Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Disusun oleh: Muhammad Ika Susanto Yustinus Sigit P.

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

2012

DAFTAR ISI
i

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan 1.3 Waktu dan tempat pelaksanaan BAB II PROFIL DAN RUANG LINGKUP PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan 2.2 Visi dan Misi PT. PAL INDONESIA (PERSERO) 2.3 Tugas Pokok PT. PAL INDONESIA (PERSERO) 2.4 Struktur Organisasi BAB III STRUKTUR ORGANISASI DIVISI KAPAL NIAGA 3.1 Struktur Organisasi 3.2 Fasilitas Galangan Divisi Kapal Niaga 3.3 Fasilitas Transportasi 3.4 Fasilitas Produksi yang lain BAB IV PROSES PRODUKSI KAPAL DIVISI KAPAL NIAGA 4.1 Perencanaan Kapal 4.2 Proses Produksi Kapal Niaga 4.3 Manufacturing 4.4 Outfitting BAB V LAPORAN KEGIATAN HARIAN BAB VI PRESENTASI HASIL KERJA PRAKTIK 6.1 Pendahuluan 6.2 Tinjauan pustaka 6.3 Pembahasan 6.4 Kesimpulan BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.2 Saran BAB I PENDAHULUAN
ii

............................... ............................... ............................... .

1 1 2

............................... ............................... ............................... ...............................

3 3 4 5

............................... ............................... ...............................

18

............................... ............................... ............................... . ............................... . ............................... . ............................... . ............................... ...............................

21 21 22

27 27 27 27

............................... . ............................... ...............................

27 27 27

1.1 Latar Belakang


a.

Tambahi mengapa memilih KP di PT PAL...istimewanya PT PAL PT.PAL


Indonesia Persero dipilih sebagai tempat kerja praktek karena PT.PAL Indonesia Persero terdapat ilmu terapan tentang sistem kerja motor bakar pada kapal.

DalamDuniaAkademik: Kerja Praktek merupakan salah satu syarat perkuliahan serta kelulusan bagi Mahasiswa Strata-1 Jurusan Teknik Mesin. Sebagai seorang engineerkita sadar bahwa untuk menjadi seorang engineertidak sesederhana yang kita bayangkan seperti di kampus, karena kita juga dituntut memberikan hasil yang nyata dalam penanganannya. Perkembangan dunia kerja saat ini telah mengacu pada pertumbuhan dan perkembangan pabrik sebagai salah satu sarana untuk melaksanakan kegiatan produksi. Semakin besarnya perkembangan ini, maka diperlukan tenaga ahli yang mampu membangun serta memelihara sarana dan fasilitas dari kegiatan produksi. Aktivitas dunia kerja saat ini menuntut skill (baik Hard Skill maupun Soft Skill) atau keahlian dalam bekerja, yang tidak lepas dari kemampuan untuk terus berkembang dan maju. Dengan demikian, kerja praktek adalah salah satu cara agar tercapai standar dan kualitas mutu bagi para Sarjana Teknik dalam penerapan dunia kerja, dengan memberikan gambaran yang kongkret tentang dunia kerja yang akan mereka hadapi. Dengan demikian, kerja praktek adalah salah satu cara agar tercapai standar dan kualitas mutu bagi para Sarjana Teknik dalam penerapan dunia kerja, dengan memberikan gambaran yang kongkret tentang dunia kerja yang akan mereka hadapi. Dengan mengikuti kerja praktek diharapkan para mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dan dapat meningkatkan pengetahuannya dan diharapkan setelah lulus akan menciptakan sumber daya manusia yang handal.

1.2 Tujuan Tujuan kerja praktik di PT PAL INDONESIA (PERSERO) adalah: a. Mengetahui lebih jauh tentang PT PAL INDONESIA (PERSERO). b. Memperoleh pengalaman operasional dari suatu industri dalam penerapan dan perekayasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan bidang ilmu perkapalan (Naval Architecture)
iii

c. Menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan dalam perusahaan. d. Mengenal dan memperluas wawasan di bidang teknologi terutama di bidang perkapalan. e. Memperoleh ilmu dan pengalaman dari orang-orang yang telah berkecimpung di dunia perkapalan f. Memahami secara detail proses pembuatan kapal atau reparasi kapal serta mengetahui unit-unit proses penting yang berhubungan dengan bidang perkapalan g. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi sekaligus membandingkan ilmu pengetahuan yang dipelajari dengan kondisi nyata yanga ada. 1.3 Waktu dan Tempat pelaksanaan

