Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Sejarah Perusahaan PT. Pertamina (Persero) merupakan badan usaha yang bergerak pada

bidang eksplorasi, pengolahan, dan pemasaran hasil tambang minyak dan gas bumi di Indonesia. PERTAMINA berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT. PERMINA. Pada tahun 1961 PT. PERMINA berubah nama menjadi PN. PERMINA. Pada tahun 1968 PN. PERMINA merger dengan PT. PERTAMIN sehingga namanya berubah menjadi PN. PERTAMINA. Dengan undang-undang No. 8 Tahun 1971 nama perusahaan ditetapkan menjadi PERTAMINA. Berdasarkan undang-undang No. 22 Tahun 2001 tanggal 23 November 2001 tentang minyak dan gas bumi, PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT. PERTAMINA (Persero) pada tanggal 17 September 2003. Sejak tanggal 9 Oktober 2008 PT. PERTAMINA (Persero) Unit Pengolahan berganti menjadi PT. PERTAMINA (Persero) Refinery Unit. Saat ini PT. PERTAMINA (Persero) telah memiliki 6 Refinery Unit (RU). Yang tersebar di sebagian wilayah Indonesia, yaitu:
Tabel I.1 Kapasitas Refinery Unit Pertamina di Indonesia

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

Refinery Unit RU I RU II : Pangkalan Brandan (telah ditutup sejak tahun 2007) : Dumai (Riau)

Kapasitas

170

MBSD

RU III : Plaju (Sumatera selatan) RU IV : Cilacap (Jawa Tengah) RU V : Balikpapan (Kalimantan Timur)

145,6 MBSD 348 260 125 10 MBSD MBSD MBSD MBSD

RU VI : Balongan (Jawa Barat) RU VII : Kasim (Papua barat)

Sumber: http// :www.pertamina.com Pertamina RU V Balikpapan terdiri dari dua kilang yaitu Kilang Balikpapan I dengan kapasitas desain 60 Metric Barrel Stream Day (MBSD) dan kilang Balikpapan II dengan kapasitas desain 200 MBSD. Sehingga total kapasitas Pertamina RU V Balikpapan adalah 260 MBSD.
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-2

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

Pendirian kilang minyak Pertamina RU V Balikpapan dilatarbelakangi ditemukannya sumber minyak mentah (crude oil) di daerah Sanga-sanga pada tahun 1897. Menyusul kemudian ditemukan sumber-sumber minyak lain di Tarakan (1899), Samboja (1911) dan Bunyu (1922). Penemuan sumber crude tersebut mendorong dibangunnya kilang Balikpapan I yang sekarang dikenal dengan kilang lama. Namun kilang lama Balikpapan I sekarang sudah diperbaharui sehingga memiliki teknologi setara dengan kilang Balikpapan II. Kegiatan perminyakan di Balikpapan diawali dengan pengeboran minyak yang merupakan realisasi kerjasama antara J. H. Menten dengan Firma Samuel & Co. Pada tahun 1896 Mr. adams dari Samuel & Co. di London mengadakan penelitian di Balikpapan dan menyimpulkan bahwa daerah ini memiliki cadangan minyak yang cukup besar. Penemuan ini mendorong dilakukannya pengeboran pada tanggal 10 Februari 1897 dan menemukan minyak yang cukup komersial untuk diusahakan. Pada seminar sejarah tanggal 1 Desember 1984 disepakati bahwa peristiwa pengeboran ini (10 Februari 1897) merupakan hari jadi kota Balikpapan. Keberadaan kegiatan produksi migas di Balikpapan telah memicu perkembangan kota Balikpapan. Pembangunan sarana kilang dan sarana penunjang seperti perkantoran, perumahan, jalan, dan sebagainya memberikan multiplier effect bagi pembangunan kota Balikpapan. Disamping itu, adanya industri migas diikuti pula dengan kehadiran tenaga kerja, adanya industri jasa seperti perdagangan, transportasi, perbankan, perhotelan, dan industri lainnya. Perkembangan ini memberikan dasar yang baik terhadap pertumbuhan Balikpapan yang semula bertumpu pada ekonomi agraris beralih pada ekonomi industri dan perdagangan.

