Anda di halaman 1dari 9

I.

Judul Usulan Skripsi Validasi Metode Penetapan Kadar Kloramfenikol Menggunakan Kromatografi Cair Kinetik Tinggi dan Aplikasin Dalam Sediaan Tetes Telinga II. Intisari Usulan Skripsi III. Latar Belakang Masalah Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini yang dibuat secara semi-sintetis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula semua senyawa sintetis dengan khasiat antibakteri (Tjay dan Rahardja, 2007). Kloramfenikol merupakan salah satu senyawa antibiotik yang mempunyai spektrum luas, bekerja dengan cara menghambat Senyawa ini umumnya sintesis protein bakteri.

bersifat bakteoristatik pada konsentrasi tinggi dan

terkadang bersifat bakterisid terhadap bakteri tertentu. Antibiotik ini aktif terhadap berbagai jenis bakteri gram positif dan gram negatif dan biasanya digunakan dalam bentuk sediaan kapsul karena rasanya sangat pahit. Selain itu, sediaanya juga terdapat dalam bentuk obat tetes mata, tetes telinga, salep mata dan salep kulit (Kunardi dan Setiabudy, 1995). Alasan memilih metode KCKT karena metode ini memberikan sensifitas yang tinggi dan relatif lebih cepat, daya pisahnya baik, kolom dapat digunakan kembali, ideal untuk molekul besar dan kecil dan mudah memperoleh kembali cuplikan (Johnson dan Stevenson, 1991).

Penetapan kadar kloramfenikol dapat ditentukan dengan beberapa metode yaitu secara volumetri, spektrofotometer UV, dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Depkes RI, 1979; Depkes RI, 1995). Dalam penelitian ini penulis memilih secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi karena metode ini memberikan sensifitas yang tinggi dan relatif lebih cepat, daya pisahnya baik, kolom dapat digunakan kembali, ideal untuk molekul besar dan kecil dan mudah memperoleh kembali cuplikan (Johnson dan Stevenson, 1991). Untuk menguji keabsahan dari metode ini dengan dilakukannya uji validasi terhadap parameter akurasi, presisi dan selektivitas. VI. Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas dapat dikemukakan bahwa rumusan masalahnya yaitu: 1.Apakah metode kromatografi cair kinerja tinggi menggunakan kolom dapat diterapkan pada penetapan kadar kloramfenikol dalam sediaan tetes telinga dan memberikan uji validasi metode yang memenuhi syarat? 2.Apakah kloramfenikol dalam sediaan tetes telinga memenuhi persyaratan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995)? V.Tujuan Penelitian Berdasarkan dari latar belakang di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1.Untuk mengetahui metode KCKT dapat digunakan pada penetapan kadar kloramfenikol dalam sediaan tetes telinga.

2.Untuk mengetahui kadar kloramfenikol sediaan tetes telinga memenuhi persyaratan yang ditetapkan Farmakope Indonesia Edisi IV (1995). VI. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut: 1.Pembuktian ilmiah mengenai penetapan kadar KCKT terhadap kloramfenikol generik dan paten. 2.Pembuktian ilmiah kadar kloramfenikol sediaan tetes telinga memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi IV (1995). VII. Tinjauan Pustaka A. Kloramfenikol 1. Sifat fisiko kimia Kloramfenikol Rumus Bangun :

Gambar 1. Struktur Kima Kloramfenikol (Depkes RI, 1995) Rumus Molekul: C11H12Cl2N2O5 Nama Kimia :D-treo-(-)-2,2-Dikloro-N-[-hidroksi--(hidroksimetil)-p nitrofenetil]asetamida[56-75-7].

Berat Molekul : 323,13 Persyaratan : Kloramfenikol mengandung tidak kurang dari 97,0 % dan tidak

lebih dari 103,0 % C11H12Cl2O2H5, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1979). Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih

sampai putih kelabu atau putih kekuningan; tidak berbau; rasa sangat pahit, larutan praktis netral terhadap lakmus P; stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam (Depkes RI 1979, Depkes RI, 1995). Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol, dalam propilen

glikol, dalam aseton dan dalam etil asetat. 2. Farmakologi Resorpsinya dari usus cepat dan agak lengkap, dengan BA (bioavailabilitas) 7590%. Difusi ke dalam jaringan, rongga, dan cairan tubuh baik sekali, kecuali ke dalam empedu. Kadarnya dalam CCS (cairan cerebro spinalis) tinggi sekali dibandingkan dengan antibiotika lain, juga bila tidak terdapat meningitis. PP (persentase pengikatan pada protein)-nya lebih kurang 50%, plasma-t 1/2-nya ratarata 3 jam. Ekskresinya melalui ginjal, terutama sebagai metabolit inaktif dan lebih kurang 10% secara utuh (Tjay dan Rahardja, 2007). 3. Farmakokinetik Setelah pemberiaan oral, kloramfenikol diserap dengan cepat. Kadar puncak dalam darah tercapai dalam 2 jam. Masa paruh eliminasi pada orang dewasa

