Anda di halaman 1dari 5

SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) merupakan sistem informasi yang membantu proses pencatatan dan pelaporan anggaran dan keuangan daerah. Proses pencatatan dan pelaporan keuangan daerah dengan SKAD menjadi lebih mudah dan sederhana. Waktu yang dibutuhkan untuk penyusunan menjadi lebih singkat dan tidak perlu menumpuk banyak dokumen karena dibantu oleh otomatisasi dan sistem digital. Sistem ini dirancang dengan berbasis teknologi internet. Hal ini membuat pengaksesan sistem lebih fleksibel.

Fungsi utama aplikasi Sistem informasi Keuangan Daerah. 1. Membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan keuangan daerah (Penganggaran, Pelaksanaan, Pertanggungjawaban) 2. Menyusun Laporan Keuangan Lebih efisien dan akurat 3. Menyimpan data keuangan untuk keperluan manajemen lainnya 4. Menyajikan informasi yang akurat secara efektiv dan efisien yang akan digunakan oleh pengguna laporan

Sebagaimana yang telah diatur dalam permendagri no 13 tahun 2006 dan Permendagri 59 Tahun 2007 yang merupakan revisi atas permendagri sebelumnya, telah jelas diatur didalamnya tentang petunjuk teknis penyelenggaraan pengembangan dan penggunaan Sistem Informasi Keuangan Daerah, dimana didalamnya termuat modul - modul sebagai berikut : 1. Modul Anggaran ( RKA, DPA, DPPA, Anggaran Kas) 2. Modul Penatausahaan (SPD, SPP, SPM , STS, SP2D,SPJ 3. Modul Pembukuan (Jurnal, Saldo Awal) 4. Modul Perubahan APBD Fungsi dari modul-modul tersebut adalah : Memfasilitasi pengelolaan keuangan daerah pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) 1. prosedur Anggaran (Perda APBD. Penjabaran APBD) 2. prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas di BUD (SPD, SP2D) 3. prosedur Akuntansi /Pembukuan 4. SatKer Perangkat Daerah (SKPD)

5. Prosedur Anggaran (RKA, DPA) 6. Prosedur pada PPK SKPD 7. Verifikasi 8. Perbendaharaan 9. Akuntansi 10. Prosedur Bendahara Pengeluaran 11. Prosedur Bendahara Penerimaan

Penatausahaan Keuangan Daerah Penatausahaan keuangan daerah berpedomaan kepada Permendagri 13/2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah sebagaimana telah diubah dengan Permendagri 59/2007. Penatausahaan keuangan daerah ini meliputi : 1. Penatausahaan pendapatan pada tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan tingkat Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). 2. Penatausahaan belanja pada tingkat SKPD dan pada tingkat SKPKD. 3. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran sebagai pemerintah daerah dan pembiayaan pada tingkat SKPKD.

Sistem Akuntansi Pada SKPKD yang dapat berupa Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) pencatatan transaksi-transaksi akuntansi diklasifikasikan menjadi dua yaitu : 1. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD sebagai satuan kerja yaitu mencatat transaksi-transaksi keuangan dalam melaksanakan program dan kegiatan pada bagian atau biro yang ada pada BPKD. 2. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD sebagai pemerintah daerah untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan seperti pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dan pendapatan hibah, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga, serta penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah. Namun pada SKPKD tidak perlu dibuat laporan keuangan khusus sebagai satuan kerja dan sebagai pemerintah daerah.

Pada akhir tahun penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah dilakukan dengan cara mengkonsolidasikan laporan keuangan dari setiap SKPD dengan laporan keuangan SKPKD yang prosesnya dikerjakan oleh fungsi akuntansi SKPKD. Berdasarkan penjelasan diatas maka sistem akuntansi yang digunakan dalam akuntansi keuangan daerah adalah sistem desentralisasi. Pada sistem desentralisasi digunakan akun resiprokal baik pada SKPD maupun pada SKPKD. Pada akuntansi keuangan komersial akun resiprokal yang dimaksud adalah RK Kantor Pusat yang ada pada kantor cabang, berpasangan dengan RK Kantor Cabang yang ada pada kantor pusat. Sama halnya dengan akuntansi keuangan komersial, pada akuntansi pemerintahan akun resiprokal juga ada pada SKPD dan SKPKD yaitu : RK PPKD yang ada pada SKPD berpasangan dengan RK SKPD yang ada pada SKPKD.

Komponen Laporan Keuangan Daerah dan SKPD Laporan keuangan pokok yang disusun pemerintah daerah sesuai dengan PP No 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) terdiri dari: 1. Laporan Realisasi Anggaran. 2. Neraca. 3. Laporan Arus Kas. 4. Catatan atas Laporan Keuangan. Komponen Laporan Keuangan SKPD, terdiri dari : 1. Laporan Realisasi Anggaran SKPD 2. Neraca SKPD 3. Catatan atas Laporan Keuangan SKPD

Proses Integrasi dengan Aplikasi Terkait. 1. Integrasi Dengan Modul KUA/PPAS Dalam Modul KUA terdapat sebuah services yang berfungsi untuk menberikan output KUA/PPA per Satker, Service ini lah nanti harus mampu diconsume oleh aplikasi keuangan untuk dipergunakan sebagai proses pembuatan RKA. 2. Integrasi dengan Sistem Pendapatan Daerah Aplikasi Anggaran dan Keuangan, merupakan tools untuk membantu pengelolaan keuangan daerah, termasuk didalamnya pendapatan daerah dari sektor retribusi dan pajak.

3. Integrasi dengan Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Selain sebagai Consumer Services aplikasi keuangan juga harus bisa menyediakan Publisher Services, yang didalam terdapat data realisasi anggaran yang berhasil dilaksanakan oleh masing masing SKPD, yang pada nantinya output tersebut akan dijadikan consumsi aplikasi Monitoring dan Evaluasi yang berada di Bappeda. 4. Integrasi dengan aplikasi Kepegawaian Gaji merupakan salah satu komponen belanja tidak langsung yang setiap tahunnya secara otomatis masuk dalam anggaran suatu pemda, perubahan kenaikan golongan dari seorang pejabat atau staf berakibat pula pada kenaikan kenaikan gaji dan dengan demikian secara akumulasi terjadi perubahan total belanja tidak langsung untuk akun Gaji Pegawai. 5. Integrasi dengan aplikasi aplikasi lainnya Pada prinsipnya aplikasi keuangan memiliki banyak sekali integrasi dengan aplikasi aplikasi lain dalam sebuah pemerintah daerah, namun secara garis besar integrasi aplikasi keuangan dengan aplikasi aplikasi lainnya terletak pada kodefikasi kode akun masing masing pos pengeluaran.

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

OLEH : KELOMPOK 10 Meilitasari Budyaningtyas Putu Sunia Ratna S Tias Ramadiawati F0308065 F0308073 F0308085

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2010

Anda mungkin juga menyukai