Nama: Ni Made Winda Parascintya Bukian Nim: 1206205166 Absen: 38 Tahun ajaran 2012/2013 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
sebagaian besar saham perusahaan yang menjadi target akuisisi. Akuisisi saham dapat dilakukan dengan cara : Bersahabat (friendly merger : terjadfi apabila kedua belah pihak berunding bersama dan hasil perundingan tersebut akan diusulkan ke pemilik perusahaan. Hostile takeover : terjadi bila manajemen perusahaan dari acquired company tidak diajak berunding tetapi perusahaan yang akan mengakuisisi langsung menawarkan ke pemegang saham. 2. Akuisisi aset terjadi bila perusahaan yang mengakuisisi membeli sebagian atau seluruh aset perusahaan yang menjadi target akuisisi.
c. Meningkatkan skala usaha d. Mempertahankan harga saham yang kuat e. Persyaratan merger yang makin ketat f. Membuat perusahaan menjadi tidak menarik. Jika strategi sebelum penawaran tidak berhasil melindungi perusahaan dari pembelian oleh perusahaan lain maka setelah penawaran perusahaan masih dapat melakukan berbagai cara untuk menggagalkan pertemuan tersebut. a. Mengajukan tuntutan dengan dalih anti monopoli atau jika dirasa harga penawaran tidak wajar perusahaan dapat meminta untuk dilakukan harga penawaran lebih baik. b. Menjual sebagian perusahaan kepada pihak ketiga c. Pembuatan kontrak khusus yang menjamin eksekutif tidak akan kehilangan pekerjaan.
Contoh : PT WISTA memiliki 10 juta lembar saham dengan harga Rp 8.000/lembar dibeli oleh PT RIAN dengan harga Rp 9.000/lembar. PT RIAN A memiliki 50 juta lembar saham dengan harga 12.000/lembar. Diharapkan dengan akuisisi tersebut PT RIAN akan dapat menghemat biaya sebesar Rp. 1.000 juta pada tahun depan ,dan penghematan tersebut diharapkan meningkat sebesar 10% per tahun selamanya. Apabila tingkat keuntungan yang layak adalah 17% berapakah biaya akuisisi dan manfaat akuisisi tersebut ? Jawab : Biaya Akuisisi = 10 juta ( Rp 9000 Rp 8000) = Rp 10 milyar Manfaat akuisisi = 1000 juta /(0,17 0,10 )
= Rp 14,3 mlyar Manfaat akuisisi bisa dihitung dengan formula : PVAS (PVA + PVS) Dimana : PVR : Nilai equity perusahaan A = Rp. 600 milyar
PVW : Nilai equity perusahan S = Rp 80 milyar PVWR : Nilai gabungan equity PT A dan PT S setelah mendapatkan synergy (600M + 80M + 14,3 M) = Rp. 694,3 M Dengan demikian manfaat akuisisi adalah sama dengan : Rp 694,3 M (Rp. 600 + Rp. 80 M) = Rp 14,30 M Manfaat bersih (NPV) = Rp 15,3 M Rp 10 M = Rp. 4,30 M Apabila dilakukan akuisisi dengan cara pertukaran saham, maka manfaat bersih dan kerugian bersih dari peristiwa akuisisi tersebut akan ikut dinikmati dan ditanggung oleh bekas pemegang saham acquired company.
b. Spin off
perusahaan dipisahkan dan berdiri sendiri menjadi perusahaan baru. c. Going private : perusahaan menarik diri untuk tidak terdaftar lagi di pasar modal hal ini bisa dilakukan dengan membeli saham-saham yang sudah di publis (bisa dibeli oleh direksi atau dengan teman-temannya). d. Leverage buy out : perusahaan menarik diri untuk tidak terdaftar lagi di pasar modal yang dilakukan dengan pihak ketiga. Reorganisasi : situiasi ekonomi dan bisnis yang tidak menggembirakan perusahaan sering terpaksa harus bertahan dengan apa yang telah ada atau memperkecil diri agar tidak mengalami kesulitan yang semakin parah. Reorganisasi dalam aspek finansial dilakukan untuk memperkecil beban finansial yang sifatnya tetap. Dengan mengguanakan reorganisasi finansial ada beberapa langkah yang perlu ditempuh yaitu menaksir nilai perusahaan , menentukan struktur modal yang baru. Mementukan nilai perusahaan : perusahaan yang sering digunakan dan yang termasuk cukup sederhana adalah menghitung perusahaan berdasarkan tingkat kapitalitas. Menentukan struktur modal yang baru : struktur modal tersebut bertujuan mengurangi beban tetap (bunga) agar perusahaan bisa beroperasi dengan lebih fleksibel. Likuidasi : pengertian likuidasi sendiri bisa dilihat dari pendekatan aliran kas dan pendekatan stock. Dengan pendekatan stock perusahaan bisa dinyatakan likuidasi jika total kewajuban lebih besar dari total aktiva. Likuidasi ditempuh apabila para kreditur berpendapat bahwa prospek perusahaan tidak lagi menguntungkan. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam peristiwa likuidasi mungkin memakan waktu yang lama dan aktiva mungkin dijual dengan harga murah (distress price). Ada 2 alasan yang secara teoritis yang mendorong perusahaan menggunakan jalur formal yaitu : 1. Common Pool 2. Hold out Kas yang diperoleh dari likuidasi aset perusahaan akan didistribusikan dengan urut-urutan tertentu, misalnya dari yang paling berhak memperoleh pertama sampai yang paling terakhir memperoleh hak.
1. Biaya administrasi yang berkaitan dengan urusan likuidasi 2. Klaim dari kreditur 3. Gaji pegawai yang diperoleh dalam waktu 90 hari sesudah petisi bangkrut. 4. Premi pensiunan pegawai 5. Uang muka dari pelanggan 6. Pajak pendapatan 7. Kreditur umum 8. Saham preferen 9. Saham biasa
Nilai sosial adalah sejumlah manfaat yang dihasilkan dari penanaman modal sebagai tambahan terhadap pengembalian arus kas proyek seperti derma dan pelayaran sosial lainnya kepada masyarakat, dan bisa dihitung dengan formula : TNPV = NPV + NPSV Keterangan : TNPV : total net present value NPV : net present value NPSV : net present sosial value
Daftar Pustaka
Dasar-dasar Manajemen keuangan oleh Ni Luh Putu Wiagustini