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-3

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

Secara kronologis, perkembangan kilang minyak Pertamina RU V Balikpapan adalah seperti pada Tabel I.2.
Tabel I. 2 Kronologi Perkembangan Kilang RU V Pertamina

Massa 1897-1922

Kejadian Ditemukan beberapa sumber minyak mentah di beberapa tempat di Kalimantan Timur Unit Penyulingan Minyak Kasar (PMK) I didirikan oleh Perusahaan minyak BPM Rehabilitasi PMK I, karena mengalami kerusakan akibat Perang Dunia II HVU I selesai didirikan dengan kapasitas 12 MBSD Wax Plant dan PMK I selesai didirikan, dengan kapasitas produksi 110 ton/hari dan 25 MBSD PMK II selesai didirikan. Dibangun oleh PT. Shell Indonesia dan didesain oleh ALCO dengan kapasitas 25 MBSD Modifikasi PMK III, sehingga memiliki kapasitas 10 MBSD. Mulai tahun 1985 PMK III tidak beroperasi Modifikasi wax plant dengan kapasitas 175 ton/hari Kilang Balikpapan II mulai dibangun dengan hak paten proses dari UOP Inc. Penetapan kontraktor utama, yaitu Bechtel International Inc.

1922

1946 1949 1950

1952

1954 1973 April 1981

November 1981

dari Inggris dan consultant supervisor-nya adalah PROCON Inc. dari Amerika Serikat

November 1983

Kilang Balikpapan II diresmikan Oleh Presiden RI (Soeharto) Proyek upgrading Kilang Balikpapan I, diresmikan oleh Presiden Soeharto. Perubahan status Pertamina dari BUMN menjadi Perseroan Terbatas

5 Desember 1997

November 2003

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-4

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

23 Juni 2005 9 Oktober 2008

Proyek pembangunan Flare Gas Recovery System dan Hydrogen Recoery System diresmikan PT. Pertamina (Persero) Unit Pengolahan V berganti nama menjadi PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit V.

I.2 Gambaran Singkat tentang Kilang Balikpapan Pembangunan kilang dimulai tahun 1899 Shell Transport & Trading Ltd. Selanjutnya pada tahun 1922 dibangun kilang Balikpapan I. Kilang ini rusak akibat Perang Dunia II dan dibangun kembali tahun 1948 dengan kapasitas 60.000 barel/hari. Pada tahun 1952, unit distilasi kedua dibangun dengan kapasitas yang sama yaitu 25.000 BPSD dan selanjutnya pada tahun 1954, unit distilasi ketiga dibangun dengan kapasitas produksi 10.000 BPSD. Unit distilasi I, II, III beserta HVU-I (High Vacuum Unit) tersebut dikelompokkan dalam area kilang Balikpapan I. Menurut desainnya kilang Balikpapan mengolah total 260 MBSD minyak mentah. Kilang Balikpapan I berkapasitas 60 MBSD sedangkan kilang Balikpapan II berkapasitas 200 MBSD. Kilang Pertamina RU V Balikpapan adalah kilang yang dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan BBM di Indonesia bagian timur. Namun pada kasus-kasus insedental, produksi BBM dari kilang Pertamina RU V Balikpapan juga didistribusikan ke daerah-daerah lain yang membutuhkan. Kilang Balikpapan terdiri dari kilang lama dan kilang baru. Pada daerah kilang lama terdiri dari: 1. Unit Penyulingan Minyak Kasar I (PMK I) 2. Unit Penyulingan Minyak Kasar II (PMK II) 3. High Vacuum Unit I (HVU I) 4. Pabrik Lilin (Wax Plant )