BAB II PROFIL DAN RUANG LINGKUP PERUSAHAAN


iv

2.1 Sejarah Perusahaan Pada tahun 1822, Gubernur Jendral V.D. Capellen mencetuskan ide untuk membangun suatu industri perkapalan, dengan tujuan untuk menunjang armada laut kerajaan Hindia Belanda di wilayah Asia pada waktu itu. Pada tahun 1849, ide tersebut mulai direalisasikan dengan terwujudnya sarana pebaikan dan pemeliharaan kapal di daerah ujung surabaya, yang kemudian dikembangkan dengan tambahan berbagai sarana baru sesuai dengan kemajuan teknologi pada waktu itu. PT. PAL Indonesia (Persero), bermula dari sebuah galangan kapal yang bernama MARINA dan didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1939. Pada masa pendudukan Jepang, Perusahaan ini beralih nama menjadi Kaigun SE 2124. Setelah kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menasionalisasi Perusahaan ini dan merubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Pada tanggal 15 April 1980, Pemerintah merubah status Perusahaan dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas sesuai dengan akta No. 12, yang dibuat oleh Notaris Hadi Moentoro, SH. Lokasi Perusahaan di Ujung, Surabaya, dengan kegiatan utama memproduksi kapal perang dan kapal niaga, memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal, serta rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan pesanan. Kemampuan rancang bangun yang menonjol dari PAL Indonesia telah memasuki pasaran internasional dan kualitasnya telah diakui dunia. Kapal-kapal produksi PAL Indonseia telah melayari perairan di seluruh dunia. 2.2 Visi dan Misi PT. PAL INDONESIA (PERSERO) Visi : Menjadi perusahaan perkapalan dan rekayasa berkelas dunia yang dihormati Misi : a. Meningkatkan kesejahteraan bangsa melalui pemuasan pelanggan dan insan PT PAL INDONESIA (Persero) b. Menjadi bagian penting dalam mendukung pertahanan dan keamanan nasional 2.3 Tugas Pokok PT. PAL INDONESIA (PERSERO) a. b. c. d. Melaksanakan rancang bangun kapal dan non kapal Memproduksi kapal-kapal (jenis niaga maupun perang) Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan kapal maupun non kapal. Melaksanakan penelitian dan pengembangan produk-produk yang merupakan peluang usaha.

2.4 Struktur organisasi

Untuk mengelola tugas dan tanggung jawab yang ada, maka dibentuklah struktur Organisasi Fungsional PT. PAL INDONESIA (PERSERO) dengan susunan elemen organisasi sebagai berikut:

a. General Affair atau Direktorat umum Bertugas untuk menjabarkan kebijakan direktur utama di bidang perencanaan dan pembinaan SDM, pembinaan kesehatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup maupun pembinaan organisasi dan metode serta menyelenggarakan kegiatan-kegiatan umum yang meliputi pengamanan perusahaan, kontrak, asuransi, dan hukum. b. Commercial atau Direktorat Komersial Bertugas pokok untuk menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengembangan di bidang komersial maupun bidang-bidang lainnya sesuai dengan pengamatan dan ketentuan-ketentuan Direktur umum c. Finance atau Direktorat keuangan Bertugas pokok menyusun perencanaan, administrasi, dan akuntansi keuangan perusahaan d. Teknologi atau Direktorat Teknologi Bertugas pokok menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengembangan pada bidang teknologi maupun bidang-bidang lainnya sesuai dengan pengarahan dan ketentuan direktur utama e. General Engineering and Maintenance atau Direktorat umum dan pemeliharaan Bertugas pokok untuk melaksanakan program pengembangan proyek-proyek non kapal sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh direksi secara berdaya guna dan berhasil guna mendapatkan nilai tambah dan keuntungan yang optimal serta mempersiapkan dan mengendalikan kebijakan bidang jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal. f. Shipbuilding atau Direktorat kapal baru Bertugas pokok untuk menjabarkan kebijakan direksi dalam menyelenggarakan pelaksanaan program pembangunan kapal perang dan kapal cepat lainnya yang telahditetapkan direksi. g. Quality Assurance atau jaminan kualitas Bertugas pokok untuk menjabarkan kebijakan Direktur utama di bidang pengendalian dan jaminan mutu perusahaan, mengacu pada standar nasional Indonesia seri SNI 19-9000/ISO 9001.
vi

