Anda di halaman 1dari 11

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA

Disusun oleh : ARIES PRATAMA ARIF BUDIYANTO RINI KARINA

Tugas ini di tujukan untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Jiwa

STIKES KHARISMA KARAWANG PRODI S1 KEPERAWATAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Model konseptual merupakan rancangan terstruktur yang berisi konsep-konsep yang saling terkait dan saling terorganisasi guna melihat hubungan dan pengaruh logis antar konsep . Model konseptual juga memberikan keteraturan untuk berfikir, mengamati apa yang dilihat dan memberikan arah riset untuk mengetahui sebuah pertanyaan untuk menanyakan tentang kejadian serta menunjukkan suatu pemecahan masalah (Potter&perry, P 270, 2005). Model konseptual keperawatan jiwa merupakan suatu kerangka rancangan terstruktur untuk melakukan praktik pada setiap tenaga kesehatan mental. Hal ini merupakan upaya yang dilakukan baik oleh tenaga kesehatan mental maupun perawat untuk menolong seseorang dalam mempertahankan kesehatan jiwanya melalui mekanisme

penyelesaian masalah yang positif untuk mengatasi stresor atau cemas yang dialaminya. Perawat psikiatri dapat bekerja lebih efektif bila tindakan yang dilakukan didasarkan pada suatu model yang mengenali keberadaan sehat atau sakit sebagai suatu hasil dari berbagai karakteristik individu yang berinteraksi dengan sejumlah faktor di lingkungan (Videbeck, 2008). Model konseptual keperawatan jiwa khususnya model komunikasi merupakan suatu hubungan interaksi manusia sebagai proses interpersonal. Model komunikasi ini memprediksi perilaku dalam hal pengetahuan tentang manfaat dan ancaman bagi kesehatan dan jiwanya. Untuk memotivasi seseorang dalam pengambilan keputusan untuk mempertahankan

kesehatannya diperlukanlah sebuah komunikasi (Fitzpatrick, 1989).

B. Tujuan Untuk memahami mengenai model konseptual keperawatan jiwa dan aplikasi penggunaan model konsep keperawatan jiwa,

BAB II TINJAUAN TEORITIS MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA

A. Definisi

Model

adalah

suatu

cara

untuk

mengorganisasi

kumpulan

pengetahuan yang kompleks seperti konsep yang berhubungan dengan perilaku manusia. Penggunaan model ini membantu praktisi memberikan dasar untuk melakukan pengkajian dan intervensi juga cara untuk mengevaluasi keberhasilan penanggulangan (Stuart dan sundeen, P 32, 1998). Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual, dan teori merupakan aktivitas berpikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide-ide global mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan displin yang spesifik. Teori-teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fenomena dari suatu disiplin (Fawcett, 1992). Teori mempunyai konstribusi pada pembentukan dasar praktik keperawatan (Chinn & Jacobs, 1995). B. Klasifikasi Berdasarkan model konseptual keperawatan, maka dapat

dikelompokan kedalam enam model yaitu psikoanaliti, interperonal, soial, eksistenial, terapi suportif dan medis. 1. psikoanalitis ( freud, arickon ) model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang apabila ego ( akal ) tidak berfungsi dalam mengontrol id ( kehendak nafsu atau insting ). ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya ( ego ) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma, dan agama ( super-ego/das uber ich ) akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku ( deviationof behavioral ). faktor penyebab lain

gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis, terutama pada masa kanak-kanak. sebagai contoh ketidakpuasan pada masa oral, dimana anak tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya stimulasi untuk belajar berkata-kata, dilarang dengan kekerasan untuk memasukan benda pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya. hal ini akan menyebabkan trauma yang membekas pada masa dewasa. proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisis mimpi, masa peralihan untuk memperbaiki trauma masa lalu. misalnya, klien dibuat dalam keadaan sangat mengantuk. dalam keadaan tidak berdaya , pengalaman alam bawah sadarnya digali dengan pertanyaan pertanyaan untuk menggali trauma masa lalu. hal ini lebih dikenal dengan metode hipnotis, yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus. dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya, sedangkan terapis berupaya untuk

menginterpretasikan pikiran dan mimpi pasien. peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai keadaan keadaan traumatis atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu ( misalnya pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secara kasar, ditelantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak-anak) dengan menggunakan pendekatan komunikasi

terapeutik setelah terjalin hubungan saling percaya.

