Anda di halaman 1dari 5

Analisa

Ragam Riwayat Waktu (Time History Analysis)


Edi Supriyanto, ST edi@supriyanto.web.id

Kata kunci: Resiko kegempaan, time history analysis, keandalan struktur. Pendahuluan Gempa merupakan suatu kejadian alam yang unik, sangat tidak bisa ditentukan, baik waktu kejadian, lamanya waktu berlangsung (durasi) maupun kekuatannya. Gerakan tanah akibat gempa pada umumnya lebih banyak ditujukan pada percepatan tanah, sekaligus menjadi parameter utama. Percepatan tanah akibat gempa direkam secara lengkap menurut fungsi waktu artinya direkam selama terjadinya gerakan tanah. Parameter gerakan tanah berkembang mulai dari parameter yang sederhana sampai parameter yang cukup rumit. Perkembangan tersebut merupakan suatu proses yang normal sebagai suatu usaha untuk memperbaiki daya guna parameter yang diajukan. Parameter gerakan tanah ini dibahas utamanya adalah untuk mengetahui karakterkarakter gempa sekaligus efeknya terhadap bangunan. Khususnya untuk keperluan teknik, percepatan tanah akibat gempa merupakan data yang sangat penting. Sekarang ini alat pencatat gempa sudah dipasang dibanyak tempat dan saling membuat-jaring-jaring. Penempatan alat pencatat gempa tentu saja memperhitungkan aktivitas kegempaan di daerah tersebut. Gambar 1.a) dan 1.b) adalah suatu contoh rekaman percepatan tanah akibat gempa. Secara umum riwayat percepatan tersebut dapat dibagi menjadi 3 tahapan yaitu : 1) tahap initial weak part; 2) tahap strong part dan 3) tahap final weak part. Suatu hal yang menjadi perhatian adalah tahap ke-2 yaitu tahap strong part. Tahap strong part ini ada yang relatif singkat durasinya, namun ada juga yang relatif panjang sebagaimana yang tampak pada Gambar 1.b).

Gambar-1 : Bagian-Bagian Penting Rekaman Gempa

Koleksi Data Gempa Sejak rekaman pertama percepatan tanah akibat gempa di peroleh di Long Beach, pada peristiwa gempa California pada tahun 1933, kini ribuan data percepatan tanah akibat gempa dari berbaga penjuru dunia telah direkam. Salah satu multi institusi yang bernama The Pacific Earthquake Engineering Research (PEER), berpusat di University of California at Berkeley, mempunyai data lebih dari 10,000 rekaman strong ground motion yang terdiri dari 173 data gempa yang berbeda yang dapat diakses publik secara online. Lembaga lnternasional ain yang juga mengeluarkan data gempa terbaru adalah US Geological Survey (USGS) dan National Earthquake Information Center (NEIC). Dan khusus untuk Indonesia catatan gempa Indonesia dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Data-data rekaman tersebut secara luas telah dipergunakan oleh engineers untuk berbagai keperluan seperti pada desain struktur bangunan tahan gempa. Gempa dan Pengaruhnya Untuk memperhitungkan pengaruh gaya lateral akibat gempa terhadap struktur bangunan biasanya di dekati dengan 2 pendekatan, yaitu analisa secara statik ekivalen dan analisis dinamik (respon spektra atau time history). Analisis statik ekivalen merupakan metode analisis struktur dengan getaran gempa yang dimodelkan sebagai beban-beban horisontal statik yang bekerja pada pusat-pusat massa bangunan. Analisa statik ekivalen memiliki batasan hanya diperuntukkan untuk gedunggedung yang beraturan (regular), kekakuan tingkat-tingkat yang berdekatan tidak berbeda lebih dari 30%, kekuatan tingkat-tingkat yang berdekatan tidak berbeda lebih dari 20%, massa pada tingkat-tingkat yang berdekatan tidak berbeda lebih dari 50%. Dan secara khusus dalam SNI-1726-2002 Pasal 4.2 membahas masalah struktur gedung beraturan (regular) dan tidak beraturan (irregular). Jika pembatasan diatas tidak dipenuhi, maka harus digunakan analisis dinamik. Analisis dinamik merupakan metode analisis struktur dengan getaran gempa yang dimodelkan sebagai beban dinamik (beban yang arah dan besarnya berubah terhadap waktu). Analisis dinamik biasanya dilakukan menggunakan analisis ragam spectrum respons (respon spectra) dan analisis riwayat waktu (time history). Pada analisis dengan menggunakan time history struktur yang di desain di berikan percepatan pada permukaan tanah sesuai dengan rekam percepatan terhadap waktu dari data time history. Akibat dari percepatan ini kemudian respon struktur dapat diamati.

