Anda di halaman 1dari 5

Pembahasan Akupresur a.

Pengertian Akupresur merupakan terapi menggunakan pijatan dengan jari tangan, akupresur dilakukan dengan cara memberikan rangsangan penekanan oleh ujung-ujung jari tangan pada titik tertentu

dipermukaan tubuh yang disebut dengan titik akupresur. Akupresur ditunjukkan untuk mengembalikan keseimbangan didalam tubuh dengan cara memberi rangsangan aliran energi kehidupan (Depkes, 2000). b. Konsep meridian akupresur Akupresur dikenal dengan adanya system meridian, yaitu sebuah system yang mengatur lalu lintas energi vital di dalam tubuh. Meridian adalah saluran energi vital yang dilalui system organ, jaringan penunjang, panca indera, dan bagian tubuh tertentu lainnya, yang membentuk satu kesatuan utuh di dalam tubuh (Sukatan, 1999). Menurut Sukatan (2001), fungsi meridian adalah sebagai berikut: 1) Menghubungkan bagian tubuh satu dengan lainnya. 2) Menghubungkan organ dengan panca indera, dan jaringan tubuh lainnya. 3) Merupakan saluran untuk menyampaikan kelainan fungsi organ ke permukaan tubuh. 4) Merupakan saluran bagi penyebab penyakit masuk ke dalam organ. 5) Menghubungkan titik akupunktur dengan organ, panca indera dan jaringan tubuh.

Titik akupresur adalah simpul meridian tempat terpusatnya energy kehidupan. Terdapat tiga titik yang dapat dirangsang, yaitu titik pijat umum yang berada di saluran meridian, titik pijat istimewa yang berada di luar titik meridian, dan titik nyeri yang jika dipijat terasa nyeri walau bukan titik umum maupun istimewa. System anatomi tubuh digunakan untuk menentukan titik akupresur (Sukanta, 1999). Titik akupresur dapat meningkatkan kadar endofrin dalam darah maupun sistemik, tetapi memiliki daerah tangkap yang berbeda. Penggunanan titik akupresur berbeda sesuai dengan organ yang akan dituju dan sesuai indikasi (Saputra, 2000). Endofrin merupakan opiate tubuh secara alami dihasilkan oleh kelenjar pituitary yang berguna untuk mengurangi nyeri, mempengaruhi memomi dan mood yang kemudian akan memberikan perasaan relaks (Tuner, 2010 dalam Apriany, 2010). Prinsip dasar teori gate kontrol, diawali dari masuknya aktivitas saraf aferen dimodulasi oleh mekanisme pembukaan / penutupan gerbang (gating mechanism) di dalam tanduk dorsal korda spinalis dan batang otak. Gerbang ini merupakan inhibitor atau fasilitator bagi aktivitas sel Transmisi (T) yang membawa aktivitas lebih jauh sepanjang jalur saraf. Gerbang dipengaruhi oleh derajat relatif dari aktivitas serabut beta A dengan diameter besar, serabut delta A diameter kecil serta serabut C. Serabut beta A diameter besar diaktifkan oleh stimuli tidak berbahaya dan pada aktifitas serabut aferen besar cenderung menutup gerbang sedangkan aktifitas serabut

kecil cenderung membukanya. Mekanisme kontrol serabut saraf desendens dari tingkatan yang lebih tinggi di susunan saraf pusat dipengaruhi oleh proses kognitif, motivasional dan afektif. Derajat mekanisme yang lebih tinggi juga memodulasi gerbang. Aktivitas di dalam serabut aferen besar tidak hanya cenderung menutup gerbang secara langsung tetapi juga mengaktifkan mekanisme kontrol pusat yang menutup gerbang. Saat gerbang terbuka dan aktivitas di dalam aferen yang baru masuk cukup untuk mengaktifkan sistem transmisi, dua jalur asendens utama diaktifkan. Pertama adalah jalur sensorisdiskriminatif, yang bersambung dengan korteks somatosensoris serebri melalui thalamus ventroposterior. Jalur ini memungkinkan penentuan tempat sensasi. Kedua, jalur asendens yang melibatkan informasi retikuler melalui sistem thalamus dan limbus medial. Jalur ini berurusan dengan rasa tidak enak, penolakan (aversif) dan aspek emosional dari sensasi. Jalur desendens, selain berpengaruh pada gerbang tanduk dorsal, dapat juga berinteraksi dengan kedua sistem asendens ini (Kastono, 1999). Penggunaan titik-titik jalur energi meridian sesuai dengan teori gate kontrol, perangsangan titik pada jalur meridian merupakan rangsangan yang akan diteruskan melalui serabut saraf A-Beta yang memiliki diameter besar (penghantar impuls lebih cepat) menuju saraf spinal atau kranial menuju ke kornu posterior medulla spinalis. Dalam medulla spinalis, Substantia Gelatinosa akan bekerja sebagai Gate Kontrol, yang akan menyesuaikan rangsangan serta mengaturnya

sebelum diteruskan oleh serabut saraf aferen ke sel-sel transmisi. serta menutup Gate Kontrol, rangsangan yang diteruskan oleh serabut saraf cepat A-Beta tersebut harus mempunyai frekuensi tinggi dan intensitas yang rendah. Rangsangan nyeri yang dihantarkan oleh serabut saraf tersebut dapat tertahan dan tidak diteruskan ke sel-sel transmisi, sehingga tidak diteruskan ke pusat nyeri. Secara sistem neurotransmitter, endogenous opiod subtance (Endorfin) dapat dapat dikeluarkan oleh Periaqueductal grey matter dari sistem kontrol Desenden dengan merangsang dari salah satu titik energi meridian (Hakam, Krisna & Tutik, 2009). Teori neurotransmitter yang menghasilkan endofrin yaitu dengan mempengaruhi area otak, menstimulilasi sekresi beta-endorphin dan enkepalin pada otak dan spinal cord. Pelepasan neurotransmitter mempengaruhi sistem imun dan sistem antinoceptive. (Saputra, 2000). Endofrin merupakan opiate tubuh secara alami dihasilkan oleh kelenjar pituitary yang berguna untuk mengurangi nyeri, mempengaruhi memori dan mood yang kemudian akan memberikan perasaan relaks (Tuner, 2010 dalam Apriany, 2010). Dengan meningkatknya perasaan relaks dapat menyebabkan pengurangan stress serta peningkatan fungsi kognitif.

c. Manfaat akupresur Menurut Sukanta (2001) dalam bukunya dituliskan manfaat akupresur sebagai berikut: 1) Upaya promotif kekuatan tubuh. 2) Upaya preventif :Pencegahan terhadap penyakit. Tujuannya :Meningkatkan daya tahan tubuh dan

untuk mencegah masuknya sumber penyakit dan mempertahankan kondisi tubuh. 3) Upaya kuratif :Penyembuhan terhadap penyakit.

Tujuannya menyembuhkan keluhan sakit dan dipraktekkan dalam keadaan sakit. 4) Upaya rehabilitative :Meningkatkan daya tahan tubuh walaupun tidak sedang sakit.

Anda mungkin juga menyukai