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-5

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

5. Dehydration Plant (DHP) 6. Effluent Water Treattment Plant (EWTP) 7. Crued Distilation Unit V (CDU V) 8. High Vacuum Unit III (HVU III) Mulai Oktober 1997 unit PMK I, PMK II, dan HVU I fungsinya digantikan oleh CDU V dan HVU III. Sedangkan kilang Balikpapan II atau kilang baru terdiri dari: 1. Hydro Skimming Compleks (HSC) yang meliputi: 1. Crude Distilation Unit IV, Plant 1 2. Naphta Hydrotreater, Plant 4 3. Platformer Unit, Plant 5 4. LPG Recovery, Plant 6 5. Sour Water Stripper, Plant 7 6. LPG Treater, Plant 9 2. Hydro Cracking Compleks (HCC) yang meliputi: 1. High Vacuum Unit (HVU II), Plant 2 2. UOP HC Unibon Process Unit, Plant 3 3. Hydrogen Plant, Plant 8 4. Flare Gas Recovery, Plant 9 5. Hydrogen Recovery, Plant 38

I.3 Visi dan Misi


Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-6

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

I.3.1 Visi dan Misi Pertamina a. Visi Menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia. b. Misi Menjalankan usaha inti minyak, gas dan bahan bakar nabati secara terintegrasi berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat. c. Tata Nilai Dalam mencapai Visi dan Misinya, Pertamina berkomitmen untuk menerapkan tata nilai sebagai berikut : Clean (Bersih) Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integrasi. Berpedoman pada asas-asas tata kelola koorporasi yang baik. Competitif (Kompetitif) Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja. Confident (Percaya diri) Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN dan membangun kebangggaan bangsa. Customer Focused (Fokus pada pelanggan) Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-7

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

Commercial (Komersial) Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat. Capable (Berkemampuan) Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.

I.3.2 Visi dan Misi Pertamina RU V Balikpapan a. Visi Menjadi kilang yang unggul dan terpercayadi kawasan Asia Pasifik pada tahun 2017 (Profit pada tahun 2013). b. Misi Mengelola minyak dan gas bumi menjadi produk BBM dan Non-BBM untuk memasok kebutuhan daerah Indonesia bagian timur dan Asia Pasifik secara selektif. Dalam operasinya, secara selektif memanfaatkan keahlian dan kemampuan inti (core competent) yang dimiliki sebagai sumber pendapatan tambahan. c. Tujuan - Memenuhi dan memuaskan kebutuhan stakeholder. - Menghasilkan keuntungan optimal. - Menjadi unit usaha yang unggul bersaing dan berkembang.

Dalam melaksanakan usahanya selalu berdasarkan kepada tata nilai:

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-8

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

Berwawasan lingkungan Profesionalisme Kebanggaan pegawai Penerapan teknologi secara efektif dan efiseien. Keadilan, kejujuran, keterbukaan dan dapat dipercaya

I.4 Arti Lambang Pertamina - Lambang baru

1. Elemen logo yang berbentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan presentasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang bergearak maju dan progresif. 2. Warna yang berani menunjukkan langkah besar PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis, dimana : - Warna Merah Yang melambangkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan. - Warna Hijau Yang melambangkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan - Warna Biru

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-9

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

Yang melambangkan handal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab. 3. Tulisan PERTAMINA dengan pilihan huruf yang mencerminkan kejelasan dan transparansi serta keberanian dan kesungguhan dalam bertindak sebagai wujud positioning PERTAMINA baru.

I.5 Lokasi Pabrik Kilang Balikpapan I dan II terletak di kota Balikpapan provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di tepi teluk Balikpapan. Lokasi kilang Balikpapan yang berdekatan dengan perairan laut

mempermudah transportasi produk dan bahan baku keluar maupun menuju kilang. Selain itu, sumber air laut sebagai air proses ataupun utilitas dapat dengan mudah diperoleh. Kilang pertamina RU V terletak di Teluk Balikpapan dengan luas area 2,5 km2. Pemilihan Teluk Balikpapan sebagai kawasan kilang dilakukan atas dasar: a. Tersedianya pasokan minyak mentah yang cukup banyak dari kawasan sekitarnya. b. Lokasinya strategis untuk pendistribusian hasil produksi terutama ke kawasan Indonesia bagian timur. c. Tersedianya area yang cukup luas untuk pendirian kilang. d. Tersedianya sarana pelabuhan untuk kepentingan distribusi minyak mentah dan hasil produksi.

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-10

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

Lokasi PT. (Persero) pada peta dilihat I.1, letak pabrik di dalam kilang dapat dilihat pada Gambar I. 2. RU

kilang V

PERTAMINA Balikpapan Indonesia dapat pada Gambar sedangkan tata

Gambar I.1 Lokasi Kilang PT. PERTAMINA (Persero) RU V Balikpapan

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-11

BALIKPAPAN BAY
Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

Refinery Area = 339.2 ha Office & Housing Complex = 549.8 ha Total = 889.0 ha

Gambar I.2 Denah Kilang PT. PERTAMINA (Persero) RU V Balikpapan

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-12

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

I.6 Bahan Baku dan Hasil Produksi Saat ini kilang Balikpapan mengolah minyak mentah (crude oil) yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Minyak mentah tersebut diantaranya berasal dari Minas, Sepinggan, Badak, Handil, Bekapai, Arjuna, Attaka, Sanggata, Duri, Kakap, Tepian Timur, Sanga-sanga, Amna, Bach Ho, Badin, Brass River, Borrow Island, Bunga Kekwa, Cooper Basin, Palanca, Marrieb, Sarier, Tapis, Tanjung, Cinta, Australia (Jabiru dan Chalysts), Arabian light crude, Xi Chiang dan Zarzaltine. Minyak mentah yang diolah merupakan minyak mentah hasil blending beberapa jenis minyak mentah dengan spesifikasi desain. Hasil Produksi kilang Balikpapan berupa produk BBM dan non BBM, yaitu premium, kerosene (minyak tanah), avtur, solar (minyak diesel), fuel oil (minyak bakar), LPG, LSWR, MGO, LAWS dan Smooth fluid.

I.7 Bidang Usaha PT. Pertamina (Persero) mempunyai bidang usaha migas dan panas bumi di sektor hulu dan sektor hilir. Adapun kegiatan yang dilakukan di kedua sektor tersebut adalah: 1. Kegiatan Hulu Kegiatan sektor hulu PT. Pertamina (Persero) adalah mempertahankan dan meningkatkan produksi minyak, gas dan panas bumi. Sasaran kegiatan hulu adalah menemukan cadangan baru dan meningkatkan resource base serta mengembangkan panas bumi sebagai sumber energi alternatif. Selain berkonsentrasi di dalam negeri, kegiatan sektor hulu PT. Pertamina (Persero) secara bertahap mulai mengembangkan kegiatannya di luar negeri melalui kerjasama dengan Irak dan Vietnam. Sedangkan kerjasama dengan Negara asia lain dalam pengkajian. Produksi minyak dan gas bumi PT. Pertamina (Persero) dan mitra tahun 2001 sebesar 105.894 BOPD dan 806 MMSCFD. Produksi PT. Pertamina
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-13

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

(Persero) operasi sendiri dihasilkan dari Daerah Operasi Hulu (DOH) NAD, Sumatera bagian utara, tengah dan selatan, Jawa bagian barat, timur, Kalimantan serta Papua. Produksi panas bumi PT. Pertamina (Persero) dan mitra tahun 2001 sebesar 45.276.320 WMe dan energi listrik yang dihasilkan sebesar 5.909,7 Gwh. Produksi PT. Pertamina (Persero) operasi sendiri dihasilkan dari area panas bumi Kamojang Jawa Barat, Sibayak Sumatera Utara, dan Lahendong Sulawesi Utara.

2. Kegiatan Hilir a. Bidang Pengolahan Kegiatan pengolahan adalah upaya memproses minyak mentah dan gas bumi, mengusahakan tersedianya produk-produk minyak dan bahan bakar minyak (BBM), non BBM maupun bahan baku untuk kebutuhan industri dalam negeri serta melayani pemasaran luar negeri. Perangkat kilang yang digunakan adalah kilang minyak, kilang gas, dan kilang petrokimia yang keseluruhannya dioperasikan secara optimal, ekonomis dan efisien. Tujuan bidang pengolahan adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan stakeholder, menghasilkan keuntungan optimal, dan menjadi unit usaha yang unggul, bersaing dan berkembang.

b. Bidang Pemasaran dan Niaga Kegiatan pemasaran dan niaga mencakup upaya pembekalan dan pemasaran distribusi produk-produk BBM serta perluasan pemasaran non BBM untuk kebutuhan dalam negeri dalam jumlah yang cukup, mutu yang baik serta tepat waktu, dan sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah dan pembangunan nasional. Kebutuhan BBM dalam negeri saat ini mencapai lebih dari 49,5 juta kilo liter yang disalurkan melalui: transit terminal, instalasi, seafed depot, inland
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-14

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

depot, pilot filling station dan SPBU. Penyaluran BBM di pulau Jawa selain melalui angkutan udara dan laut, selain itu digunakan saluran pipa karena biaya lebih murah juga dari segi keselamatan lebih handal.

c. Bidang Perkapalan Untuk memelihara kehandalan distribusi BBM dalam negeri dan sebagai penunjang industri dipersiapkan armada transportasi laut yang handal dan ekonomis. Dengan meningkatnya kebutuhan BBM, maka muatan yang diangkut melalui laut ikut meningkat. PT. Pertamina (Persero) menggunakan armada tanker baik kapal milik sendiri maupun kapal carter untuk mengangkut minyak mentah dan BBM sejumlah 72.471.000 LT (long ton/tahun). Dalam meningkatkan mutu dan pelayanan di bidang transportasi laut, bidang perkapalan telah memiliki standar keselamatan yang ditentukan oleh International Safety Management Code (ISMCode) yaitu berupa Document of Complience ((DOC) serta Safety Management Certificate (SMC), Standard of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers (STWC) serta mengikuti ketentuan Marine Pollution (MARPOL) dan Safety of Life at Sea (SOLAS). I.8 Tujuan Kerja Praktek Pelaksanaan program kerja praktek bagi mahasiswa dalam lingkup program pendidikan Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bertujuan untuk : 1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat, mengamati membandingkan, dan menganalisa serta menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan aplikasi keadaan yang sebenarnya pada suatu kegiatan industri. 2. Mahasiswa dapat memperoleh media sebagai pengalaman awal, melatih keterampilan, sikap, pola bertindak didalam masyarakat industri atau sistem di dalamnya.

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-15

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Juli-September 2011 Laporan Umum

3. Membentuk karakter mahasiswa yang peduli akan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam hal pola pikir yang efektif, inovatif dan efisien. 4. Memahami materi kuliah melalui pengamatan langsung di lapangan sekaligus mengimplementasikan ilmuilmu yang telah di didapat di bangku kuliah. 5. Mengenal dunia industri yang akan dihadapi sehingga dapat melakukan persiapan sebelum terjun langsung kedalamnya. 6. Memperoleh pengalaman dalam hal engineering praktis, kemampuan berkomunikasi serta bersosialisasi dalam dunia industri. 7. Memahami input proses, sistem proses, sistem pemroses, serta output proses baik yang berupa produk utama, produk samping, maupun limbah yang dihasilkan dari tempat pelaksanaan kerja praktek. 8. Mendapatkan gambaran nyata tentang organisasi kerja dalam suatu industri kimia, termasuk tentang peraturan keselamatan kerja dan interaksi dengan rekan kerja dalam suatu industri kimia. I.9 Ruang Lingkup Kerja Praktek Agar tujuan yang dimaksud dapat diwujudkan, maka pelaksanaan kerja praktek mempunyai ruang lingkup sebagai berikut : 1. Struktur organisasi perusahaan yang paling sedikit mempunyai bagian/divisi/direktorat yang menangani : produksi, dukungan teknis, dan administrasi (umum, keuangan dan personalia). 2. Struktur proses yang memungkinkan dipahaminya aplikasi konsep-konsep teknik kimia. 3. Kelengkapan penunjang proses seperti : water treatment, power generation, waste treatment, dan lain-lain.

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

I-16

Anda mungkin juga menyukai