Bangunan Yang di Tinjau Dalam tulisan ini ditinjau suatu bangunan 5 lantai dengan dual sistem seperti terlihat dalam Gambar 2.

Gambar-2 : Model Struktur Bangunan Bangunan berbentuk portal 3 dimensi, tidak beraturan baik secara vertikal maupun horizontal. bentang lebar 6m kedua arah, terdiri atas 5 lantai dengan tinggi tingkat 4m. Ukuran kolom 500mm x 500mm dan 400mm x 400mm, dinding geser dengan ketebalan 250mm, balok induk 300mm x 600mm, dan sedangkan tebal lantai 150mm. Mutu beton 30 MPa, mutu baja untuk tulangan longitudinal 400 MPa sedangkan untuk sengkang 240 MPa. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983, untuk beban hidup pada lantai gedung ditentukan adalah kategori c yaitu lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran, hotel, asrama, dan rumah sakit. Sedangkan untuk beban hidup pada atap dan beban mati superimpossed masing-masing adalah 100 kg/m2 dan 24 kg/m2. Untuk data time history, diwakilkan melalui nilai PGA yang divariasikan sebanyak 3 data ground motion pada rentang 0 hingga 1.1 g. Keseluruhan data diambil dari database bawaan dari CSI (Computer Structure & Inc) yaitu Altadena-1, Corralit-1 & Holiste-1 yang di skala kan. Analisis time history dilakukan dengan menggunakan software analisis struktur ETABS terhadap struktur yang telah didesain pada bagian sebelumnya. Output yang diamati adalah point displacement yang terjadi pada lantai puncak struktur. Point displacement maksimum pada kejadian gempa Altadena-1, Corralit-1 & Holiste-1 berturut-turut adalah 22.396mm, 27,809mm, 10,254mm.

Gambar-3 : Mode Shape 1 (T = 0.125 detik) Penutup Dari pengamatan hasil analisis model struktur, point displacement yang terjadi pada lantai puncak menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Untuk mendapatkan hasil analisis dinamik yang akurat, maka pemilihan data time history ini harus sesuai dengan kondisi geologi, seismologi dan target parameter pergerakan batuan dasar (ground motion parameters), seperti percepatan gempa maksimum, kandungan frekuensi, dan durasi. Pemakaian data time history yang diambil dari negara atau lokasi lain belum tentu sesuai diterapkan untuk semua lokasi atau kondisi di Indonesia. Untuk mendapatkan data time history bisa dilakukan dengan menggunakan data time history yang pernah direkam didekat lokasi studi, atau menggunakan data time history buatan (artificial time histories).

Referensi : Widodo, 2012, Seismologi Teknik & Rekayasa Kegempaan, Universitas Islam Indonesia Press Irsyam, M., Dangkua, D. T., & Kertapati, E. (2008). Usulan Ground Motion untuk Batuan Dasar Kota Jakarta dengan Periode Ulang Gempa 500 Tahun untuk Analisis Site Specific Response Spectra, 110.

Tentang Penulis : Mengawali karir di dunia konstruksi pada proyek high rise building The Pakubuwono Residence, Jakarta. Saat ini sebagai construction manager di PTBB. Penulis bisa dihubungi melalui edi@supriyanto.web.id | +6281338718071

Anda mungkin juga menyukai