Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR PENYAKIT A.

Definisi Kanker leher rahim (serviks) adalah tumbuhnya sel-sel abnormal pada jaringan serviks (Mustika,2009). Suatu keadaan dimana sel kehilangan kemampuanya dalam mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya (Prawiroharjo, Sarwono: 1994). Kanker serviks merupakan pertumbuhan dari suatu kelompok sel yang tidak normal pada serviks (leher rahim) Kanker serviks salah satu tumor ganas yang paling sering dijumpai pada wanita, juga satu-satunya penyakit kanker yang dapat ditemukan penyebabnya (Asian Cancer, 2000) . Kanker Serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang abnormal dimana sel-sel ini mengalami perubahan kearah displasia atau mengarah pada keganasan. B. Etiologi/Faktor risiko Penyebab kanker serviks adalah Human Pailloma Virus (HPV). Sedangkan penyebab banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini sangat dapat ditularkan secara seksual dan juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain infeksi HPV faktor risiko lain dari kanker serviks diantaranya: a. Faktor genetik b. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual. Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda. Hubungan seksual pertama kali pada usia dini (umur < 16 tahun). c. Jumlah kehamilan dan partus. Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks. d. Jumlah perkawinan. Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini. e. Infeksi virus. Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks

f. Sosial Ekonomi. Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan g. Hygiene dan sirkumsisi. Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma. h. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim). Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks. i. Sering berganti-ganti pasangan (multipatner sex) dan Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18. Penelitian menunjukkan bahwa 10-30 % wanita pada usia 30an tahun yang sexually active pernah menderita infeksi HPV (termasuk infeksi pada daerah vulva). Persentase ini semakin meningkat bila wanita tersebut memiliki banyak pasangan seksual. Pada sebagian besar kasus, infeksi HPV berlangsung tanpa gejala dan bersifat menetap. Kedua faktor diatas juga berhubungan dengan infeksi HPV. Semakin dbanyak berganti-ganti pasangan maka tertularnya infeksi HPV juga semakin tinggi. Begitu pula dengan terpaparnya sel-sel mulut rahim yang mempunyai pH tertentu dengan sperma-sperma yang mempunyai pH yang berbedabeda pada multipatner dapat merangsang terjadinya perubahan kearah dysplasia. C. Epidemiologi Karsinoma serviks adalah kanker genital kedua yang paling sering pada perempuan dan bertanggungjawab 6% dari semua kanker pada perempuan di Amerika Serikat (CancerNet, 2001). Kanker servikal ini sebagian besar (90%) adalah karsinoma sel skuamosa dan sisanya (10%) adalah adenokarsinoma. Tipe lain yang jarang adalah karsinoma sel adenoskuamosa, karsinoma sel terang, melanoma maligna, sarcoma, dan limfoma maligna (Price, 2005).

D. Patofisiologi Bentuk dysplasia servikal prainvasif termasuk karsinoma in situ dapat diangkat seluruhnya dengan biopsi kerucut atau eradikasi menggunakan laser,kauter,atau bedah krio. Tindak lanjut yang sering dan teratur untuk lesi yang berulang penting dilakukan setelah pengobatan ini. Karsinoma serviks invasif terjadi bila tumor menginvasi epithelium masuk dalam stroma serviks. Kanker servikal menyebar luas secara langsung ke dalam jaringan paraservikal. Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan terlibat lebih progresif pada jaringan servikal.Karsinoma servikal invasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding vagina, ligamentum kardinale,dan rongga endometrium ;invasi kelenjar getah bening dan pembuluh darah mengakibatkan metastasis ke bagian tubuh yang jauh. Tidak ada tanda atau gejala yang spesifik untuk kanker servik. Karsinoma servikal prainvasif tidak memiliki gejala,namun karsinoma invasive dini dapat menyebabkan secret vagina tau perdarahan vagina. Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan,perdarahan tidak selalu muncul pada saat awal, sehingga kanker dapat sudah dalam keadaan lanjut pada saat didiagnosis. Jenis perdarahan vagina yang paling sering adalah pascakoitus atau bercak antara menstruasi. Bersamaan dengan tumbuhnya tumor, gejala yang muncul kemudian adalah nyeri punggung bagian bawah atau nyeri tungkai akibat penekanan saraf lumbosakralis,frekuensi berkemih yang sering dan mendesak, hematuria, atau perdarahan rectum (Sylvia A. Price, 2005). E. Klasifikasi Klasifikasi Kanker Serviks menurut tingkatan Stadium penyebaran kanker serviks : Tingkat Kriteria 0 Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh I Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus uteri Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor Ia sudah tumbuh dengan ukuran < 3 mm dan lebarnya <7 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh limfe atau pembuluh darah. Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologi ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina

Ib II

II a II b III a III b

dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor Penyebaran ke parametrium, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul Penyebaran sampai bagian distal vagina, sedang parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul. Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat antara tumor dengan dinding panggul. Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum dan atau vesika urinaria atau telah bermetastasis keluar panggul ketempat yang jauh Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi Telah terjadi metastasi jauh.

IV

IV a IV b

F. Gejala Klinis a. Gejala muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup ke jaringan sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala yang spesifik untuk kanker serviks ini. 1) Perdarahan vagina abnormal. Dapat berkembang menjadi ulserasi pada permukaan epitel serviks, tetapi tidak selalu ada. 2) Nyeri abdomen dan punggung bagian bawah. Menandakan bahwa perkembangan penyakit sangat cepat. 3) Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak) 4) Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna merah muda, coklat, mengandung darah atau hitam serta bau busuk. b. Gejala kanker serviks stadium lanjut. 1) Nafsu makan berkurang (anoreksia), penurunan berat badan, dan kelelahan 2) Nyeri panggul, punggung dan tungkai 3) Dari vagina keluar air kemih atau feses G. Pemeriksaan Diagnostik 1. PAP Smear

Pap smear dilakukan pada wanita usia 18 tahun atau ketika telah melakukan aktivitas seksual sebelum itu, misalnya menikah. Setelah 3 kali hasil pemeriksaan tahunan menunjukkan negatif maka selanjutnya harus melakukan pemeriksaan setiap tiga tahun sekali sampai umur 65 tahun. Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali 2. Sitologi dengan tes pap Tes Pap : Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV dan prakanker serviks. Ketepatan diagnostik sitologinya 90% pada displasia keras (karsinoma in situ) dan 76% pada dysplasia ringan / sedang. Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat. Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi. 3. Koloskopi. Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali. Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan biopsy. Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelainan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat. 4. Kolpomikroskopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar). 5. Konisasi Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas. 6. Biopsy kerucut. Biopsy kerucut adalah mengambil tonjolan jaringan serviks yang lebih besar untuk penelitian apakah ada atau tidak kanker invasive. 7. MRI/CT scan abdomen atau pelvis. MRI/CT scan abdomen atau pelvis digunakan untuk menilai penyebaran local dari tumor dan atau terkenanya nodus limfa regional. 8. Tes Schiller. Tes Schiller dilakukan dengan cara serviks diolesi dengan larutan yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat sedangkan sel yang abnormal warnanya menjadi putih atau kuning. H. Prognosis

Karsinoma serviks yang tidak dapat diobati atau tidak memberikan respons terhadap pengobatan 95% akan mengalami kematian dalam 2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani histerektomi dan memiliki rasio tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah histerektomi radikal, terjadinya 80% rekurensi dalam 2 tahun. I. Penatalaksanaan Tingkat 0 Ia Biopsi kerucut Histerektomi trasnsvaginal Penatalaksaan

I b dan II a Biopsi kerucut II b , III dan Histerektomi trasnsvaginal IV IV a dan IV Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe b paraorta (bila terdapat metastasis dilakukan radiologi pasca pembedahan) Histerektomi transvaginal Radioterapi Radiasi paliatif Kemoterapi J. Komplikasi a) Berkaitan dengan intervensi pembedahan 1) Vistula Uretra 2) Disfungsi bladder 3) Emboli pulmonal 4) Infeksi pelvis 5) Obstruksi usus b) Berkaitan dengan kemoterapi

1) Sistitis radiasi Enteritis 2) Supresi sumsum tulang 3) Mual muntah akibat pengunaan obat kemoterapi yang mengandung sisplatin 4) Kerusakan membrane mukosa GI 5) Mielosupresi K. Pencegahan 1. Melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur bagi wanita yang sudah menikah atau wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. 2. Melakukan vaksinasi HPV 3. Hindari melakukan hubungan seksual pada wanita di bawah 18 tahun dan bagi yang sudah menikah disarankan untuk tidak berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual. 4. Mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung antioksidan dan vitamin . 5. Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah genetalia.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian

1. Identitas klien. 2. Keluhan utama. Perdarahan dan keputihan 3. Riwayat penyakit sekarang Klien datang dengan perdarahan pasca coitus dan terdapat keputihan yang berbau tetapi tidak gatal. Perlu ditanyakan pada pasien atau keluarga tentang tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat memperberat, misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau membawa ke Rumah Sakit dengan segera, serta kurangnya pengetahuan keluarga. 4. Riwayat penyakit terdahulu. Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami hal yang demikian dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita penyakit infeksi. 5. Riwayat penyakit keluarga Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini atau penyakit menular lain. 6. Riwayat psikososial Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan bagaimana pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker serviks. B. Pengkajian Data Dasar 1. Aktivitas dan istirahat Gejala : Kelemahan atau keletihan akibat anemia Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor-faktor yang memengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas, dan keringat malam. Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan dan tingkat stress tinggi. 2. Sirkulasi Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja Perubahan pada tekanan darah 3. Integritas ego

Gejala:

Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religious/ spiritual) Masalah tentang perubahan dalam penampilan mis; alopesia, lesi, cacat, pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan control dan depresi.

Tanda: 4. Eliminasi Gejala:

Menyangkal, menarik diri, marah Perubahan pola defekasi mis; darah pada feses,nyeri pda defekasi Perubahan eliminasi urinarius mis; nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih.

Tanda: Gejala:

perubahan pada bising usus,distensi abdomen. Kebiasaan diet buruk (mis; rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet) Anoreksia, mual/muntah Intoleransi makanan Perubahan berat badan ; penurunan berat badan hebat, kakeksia, berkurangnya massa otot.

5. Makanan/cairan

Tanda: Gejala: Gejala: 8. Pernafasan Gejala: merokok)

Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema. Pusing; sinkope Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi mis; ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit) Merokok (tembakau, mariyuana,hidup dengan seseorang yang Pemajanan asbes

6. Neurosensori 7. Nyeri/Kenyamanan

9. Keamanan Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen Pemajanan matahari lama/berlebihan

Tanda: 10. Seksualitas Gejala:

Demam Ruam kulit, ulserasi Masalah seksual mis; dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan Nuligravida lebih besar dari usia 30 th Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini. Herpes genital.

11. Interaksi sosial Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan) Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran. 12. Penyuluhan/pembelajaran Gejala: payudara Sisi primer : penyakit primer, tangga ditemukan/didiagnosis Penyakit metastasis : sisi tambahan yang terlibat; bila tidak ada, riwayat alamiah dari primer akan memberikan informasi penting untuk mencari metastatik C. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/destruksi jaringan saraf, infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya, obstruksi jaras saraf, inflamasi) dan efek samping berbagai agen terapi saraf 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker, efek kemoterapi, radiasi, pembedahan, mis; anoreksia, iritasi lambung, penyimangan rasa, mual, control nyeri yang buruk 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan pemberian kemoterapi. 4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemoterapi, penurunan imunologi, perubahan status nurtisi dan anemia Riwayat kanker pada keluarga mis; ibuatau bibi dengan kanker

5. Diare berhubungan dengan iritasi mukosa GI dari kemoterapi atau terapi radiasi; mal absorpsi lemak. 6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kecacatan bedah, efek samping kemoterapi atau radioterapi 7. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker), perubahan status kesehatan/sosioekonomi, ancaman kematian 8. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan informasi 9. Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder dan imunosupresi D. Rencana Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/destruksi jaringan saraf, infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya, obstruksi jaras saraf, inflamasi) dan efek samping berbagai agen terapi saraf Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama x 24 jam diharapkan nyeri terkontrol dengan criteria hasil : Melaporkan penghilangan rasa nyeri maksimal Skala nyeri 0-1 Klien tampak rileks

Intervensi : a. Tentukan riwayat nyeri, mis; lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan intensitas serta tindakan penghilang yang digunakan. Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektifan intervensi. Catatan: pengalaman nyeri adalah individual yang digabungkan dengan baik respon fisik dan emosional. b. Berikan tindakan kenyamanan dasar ( mis; reposisi gosokan punggung)an aktivitas hiburan ( mis; music, televisi) Rasional : Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian c. Dorong pengguaan keterampilan manajemen nyeri ( mis; teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi),tertawa, music dan sentuhan terapeutik.

Rasional : Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol d. Berikan analgesic sesuai indikasi Rasional : nyeri adalah komplikasi sering dari kanker meskipun respon individual mungkin berbeda. Saat perubahan penyakit/pengobatan terjadi, penilaian dosis dan pemberian akan diperlukan. 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker, konsekuensi kemoterapi, radiasi, pembedahan, mis; anoreksia, iritasi lambung, penyimangan rasa, mual, control nyeri yang buruk Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil : Menunjukkan berat badan stabil Peningkatan nafsu makan Mual dan muntah tidak ada

Intevensi : a. Pantau masukan makanan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian tentang makanan sesuai indikasi Rasional : Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi nutrisi b. Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep. Pastikan jumlah penurunan berat badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari sesuai indikasi Rasional : Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein-kalori. Khususnya bila berat badan dan pengukuran antropometrik kurang dari normal. c. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient dengan masukan cairan adekuat Rasional : Kebuuhan jaringan metabolic ditingkatkan begitu juga cairan d. Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit yang dibagibagi selama sehari Rasional : suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein adekuat. 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder akibat anemia dan pemberian kemoterapi

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan klien mampu melakukan aktivitas dalam batas toleransi dengan kriteria hasil : Klien mampu melakukan aktivitas dalam batas toleransinya. Klien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.

Intervensi : a. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat Rasional : periode istirahat sering diperlukan untuk memperbaiki/menghemat energi. b. Buat tujuan aktivitas realistis dengan pasien Rasional : Memberikan rasa control dan perasaan mampu menyelesaikan c. Dorong pasien untuk melakukan apa saja bila mungkin mis; mandi, duduk bangun dari kursi dan berjalan. Tingkatkan tingkat aktivitas sesuai kemampuan Rasional : Meningkatkan kakuatan/stamina dan memampukan pasien menjadi lebih aktif tanpa kelelahan yang berarti. d. Pantau respon fisiologis terhadap aktivitas mis; perubahan tekanan darah atau frekuensi jantung/pernafasan. 4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemoterapi, penurunan imunologi, perubahan status nurtisi dan anemia Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan integrits kulit klien terjaga dengan kriteris hasil : Kulit lembab Tidak ada luka

Intervensi : a. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker; perhatikan kerusakan /perlambatan penyembuhan luka. Tekankan pentingnya melaporkan area terbuka pada pemberian perawatan. Rasional : efek kemerahan dan/atau kulit samak (reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area radiasi. Deskuamasi kering (kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab (lepuh), ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan kelenjar keringat juga dapat digunakan. b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan Rasional : Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit

c. Beritahukan kepada pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering daripada menggaruk Rasional : membantu mencegah friksi/trauma kulit d. Balikkan /ubah posisi dengan sering Rasional : Meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/jaringan yang tidak perlu 5. Diare berhubungan dengan iritasi mukosa GI dari kemoterapi atau terapi radiasi; mal absorpsi lemak. Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan Klien dapat mempertahankan konsistensi /pola defekasi umum dengan kriteria hasil : Feces konsistensi lembek Tidak ada lendir dan darah Frekuensi BAB normal 1-2x sehari

Intervensi : a. Pastikan kebiasaan defekasi umum Rasional : Dapat diperlukan sebagai dasar untuk evaluasi masa dating b. Kaji bising usus dan pantau/catat gerakan usus termasuk frekuensi, konsistensi (terutama selama 3-5 hari pertama dari terapi alkaloid vinca) Rasional : mendefinisikan masalah mis; diare, konstipasi. c. Pantau masukan dan haluaran serta berat badan Rasional : Dehidrasi, penurunan berat badan dan ketidakseimbangan elektrolit adalah komplikasi dari diare. Ketidakadekuatan masukan cairan dapat menimbulkan konstipasi d. Berikan makan sedikit dan sering dengan makanan rendah sisa (bila tidak dikontraindikasikan), mempertahankan kebutuhan protein dan karbohidrat (mis; telur, sereal,sayur yang diblender) Rasional : Menurunkan iritasi gaster. Penggunaan makanan rendah serat dapat menurunkan iritabilitas dan memberikan istirahat pada usus bila ada diare. 6. Gangguan Citra tubuh berhubungan dengan kecacatan bedah, efek samping kemoterapi atau radioterapi Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan citra tubuh klien baik dengan kriteria hasil :

Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh Penerimaan diri dalam situasi. dengan pasien/orang terdekat bagaimana diagnosis dan

Intervensi : a. Diskusikan pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien dan aktivitas kerja Rasional : Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah b. Dorong diskusi pecahkan masalah tentang efek kanker/pengobatan pada peran sebagai ibu rumah tangga, orangtua dan sebagainya Rasional : Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan pengobatan atau merangsang kemajuan penyakit. c. Berikan informasi bahwa konseling sering perlu dan penting dalam proses adaptasi Rasional : Memvalidasi realita perasaan pasien dan memberikan izin untuk tindakan apapun perlu untuk mengatasi apa yang terjadi d. Berikan dukungan emosi untuk pasien /orang terdekat selama tes diagnostik dan fase pengobatan Rasional : Meskipun beberapa pasien beradaptasi/menyesuaikan diri dengan efek kanker atau efek samping terapi; banyak memerlukan dukungan tambahan selama periode ini. 7. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker), perubahan status kesehatan/sosioekonom, ancaman kematian Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan klien tidak cemas dengan kriteria hasil : Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa cemas

Intervensi : a. Tinjau ulang pengalaman pasien /orang terdekat sebelumnya dengan kanker Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi rasa cemas dan kesalahan konsep berdasarkan pada pengalaman kanker b. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan konsep tentang diagnosis

c. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menolak bicara Rasional : Membantu pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan dihakimi dan meningkatkan rasa terhormat dan kontrol d. Pertahankan kontak sering dengan pasien. Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat Rasional : Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak; berikan respon dan penerimaan individu, mengembangkan kepercayaan. 8. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan informasi Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama x24 jam diharapkan pengetahuan klien bertambah dengan criteria hasil : Mengungkapkan informasi yang akurat tentang diagnose Mampu berpartisipasi aktif dalam proses pengobatan.

Intervensi : a. Tinjau ulang dengan pasien/orang terdekat pemahaman diagnose khusus, alternatif pengobatan dan sifat harapan Rasional : memvalidasi tingkat pemahaman saat ini, mengidentifikasi kebutuhan belajar dan memberikan dasar pengetahuan dimana pasien membuat keputusan berdasarkan informasi b. Tentukan persepsi pasien tentang kanker dan pengobatan kanker Rasional : Membantu identifikasi ide,sikap,rasa takut,kesalahan konsepsi dan kesenjangan pengetahuan tentang kanker c. Berikan informasi yang jelas dan akurat dalam cara yang nyata tetapi sensitif Rasional : Membantu penilaian diagnose kanker, memberikan informasi yang diperlukan selama waktu menyerapnya. d. Berikan materi tertulis tentang kanker, pengobatan, dan ketersediaan system pendukung Rasional : Materi tertulis yang dibawa pulang memberikan penguatan dan klarifikasi tentang informasi sesuai kebutuhan pasien 9. Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder dan imunosupresi

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil : Mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam intervensi untuk mencegah / mengurangi risiko infeksi Intervensi : a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung Rasional : Lindungi pasien dari sumber-sumber infeksi, seperti pengunjung dan staf yang mengalami ISK b. Tekankan personal hygiene Rasional : Membantu potensial sumber infeksi dan/atau pertumbuhan sekunder c. Pantau suhu Rasional : peningkatan suhu terjadi karena berbagai factor mis ; efek samping kemoterapi, proses penyakit, atau infeksi d. Hindari/batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik Rasional : Menurunkan risiko kontaminasi, membatasi entri poral terhadap agen infeksius. E. Evaluasi Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan adalah : 1. Melaporkan rasa nyeri berkurang secara maksimal / terkontrol 2. Menunjukkan berat badan stabil, penambahan berat badan progresif kea rah tujuan dengan normalisasi nilai laboratorium dan bebas tanda malnutrisi. 3. Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal. 4. Mengidentifikasi intervensi yang tepat untuk kondisi khusus 5. Mempertahankan konsistensi /pola defekasi umum 6. Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah secara efektif 7. Pasien melaporkan ansietas berkurang pada tingkat yang dapat diatasi 8. Mengungkapkan informasi yang akurat tentang diagnose 9. Mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam intervensi untuk mencegah / mengurangi risiko infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Bidanku. 2013. Kanker Serviks: Ciri-ciri, Penyebab dan Pencegahan Kanker Serviks. Online (http://bidanku.com/index.php?/kanker-serviks-ciri-ciri-penyebab-dan-pencegahan-kankerserviks), diakses tanggal 23 Juni 2013 Doengoes, Marilyn.E.1999.Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien.Jakarta :EGC Info Sehat. 2007. Stadium kanker Serviks. Online (http://www.info-

sehat.com/inside_level2.asp?artid=1246&secid=43&intid=8). diakses tanggal 23 Juni 2013 Mustika, Lestari. 2009. Kanker Serviks. (online) http://www.lontar.ui.ac.id/file?

file=digital/122893-S09049fk-Analisa%20faktor-Literatur.pdf) diakses tanggal 23 Juni 2013 Prawirohardjo, Sarwono.1994. Ilmu Kandungan. Jakarta: Gramedia. Price, Silvia A.2005.Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.Jakarta : EGC Smeltzer Suzanne & Bare Brenda. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai