan reviu terhadap kegiatan-kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. 4) Pimpinan Biro Perencanaan melakukan reviu terhadap laporan kinerja dan laporan keuangan yang dihasilkan. 5) Dalam bagian ini dijelaskan kepada siapa tim tersebut

bertanggungjawab termasuk dalam penyampaian laporan.

E. Waktu pelaksanaan Berisikan mengenai waktu dan frekuensi pelaksanaan reviu

prorgam/kegiatan strategis (kegiatan strategis direviu pararel dengan pelaksanaan kegiatan sesuai siklus perencanaan, LAKIP dilaksanaan akhir tahun dari reviu proram dilaksanakan tahun terakhir).

F. Tahapan Reviu dilaksanaan melalui tahap-tahap kegiatan sebagai berikut: 1) Identifikasi program/kegiatan yang direviu 2) Penetapan tujuan dan sasaran 3) Penetapan target kinerja 4) Penetapan indikator kinerja 5) Analisis kecenderungan dan mengukur hasil dibandingkan target rekonsiliasi dan pengecekan ketepatan informasi. 6) Pembuatan laporan reviu.

3.2. Pembinaan Sumber Daya Manusia Aparatur, Kelembagaan dan Ketatalaksanaan A. Tujuan dan sasaran Tujuan pembinaan sumber daya manusia, apratur, kelembagaan dan ketatalaksanaan adalah untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan
Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 27

dan koordinasi dalam penyelenggaraan organisasi, tata laksanana dan peningkatan kemampuan dan tanggung jawab sumberdaya manusia untuk mendukung pencapaian tujuan instansi. Adapun sasarannya adalah: (1) meningkatkan kapasitas organisasi, (2) berkembangnya rumpun jabatan fungsional, (3) meningkatnya budaya kerja, terutama disiplin dan jam kerja pegawai, (4) berkembangnya sistem perencanaan pengembangan dan mutasi pegawai

B. Indikator kinerja pembinaan sumberdaya manusia 1. Input : Anggaran, SDM, material dan masukan lain yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan. 2. Output : Keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan

3. Outcome : Fungsi dari keluaran suatu kegiatan 4. Benefit 5. Impact : Manfaat dari keluaran yang dihasilkan : Pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh

C. Keluaran yang diharapkan Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan pembinaan SDM berupa: 1) Rancangan penyempurnaan organisasi dan tata laksana organisasi 2) Sistem pembinaan dan tata hubungan kerja serta penilaian prestasi kerja pejabat fungsional 3) Dokumen peranan SDM meliputi kebijakan,program praktek pengelolaan pegawai. 4) Dokumen hasil identifikasi kebutuhan pegawai saat ini maupun di masa mendatang. 5) Standar kompetensi jabatan 6) Prosedur rekruitmen pegawai 7) Menyusun program kesejahteraan dan fasilitas untuk meningkatkan kepuasan dan komitmen pegawai

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 28

D. Penanggungjawab dan personil pelaksana Berisi mengenai susunan organisasi pada personil pelaksana. Penanggungjawab kegiatan pada eselon I adalah Sekretaris Eselon I sedangkan pelaksanannya adalah unsur-unsur kepegawaian pada kegiatan-kegiatan tertentu yang memerlukan organisasi pelaksana dibentuk panitia ataupun Tim pelaksana, seperti misalnya pengadaan pegawai, Tim Penilai Angka Kredit Pejabat Fungsional, panitia Pra Jabatan dan sebagainya.

E. Waktu pelaksanaan Berisikan mengenai waktu dan frekuensi pelaksanaan pembinaan dan untuk memudahkan monitoring pelaksanaan pembinaan perlu dibuat jadwal pelaksanaan pembinaan. Sebagai contoh peningkatan SDM melalui diklat pegawai,maka perlu dibuat jadwal pelaksanaan diklat pegawai selama 1 tahun.

F. Tahapan Pembinaan SDM dilaksanakan melalui tahap-tahap kegiatan sebagai berikut: 1) Identifikasi program/kegiatan yang pembinaan 2) Penetapan tujuan dan sasaran 3) Penetapan indikator kinerja 4) Pembuatan laporan kegiatan pembinaan SDM

3.3.

Pembinaan Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan, KomunIkasi Publik A. Tujuan dan Sasaran

dan

Tujuan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang pertanian dan pengelolaan informasi publik : 1) Menginventarisir bahan peraturan perundang-undangan bidang pertanian yang lengkap, terhimpunnya bahan dan informasi
Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 29

sebagai bahan penyusunan kebijakan serta tersusunnya konsep kebijakan yang ditetapkan dalam bentuk peraturan; 2) Mewujudkan kepastian hukum dan keadilan bagi pelaku usaha,

dan pemangku kepentingan; 3) Mernyusun peraturan perundang-undangan bidang pertanian dan telaahan hukum pertanian. 4) Melaksanakan penyiapan, penyimpanan, pendokumentasian,

penyediaan, dan pengklasifikasian informasi publik; 5) Melaksanakan pelayanan informasi publik bidang pertanian; 6) Melaksanakan informasi publik penyajian, bidang pemutakhiran, pertanian yang dan pengemasan melalui

terbarukan

multimedia; 7) Terhimpunnya dan mensosialisasikan informasi dan penerangan kepada masyarakat tentang kebijakan, program dan kegiatan pembangunan Kementerian Pertanian serta citra positif

pembangunan pertanian.

Adapun sasaran penyusunan peraturan perundang-undangan dan informasi publik mencakup : 1) Terwujudnya kepastian hukum dan keadilan bagi pelaku usaha, dan pemangku kepentingan; 2) Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; perintah suatu undangundang untuk diatur dengan undang-undang; 3) Pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat. 4) Tersusunnya daftar dokumen dan klasifikasi informasi publik yang dikuasai; 5) Terlayaninya pemohon informasi publik; 6) Terselenggaranya pameran dan peragaan; 7) Terkelolanya perpustakaan;

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 30

8) Tersedianya informasi publik bidang pertanian yang terbarukan melalui multimedia; 9) Tersebarnya informasi peningkatan pembangunan pertanian dan terwujudnya peragaan pengelolaan informasi multi media, pameran dan serta terwujudnya partisipasi masyarakat dan

perpustakaan digital.