pengelolaan,

pengendalian,

h. Internal Audit atau satuan pengawas internal Bertugas pokok membantu Direktur utama dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan intern yang berhubungan dengan masalah keuangan, pembukuan, proyek-proyek, produksi dan umum serta pengawasan pelaksanaan yang mencakup perencanaan dan koordinasi agar tercapai efisien, efektif, ekonomis dalam perusahaan yang menyeluruh. Struktur organisasi PT. PAL INDONESIA (PERSERO) terdiri dari 5 direktorat, 12 Divisi dan 2 Organisasi setingkat divisi. Adapun penjelasan dari tugas masingmasing Divisi adalah sebagai berikut: 1. Divisi pemasaran dan penjualan a. Melaksanakan perencanaan pemasaran jangka panjang dab jangka pendek produk kapal dan non kapal b. Melaksanakan riset kapal, segmentasi pasar, dan studi kelayakan terhadap produk kapal dan non kapal. c. Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk kapal dan non kapal d. Melaksanakan pengembangan produk dan pengembangan pasar untuk mendukung produk baru. e. Melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan proyek dalam aspek biaya dan kepuasan pelanggan 2. Divisi Teknologi a. Melaksanakan perencanaan desain dan engineering untuk proyek-proyek yang sedang diproduksi b. Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang rancang bangun dan proses produksi c. Merencanakan dan mengembangkan sistem informasi untuk penunjang kegiatan yang berhubungan dengan rancang bangun dan penelitian. d. Melaksanakan strategi di bidang teknologi, penelitian, dan pengembangan maupun bidang lainnya sesuai dengan pengarahan dan ketentuan direksi. e. Melaksanakan kegiatan Integrated logistic Support untuk kapal-kapal yang diproduksi. 3. Divisi Pengadaan dan pergudangan a. Merencanakan kebutuhan material untuk mendukung proyek dan operasional. b. Mengkoordinir pelaksanaan pengadaan material sesuai kebutuhan material
vii

c. Mengkoordinir pengelolaan material pada lokasi penyimpanan. d. Membuat perencanaan kebutuhan dana untuk menunjang kebutuhan material. e. Mengelola sistem informasi material untuk menunjang unit kerja lain. 4. Divisi kapal niaga a. Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal-kapal niaga sesuai kebijakan Direktur Pembangunan Kapal. b. Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk dan jasa bagi fasilitas idle capacity. c. Merinci IPP (instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat Pembangunan kapal menjadi pelaksanaan proyek dan biaya proyek yang terperinci. d. Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek QCDHSE e. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek agar mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja, dan waktu seefektif mungkin.

5. Divisi kapal perang a. Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal-kapal perang maupun selain kapal perang sesuai dengan kebijakan direktur pembangunan kapal b. Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk dan jasa bagi fasilitas idle capacity. c. Merinci IPP (instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat Pembangunan kapal menjadi pelaksanaan proyek dan biaya proyek yang terperinci. d. Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek QCDHSE e. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek agar mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja, dan waktu seefektif mungkin.

6. Divisi Rekayasa umum

viii

a. Melaksanakan perencanaan pembangunan produk-produk rekayasa umum sesuai kebijakan Direktur rekayasa umum. b. Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk dan jasa bagi fasilitas idle capacity. c. Merinci IPP (instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat Pembangunan kapal menjadi pelaksanaan proyek dan biaya proyek yang terperinci. d. Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek QCDHSE e. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek agar mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja, dan waktu seefektif mungkin.

7. Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan a. Melaksanakan perencanaan pemeliharaan dan perbaiikan kapal maupun non kapal sesuai kebijakan Direktur Pemeliharaan dan perbaikan. b. Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk dan jasa bagi fasilitas idle capacity. c. Merinci IPP (instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah dibuat oleh Direktorat Pembangunan kapal menjadi pelaksanaan proyek dan biaya proyek yang terperinci. d. Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek QCDHSE e. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan pembangunan proyek-proyek agar mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan keselamatan kerja, dan waktu seefektif mungkin.

