Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada bayi di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif. Sebuah Blighted Ovum (kehamilan kosong) merupakan salah satu jenis keguguran yang terjadi pada awal kehamilan. Disebut juga anembryonic pregnancy, blighted ovum terjadi ketika telur yang dibuahi berhasil melekat pada dinding rahim, tetapi tidak berisi embrio, hanya terbentuk plasenta dan kulit ketuban. Sebagian besar kasus Blighted Ovum akan dikeluarkan secara alamiah, tetapi kadang-kadang jaringan dalam rahim memerlukan tindakan medis. Blighted Ovum umum terjadi pada kehamilan. Bahkan, terjadi sedikitnya 60% dari semua keguguran dari setiap trimester kehamilan. Namun, karena BO terjadi sangat awal, banyak wanita tidak menyadari bahwa mereka sedang hamil ketika mereka menderita Blighted Ovum. Akibatnya banyak wanita tidak sadar akan kondisinya. Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.
Page 1
Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted ovum. Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila telah melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6 - 7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan perdarahan. Selain blighted ovum, perut yang membesar seperti hamil, dapat disebabkan hamil anggur (mola hidatidosa), tumor rahim atau penyakit usus.
Page 2
BAB II PEMBAHASAN
Page 3
diikuti nyeri dan abortus komplit. Pada pemeriksaan dengan inspekulo, ostium uteri bias tertutup (yang didiagnosis dengan abortus imminens) atau terbuka (abortus inkomplit). 5 Pada beberapa kasus, dapat terjadi resorpsi kehamilan kosong, sehingga tanda-tanda hamil dapat menghilang dan akhirnya pada pemeriksaan, pasien dianggap tidak hamil. Hal ini dapat membingungkan bagi penderita karena terjadi perubahan dari kondisi hamil menjadi tidak hamil.5,6
2.4 Diagnosis
Blighted ovum dapat segera terdeteksi segera pada pemeriksaan ultrasonografi pada minggu 6, karena tidak tampaknya fetus. Pada usia 7 minggu dipastikan tidak ada fetus. Pencitraan USG dapat dilakukan transabdominal maupun transvaginal, namun cara yang kedua lebih akurat pada usia kehamilan yang sangat dini. Pada usia 8 dan 9 minggu, jika perhitungan HPHT tepat, detak jantung bayi atau pulsasi sudah dapat terdeteksi. Kantung gestasi mulai tampak pada pertengahan minggu ke 4, dan yolk sac normalnya tampak pada minggu 5. Sehingga, embrio dapat terlihat jelas mulai pertengahan minggu 5 pada pemeriksaan USG tranvaginal.
Page 4
Gambar 2. Blighted ovum pada uterus bicornu unicolis Pemeriksaan kadar hormon pada kehamilan dapat juga membantu pemeriksaan dimana beta-hCG dibentuk oleh plasenta. Normalnya, pada pemeriksaan darah hormon ini dapat dideteksi pada hari 11 setelah konsepsi, dan pada tes urin pada hari ke 12-14 hari. Produksi hormone ini akan menjadi 2 kali lipat tiap 72 jam. Kadarnya akan mencapai jumlah tertinggi pada kehamilan usia 8-11 minggu lalu menurun. Jika penurunan kadar beta-hCG ini terjadi lebih dini, dapat dicurigai terjadinya blighted ovum.
Page 5
Page 6
Penyebab dari abortus ialah masalah genetik, abnormalitas anatomis, masalah endokrinologis, infeksi dan faktor imunologik. Serta dihubungkan dengan
permasalahan lain yang beragam atau gabungan berbagai factor. Blighted ovum juga diperkirakan terjadi akibat pembuahan ovum oleh sperma yang abnormal. Gambaran plasenta pada blighted ovum adalah villi yang hipovaskular, fibrosis, trombosis, infark, membrane yang sedikit vakulosinsitial. Penting untuk didapatkan informasi mengenai keadaan pasien yang dapat membantu dalam perawatan untuk kehamilan berikutnya.
Page 7
STATUS PASIEN
Identitas Pribadi Nama Umur Status Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Alamat Tgl Masuk RS : Juniar Br.Simatupang : 38 Tahun : Menikah : Kristen : Batak : S1 Pertanian : Guru swasta : Jl. Air Hamzan. Pasar 3 Tandem : 05 Maret 2013
Anamnesa Penyakit Keluhan Utama Telaah : Keluar darah dari Vagina : Os datang ke RS Djoelham tanggal 05 Maret 2013, Os mengeluh keluar darah sejak 19 hari yang lalu, darah yang keluar berwarna merah segar dengan gumpalan-gumpalan darah, dalam satu hari 1x ganti softek tetapi hari ini hanya bercak-bercak darah. os juga mengaku ada nyeri dan merasakan sakit perut ataupun mules-mules selama perdarahan. RPT RPO Riw. persalinan dan kehamilan : Hipertensi : Tidak ada : G3 P2 Ao
Riw. Pemakaian alat kontrasepsi : pil KB Riwa. Haid : Haid pertama dialami pada usia 16 tahun, dengan siklus 28 hari, lamanya haid 7 hari. HPHT 01 November 2012. Taksiran persalinan tanggal 08 Agustus 2013.
Page 8
Pemeriksaan Fisik Status Present Sensorium : compos mentis TD HR RR T : 110 / 90 mmHg : 76 x/i : 20 x/i : 37 0C Anemia : (-) Sianosis : (-) Icterus : (-)
Status Lokalisata Kepala Mata Hidung Mulut Telinga Leher : konjungtiva palpebra inferior pucat (-) : simetris : cyanosis (-) : tidak ada kelainan. : pembesaran kelenjar getah bening (-), struma (-)
Thorax Inspeksi Palpasi Perkusi : simetris kanan = kiri : stem fremitus kanan = kiri : sonor yang kedua lapangan paru
Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : simetris : tidak teraba : tidak dilakukan pemeriksaan : peristaltic usus (+)
Extremitas : Superior : cyanosis (-), icterus (-) Inferior : cyanosis (-), icterus (-), edema (-)
KKS Obstetri dan Ginekologi RSUD DR RM Djoelham Binjai Page 9
Pemeriksaan Obstetri Dan Ginekologi Palpasi : Leopold I DJJ His : : Tidak ada : tidak teraba
Laboratorium Tanggal 05 maret 2013 Hemoglobin Leukosit : 11,8 gr/dL : 7.200 /mm3
Resume Keluhan Utama Telaah : Keluar darah dari kemaluan : Os datang ke RS Djoelham Tanggal 30 april 2011, Os mengeluh keluar darah sejak 3 hari yang lalu, darah yang keluar berwarna merah segar dengan gumpalan-gumpalan darah, os mengaku ada nyeri dan merasakan sakit perut ataupun mules-mules selama perdarahan.
Status Present Sensorium : compos mentis TD HR RR T : 110 / 900 mmHg : 76 x/i : 20 x/i : 37 C
0
Pemeriksaan penunjang USG : hanya ada plasenta yang berisi cairan Diagnosa klinis : Bligted Ovum
Penatalaksanaan Bedrest Diet MB Inj IVFD RL 30 gtt/i Inj. Methyl wrgometrin (IV) Ciprofloxacin 3 x 1 tab (500 mg) Asam mefenamat 3 x 500 mg Metronidazol 3x1
Tindakan
: kuretase
FOLLOW UP
Tanggal 5 maret 2013 KU TD HR RR T : lemas : 120/70mmhg : 76x/i : 20x/i : 37,3C
Tanggal 07 maret 2013 KU TD HR RR T : masih keluar darah dari vagina, lemas : 120/80mmhg : 88x/i : 24x/i : 36,7C
KU TD HR RR T
Terapi : Bedrest Diet MB Inj IVFD RL 30 gtt/i Inj. Methyl wrgometrin (IV) Ciprofloxacin 3 x 1 tab (500 mg) Asam mefenamat 3 x 500 mg Metronidazol 3x1
Page 13
DAFTAR PUSTAKA
1. Blighted ovum; available at : http://blighted_ovum(kehamilan_kosong)/Dokter_sehat/28Juli/2009.html 2. Blighted ovum; available at : http://Blightd_ovum:sebuah_kehamilankosong/drNyolbreyzone_in_ob/gyn.html 3. Wibowo B, Wiknjosastro H: Kelainan dalam lamanya kehamilan. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin
AB, Rachimhadhi T: Ilmu kebidanan. Edisi ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2004; 302-312
4. Hill JA: Recurrent spontaneous early pregnancy loss. In: Berekj JS, Adashi EY, Hillard PA: Novaks
gynecology 12th edition. Pennsylvania: Williams & Wilkins Co, 2006;963-979
5. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham FG. First
trimester abortion. In: Williams Gynecology 22nd ed. New York: McGraw-Hill; 2008:298-325
6. Blighted ovum; available at : http://blighted_ovun(BO)-Blog_Dr.Didi.K,SpOG.html 7. Blighted ovum; available at : http://Sheren_Meazza_Sneijder/Desember/2010.html 8. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H: Gangguan bersangkutan dengan konsepsi. Dalam: Wiknjosastro H,
Saifuddin AB, Rachimhadhi T: Ilmu kandungan. Edisi kedua. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2007; 246-250
9. Hatasaka HH: Recurrent miscarriage: epidemiologic factors, definitions and incidence. In: Clin obstet
gynecol 37; 2004; 625-634
Page 14