Oleh : Mohamad Ikbal BahuaI. PENDAHULUAN
Salah satu persoalan mendasar kehidupan bernegara dalam prosespenyelenggaran pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerahadalah bagaimana membangun atau menciptakan mekanismepemerintahan yang dapat mengemban misinya untuk mewujudkanraison de’etre pemerintahan yaitu mensejahterakan masyarakatsecara berkeadilan. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakattersebut, pemerintah harus melaksanakan pembangunan. Selainuntuk memelihara keabsahannya (legitimasi), pemerintah juga akandapat membawa kemajuan bagi masyarakatnya sesuai denganperkembangan jaman. Terdapat dua hal yang harus dilaksanakanoleh pemerintah, pertama : perlu aspiratif terhadap aspirasi-aspirasiyang disampaikan oleh masyarakatnya, dan perlu sensitiveterhadap kebutuhan rakyatnya. Pemerintah perlu mengetahui apayang dibutuhkan oleh rakyatnya serta mau mendengarkan apakemauannya. Kedua : pemerintah perlu melibatkan segenapkemauan dan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat dalammelaksanakan pembangunan. Dengan kata lain pemerintah perlumenempatkan rakyat sebagai subjek pembangunan, bukan hanyasebagai objek pembangunan.Keberhasilan pelaksanaan pembangunan masyarakat
Community development
sangat bergantung kepada peranan pemerintah danmasyarakatnya. Keduanya harus mampu menciptakan sinegri.Tanpa melibatkan masyarakat, pemerintah tidak akan dapatmencapai hasil pembangunan secara optimal. Pembangunan hanyaakan melahirkan produk-produk baru yang kurang berarti bagimasyarakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.Demikian pula sebaliknya, tanpa peran yang optimal daripemerintah, pembangunan akan berjalan secara tidak teratur dantidak terarah, yang akhirnya akan menimbulkan permasalahanbaru. Selain memerlukan keterlibatan masyarakat, pembangunan juga membutuhkan strategi yang tepat agar dapat lebih efisien darisegi pembiayaan dan efektif dari segi hasil. Pemilihan strategipembangunan ini penting karena akan menentukan dimana peranpemerintah dan dimana peran masyarakat, sehingga kedua pihakmampu berperan secara optimal dan sinergis.Selain dengan amanat yang diemban dalam UU No. 22 / 1999,perencanaan pembangunan dan pelaksanaannya harus berorientasi
ke bawah dan melibatkan masyarakat luas, melalui pemberianwewenang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di tingkatdaerah. Dengan cara ini pemerintah makin mampu menyerapaspirasi masyarakat banyak, sehingga pembangunan yangdilaksanakan dapat memberdayakan dan memenuhi kebutuhanrakyat banyak. Rakyat harus menjadi pelaku dalam pembangunan,masyarakat perlu dibina dan dipersiapkan untuk dapat merumuskansendiri permasalahan yang dihadapi, merencanakan langkah-langkah yang diperlukan, melaksanakan rencana yang telahdiprogramkan, menikmati produk yang dihasilkan dan melestarikanprogram yang telah dirumuskan dan dilaksanakan.
II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian Perencanaan
Pengertian perencanaan memiliki banyak makna sesuai denganpandangan masing-masing ahli dan belum terdapat batasan yangdapat diterima secara umum. Pengertian atau batasan perencanaantersebut antara lain sebagai berikut :1.Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan secarasistematis kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapaisuatu tujuan tertentu. Oleh karena itu pada hakekatnyaterdapat pada setiap jenis usaha manusia (Khairuddin, 1992 :47).2.Perencanaan adalah merupakan suatu upaya penyusunanprogram baik program yang sifatnya umum maupun yangspesifik, baik jangka pendek maupun jangka panjang (Sa’id & Intan, 2001 : 44 ).3.Perencanaan sebagai Analisis Kebijakan (Planning as PolicyAnalysis) yaitu, merupakan tradisi yang diilhami oleh logika-logika berpikir ilmu manajemen, administrasi publik,kebangkitan kembali ekonomi neoklasik, dan teknologiinformasi yang disebut sibernetika (Aristo, 2004).Perencanaan, meskipun mengandung pengertian masa depan,bukanlah hipotesis yang dibuat tanpa perhitungan. Hipotesis dalamperencanaan selalu didasarkan atas data-data dan perkiraan yangtelah tercapai, dan juga memperhitungkan sumber daya yang adadan akan dapat dihimpun. Dengan demikian, perencanaan berfungsisebagai pedoman sekaligus ukuran untuk menentukan perencanaanberikutnya. Mosher (1965 : 191) menyatakan bahwa, seringkaliperencanaan hanya meliputi kegiatan-kegiatan baru, atau alokasikeuangan untuk kegiatan-kegiatan lama, tanpa menilai kembalikualitasnya secara kritis. Acapkali lebih banyak sumbangan dapat
diberikan kepada pembangunan dengan memperbaiki kualitaskegiatan yang sedang dalam pelaksanaan daripada memulai yangbaru.Perencanaan pada dasarnya adalah penetapan alternatif, yaitumenentukan bidang-bidang dan langkah-langkah perencanaan yangakan diambil dari berbagai kemungkinan bidang dan langkah yangada. Bidang dan langkah yang diambil ini tentu saja dipandangsesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, sumber daya yangtersedia dan mempunyai resiko yang sekecil-kecilnya. Oleh sebabitu, dalam penentuannya timbul berbagai bentuk perencanaan yangmerupakan alternatif-alternatif ditinjau dari berbagai sudut, sepertiyang dijelaskan oleh Westra (1980)
dalam
Khairuddin (1992 : 48),antara lain :1.Dari segi jangka waktu, perencanaan dapat dibedakan : (a)perencanaan jangka pendek (1 tahun), dan (b) perencanaan jangka panjang (lebih dari 1 tahun).2.Dari segi luas lingkupnya, perencanaan dapat dibedakan : (a)perencanaan nasional (umumnya untuk mengejarketerbelakangan suatu bangsa dalam berbagai bidang), (b)perencanaan regional (untuk menggali potensi suatu wilayahdan mengembangkan kehidupan masyarakat wilayah itu), dan(c) perencanaan lokal, misalnya; perencanaan kota (untukmengatur pertumbuhan kota, menertibkan penggunaantempat dan memperindah corak kota) dan perencanaan desa(untuk menggali potensi suatu desa serta mengembangkanmasyarakat desa tersebut).3.Dari segi bidang kerja yang dicakup, dapat dikemukakanantara lain : industrialisasi, agraria (pertanahan), pendidikan,kesehatan, pertanian, pertahanan dan keamanan, dan lainsebagainya.4.Dari segi tata jenjang organisasi dan tingkat kedudukanmenejer, perencanaan dapat dibedakan : (a) perencanaanhaluan
policy planning,
(b) perencanaan program (programplanning) dan (c) perencanaan langkah
operational planning
.
2.2. Perencanaan Pembangunan Masyarakat
Soetomo (2006 : 56) menjelaskan bahwa, pembangunanmasyarakat dilihat dari mekanisme perubahan dalam rangkamencapai tujuannya, kegiatan pembangunan masyarakat ada yangmengutamakan dan memberikan penekanan pada bagaimanaprosesnya sampai suatu hasil pembangunan dapat terwujud, danadapula yang lebih menekankan pada hasil material, dalampengertian proses dan mekanisme perubahan untuk mencapai suatuhasil material tidak begitu dipersoalkan, yang penting dalam waktu
Puaskan Keingintahuan Anda
Segala yang ingin Anda baca.
Kapan pun. Di mana pun. Perangkat apa pun.
Tanpa Komitmen. Batalkan kapan saja.