8. Divisi Akuntansi a. Melaksanakan dan mempersiapkan kebijakan akuntansi perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. b. Melaksanakan perencanaan dan pengendalian serta pengawasan atas biayabiaya perusahaan dan investasi perusahaan. c. Menyusun rencana kerja jangka pendek, menengah dan panjang dalam bidang akuntansi dan keuangan.
ix

d. Melaksanakan evaluasi dan analisa terhadap pengelolaan aset liabilities serta kinerja dari anak perusahaan dan kerja sama usaha lainnya. e. Melaksanakan implementasi dan pengembangan software aplikasi bisnis perusahaan. 9. Divisi Perbendaharaan a. Melaksanakan kebijakan pendanaan perusahaan sesuai dengan prinsip pengelolaan pendanaan dan perbankan yang berlaku. b. Melaksanakan strategi optimalisasi return kinerja keuangan dan likuiditas perusahaan. c. Melaksanakan analisa pasar keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam rangka mengurangi resiko pasar keuangan. d. Melaksanakan studi kelayakan kinerja keuangan proyek atau bidang usaha mandiri. e. Melaksanakan pengelolaan invoicing dan penagihannya untuk menunjang optimalisasi Cash Flow perusahaan. 10. Divisi Jaminan kualitas dan standarisasi a. Melaksanakan perencanaan pemeriksaan dan pengujian proyek-proyek yang sedang diproduksi b. Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian guna pengendalian dan jaminan mutu seluruh hasil produksi perusahaan c. Mengkoordinir kegiatan purna jual hasil produksi perusahaan selama masa garansi d. Menganalisa dan mengevaluasi hasil pencapaian mutu produksi perusahaan e. Melaksanakan pengujian baik merusak maupun tidak merusak untuk material dan hasil proses produksi. 11. Divisi kawasan perusahaan a. Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan dan pemeliharaan bangunan infrastrukturnya beserta anggarannya. b. Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan dan pemeliharaan urilitas dan lingkungan hidup. c. Merencanakan dan mengendalikan terhadap pengelolaan keselamatan kerja. d. Membina pengelolaan aset perusahaan.
x

12. Divisi Pembinaan Organisasi dan SDM a. Merencanakan dan mengevaluasi organisasi sesuai dengan perkembangan bisnis perusahaan. b. Merencanakan dan mengevaluasi orgamisasi sesuai dengan perkembangan bisnis perusahaan, c. Melaksanakan proses administrasi mutasi promosi dan rotasi dalam rangka peningkatan kompetensi diri sendiri dan penyegaran penugasan. d. Melaksanakan, mengelola, dan mengembangkan sistem pelatihan baik dari dalam maupun dari luar perusahaan. e. Merencanakan dan mengembangkan sistem informasi untuk menunjang kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan SDM. Organisasi setingkat Divisi 1. Pengawasan satuan internal a. Menyelenggarakan pengawasan, pengamatan, analisa dan evaluasi terhadap penyelenggaraan operasional dan pengelolaan keuangan perusahaan. b. Mencegah kemungkinan penyimpangan pembinaan sumber daya dan sumber dana. operasional perusahaan melalui

c. Meningkatkan efisiensi pemakaian sumber daya dan sumber dana dalam rangka mendukung program profitisasi perusahaan. d. Menyusun dan menentukan standar ekonomi, teknis, hukum, dan manajemen sebagai tolak ukur dalam penilaian atas pelaksanaan tugas pokok di setiap loni perusahaan. 2. Sekretaris Perusahaan a. Mengadakan pembinaan, pengelolaan, dan penyempurnaan sistem administrasi yang ada dengan mengacu kepada prinsip manajemen keadministrasian. b. Melaksanakan pembinaan hubungan baik dengan stake holder (Public relation) guna menumbuhkan citra positif terhadap perusahaan. c. Memberikan pelayanan hukum serta mempersiapkan dokumen yang mengandung aspek hukum yang diperlukan perusahaan.

xi

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DIVISI KAPAL NIAGA 3.1 Struktur Organisasi Gambar struktur dap 3.2 Fasilitas Galangan Divisi Kapal Niaga
xii

3.3 Fasilitas Transportasi 3.4 Fasilitas Produksi yang lain 3.5

xiii

BAB IV PROSES PRODUKSI DI DIVISI KAPAL NIAGA Dalam proses pembuatan kapal, di divisi kapal niaga dibagi menjadi 6 departemen yang membawahi biro-bironya dalam melaksanakan tugasnya. Adapun sebagai berikut :

1. DEPARTEMEN PPC (PERENCANAAN PENGENDALIAN PEMBUATAN KAPAL) Tugas pokok dari departemen PPC adalah : menjabarkan dan melaksanakan program kerja Divisi Kapal Niaga dalam bidang perencanaan dan pengendalian proses produksi dibidang kapal niaga untuk mencapai kualitas, biaya dan jadual sesuai rencana yang telah ditetapkan pada proyek-proyek yang dilaksanakan dalam lingkup Divisi Kapal Niaga. Departemen PPC mempunyai 4 biro yaitu : 1. Biro Perencanaan pekerjaan Konstruksi Lambung Tugas pokok dari biro perencanaan pekerjaan konstruksi lambung adalah menjabarkan dan melaksanakan program kerja Departemen PPC Kapal Niaga dalam bidang perencanaan jadwal kerja yang merupkana penjabaran dari master schedule berikut pengendaliannya, menerbitkan lembar perintah pekerjaan (LPP) serta melaksanakan perencanaan pemakaian material dibidang konstruksi lambung. 2. Biro perencanaan pekerjaan Outfitting Tugas pokok dari biro perencanaan pekerjaan Outfitting adalah menjabarkan dan melaksanakan program kerja Departemen PPC Kapal Niaga dalam bidang perencanaan jadwal kerja yang merupkana penjabaran dari master schedule berikut pengendaliannya, menerbitkan lembar perintah pekerjaan (LPP) serta melaksanakan perencanaan pemakaian material dibidang Outfitting. 3. Biro Rekayasa Produksi Tugas pokok dari biro Rekayasa Produksi adalah menjabarkan dan melaksanakan program kerja departemen perencanaan & pengendalian dalam bidang perencanaan dan penyusunan produksi. 4. Biro Analisa dan Evaluasi Tugas pokok dari biro Analisa dan Evaluasi adalah menjabarkan dan melaksanakan program kerja departemen PPC dalam bidang perencanaan jadwal produksi, perencanaan anggaran jam orang serta analisa dan evaluasi terhadap aspek-aspek produksi. 2. DEPARTEMEN FABRIKASI LAMBUNG
xiv

1. Biro Rekayasa Produksi Tugas pokok dari biro Rekayasa Produksi tersebut adalah menjabarkan dan melaksanakan program kerja departemen Rekayasa Produksi dalam bidang perencanaan dan penyusunan prosedur produksi. 2. Bengkel SSH ( Steel Stock House) Berfungsi untuk menyortir bahan sebelum diproses. Dibengkel ini juga melakukan proses blasting (penembakan pasir terhadap lembaran/plate untuk mengkasarkan permukaan sebelum dicat) dan pengecatan.

Di dalam bengkel SSH terdapat beberapa mesin, yaitu : a. Straightening Roller FA-01/02 b. Mesin Blasting c. Mesin pembersih dan pengecatan F-03/04 Di dalam bengkel SSH juga terdapat beberapa alat, antara lain : a. Crane 10 Ton 2 buah dan crane 5 Ton 1 buah b. Conveyor tetap dan geerak c. Forklip Adapun alur kerja dari bengkel SSH yaitu : Lembaran baja yang diangkut oleh kapal tongkang dari laut dimasukkan kedalam gudang menggunakan forklip atau crane, kemudian disortir, setelah itu dilakukan pelurusan menggunakan mesin Straightening Roller FA-01/02 bila perlu (kalau ada yang tidak lurus), kemudian lembaran tersebut dipindahkan menggunakan Conveyor untuk melakukan proses Blasting (proses mengkasarkan permukaan plat baja dengan cara menembakkan pasir ke permukaan plat) setelah itu akan dipindahkan lagi oleh conveyor untuk melakukan proses pembersihan dan pengecatan yang dilakukan dengan mesin Pembersih dan Pengecatan FA-03/04. Setelah proses diatas, lembaran tersebut akan dipindahkan atau dikirim ke bengkel Fabrikasi menggunakan Conveyor gerak.
Catatan : proses pengecatan dibengkel SSH berguna untuk melindungi plat dari korosi dan proses penandaan.

xv

Gbr. Mesin Blasting

Gbr. Mesin Pembersih dan Pengecatan

3. Bengkel Fabrikasi Bengkel Fabrikasi ini berfungsi untuk melakukan proses Marking (penandaan), dan Cutting (pemotongan).

xvi

Di dalam bengkel Fabrikasi terdapat beberapa mesin, yaitu : a. Mesin Penandaan Profil FA-14 (manual dan automatic) b. Mesin Potong lurus dengan gas FA-13 (manual dan automatic) c. Mesin Potong NC Plasma FA-10 (Marking dan Cutting) d. Mesin potong NC gas FA-11 Di dalam bengkel SSH juga terdapat beberapa alat, antara lain : a. Crane 10 T 2 buah, 5 T 3 buah, 1,5 T 1 buah dan crane 0,5 T 1 buah b. Conveyor tetap 4 buah dan Conveyor gerak 1 buah Adapun alur kerja dari bengkel Fabrikasi yaitu : Lembaran atau profil dari bengkel SSH dilakukan pengerjaan dibengkel Fabrikasi antara lain yaitu : proses marking (penandaan) dengan cara manual dan automatic, marking secara automatic menggunakan mesin potong NC Plasma FA10 mesin ini juga dapat melakukan cutting berpola. Proses pemotongan lurus menggunakan mesin potong lurus dengan gas FA-13 untuk pemotongan lurus yang panjang. Ada juga proses pengerjaan menggunakan mesin potong NC gas FA-11 untuk pengerjaan lurus dan berpola lebih besar. Setelah itu hasil pengerjaan akan dikirim ke bengkel Sub-Assembly.

Gbr. Mesin potong lurus dengan gas

xvii

Gbr. Mesin potong NC Plasma

Gbr. Mesin potong NC gas

Gambar mesin penandaan profil FA-14 belum tertangkap kamera

4. Bengkel Sub-Assembly
xviii

Berfungsi untuk membentuk profil sesuai kebutuhan, mulai merangkai profil profil bentuk kecil serta melakukan pengelasan.

Di dalam bengkel Sub-Assembly terdapat beberapa mesin, yaitu : a. Mesin Tekan Hidrolis 1500 T FA-19, 1000 T FA-20, 500 T FA-16 b. Firing secara manual c. Mesin las manual FCAW d. Mobile Stiffener Gontry (MSG) e. Filler Welding Gontry (FWG) f. Welding Gontry (WG) 4 buah g. Mobiel Web Gontry (MWG) h. Gerinda Di dalam bengkel Sub-Assembly juga terdapat beberapa alat, antara lain : a. Crane 10 T 1 buah, 5 T 4 buah, 0,5 T 1 buah b. Conveyor tetap dan gerak

Adapun alur kerja dari bengkel Sub-Assembly yaitu : Setelah menerima profil dari bengkel Fabrikasi kemudian dilakukan pengerjaan dibengkel Sub-Assembly yaitu membentuk pola atau membentuk profil sesuai kebutuhan dengan cara manual dan automatic. Kalau dengan cara manual seperti proses firing, sedangkan secara automatic menggunaka mesin Tekan Hidrolis 1500 T atau mesin Tekan Hidrolis 1000 T atau dengan mesin Hidrolis 500 T. Dibengkel ini juga dilakukan pengerjaan pelurusan, pengetackan dan pengelasan menggunakan mesin MSG, FWG, WG dan MWG. Serta dilakukan juga perapian dengan gerinda.

xix

Gbr. Mesin tekan hidrolis 1500 T

Gbr. Mesin tekan hidrolis 1000 T

Gbr. Mesin tekan hidrolis 500 T belum tertangkap kamera

xx

Gbr. Proses firing

Gbr. Mesin las FCAWkah?

xxi

Gbr. Mobile Stiffener Gontry

Gbr. FWG dan MWG

xxii

Gbr. Proses Gerinda

5. Bengkel Assembly a. MPL (mine panel line) Berfungsi untuk menggabungkan profil profil atau rangkaian kecil kecil membentuk Block lurus. Di dalam bengkel Assembly (MPL) terdapat beberapa mesin, yaitu : 1. Tack Welding Station (TWS) 2. One Side Welding Station (OSWS) 3. Mobile Stiffener Gontry (MSG) 4. Filler Welding Gontry (FWG) 5. Mobile Web Gontry (MWG) 6. Web Welding Service Gontry)

xxiii

Di dalam bengkel Assembly juga terdapat beberapa alat, antara lain : 1. 2. Crane 150 T 1 buah, 40 T 1 buah, 20 T 1 buah, 2 T 1 buah Conveyor tetap

b. CBL (curve block line) Berfungsi untuk menggabungkan profil profil atau rangkaian kecil kecil membentuk Block berkontur (cekung, cembung, bengkok, dan lengkung).

Gambar dan keterangan menyusul


6. Bengkel BBS (block blasting system) Bengkel ini berfungsi untuk melakukan blasting dan pengecatan block-block kapal yang sudah dibuat dibengkel Assembly (MPL dan CBL).

3. DEPARTEMEN ERECTION Menjabarkan dan melaksanakan program kerja divisi kapal niaga atas kegiatan operasional yang mencakup perencanaan, persiapan pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengendalian pekerjaan yang bgerkaitan dengan seluruh pekerjaan eretion, grand assembly, welding, perancah serta tank test. 1. Biro Rekayasa Produksi Menjabarkan dan melaksanakan program kerja Departemen Erection dalam bidang rekayasa kegiatan produksi di lingkup departemen bersangkutan, sehingga diperoleh tehnik/ proses produksi yang efektif dan efisien serta hasil produksi fabrikasi yang optimal. 2. Bengkel Grand Assembly Menjabarkan dan melaksanakan program kerja Departemen Erection dalam bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan penyetelan grand block, pengecekan akurasi, pengecekan zero margin, fitting sheet plate, pencatatan block log out.

3. Bengkel Erection I
xxiv

Menjabarkan dan melaksanakan program kerja Departemen Erection dalam bidang perencanaan dan pengendalian pekerjaan penataan keel block, loading block, penyetelan block serta pengecekan akurasi dan keel deflection. 4. Bengkel Erection II Menjabarkan dan melaksanakan program kerja Departemen Erection dalam bidang perencanaan, dan pengendalian pekerjaan penataan keel block, loading block, penyetelan block, pengecekan akurasi, pengecekan keel deflection, tank test dan host test launching way. 5. Bengkel Las I Menjabarkan dan melaksanakan program kerja Departemen Erection dalam bidang perencanaan, dan pengendalian pekerjaan pengelasan joint grand block, pengelasan joint erection dan pengecekan akurasi. 6. Bengkel Las II Menjabarkan dan melaksanakan program kerja Departemen Erection dalam bidang perencanaan, dan pengendalian kegiatan pengelasan join grand block, pengelasan joint block erection dan pengecekan akurasi. 7. Bengkel Scaffoolding & Tank Test Menjabarkan dan melaksanakan program kerja Departemen Erection dalam bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pekerjaan pemasangan, pembongkaran, penyimpanan dan perawatan perencanaan serta tank test.

4. Departemen MO & EO (Machinery Otfitting & Electric Outfitting) Secara garis besar lingkup beban kerja departemen MO & EO meliputi pekerjaan yang berkaitan dengan permesinan dan kelistrikan yang ada didalam kapal. Didalam kapal dibagi menjadi 3 bagian tempat pekerjaan, yaitu: kargo, engine room dan accomodation. Sebagian besar pekerjaan MO & EO dilakukan di engine room. Departemen MO & EO membawahi 1 biro dan 7 bengkel yaitu, sebagai berikut: 1. Biro Rekayasa Produksi Tugas pokok dari biro Rekayasa Produksi tersebut adalah menjabarkan dan melaksanakan program kerja departemen Rekayasa Produksi dalam bidang perencanaan dan penyusunan prosedur produksi, sehingga diperoleh tehnik/ proses produksi yang efektif dan efisien sehingga menghasilkan produksi yang optimal. 2. Bengkel FOBS Engine Room
xxv

