Anda di halaman 1dari 8

Apa perbedaan antara diare osmotic dan diare sekretorik?

Differential Diagnosis of Osmotic versus Secretory Diarrhea Osmotic Diarrhea Volume of stool Response to fasting Stool Na+ Reducing substances * Stool pH <5 >6 <70 mEq/L Positive <200 mL/24 hr Diarrhea stops Diarrhea continues >70 mEq/L Negative Secretory Diarrhea >200 mL/24 hr

Causes of Osmotic Diarrhea Malabsorption of water-soluble nutrients Glucose-galactose malabsorption Congenital Acquired Disaccharidase deficiencies (lactase and sucraseisomaltase) Congenital Acquired Excessive intake of carbonated fluids Excessive intake of nonabsorbable solutes Sorbitol Lactulose Magnesium hydroxide

Causes of Secretory Diarrhea

Activation of cyclic adenosine monophosphate Bacterial toxins: enterotoxins of cholera, Escherichia coli (heat-labile), Shigella, Salmonella, Campylobacter jejuni, Pseudomonas aeruginosa Hormones: vasoactive intestinal peptide, gastrin, secretin Anion surfactants: bile acids, ricinoleic acid Activation of cyclic guanosine monophosphate Bacterial toxins: E. coli (heat-stable) enterotoxin, Yersinia enterocolitica toxin Calcium-dependent Bacterial toxins: Clostridium difficile enterotoxin Neurotransmitters: acetylcholine, serotonin Paracrine agents: bradykinin

Anak usia 4 tahun berat 21 kg kejang 2x setiap kejang 15 menit, diagnosa dan tatalaksana? Diagnosa : kejang demam kompleks Klasifikasi kejang menurut IDAI (2004): 1.Kejang Demam sederhana ( Simple Febrile Seizure) Berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umumnya akan berhenti sendiri dalam waktu < 15 menit bangkitan kejang tonik, tonik-klonik tanpa gerakan fokal tidak berulang dalam waktu 24 jam.

2.Kejang Demam kompleks Berlangsung lama lebih dari 15 menit, kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial (sebagian). Kejang berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam, anak sadar kembali diantara bangkitan kejang Penatalaksanaan Dalam penanggulangan kejang demam ada 6 faktor yang perlu dikerjakan, yaitu : 1.Mengatasi kejang secepat mungkin 2.Pengobatan penunjang 3.Memberikan pengobatan rumatan 4.Mencari dan mengobati penyebab 5.Mencegah terjadinya kejang dengan cara anak jangan sampai panas 6.Pengobatan akut Mengatasi kejang secepat mungkin. Biasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu datang, kejang sudah berhenti.Apabila pasien dating dalam keadaan kejang, obat paling cepat untuk menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan secara intravena dengan dosis 0,3-0,5 mm/kgBB perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2mg.menit atau dalam waktu 3-5 menit. Obat yang praktis dandapat diberikan oleh orang tua di rumah atau yang sering digunakan di rumah sakit adalah diazepam rektal. Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75 mg/kgBB atau diazepam rektal 5 untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg, dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10kg. atau diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk anak di bawah usia 3 tahun atau 7,5 mg untuk anak diatas usia 3 tahun.Berikut adalah tabel dosis diazepam yang diberikan :Terapi awal dengan diazepam Usia <1 thn 1-5 thn Dosis IV 0,2mg/kgBB 1-2 mg 3 mg Dosis per rektal 0,5mg/kgBB 2-2,5mg 7,5 mg

5-10 thn >10 thn

5 mg 5-10mg

10 mg 10-15 mg

Jika kejang masih berlanjut : 1.Pemberian diazepam 0,2 mg/kgBB per infus diulangi. Jika belum terpasang selang infus, 0,5 mg/kg per rectal 2 . P e n g a w a s a n t a n d a - t a n d a d e p r e s i p e r n a p a s a n Jika kejang masih berlanjut : 1.Pemberian fenobarbital 20-30 mg/kgBB per infus dalam 30 menit 2.P e m b e r i a n f e n i t o i n 1 0 - 2 0 m g / k g B B p e r i n f u s d a l a m 3 0 m e n i t d e n g a n k e c e p a t a n 1 mg/kgBB/menit atau kurang dari 50mg/menit Anak usia 8 th, berat 20 kg terkena DHF grade III/IV, penatalaksanaannya? Tatalaksana DHF grade III/IV
DBD derajat III dan IV 1. Oksigenasi 2. Penggantian volume (cairan kristaloid isotonis) RL/NaCL 0,9% 20 ml/kgBB secepatnya (bolus dalam 30 menit) Syok tidak teratasi Evaluasi 30 menit, apakah syok teratasi? Kesadaran, nadi lembut/tidak Pantau tanda vital tiap 10 menit teraba, tekanan nadi < 20 Catat balans cairan IV mmHG,distres pernafasan/sianosis, kulit Syok teratasi dingin&lembab, ekstremitas dingin, Kesadaran membaik, nadi teraba kuat, Px kadar gula darah tekanan nadi>20mmHg, tidak sesak nafas/sianosis, ekstremitas hangat, diuresis Lanjutkan cairan 20ml/kgBB/jam cukup 1 ml/kgBB/jam Cairan dan tetesan disesuaikan 10 ml/kgBB/jam, Evaluasi ketat (TTv, tanda perdarahan, diuresis, Hb,Ht,Trombo) Stabil dalam 24 jam tetesan 5 ml/kgBB/jam Tetesan 3 ml/kgBB/jam, stop infus tidak melebihi 48 jam setelah syok teratasi Tambahkan koloid/Plasma Dekstran/FFP 10-20ml/kgBB/jam Koreksi asidosis Evaluasi 1 jam Syok belum teratasi Koloid 20 ml/kgBB Transfusi darah segar 10ml/kgBB diulang sesuai kebutuhan

kriteria memulangkan pasien DHF Tidak demam selama 24 jam tanpa anti piretik Napsu makan membaik

Klinis membaik Ht stabil 3 hari setelah sok teratasi

Tombosit > 50.oo/ml Tidak ada distress pernafasan Jadwal Imunisasi

Tes mantoux

1. Siapkan 0,1 ml PPD ke dalam disposable spuit ukuran 1 ml (3/8 inch 26-27 gauge)

2. Bersihkan permukaan lengan volar lengan bawah menggunakan alcohol pada daerah 2-3 inch di bawah lipatan siku dan biarkan mengering 3. Suntikkan PPD secara intrakutan dengan lubang jarum mengarah ke atas. Suntikan yang benar akan menghasilkan benjolan pucat, pori-pori tampak jelas seperti kulit jeruk, berdiameter 6-10 mm 4. Apabila penyuntikan tidak berhasil (terlalu dalam atau cairan terbuang keluar) ulangi suntikan pada tempat lain di permukaan volar dengan jarak minimal 4 cm dari suntikan pertama. 5. Jangan lupa mencatat lokasi suntikan yang berhasil tersebut pada rekam medis agar tidak tertukar saat pembacaan. Tidak perlu melingkari benjolan dengan pulpen/spidol karena dapat mengganggu hasil pembacaan. Penilaian uji tuberkulin dilakukan 4872 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi. 1. Pembengkakan (Indurasi) : 04mm,uji mantoux negatif. Arti klinis : tidak ada infeksi Mikobakterium tuberkulosa. Pembengkakan (Indurasi) : 39mm,uji mantoux meragukan. Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi silang dengan Mikobakterium atipik atau setelah vaksinasi BCG. Pembengkakan (Indurasi) : 10mm,uji mantoux positif. Arti klinis : sedang atau pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa.

2.

3.

Tuberculin is a glycerol extract of the tubercle bacillus. Purified protein derivative (PPD) tuberculin is a precipitate of non-species-specific molecules obtained from filtrates of sterilized, concentrated cultures. It was first described by Robert Koch in 1890. The test is named after Charles Mantoux, a French physician who built on the work of Koch and Clemens von Pirquet to create his test in 1907. In 1939, M. A. Linnikova in the USSR created a modified version of PPD. In 1954, the Soviet Union started mass production of PPD-L, named after Linnikova.

Anda mungkin juga menyukai