B. Indikator Kinerja Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pertanian : 1. Input : Anggaran, SDM, material dan masukan lain yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan. 2. Output : Keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan

3. Outcome : Fungsi dari keluaran suatu kegiatan 4. Benefit 5. Impact : Manfaat dari keluaran yang dihasilkan : Pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh

C. Keluaran yang diharapkan Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang pertanian : Jumlah Dokumen Peraturan Perundang-undangan Bidang Pertanian 1 Undang-Undang; 17

Peraturan Pemerintah; 6 Peraturan Presiden; 1 Keputusan Presiden; 3 Instruksi Presiden; 345 Peraturan Menteri Pertanian; 13068 Keputusan Menteri Pertanian; dan 4 Instruksi Menteri Pertanian.

D. Penanggung jawab dan personil pelaksana 1) Penanggung jawab Penyusunan dokumen peraturan perundangundangan yaitu Eselon III yang membidangi atau Kepala Bagian Peraturan perundang-undangan I dan II yang dibantu oleh kepala subbagian perundang-undangan bidang Tanaman, Sarana dan prasarana, Litbang dan SDM serta kepala Subbagian Penyusunan

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 31

perundang-undangan bidang peternakan dan kesehatan hewan dan Kepala Subbagian Karantina Pertanian. 2) Pengelolaan Pelayanan Informasi Publik sebagai penanggungjawab yaitu Kepala Bagian Pengelolaan Informasi Publik, dibantu oleh Kasubbag Pelayanan Informasi Publik, Kasubbag Multimedia, Kasubbag Pameran dan Peragaan dan seluruh Staf Bagian Pengelolaan Informasi Publik. Pengelolaan Pelayanan Informasi Publik melibatkan UK/UPT lingkup Kementerian Pertanian,

lembaga/instansi lain yang terkait.

E. Waktu pelaksanaan Waktu dan frekuensi pelaksanaan reviu program/kegiatan strategis (kegiatan strategis direviu/diidentifikasi dengan pelaksanaan kegiatan, penyusunan peraturan perundang-undangan yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai Desember)

F. Tahapan Penyusunan Rancangan Undang Undang : 1) Rancangan Undang-Undang yang diajukan oleh Presiden disiapkan oleh menteri atau pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan lingkup tugas dan tanggung jawabnya. 2) Dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang, menteri atau pimpinan lembaga pemerintah non kementerian terkait membentuk panitia atar Eselon I lingkup kementerian dan selanjutnya membentuk panitia antar kementerian. 3) Pengharmonisasian, Rancangan pembulatan, dan pemantapan berasal dari konsepsi Presiden

Undang-Undang

yang

dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang hukum dengan menyusun Daftar Inventarisasi Masalah (DIM).

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 32

4) Ketentuan

lebih

lanjut

mengenai

tata

cara

mempersiapkan

Rancangan Undang-Undang diatur dengan Peraturan Presiden. 5) Rancangan Undang-Undang dari Presiden diajukan dengan surat Presiden kepada pimpinan DPR. 6) Surat Presiden memuat penunjukkan menteri yang ditugasi mewakili Presiden dalam melakukan pembahasan Rancangan UndangUndang bersama DPR. 7) DPR mulai membahas Rancangan Undang-Undang dalam jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak surat Presiden diterima.

Penyusunan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang: 1) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang harus diajukan ke DPR melalui persidangan 2) DPR hanya memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan terhadap Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang 3) Dalam hal Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang mendapat persetujuan DPR dalam rapat paripurna, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tersebut ditetapkan menjadi Undang-Undang. 4) Dalam hal Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tidak mendapat persetujuan DPR dalam rapat paripurna, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tersebut harus dicabut dan harus dinyatakan tidak berlaku 5) Dalam hal Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tersebut harus dicabut dan harus dinyatakan tidak berlaku, DPR atau Presiden mengajukan Rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang. 6) Rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang mengatur segala akibat


Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 33

hukum dari pencabutan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang. 7) Rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang ditetapkan menjadi UndangUndang tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang dalam rapat paripurna yang sama.

Penyusunan Peraturan Pemerintah : 1) Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah, pemrakarsa membentuk panitia antar kementerian dan/atau lembaga pemerintah non kementerian. 2) Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi

Rancangan Peraturan Pemerintah dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang hukum.

Penyusunan Peraturan Presiden : 1) Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah, pemrakarsa membentuk panitia antar kementerian dan/atau antar kementerian. 2) Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi

Rancangan Peraturan Presiden dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang hukum. 3) Tata cara pembentukan panitia antar kementerian,

pengharmonisasian, penyusunan, dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden diatur dalam Peraturan Presiden.

Penyusunan Peraturan Menteri/Keputusan Menteri : 1) Unit kerja Eselon I selaku pemrakrsa menyusun konsep Peraturan Menteri/Keputusan Menteri; 2) Pengharmonisasian dengan Unit kerja Eselon I terkait; 3) Penyampaian kepada Menteri/Sekretaris Jenderal

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 34

4) Penelaahan dan proses untuk pengesahan Menteri/oleh Biro Hukum dan Informasi Publik

Pengelolaan Informasi Publik : 1) Pengumpulan data/bahan penunjang kegiatan; 2) Pelaksanaan kegiatan; 3) Pengolahan data dan pembahasan hasil kegiatan; 4) Perumusan evaluasi kegiatan; 5) Penyusunan dan penyampaian laporan.

3.4.

Penyediaan Sarana-Prasarana dan Pencatatan Keuangan Yang Akurat A. Tujuan dan sasaran Tujuan pengendalian fisik atas aset adalah mengamankan aset negara yang dimanfaatkan untuk pencapaian tujuan instansi. Adapun sasarannya adalah: 1) Termanfaatkannya aset sesuai peraturan yang berlaku 2) Meningkatnya tertib penatausahaan asset 3) Tertibnya pengelolaan aset 4) Meningkatnya kualitas laporan SABMN 5) Terjaminnya keamanan asset negara dari okupasi masyarakat

B. Indikator kinerja 1. Input :Anggaran,SDM,material dan masukan lain yang dipergunakan. 2. Output 3. Outcome 4. Benefit 5. Impact :Keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan :Fungsi dari keluaran suatu kegiatan :Manfaat dari keluaran yang dihasilkan :Pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 35

C. Keluaran yang diharapkan Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan dan pengendalian fisik aset berupa: 1) Kebijakan dan prosedur pengamanan pengamanan fisik asset. 2) Nomor register 3) Data base aset (jumlah,spesifikasi<nilai dsb) 4) Dokumen aset (pembukuan,bukti kepemilikan) 5) Laporan aset

D. Penanggungjawab dan Personil pelaksana Berisi mengenai susunan organisasi dan personil pelaksana.

Penanggungjawab kegiatan adalah pejabat setingkat Eselon II, sedangkan pelaksanannya adalah unsur-unsur yang terkait atau yang menangani yaitu Bagian Perlengkapan.

E. Waktu pelaksanaan Berisi mengenai waktu dan frekuensi pelaksanaan pengendalian fisik asset. Untuk memudahkan monitoring pelaksanaan pengendalian perlu dibuat jadwal pelaksanaan pengendalian, sebagai contoh pengendalian akurasi dan validitas data asset dilakukan setiap minggu, pengendalian akurasi dan viliditas asset dilakukan setiap bulan dsb.

F. Tahapan Pengendalian atas asset dilaksanakan melalui tahap-tahap kegiatan sebagai berikut: 1) Identifikasi dan inventarisasi permasalahan pengelolaan aset 2) Penetapan tujuan dan sasaran 3) Penetapan indikator kinerja 4) Pelaksanaan pengendalian atas aset yang meliputi:

penatausahaan, pembukuan,penyusunan data base,kartu kendali,

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 36

pemberian penghapusan

nomor

register,

distribusi/pemanfaatan,

dan

5) Pembuatan laporan kegiatan pengendalian atas pengelolaan asset

3.5. Penyelenggaraan Ketatausahaan, Kerumahtanggaan, Pelaksanaan Hubungan Masyarakat, Pengembangan Hubungan Antar Lembaga dan Fasilitasi Keprotokolan A. Tujuan dan Sasaran Tujuan yang akan dicapai adalah : 1) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ketatausahaan yang

menunjang kinerja pimpinan dan kementerian; 2) Meningkatkan pengelolaan kerumahtanggaan Kementerian dalam rangka kenyamanan, keselamatan serta keamanan dan ketertiban lingkungan kerja; 3) Mengembangkan pelaksanaan hubungan antar lembaga,

penyelenggaraan keprotokolan serta ketatausahaan pimpinan dalam mendukung kelancaran tugas kementerian. 4) Meningkatkan pelaksanaan hubungan masyarakat dalam rangka penyebarluasan informasi pembangunan pertanian.

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka ditetapkan sasaran yang akan dicapai yaitu : 1) Terwujudnya laporan penyelenggaraan ketatausahaan kementerian dan pimpinan, pengadaan bahan dokumen pimpinan, serta bahan bimbingan ketatausahaan; 2) Terwujudnya laporan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor pusat Kementerian Pertanian, urusan keamanan dan ketertiban kantor pusat, sarana angkutan pegawai, serta kerumahtanggaan pimpinan; 3) Terwujudnya kapasitas SDM teknisi gedung, satpam, supir, dan pramubakti melalui pelatihan teknis dan pembinaan selektif;
Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 37

4) Terwujudnya laporan kerja sama dengan lembaga tinggi negara, organisasi profesi, dan asosiasi; 5) Terwujudnya laporan keprotokolan dan pelayanan pimpinan. 6) Terwujudnya laporan penyebarluasan informasi program pembangunan pertanian; 7) Terwujudnya paket pemasyarakatan program pembangunan pertanian; B. Indikator kinerja 1. Input : Anggaran, SDM, material dan masukan lain yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan. 2. Output 3. Outcome 4. Benefit 5. Impact C. : Keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan. : Fungsi dari keluaran suatu kegiatan. : Manfaat dari keluaran yang dihasilkan. : Pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh.

Keluaran yang diharapkan : 1) Laporan penyelenggaraan ketatausahaan kementerian dan pimpinan, penggandaan bahan dan dokumen pimpinan, serta bahan bimbingan ketatausahaan. 2) Laporan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor pusat

kementerian pertanian, urusan keamanan dan ketertiban kantor pusat, sarana angkutan pegawai, serta kerumahtanggaan pimpinan. 3) Laporan kerjasama dengan lembaga tinggi negara, organisasi profesi, dan asosiasi. 4) Laporan keprotokolan dan pelayanan pimpinan 5) Laporan penyebarluasan informasi program pembangunan pertanian. 6) Dokumen paket pemasyarakatan program pembangunan pertanian.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 38

D.

Penanggung Jawab dan Personil Pelaksana Berisi mengenai susunan organisasi pada personil pelaksana. Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat sedangkan pelaksananya adalah seluruh staf Biro Umum dan Hubungan Masyarakat, pada kegiatan tertentu yang memerlukan organisasi pelaksana dibentuk panitia atau Tim pelaksana, Tim Perencana kegiatan Biro Umum dan Hubungan Masyarakat.

E.

Waktu Pelaksanaan Berisikan mengenai waktu dan frekuensi pelaksanaan kegiatan dan untuk memudahkan evaluasi dan monitoring pelaksanaan kegiatan perlu dibuat jadwal pelaksanaan kegiatan.

F.

Tahapan 1) Indentifikasi kegiatan. 2) Penetapan Tujuan dan Sasaran 3) Penetapan Target Kinerja 4) Pembuatan laporan kegiatan.