Proses Outfitting sebenarnya sudah dimulai pada saat pekerjaan di grand assembly. Untuk pekerjaan di engine room ada dua macam pekerjaan yaitu pekerjaan pipa dan steel work. FOBS dilakukan sebelum proses load ke dock/erection. 3. Bengkel Fabrikasi Pipa Bengkel ini mempunyai 2 item pekerjaan yaitu: fabrikasi dan install. Proses fabrikasi dari raw material menjadi pipa siap pakai, beban kerjanya untuk seluruh pipa pada kapal. Proses instal pipa yang dilakukan didepartemen MO & EO hanya dilakukan di engine room. 4. Bengekel Welding MO & EO Untuk departemen MO & EO proses weldingnya hanya dipusatkan dalam satu bengkel yang beban kerjanya adalah menyuplai kebutuhan welder yang ada dibengkel MO & EO. 5. Bengkel Steel Work Engine Room Pekerjaan bengkel ini dilakukan di erection, meneruskan pekerjaan bengkel FOBS yang belum selesai atau belum dikerjakan. Pekerjaan yang dilakukan adalah instal steel work, seperti instal pondas, steel door, floor, leader, main hole dan casting untuk distribusi angin dari blower. 6. Bengkel Permesinan Bengkel permesinan disini yang dimaksud bukan mesin kapal, melainkan bengkel permesinan untuk pekerjaan perkakas untuk memenuhi kebutuhan operasi kapal seperti: bubut,milling dll. Bengkel ini sebagai satu-satunya dan pusat pekerjaan perkakas di Divisi Kapal Niaga, dan melakukan pekerjaan kapal maupun non kapal. 7. Bengkel Machinery Outfitting Bengkel ini mengecek keterkaitan equipment lalu dilanjutkan proses function/memfungsikan equipment. Untuk fungsinya bengkel MO keterkaitannya dengan bengkel pipa dan bengkel listrik. 8. Bengkel Electric Outfitting Bengkel listrik tugasnya adalah untuk melakukan pekerjaan kelistrikan yang menyangkut instalasi listirk didalam kapal, pemasangan instalasi kabel seluruh kapal, pemasangan sub cable way, main cable way (biasanya dilakukan di FOBS), kemudian kabel diloading ke erection lalu di koneksikan dan terakhir function (difungsikan). 5. Departemen HO & AO Departemen ini membawahi 1 biro dan 8 bengkel dalam pelaksanaannya. Departemen HO & AO melaksanakan pekerjaan fabrikasi dan instalasi Outfitting.
xxvi

1. Biro Rekayasa Produksi Tugas pokok dari biro ini adalah menjabarkan dan melaksanakan program kerja departemen Rekayasa Produksi dalam bidang perencanaan dan penyusunan prosedur produksi, sehingga diperoleh tehnik/ proses produksi yang efektif dan efisien sehingga menghasilkan produksi yang optimal. 2. Bengkel FOBS HO & AO

3. Bengkel Fabrikasi Plat Tipis

4. Bengkel sistem Hull Outfitting 5. Bengkel sistem Accomodation Outfitting 6. Bengkel Joiner 7. Bengkel cat HO 8. Bengkel cat AO 9. Bengkel Welding HO & AO 6. Departemen Dukungan Produksi Departemen Dukungan Produksi membawahi 4 biro yaitu: 1. Biro dukungan Rekayasa Bertugas untuk menjabarkan dan melaksanakan program kerja departemen dukungan produksi dalam bidang pembuatan jadwal PMS(preventive maintenance system), perencanaan fasilitas dan sarana produksi dan melaksanakan engineering pemeliharaan, mengadakan analisa dan kesiapan fasilitas dan sarana produksi serta penyusunan program kerja yang berkaitan dengan SDM di Divisi Kapal Niaga. 2. Biro pemeliharaan fasilitas Menjabarkan dan melaksanakan program kerja Departemen Dukungan Produksi dalam bidang pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin, sarana dan fasilitas kerja di Divisi Kapal Niaga. 3. Biro dok & launching Menjabarkan dan melaksanakan program kerja Departemen Dukungan Produksi dalam bidang penyiapan dan pengoperasian fasilitas dermaga, dok dan launching, alat angkat berat, alat angkat dan angkut produksi di Divisi Kapal Niaga.
xxvii

4. Biro SDM & K3LH Menjabarkan dan melaksanakan program kerja Departemen Dukungan Produksi dalam bidang penyusunan program kerja yang berkaitan dengan pengelolaan SDM & K3LH di Divisi Kapal Niaga. 5. Biro Utilitas & Logistik Menjabarkan dan melaksanakan program kerja Departemen Dukungan Produksi dalam bidang utilitas dan logistik di Divisi Kapal Niaga.

BAB V LAPORAN KEGIATAN HARIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

xxviii

Anda mungkin juga menyukai