kurang lebih 3 jam, pada bayi berumur kurang dari 2 minggu sekitar 24 jam. Kirakira 50% kloramfenikol dalam darah terikat dengan albumin. Obat ini didistribusikan dengan baik ke berbagai jaringan tubuh, termasuk jaringan otak, cairan serebrospinal dan mata (Nafrial dan Setiabudy, 2007) 4. Efek Samping Efek samping yang sering terjadi ialah reaksi alergi yang ditandai dengan kemerahan pada kulit. Reaksi pada saluran cerna yang ditandai dengan mual, muntah, dan diare. Reaksi neurologik dapat dilihat dalam bentuk depresi, bingung, dan sakit kepala (Nafrial dan Setiabudy, 2007) 5. Bentuk Sediaan Kloramfenikol tersedia dalam bentuk salep mata tube 3,5 g, ; tetes mata 15 ml, 8 ml dan 5 ml; tetes telinga 10 ml; kapsul 500 mg/kapsul dan 250 mg/kapsul; sirup (ISO, 2007) 6. Kegunaan Kloramfenikol digunakan sebagai pengobatan infeksi-infeksi yang parah seperti tifus atau demam. Kloramfenikol kadang-kadang juga digunakan secara topikal untuk pengobatan infeksi mata (Katzung, 2004). B. Kromatografi a. Teori Kromatografi Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi. Hal ini karena didukung oleh

kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor yang sangat sensitif dan beragam. KCKT mampu menganalisa berbagai cuplikan secara kualitatif maupun kuantitatif, baik dalam komponen tunggal maupun campuran (Ditjen POM, 1995). Kegunaan umum KCKT adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis, analisis ketidakmurnian

(impurities) dan analisis senyawa-senyawa yang tidak mudah menguap (nonvolatil). KCKT paling sering digunakan untuk: menetapkan kadar senyawasenyawa tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam nukleat dan proteinprotein dalam cairan fisiologis, menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat, produk hasil samping proses sintesis (Gandjar dan Rohman, 2007). b. Cara Kerja KCKT Kromatografi merupakan teknik yang mana solut atau zat-zat terlarut terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi, dikarenakan solut-solut ini melewati suatu kolom kromatografi. Pemisahan solut-solut ini diatur oleh distribusi dalam fase gerak dan fase diam. Penggunaan kromatografi cair membutuhkan penggabungan secara tepat dari berbagai macam kondisi operasional seperti jenis kolom, fase gerak, panjang dan diameter kolom, kecepatan alir fase gerak, suhu kolom, dan ukuran sampel (Gandjar Rohman, 2007). Kelebihan KCKT antara lain: Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran Resolusinya baik

Mudah melaksanakannya Kecepatan analisis dan kepekaannya tinggi Dapat dihindari terjadinya dekomposisi/kerusakan bahan yang dianalisis Dapat digunakan bermacam-macam detektor Kolom dapat digunakan kembali Mudah melakukan rekoveri cuplikan Tekniknya tidak begitu tergantung pada keahlian operator dan reprodusibilitasnya lebih baik Instrumennya memungkinan untuk bekerja secara automatis dan kuantitatif Waktu analisis umumnya singkat Kromatografi cair preparatif memungkinkan dalam skala besar Ideal untuk molekul besar dan ion (Putra, 2004) c.Komponen Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

1. Wadah Fase Gerak Wadah fase gerak harus bersih dan lembab. Wadah pelarut kosong ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini biasanya dapat menampug fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut. Fasegerak sebelum digunakan harus dilakukan degassing (penghilangan gas) yang ada pada fase

gerak, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen komponen lain terutama di pompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis. Pada saat membuat pelarut untuk fase gerak, maka sangat dianjurkan untuk menggunakan pelarut, bufer, dan reagen dengan kemurnian yang sangat tinggi (Gandjar dan Rohman, 2007) 2. Pompa Pompa yang cocok digunakan untuk KCKT adala pompa yang mempunyai syarat sesuai dengan syarat wadah pelarut yaitu: pompa harus inert terhadap fase gerak. Bahan umum dipakai untuk pompa adalah gelas, baja tahan karat, teflon, dan batu nilam. Pompa yang digunakan sebaiknya mampu memberikan tekanan sampai 5000 psi dan mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan alir 3 mL/menit. Untuk tujuan preparatif, pompa yang digunakan harys mampu mengalirkan fase gerak dengan kecepatan 20 mL/menit. Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk menjamin proses penghantaran fase gerak berlangsung secara tepat, konstan, dan bebas dari gangguan. (Gandjar dan Rohman, 2007). 3. Penyuntikan sampel (Injektor) Sampel-sampel cair dan larutan disuntikkan secara langsung ke dalam fase gerak yang mengalir di bawah tekanan menuju kolom menggunakan alat penyuntik yang terbuat dari tembaga tahan karat dan katup teflon yang dilengkapi dengan keluk sampel (sample loop) internal atau eksternal.

Pada saat pengisian sampel, sampel digelontorkan melewati keluk sampel dan kelebihannya dikeluarkan ke pembuang. Johnson, E.L., and Stevenson, R (1991). Basic Liquid

Chromatography. Penerjemah Kosasih Padmawinata. Dasar Kromatografi Cair. Penerbit ITB. Bandung. Hal. 1 40. Kunardi, L dan Setiabudy, R. (1995). Antimikroba Golongan Tetrasiklin dan Kloramfenikol, dalam Farmakologi dan Terapi. Edisi Keempat. Bagian Farmakologi dan Terapi FKUI. Jakarta. Hal. 651, 657.

Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Hal. 658.

Kunardi, L dan Setiabudy, R. (1995).Antimikroba Golongan Tetrasiklin dan Kloramfenikol, dalam Farmakologi dan Terapi. Edisi Keempat. Bagian Farmakologi dan Terapi FKUI. Jakarta. Hal. 651, 657.

Anda mungkin juga menyukai