3.6. Pengembangan Kerja Sama Luar Negeri A. Tujuan dan sasaran Tujuan Pengembangan Kerja Sama Luar Negeri adalah untuk

Meningkatkan realisasi kegiatan kerjasama luarnegeri dalam mendukung pembangunan pertanian baik melalui forum bilateral, regional maupun multilateral Sasaran kegiatan ini adalah Meningkatnya prosentase realisasi kegiatan kerjasama luar negeri dalam mendukung pembangunan pertanian baik melalui forum bilateral, regional maupun multilateral.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 39

B. Indikator kinerja 1. Input : Anggaran, SDM, material dan masukan lain yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan. 2. Output 3. Outcome 4. Benefit 5. Impact : Keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan : Fungsi dari keluaran suatu kegiatan : Manfaatdarikeluaran yang dihasilkan :Pengaruh yang ditimbulkan diperoleh C. Keluaran yang diharapkan Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan berupa: 1) Laporan kegiatan kerjasama antar Negara RI dengan Negara-negara di dunia dalam bidang pertanian; 2) Laporan kegiatan bersama dengan organisasi-organisasi internasional 3) Tercapainya target kesepakatan dengan Negara-negara Mitra; 4) Mendukung kegiatan internasional untuk pengembangan bidang pertanian; 5) Meningkatnya kerjasama internasional melalui kerjasama forum bilateral, regional maupun multilateral. dari manfaat yang

D. Penanggung jawab dan personil pelaksana Berisi mengenai susunan organisasi dan personil pelaksana. Penanggung jawab kegiatan adalah pejabat setingkat Eselon II, sedangkan

pelaksannnya adalah unsur-unsur yang terkait atau yang menangani bidang bilateral, regional maupun multilateral.

E. Waktu pelaksanaan Berisikan mengenai waktu dan frekuensi pelaksanaan progam/kegiatan strategis (kegiatan strategis dalam meningkatkan kerjasama bidang bilateral, regional maupun multilateral).

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 40

F. Tahapan Peningkatan kerjasama luar negeri dilaksanakan melalui tahap-tahap kegiatan sebagai berikut: 1) Identifikasi dan inventarisasi jenismaupunbentukkerjasama 2) Penetapan tujuan dan sasaran 3) Penetapan indikator kinerja 4) Pelaksanaan peningkatan kerja sama luar negeri melalui bidang bilateral, regional maupun multilateral 5) Pembuatan laporan kegiatankesepakatan

3.7.

Pengendalian Terhadap Pengelolaan Perstatistikan dan Sistem Informasi A. Tujuan dan Sasaran 1) Tujuan pengendalian atas pengelolaan data dan sistem informasi adalah untuk memastikan tersedianya data yang lengkap, akurat, tepat waktu, dan terpercaya untuk mendukung pembangunan pertanian. 2) Sasaran kegiatan pengendalian ini meliputi data dan sistem informasi yang ada yaitu: a. Tersedianya infrastruktur jaringan dan sistem informasi b. Terjaminya data dan sistem informasi; c. Terjaminnya aksesibilitas data dan sistem informasi; d. Terjaminnya kelengkapan data dan informasi; e. Kontinuitas pelayanan data dan sistem informasi.

B. Indikator kinerja pengelolaan perstatistikan dan sistem informasi 1. Input : Anggaran, SDM, material dan masukan lain yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan. 2. Output 3. Outcome 4. Benefit : Keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan : Fungsi dari keluaran suatu kegiatan : Manfaatdarikeluaran yang dihasilkan
41

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian

5. Impact

: Pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh

C. Keluaran yang diharapkan Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan pengendalian sistem informasi berupa: 1) Program pengamanan data dan sistem informasi, meliputi kebijakan dan standar operasional prosedur (SOP) yang mendukung; 2) Lembar kendali; 3) File induk (otorisasi) dan laporan khusus untuk memastikan bahwa seluruh data dan sistem informasi yang diproses telah diotorisasi. a. Berisi mengenai keluaran dokumen yang dihasilkan terkait dengan kegiatan; b. Jenis-jenis keluaran yang dihasilkan minimal diberi dokumendokumen yang dinyatakan dalam daftar penilaian;

D. Penanggung jawab dan personil pelaksana Berisikan mengenai susunan organisasi dan personil pelaksana penanggung jawab kegiatan adalah pejabat setingkat Eselon II sedangkan pelaksanannya adalah unsur-unsur yang terkait atau yang menangani sistem informasi.

E. Waktu pelaksanaan Berisikan mengenai waktu dan frekuensi pelaksanaan pengendalian data dan sistem informasi serta untuk memudahkan monitoring pelaksanaan pengendalian perlu dibuat jadwal pelaksanaan

pengendalian, sebagai contoh pengendalian akurasi dan validitas data setiap bulan, pengendalian perawatan sistem informasi dilakukan setip bulan dan sebagainya.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 42

F. Tahapan Pengendalian sistem informasi dilaksanakan melalui tahap-tahap kegiatan sebagai berikut: 1) Identifikasi data dan sistem informasi yang akan diamankan 2) Penetapan tujuan dan sasaran 3) Penetapan indikator kinerja pengelolaan statistik dan sistem informasi, 4) Pelaksanaan pengendalian data dan sistem informasi meliputi: modifikasi program, pembatasan akses, rekonsiliasi data, verifikasi kelengkapan data back-up data dsb. 5) Pembuatan laporan kegiatan pengendalian data dan informasi. sistem

3.8. Pelayanan Varietas dan Perizinan Pertanian A. Tujuan dan sasaran 1. Tujuan a) Meningkatkan pelayanan perlindungan dan pendaftaran varietas dan SDG tanaman guna mendorong percepatan perakitan dan

komersialisasi varietas unggul yang berdaya saing. b) Memberikan pelayanan perizinan pertanian yang mudah, cepat, tepat, akurat, dan akuntable.

2. Sasaran a) Tercapainya peningkatan pelayanan perlindungan dan pendaftaran varietas dan SDG tanaman guna mendorong percepatan perakitan dan komersialisasi varietas unggul yang berdaya saing b) Terwujudnya pelayanan perizinan pertanian yang cepat, tepat, akurat, dan akuntable.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 43

B. Indikator Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVT&PP) 1. Input : Anggaran, SDM, material dan masukan lain yang dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan. 2. Output 3. Outcome 4. Benefit 5. Impact : Keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan : Fungsi dari keluaran suatu kegiatan : Manfaat dari keluaran yang dihasilkan : Pengaruh yang ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh

C. Keluaran yang diharapkan Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVT&PP) berupa: a. Pengembangan pelayanan PVT 1) Pelayanan Permohonan Hak PVT. 2) Pelayanan Pendaftaran Konsultan PVT. 3) Pelaksanaan Simulasi Uji BUSS. 4) Loka karya Simulasi Uji BUSS. 5) Penyusunan dan penyempurnaan panduan pelaksanaan Uji BUSS. 6) Pelaksanaan pemeriksaan Uji BUSS 7) Pelaksanaan Sidang Komisi PVT. 8) Pelayanan Pendaftaran Varietas dan SDG Tanaman. 9) Pelaksanaan Monitoring Keunikan, Keseragaman, dan kestabilan varietas yang sudah mendapat hak PVT.

b. Pengembangan pelayanan perizinan pertanian 1) Pengembangan sistem pelayanan perizinan pupuk, pestisida, alsintan, benih tanaman, bahan penelitian, teknis pangan segar asal tumbuhan, bibit ternak dan ternak potong, SDG ternak dan tanaman, obat hewan, pakan ternak, karkas, daging dan jeroan
Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 44

2) Pelayanan perizinan pengalihan saham usaha pertanian (PMA dan PMDN) 3) Pelayanan pemberian, penolakan dan rekomendasi izin sarana pertanian 4) Penyusunan panduan pelaksanaan perizinan pertanian 5) Penyelenggaraan temu teknis perizinan pertanian 6) Kerjasama ekuivalensi perizinan 7) Bimbingan penerapan manajemen mutu pelayanan perizinan pertanian 8) Pengembangan sistem layanan perizinan secara on line. 9) Pemantauan, evaluasi dan pelaporan perizinan pertanian

D. Penanggung jawab dan personil pelaksana Berisi mengenai susunan organisasi dan personil pelaksana.

Penanggungjawab kegiatan adalah pejabat setingkat Eselon II, sedangkan pelaksanannya adalah unsur-unsur yang terkait atau yang menangani yaitu Bidang perizinan.

E. Waktu pelaksanaan Berisi mengenai waktu dan frekuensi pelaksanaan Pengembangan pelayanan PVT dan perizinan pertanian. Untuk memudahkan monitoring pelaksanaan pengendalian perlu dibuat jadwal pelaksanaan pengendalian F. Tahapan Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVT&PP)

dilaksanakan melalui tahap-tahap kegiatan sebagai berikut: a. Pengembangan pelayanan PVT 1) Surat permohonan kepada Kepala Pusat PVT&PP 2) Pemeriksaan BUSS (baru, Unik, Seragam, Stabil) 3) Penerbitan Sertifikat Hak PVT

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 45

b. Pengembangan pelayanan perizinan pertanian 1) Surat permohonan kepada Kepala Pusat PVT&PP 2) Verifikasi Kelengkapan Dokumen 3) Menyampaikan permohonan kelengkapan dokumen ke Ditjen teknis terkait 4) Analisa teknis pada ditjen teknis terkait. 5) Surat Keputusan/RPP/SIP atas nama Menteri

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 46

BAB IV PENUTUP

Pedoman Sistem Pengendalian Intern Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian ini disusun untuk dijadikan sebagai pedoman bagi Satuan Kerja di lingkup Sekretariat Jenderal dan dalam kegiatan manajemen pemerintahan pertanian dan untuk

penyelenggaraan

program

pembangunan

mendukung pencapaian audit laporan keuangan dan audit kinerja birokrasi secara efektif, efisien dan akuntabel.

Pedoman ini bersifat umum dan dinamis, sehingga diharapkan dapat mengakomodasi berbagai karakteristik kegiatan di setiap satuan kerja dalam mengimplementasikan SPI di satuan kerja lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, terutama terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang bersifat strategis.

Pedoman ini merupakan Pedoman SPI pertama yang disusun Sekretariat Jenderal, sehingga dalam tindak lanjut pelaksanaannya memungkinkan

diperlukannya perubahan dan penyesuaian seperlunya terhadap Pedoman ini. Pedoman ini akan dievaluasi secara berkala sesuai dengan aspirasi, kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaannya di masing-masing satuan kerja

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 47

Lampiran-3 DAFTAR PENILAIAN (CHECK LIST) LINGKUNGAN PENGENDALIAN


NO. A. 1 2 3 4 URAIAN ORGANISASI Apakah organisasi dilengkapi mekanisme dan alur pekerjaan ?. Apakah bagan organisasi dilengkapi mekanisme dan alur pekerjaan . Apakah organisasi dilengkapi dengan struktur organisasi dan uraian tugas (Job Description) ? Apakah organisasi didukung dan dilengkapi dengan sistem hubungan kerja yang terintegrasi antar bagian secara vertical maupun horizontal ?. Aapakah struktur organisasi dan uraian tugasnya disosialisasikan kepada seluruh personil/karyawan yang didalamnya ?. Apakah pimpinan melakukan pemantauan terhadap operasionalisasi organisasi pada unit kerja/satker dalam pelaksanaan kegiatan ?. PROSEDUR Apakah pimpinan menetapkan prosedur tertulis (SOP) di unit kerja/satker yang bersangkutan ?. Apakah SOP dibuat lengkap seluruh kegiatan sesuai dengan Tupoksi ?. Apakah prosedur telah disusun secara sederhana, tidak bertele-tele, jelas dan fleksibel ?. Apakah prosedur disosialisasikan/dikomunikasikan kepada seluruh karyawan/pegawai pada unit kerja/satker dan pengguna ?. Apakah prosedur tindak lanjut hasil pemeriksaan APIP pada unit kerja/satker telah dibuat ?. Apakah pimpinan melakukan evaluasi secara berkala dan berjenjang terhadap prosedur yang ada ?. Apakah hasil evaluasi prosedur dituangkan digunakan pimpinan unit kerja/satker sebagai bahan penyempurnaan prosedur ?. SUMBERDAYA MANUSIA Apakah pimpinan menyediakan sarana guna menegakan integritas/nilai etika di unit kerja/satker. Apakah pimpinan menerapkan kompetensi SDM dalam organisasi di unit kerja/satker ?.
53

Ya

Tidak

B. 1 2 3 4

5 6 7

C. 1 2

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian

3 4

2 3 4 5

6 7 8 9

Apakah pimpinan melakukan pembinaan karir/pola karir pegawai pada unit kerja/satker ?. Apakah pimpinan menetapkan rencana pendidikan dan pelatihan bagi pegawai guna meningkatkan kemampuan/ profesionalisme ?. Apakah pimpinan menetapkan kompetensi pegawai, mulai dari mekanisme penerimaan sampai dengan pengkajian kinerja pegawai ?. Apakah pimpinan melakukan pemantauan/evaluasi terhadap penguasaan/implementasi uraian tugas (jubs description) masing-masing personil ?. KEBIJAKAN Apakah pimpinan menetapkan kebijakan tertulis guna mendukung pelaksanaan tugas pokkok dan fungsi pada unit kerja/ satker ?. Apakah kebijakan telah sesuai dengan tujuan/sasaran yang telah ditetapkan ?. Apakah kebijakan telah disosialisasikam/dikomunikasikan kepada personil di unit kerja/satker ?. Apakah pimpinan telah menetapkan KAK/TOR sebagai acuan dalam pemantauan kebijakan ?. Apakah pimpinan telah menyusun dan menetapkan Tim berdasarkan kompetensi untuk melakukan pemantauan penerapan kebijakan ?. Apakah kebijakan telah mendeskripsikan tingkat ketepatan/keberhasilan pencapaian sasaran kebijakan ?. Apakah kebijakan telah disahkan sebagai pedoman/acuan pelaksanaan kegiatan/program ?. Apakah kebijakan telah digunakan sebagai pedoman/acuan pelaksanaan kegiatan/program ?. Apakah kebijakan telah dijabarkan kedalam Juklak/Juknis kegiatan ?.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 54

DAFTAR (CHECKLIST) DAFTAR PENILAIAN RISIKO DAFTAR RISIKO (NAMA UNIT KERJA ESELON II) UNIT KERJA NAMA PIMPINAN NIP KEGIATAN TUJUAN KEGIATAN NO. 1. 2. Risiko : : : : : : Penyebab Dampak

Keterangan: Kegiatan diisi dengan titik kritis kegiatan.

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 55

DAFTAR PENILAIAN (CHECKLIST) PENANGANAN RISIKO

DAFTAR PENANGANAN RISIKO (NAMA UNIT KERJA ESELON II) UNIT KERJA NAMA PIMPINAN NIP KEGIATAN TUJUAN KEGIATAN NO. Risiko 1. 2. : : : : : : Penyebab Dampak

Keterangan: Kegiatan diisi dengan titik kritis kegiatan

Disusun Tanggal : Penyusun :

Disetujui Tanggal Pimpinan Unit Kerja

: :

Diperiksa Tanggal : Penyusun :

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 56

Lampiran-4 DAFTAR PENILAIAN (CHECKLIST) RISIKO


NO A. PENILAIAN RISIKO: 1. 2. Apakah setiap kegiatan telah di buatkan TOR Apakah TOR yang di buat telah memuat tujuan dan kegiatan yang selaras dengan Renstra. 3. Apakah TOR yang di buat telah menguraian tahapan kegiatan yang akan di laksanaan dan di lengkapin dengan alokasi sumber daya (SDM,keuangan dan fisik) 4. Apakah TOR yang di buat telah dilengkapi dengan jadwal pelaksanaan masing-masing kegiatan. 5. Apakah masing-masing tahapan kegiatan telah dilengkapi dengan indikator keberhasilan. 6. Apakah TOR telah menetapkan titik titik kritis dari tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dan merupakan aktifitas yang paling dominan dalam pencapaian tujuan. 7. Apakah telah ditetapkan risiko terhadap titik kritis tahapan kegiatan. 8. Apakah dalam penetapan risiko telah memenuhi unsur kejadian, kemungkinan dan menimbulkan kerugian. 9. Apakah risiko yang ditetapkan telah dilengkapi dengan penyebab terjadinya risiko serta dampak yang akan terjadi. 10. Apakah penilaian risiko telah dituangkan dalam daftar risiko dan telah disahkan oleh penyusun maupun pemeriksa SPIP. B. PENANGANAN RISIKO: 1. 2. 3. 4. Apakah daftar penanganan risiko telah dibuat untuk masingmasing risiko yang telah ditetapkan. Apakah penanganan risiko telah yang dibuat telah menghilangkan/memperkecil penyebab terjadinya risiko Apakah telah dibuat prosedur terhadap penanganan risiko dari masing-masing titik kritis kegiatan. Apakah penanganan risiko telah dituangkan dalam daftar penanganan risiko dan telah disahkan oleh penyusun kegiatan maupun pemeriksa SPIP. URAIAN Ya Tidak

C.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI RISIKO: 1. Apakah mekanisme atau prosedur mengenai pemantauan dan evaluasi risiko telah dibuat 2. Apakah satker/unit kerja telah membuat rekapitulasi risiko dan upaya penanganan risiko

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 57

NO

URAIAN 3. Apakah satker/unit kerja telah menetapkan jadwal pemantauan dan evaluasi risiko. 4. Apakah SPIP unit kerja/satker telah melakukan pemantauan evaluasi risiko yang telah dituangkan dalam rekapitulasi risiko dan upaya penanganan risiko 5. Apakah laporan pemantauan dan evaluasi risiko telah dibuat dilengkapi dengan saran/rekomendasi 6. Apakah saran/rekomendasi telah ditindaklanjuti

Ya

Tidak

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 58

Lampiran-5 DAFTAR PENILAIAN (CHECKLIST) KEGIATAN PENGENDALIAN


NO A. 1 URAIAN KEGIATAN PENGENDALIAN Apakah penanggungjawab kegiatan telah menyusun KAK/TOR sebagai acuan dalam masing-masing kegiatan sebagai sarana untuk penilaian risiko Apakah pimpinan menetapkan prosedur dan kebijakan pada unit kerja/satker guna mendukung pelaksanaan kegiatan,dan tupoksi Apakah pelaksanaan pemantauan /evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan pengendalian telah berjalan baik dan efektif Apakah pelaksanaan reviu atas kinerja dari unit kerja/satker secara berkala/berkelajutan. Apakah pelaksanaan pembinaan sumber daya manusia pada unit kerja/satker. Apakah pengendalian atas pengelolaan sistem informasi,seperti pengamanan sistem informasi,pengendalian atas akses dan pengembangan serta perubahan perangkat lunak di unit kerja/satker. Apakah pimpinan telah melakukan pengendalian atas indikator dan ukuran kinerja. Apakah pimpinan menunjukan/menetapkan personil untuk melakukan pemantauan indikator/ukuran kerja. Apakah dokumentasi yang baik atas SPI terhadap transaksi/kejadian penting unit kerja/satker. PENGUATAN KEGIATAN PENGENDALIAN Apakah pimpinan menetapkan mekanisme atau prosedur penerimaan terhadap APIP dalam melakukan pemeriksaan di instansi ybs Apakah pimpinan menetapkan mekanisme atau prosedur pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan. Apakah pelaksanaan tindaklanjut hasil pemeriksaan tepat waktu. Apakah pimpinan telah menunjuk/menetapkan persoil untuk penanganan tindaklanjut hasil pemeriksaan. Apakah pemanfaatan lanjut rekomendasi dari hasil pemeriksaan oleh pimpinan guna perbaikan manajemen di unit kerja/satker. Ya Tidak

2 3 4 5 6

7 8 9 B. 1 2 3 4 5

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 59

KLASIFIKASI LAPORAN LINGKUP INFORMASI DAN KOMUNIKASI NO 1 Klasifikasi Penerima Kategori Laporan internal Bagian/Bidang, laporan untuk Kepala Biro/Kepala Pusat,untuk Sekretaris Jenderal, Laporan untuk Menteri Pertanian, dan laporan untuk eksternal Laporan operasional, laporan perencanaan, laporan pengendalian, Laporan kepengurusan, laporan ketaatan legal. Laporan organisasi secara keseluruhan, laporan Biro/Pusat, Laporan Sekterariat Jenderal, Laporan Kementerian Pertanian Laporan terinci, laporan ikhtisar Laporan penyimpangan Laporan periodik,laporan menurut permintaan Laporan karena terjadinya suatu peristiwa. Laporan historis, Laporan ramalan/prediksi ljangka pendek, laporan ramalan/prediksi jangka panjang. Laporan hard copy,laporan soft copy Laporan naratif, laporan grafis, laporan tabular, laporan spasial Laporan keuangan, laporan fisik, laporan pelayanan masyarakat; Laporan aset, laporan kepegawaian, laporan perlengkapan, laporan sistem informasi, laporan pimpinan

Tujuan/rencana pengguna

Lingkup

Kepadatan (conciseness)

Terjadinya (pembuatan laporan) Kerangka waktu/frekuensi pelaoran/waktu pelaporan Format/metode penyaji

Fungsi operasional

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 60

Lampiran-6
DAFTAR PENILAIAN (CHECKLIST) LINGKUP INFORMASI DAN KOMUNIKASI NO A. 1 URAIAN Informasi Apakah pimpinan instansi pemerintah telah memiliki mekanisme/prosedur tertulis mengenai pengelolaan data dan informasi pada unit kerja/satker yang bersangkutan Apakah mekanisme atau prosedur yang dibuat telah cukup operasional sebagai acuan dalam penyampaian informasi lingkup unit kerja/satker, seperti memuat rencana evaluasi berkala, kriteria/persyaratan yang digunakan dalam penyusunan dan penyampaian informasi, metodologi, dsbnya. Apakah pengelola informasi dilakukan oleh para personil yang kompeten. Apakah pengelolaan informasi dilaksanakan secara berkelanjutan sesuai tahapan kegiatan atau jadwal waktu yang ditetapkan. Apakah ruang lingkup/frekuensi infomasitelah mencakup pengendalian intren, keuangan, asset negara, pelaksanaan kegiatan dan pemantauan atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, dengan memperhatikan/mempertimbangkan tahap kegiatan yang dipantau. Apakah pengelolaan informasi telah menghasilkan output berupa laporan. Apakah materi dalam laporan minimal menyjikan kondisi lapangan,kendala dan rekomendsi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi Apakah pengelola informasi dilakukan dengan menganalisis hasil dibandingkan dengan target yang sudah di tetapkan. Apakah hasil pengelolaan informasi dilaporkan tepat waktu kepada pimpinan instansi pemerintah atau pemberi tugas Apakah hasil pengelolaan informasi didokumentasikan sebagaimana mestinya/dapat dengan mudah didapat ketika diperlukan KOMUNIKASI: Apakah pimpinan instansi pemerintah telah memiliki mekanisme atau prosedur (SOP) tertulis mengenai pelaksanaan komunikasi di lingkup unitkerja/satker yang bersangkutan Apakah pengelolaan komunikasi telah sesuai SOP untuk masingmasing kegiatan. Ya Tidak

3 4

6 7 8 9 10

B.

1 2

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 61

NO 3 4 5 6 7 8 9 10 C. 1

URAIAN Apakah evaluasi terhadap informasi dan komunikasi dilaksanakan secara periodik sesuai rencana dan luasnya program/kegiatan yang dilaksanakan Apakah ruang lingkup informasi/komunikasi didasarkan atas hasil penilaian risiko dan pemantauan berkelanjutan. Apakah frekuensi informasi/komunikasi didasarkan atas hasil penilaian risiko dan pemantauan berkelanjutan. Apakah kegiatan informasi/komunikasi telah menghasilkan output berupa laporan hasil kegiatan. Apakah evaluasi kegiatan informasi/komunikasi telah menyajikan analisis terhadap 3E + 1T Apakah dalam laporan evaluasi informasi/komunikasi disajikan kendala dan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi Apakah hasil evaluasi informasi/komunikasi didokumentasikan dengan baik sehingga dengan mudah didapat ketika diperlukan Apakah hasil pelaksanaan evaluasi informasi/komunikasi segera dilaporkan kepada pimpinan instansi pemerintah atau pihak-pihak lainnya. BENTUK DAN SARANA KOMUNIKASI: Apakah unit kerja/satker telah memiliki mekanisme secara tertulis sebagai prosedur untuk pengembangan sistem informasi dan komunikasi. Apakah pimpinan unit kerja/satker telah menunjuk tim atau petugas khusus untuk memantau dan mengembangakan sistem informasi/komunikasi. Apakah pimpinan unit kerja/satker telah menindaklanjuti rekomendasikan hasil monev yang dilakukan oleh petugas/pengelola sistem informasi/komunikasi guna pengembangannya. Apakah pimpinan unit kerja/satker telah memantau tindaklanjut atas rekomendasikan tim pengelola sistem inforamsi/komunikasi Apakah pimpinan unit kerja/satker secara berkala melaporkan status pengembangan sistem informasi/komunikasi.

Ya

Tidak

4 5

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 62

Lampiran-7
DAFTAR PENILAIAN (CHECKLIST) PEMANTAUAN PENGENDALIAN INTERN NO A. 1 2 3 4 URAIAN PEMANTAUAN BERKELANJUTAN : Apakah pimpinan instansi pemerintah telah memiliki mekanisme/prosedur tertulis mengenai pelaksanaan pemantauan berkelanjutan pada instansi pemerintah yang bersangkutan. Apakah pemantauan menggunakan KAK/TOR yang dibuat khusus untuk masing-masing pemantauan yang dilakukan. Apakah pemantauan dilakukan oleh para personil yang kompeten. Pemantauan dilakukan secara periodik sesuai tahapan kegiatan atau jadwal waktu yang ditetapkan. Apakah ruang lingkup dan frekuensi pemantauan telah mencakup pengendalian intern, keuangan, asset , pelaksanaan kegiatan dan pemantauan atas pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, dengan memperhatikan/mempertimbangkan tahap kegiatan yang dipantau. Apakah pemantauan menggunakan perangkat daftar periksa (check list), daftar kuesioner, atau perangkat lainnyayang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan. Apakah kegiatan pemantauan telah menghasilkan output berupa laporan hasil pemantauan. Apakah pemantauan dilakukan dengan menganalisis hasil pemantauan dibandingkan dengan target yang sudah ditetapkan. Apakah hasil pelaksanaan pemantauan segera dilaporkan tepat waktu kepada pimpinan instansi pemerintah atau pemberi tugas. Apakah hasil pemantauan didokumentasikan sebagaimana mestinya dan dapat dengan mudah didapat ketika diperlukan. EVALUASI : Apakah pimpinan instansi pemerintah telah memiliki mekanisme atau prosedur tertuls mengenai pelaksanaan evaluasi lingkup instansi pemerintah yang bersangkutan. Apakah evaluasi menggunakan KAK/TOR yang dibuat khusus untuk masing-masing kegiatan evaluasi yang dilakukan. Apakah Tim evaluasi dilakukan oleh personil yang kompeten, serta dipimpin oleh pejabat yang berkewenangan dan pengalaman memadai. Apakah evaluasi dilaksanakan secara periodik sesuai rencana dan luasnya program/kegiatan yang dilaksanakan. Ya Tidak

6 7 8 9 10 B.

3 4

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 63

NO

URAIAN Apakah evaluasi dilakukan pada saat adanya kegiatan misalnya perubahan besar dalam rencana atau stretegi manajemen, pemakaran atau pencutian instansi pemerintah, atau perubahan operasional atau pemrosesan informasi keuangan dan anggaran. Apakah ruang lingkup dan frekuensi evaluasi didasarkan atas hasil penilaian risiko dan pemantauan berkelanjutan. Apakah kegiatan evaluasi telah menghasilkan output berupa laporan hasil pemantauan. Apakah evaluasi menyajikan analisis terhadap 3E+1T Apakah dalam laporan evaluasi disajikan kendala dan rekonmendasi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Apakah hasil evaluasi didokumentasikan dengan baik sehingga dengan mudah didapat ketika diperlukan Apakah hasil pelaksanaan evaluasi segera dilaporkan kepada pimpinan instansi pemerintah pihak-pihak terkait lainnya. PENYELESAIAN AUDIT: Apakah instansi telah memiliki mekanismne secara tertulis sebagai prosedur untuk meninikdaklanjuti temuan hasil audit atau reviu lainnya. Pakah pimpinan instansi telah menunjuk tim atu tugas khusus untuk memantau penyelesaian tindaklanjuthasil audit dan hasil reviu lainnya Apakah pimpinan instansi telah menindaklanjuti seluruh temuan dan rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya Apakah Tindakan koretif dilaksanakan oleh pimpinan instansi pemerintah dalam jangka waktu yang ditetapkan Apakah pimpinan instansi telah menggunakan rekomendasi hasil audit atau reviu lainnya guna memperkuat pengendalian intern Apakah pimpinan instansi pemerintah telah mencegah terjadinya temuan yang sama berulang terjadi pada tahun berikutnya Apakah pimpinan instansi telah memantau tindak lanjut atas temuan hasil audit dan reviu serta rekomendasinnya Apakah pimpinan instansi secara berkala melaporkan status penyelesaian audit dan reviu kepada pimpinan sehingga dapat meyakinkan kualitas dan ketepatan waktu penyelesaian setiap rekomendasi

Ya

Tidak

6 7 8 9 10 11 C 1 2 3 4 5 6 7

Pedoman SPI Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian 64

Anda mungkin juga menyukai