2. interpersonal ( sullivan, peplau ) menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul akibat adanya ancaman. ancaman tersebut menimbulkan kecemasan ( ansietas ). ansietas timbul dan dialami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain ( interpersonal ). menurut konsep ini, perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya. konsep terapi menurut konsep ini adalah berupaya membangun rasa aman pada klien ( build feeling security )menjalin hubungan yang saling percaya dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati ( trusting relationship and interpersonal satisfaction ) peran perawat dalam teraapi adalah share anxietas ( berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang

biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan rang lain ), dan therapist use empathy and relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien, serta memberikan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain ).

3. sosial ( caplan, szasz ) menurut konsep ini, seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan perilaku apabila banyaknya faktor sosial dan faktor lingkungan yang akan memicu munculnya stress pada seseorang, dimana akan menimbulkan kecemasan dan gejala ( social and enviromental factor creat stress, which cause anxiety and symptom ). prinsip proses terapi yang sangat penting dalam model konsep ini adalah modifikasi lingkungan ( environment manipulation ) dan dukungan sosial ( social suport ). peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada dimasyarakat dan melibatkan teman sejawat, atasan keluarga, atau suami istri. sementara itu, terapis berupaya menggali sitem sosial klien seperti suasana dirumah, dikantor, disekolah, dimasyarakat, atau tempat kerja.

4. eksistensial ( ellis, rogers ) menurut teori model eksistensial, gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila individual gagal menemukan jati diri dan tujuan hidupnya. individu tidak memiliki kebanggaan akan dirinya. membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam body imagenya. prinsip dalam proses terapinya adalah mengupayakan agar individu berpengalaman dan bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain dianggap sukses, atau dianggap sebagai panutan ( experience in relationship ), memperluas kesadaran diri dengan cara intropeksi ( self assesment ), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan ( conducted in group ), mendorong untuk menerima jati dirinya sendiri, dan menerima kritik atau feedback tentang perilaku dari orang lain serta dapat mengontrol perilakunya ( encouraged to accept self and control behavior ). prinsip keperawatannya adalah klien dianjurkan untuk berperan serta dalam

memperoleh pengalaman yang berarti untuk mempelajari dirinya dan mendapatkan feedback dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. terapis berupaya untuk memperluas kesadaran diri pasien melalui feedback, kritik, saran, atau reward dan punishment.

5. terapi suportif ( wermon, rockland ) penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah faktor biopsikososial dan respons maladaptif saat ini. aspek biologisnya menjadi masalah seperti : sering sakit maag, migrain, atau batuk-batuk. aspek

psikologisnya mengalami banyak keluhan, seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu dan pemarah. aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul, menarik diri, tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu medapatkan pekerjaan, dan

sebagainya. semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. fenomena tersebut muncul akibat ketidakmampuan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu. prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon koping adaptif, individu diupayakan mengenal terlebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya ; kekuatan mana yang bisa digunakan sebagai alternatif pemecahan masalahnya. perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi koping yang dimiliki dan yang biasa digunakan klien. terapis berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empati dengan klien untuk menyiapkan koping klien yang adaptif.

6. medis ( meyer, kraeplin ) menurut konsep ini, gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifaktor yang kompleks, meliputi : aspek fisik, genetik, lingkungan, dan faktor sosial sehingga fokus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostik, terapi soatik, farmakologi, dan tehnik

interpersonal. perawat berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostik dan terapi jangka panjang. terapis berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnosis, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan.

Tabel 1.1 Model konseptual keperawatan jiwa Model Tampilan Perilaku yang menyimpang Psikoanalisi Ego tidak asosiasi bebas Klien mengungkapkan : Proses Terapeutik Peran pasien dan terapis

s ( Freud , mampu Erikson mengontrol ansietas, konflik selesai tidak

analisis mimpi transveren memperbaiki trauma masa lalu

untuk semua pikiran dan mimpi

Terapis : Menginterpretasik an pikiran dan

mimpi pasien Interperson al Ansietas membangun perasaan aman menjalin hubungan saling dan Klien : Menceritakan (sharing) apa yang yang dirasakan, percaya kecemasan membina dirasakan. dalam dengan Terapis : lain Menggunakan klien empati respon yang dan yang

(sulivan, timbul dan di alami secara

peplau )

interpersonal ketakutan yang mendasar adalah ketakutan terhadap penolakan

kepuasan bergaul orang sehingga

merasa berharga memberikan dan di hormati verbal mendorong

rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain Social caplan, szasz) ( Faktor dan social Memodifikasi lingkungan Klien : factor dan dukungan social Menyampaikan masalah menggunakan

lingkungan yang akan

memicu munculnya stress pada

sumber yang ada di masyarakat

seseorang, dimana akan

Terapis : Menggali social klien system

menimbulkan kecemasan dan gejala Eksistensial (elis roger ) Individu gagal menemukan dan menerima diri sendiri berpengalaman dalam

Klien : serta

membina Berperan dan dalam

hubungan, bergaul

dalam pengalaman yang berarti untuk

kelompok social

mendorong untuk mempelajari diri menerima jati kritik Memperluas diri klien dari dirinya sendiri dan Terapis : menerima atau tentang perilakunya feedback kesadaran

orang lain serta dapat mengontrol perilakunya Suportif terapi wermon rockland ) Factor ( biopsikososial dan respon Menguatkan koping adaptif respon Klien : Terlibat dalam

identifikasi koping

maladaftif masa kini Terapis : Hubungan yang

hangat dan empati

Medical

( Kombinasi dari Pemeriksaan diagnostic, Klien : fisiologi, genetic, lingkungan, terapi somatic, Menjalani

meyer,kreak lin)

farmakologi, dan teknik prosedur interpersonal diagnostic dan

dan sosial

terapi panjang

jangka

Terapis : Terapi , dampak , diagnose penyakit , pendekatan

terapeutik

Asuhan yang kompeten bagi perawat jiwa adalah sebagai berikut : 1. pengkajian biopsikososial yang peka terhadap budaya 2. merancang dan implementasi rencana tindakan untuk klien dan keluarga 3. peran serta dalam pengelolaan kasus : mengorganisasi , mengkaji , negosiasi , serta koordinasi pelayanan bagi individu dan keluarga 4. memberikan pedoman pelayanan bagi individu , keluarga , kelompok , untuk menggunakan sumber yang tersedia di komunitas kesehatan mental , termasuk pelayanan terkait serta teknologi dan system social yang paling tepat 5. meningkatkan dan memelihara kesehatan mental serta mengatasi pengaruh penyakit mental melalui penyuluhan dan konseling 6. memberikan askep pada penyakit fisik yang mengalami masalah psikologis dan penyakit jiwa dengan masalah fisik 7. mengelola dan menkoordinasi system pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan klien, keluarga, staaf, dan pembuat kebijakan.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Model konseptual memberikan kerangka kerja dengan cara

mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk mendapatkan pemecahan masalah. Model konseptual keperawatan jiwa digunakan perawat sebagai acuan untuk menolong seseorang agar dapat menghadapi stressor melalui mekanisme koping yang positif. Model konseptual keperawatan jiwa khususnya model komunikasi merupakan persepsi untuk memberikan dorongan individu dalam tindakan pencegahan penyakit.

Daftar pustaka Nasir, A. Muhith,A. 2011. Dasar-dasar keperawatan jiwa. Jakarta : Salemba Medika Perry & potter.1999.Fundamental keperawatan.Jakarta : EGC Stuart, Gail.W & jiwa.Jakarta:EGC Sunndeen, Sandra J. 1998. Buku saku Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai