Anda di halaman 1dari 22

Zulkifli wiratama putra 09629359

Proposal & Skripsi Informasi


Akuntansi Manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1. A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini informasi merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi perusahaan karena kunci sukses perusahaan sangat tergantung pada ketepatan keputusan yang diambil manajerial berdasarkan informasi yang tersedia pada perusahaan yang bersangkutan. Informasi akuntansi dibutuhkan oleh manajemen dari berbagai jenjang organsiasi untuk menyusun rencana kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang. Informasi akuntansi manajemen sangat bermanfaat bagi manajemen terutama pada tahap penganalisaan konsekuensi tiap alternative tindakan yang digunakan dalam pengambilan keputusan, sehingga memungkinkan memilih alternative yang terbaik diantara alternatif tindakan yang dipertimbangkan. 1 Salah satu fungsi penting manajemen adalah perencanaan. Dalam perencanaan, mereka dihadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai macam alternatif. Untuk memutuskan alternatif yang harus dipilih, mereka menghadapi ketidakpastian. Oleh karena itu, manajemen memerlukan informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi, sehingga memungkinkan mereka menentukan pilihan dengan baik atau memperkecil kemungkinan kesalahan yang diakibatkan kesalahan informasi yang diterima manajemen dalam pengambilan keputusan. Salah satu informasi yang penting yang diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam kegiatan operasional perusahaan terutama aspek perencanaan dan pengendalian adalah informasi akuntansi manajemen. Semakin berkembangnya perusahaan tentu membawa perubahan-perubahan, seperti bertambah produk dan jasa yang ditawarkan dan dipasarkan, bertambahnya langganan, bertambahnya pegawai, bertambahnya dana yang diperlukan untuk modal kerja dan investasi. Sehingga dengan waktu, tenaga dan pikiran yang terbatas tidaklah memungkinkan akuntansi perusahaan dapat menjalankan dan mengawasi aktivitas usahanya sendiri. Sebagai gantinya pimpinan mendelegasikan sebagaian tugasnya kepada bawahan. Sebagai akibat dari perubahan, yaitu dari sistem informasi yang didasarkan pada pengamatan dan pelaksanaan sendiri aktivitas usaha ke sistem yang didasarkan atas laporan-laporan dari bawahannya, atau dengan kata lain telah terjadi evaluasi diri sistem informasi yang informal kepada sistim informasi yang formal. Semakin besarnya kebutuhan dan informasi formal membawa konsekuensi perlunya setiap perusahaan untuk selalu berupaya mengembangkan sisitem informasi yang dimilikinya sehingga memungkinkan informasi yang cepat, tepat dan akurat dapat dihasilkan, yang merupakan masukan yang sangat berharga bagi pimpinan perusahaan untuk mengelolanya. Keputusan yang baik dapat dihasilkan oleh manajer pada setiap tingkat manajemen, apabila tersedia informasi yang efisien, tepat dan langsung. Bagaimana suatu informasi yang disajikan bagi para manajer itu tergantung pada baik buruknya sisitem informasi manajemen dari perusahaan tersebut. Dalam perusahaan, manajer bukan hanya menerima informasi tetapi juga pemberi informasi, yaitu dalam bentuk perintah, petunjuk dan nasehat. Bagaimana informasi itu sampai pada manajer, diolah menjadi suatu keputusan dan dikirimkan pada orang yang ada di dalam perusahaan serta terakhir bagaimana umpan balik dari keputusan itu diterima. Semua ini dapat dikatakan sebagai sistem informasi. Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi diferenssial sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntasi diferrensial tersebut dimasukkan ke dalam suatu modal pengambilan keputusan yang berupa metode penilaian investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia. PT Bank Sumut Kantor pusat Medan merupakan salah satu Bank Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang perbankan. Misi dari bank adalah mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip Compliance. Dalam pengambilan keputusan investasi aktiva tetap khusus gedung untuk perluasan usaha, perusahaan belum sepenuhnya menggunakan metode penilaian investasi. Berdasarkan uraian di atas, serta mengingat akan pentingnya sistim informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan sesuai dengan perkembangan zaman, serta dalam situasi persaingan yang semakin tajam, maka penulis merasa tertarik untuk membahas lebih lanjut dalam bentuk skripsi judul Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Pada PT Bank Sumut Medan. 1. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Apakah perusahaan telah menggunakan informasi akuntansi manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan.

2. apakah dalam hal pengambilan keputusan investas,khususnya gedun untuk pembukaan kantor kas perusahaan akan membeli atau menyewa gedung. 3. apakah informasi akuntansi manajemen memberikan informasiyang akurat dalam pengambilan keputusan investasi. 1. C. Batasan Masalah Informasi akuntansi dapat digunakan untuk pengambilan keputusan investasi, baik investasi dalam bentuk tanah, peralatan, gedung dan lain sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan kesalah pahaman dalam pembahasan dan karena adanya keterbatasan waktu, tenaga, serta pengetahuan penulis, maka penulisan akan dibatasi pada penerapan informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan investasi gedung di PT Bank Sumut Kantor Pusat.

1. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang penulis kemukakan adalah : apakah berdasarkan informasi akuntansi manajemen,perusahaan akan menyewa atau membeligedung untuk membuka kantor kasnya . 1. E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas penggunaan informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusaninvestsi gedung di dalam perusahaan, sehigga perusahaan akan mengambil keputusan yang baik untuk altenatif apakah perusahaan membeli atau menyewa gedung pada pembukaan kantor kasnya. 1. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan masukan bagi penulis untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai peranan dan fungsi internal auditor. 2. Bahan masukan bagi perusahaan sebagai alternatif yang dapat membantu perusahaan dalam mengatasi permasalahan mengenai internal audit. 3. Bahan masukan bagi penulis lain dalam melakukan penelitian sejenis, sehingga penelitian yang dilakukan dapat lebih baik dari yang sudah ada. BAB II LANDASAN TEORI 1. A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Informasi Akuntansi Manajemen pada dasarnya informasi akuntansi manajemen adalah suatu sistem yang berperan serta membantu akuntansi di dalam melaksanakan transformasi data menjadi informasi, yang mana informasi tersebut berguna sebagai bahan bagi manajemen untuk pengambilan keputusa. Sebelum membahas pengertian informasi manajemen lebih lanjut terlebih dahulu dibahas pengertian informasi dan akuntansi manajemen. Pada dasarnya informasi merupakan fakta-fakta atau data yang telah mengalami proses yang disebut dengan proses transformasi data sehingga menjadi informasi. Data merupakan bahan baku yang belum diolah dan belum mempunyai nilai. Untuk itu data harus diolah sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang mempunyai arti tersendiri sesuai dengan kegunaan daripada informasi tersebut. Bodnar dan Hopwood diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf dan Rudi M. Tambunan (2001 : hal. 1) menyatakan Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. 6 Hubungan data dengan informasi sangat erat. Data diibaratkan sebagai bahan baku yang telah mengalami proses transformasi sehingga keluarannya menjadi arang jadi. Hubungan data dengan informasi dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar II.1 Hubungan Data dan Informasi Informasi Proses Data INPUT OUTPUT

Sumber : Baridwan (2000 : 4) Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa data yang telah dikumpulkan oleh sistem pengolahan. Hasil tersebut adalah informasi dan informasi inilah yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Setelah data ditransformasikan menjadi informasi maka informasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi pengambilan keputusan. Menurut Arens dan Lobbecke (2003 : hal. 3) akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokkan dan pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut pandang yaitu akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi. Akuntansi manajemen adalah informasi keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan terutama oleh pemakai intern organisasi. Menurut Ahmad (2000 : hal. 4) akuntansi manajemen adalah penerapan teknik-teknik dan konsep yang tepat dalam pengelolaan data ekonomi historical yang diproyeksikan dari suatu satuan usaha untuk membantu manajemen dalam penyususnan rencana untuk tujuan-tujuan ekonomi yang rasional dan dalam membuat keputusan-keputusan rasional dengan suatu pandangan kearah pencapaian tujuan tersebut. Dari defenisi di atas, dapat dibuat suatu gambaran mengenai proses akuntansi manejemen hingga menjadi informasi yang dapat digunakan seorang manajer sebagai berikut : 1. Mengidentikasi Identifikasi merupakan seleksi yang dilakukan terhadap transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi lainnya yang terjadi di perusahaan dalam rangka pelaksanaan operasinya. Supaya dapat dilakukan tindakan akuntansi yang tepat yaitu bagaimana pencatatan dan pengklasifikasiannya dalam pembukuan perusahaan. 1. Pengumpulan Transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi lainnya yang telah diidentifikasikan pada tahap sebelumnya akan dikumpulkan dan selanjutnya akan dicatatat dan diklasifikasikan secara konsisten. 1. Pengukuran Pengukuran merupakan tindakan yang dilakukan untuk membandingkan transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi yang telah diproyeksikan akan terjadi dengan transaksi-transaksi dan kejadian ekonomi yang terjadi sesungguhnya 1. Akumulasi Akumulasi merupakan pengelompokkan transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian ekonomi pada tahap sebelumnya telah dikumpulkan, selanjutnya akan dijadikan berupa laporan akuntansi keuangan secara konsisten. 1. Analisa Dari hasil perbandingan di atas akan dapat dinilai tingkat keberhasilan yang dicapai perusahaan, misalnya kalau terjadi perbedaan yang mneyolok antara budget dengan actual maka akan dianalisa apa yang menyebabkan perbedaan tersebut sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi. 1. Penyajian dan Interpretasi Penyajian dan interpretasi merupakan koordinasi data akuntansi dan perencanaan untuk menyediakan informasi yang akan disajikan secara logis kepada pimpinan perusahaan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. 1. Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses pelaporan kejadian-kejadian ekonomi yang sudah diikhtisarkan, baik kepada pihak eksternal maupun pihak internal. Untuk pihak eksternal, informasi akuntansi yang disajikan berupa laporan akuntansi keuangan yang terdiri dari daftar neraca, laporan laba rugi, arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan kepada eksternal harus sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sedangkan informasi yang disajikan pihak internal tidak hanya terbatas kepada laporan keuangan pokok saja tetapi juga informasi internal lainnya yang terjadi selama proses pelaksanaan operasi, misalnya : laporan analisa laba kotor, laporan analisa penjualan produk, laporan penentuan Break Event Point (BEP). Agar dapat dipahami apa yang dimaksud dengan informasi akuntansi manajemen, maka penulis mengutip beberapa defenisi berikut : informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang di perlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi terutama berhubungan dengan data keuangan dari suatu perusahaan. Menurut Nugroho Widjayanto (2001 : hal. 4) sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan peralatan termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi tenaga pelaksanaannya dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen. Hansen dan Mowen (2004 : hal. 4) sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan

keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen. Sistim informasi juga berperan sebagai pengaman harta kekayaan perusahaan. Dengan adanya unsur-unsur pengendalian atau pengecekan dalam sistem akuntansi, berbagai kekurangan penyimpangan dan kesalahan dapat dihindarkan atau dilacak sehingga dapat diperbaiki, sedangkan informasi akuntansi manajemen dapat membantu manajer mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan digunakan dalam semua lingkup manajemen, meliputi perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan selain itu kebutuhan akan informasi tidak terbatas hanya pada organisasi manufaktur, namun digunakan pada semua organisasi, termasuk dagang dan jasa. 1. Jenis-Jenis Informasi Akuntansi Manajemen Baridwan (2001 : hal. 11) mengatakan jenis dari informasi akuntansi manajemen adalah sebagai berikut : 1. Informasi akuntansi penuh (Full Cost Accounting Information) 2. Informasi akuntansi differensial (Differential Accounting Information) 3. Informasi akuntansi pertanggungjawaban (Responsilbility Accounting Information). Pembahasan informasi akuntansi penuh selalu bersangkutan dengan objek informasi (Information object atau information objective). Objek informasi dapat berupa produk, keluarga produk, aktivitas, departemen, divisi atau perusahaan sebagai keseluruhan. Informasi akuntansi penuh adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh atau seluruh sumber yang dikorbankan suatu objek informasi. Informasi akuntansi differensial merupakan informasi akuntansi yang dihubungkan dengan pemilihan alternatif. Informasi akuntansi differensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan dan biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain. Informasi akuntansi differensial mempunyai dua unsur pokok merupakan informasi yang akan datang dan berbeda di antara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi ini diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik di antara alternatif yang tersedia. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan keluaran sitem akuntansi pertanggungjawaban. Konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban telah mengalami perkembangan dengan metode pengendalian biaya yang digunakan dalam perusahaan. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional, informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan dan biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggung jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam activity based responsilibility accounting system, informasi akuntansi pertanggungjawaban adalah informasi aktiva, pendapatan dan biaya yang dihubungkan dengan aktivitas-aktivitas penambah dan bukan penambah nilai. 1. Manfaat Informasi Akuntansi Manajemen Setiap jenis/tipe informasi akuntansi manajemen jika dihubungkan dengan tujuan dan pada masa yang akan datang dan pada masa sekarang dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel II. 1 Tipe Informasi Akuntansi Manajemen dan Manfaatnya Tipe Informasi Akuntansi Manajemen (Aktiva, Pendapatan dan Biaya) Manfaat Informasi Masa Lalu Informasi Masa Yang Akan Datang Informasi akuntansi Penuh (Full accounting information) Pelaporan informasi keuangan Analisis kemampuan menghasilkan laba Jawaban atas pertanyaan : berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu? Penentuan harga jual dalam cost type contract Penyusunan Program

Penentuan harga jual normal

Penentuan harga transfer Penentuan harga jual dalam perusahaan yang diatur dengan peraturan pemerintah Informasi akuntansi differensial Tidak ada Pengambilan keputusan pemilihan alternatif, baik jangka pendek maupun jangka panjang

Informasi akuntansi pertanggungjawaban Penilaian kinerja manajer Penyusunan anggaran Sumber : Mulyadi (2001 : hal. 18) 1. Pengertian dan Jenis-Jenis Investasi 1. a. Pengertian Investasi Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : No. 13 paragrap 03) investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalty, dividen, dan uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan yang dilakukan oleh perusahaan yang berinvestasi.

Dari defenisi tersebut dapat diartikan bahwa suatu yang diinvestasikan adalah beberapa kekayaan atau harta baik itu berupa harta tetap maupun lancar, dimana diharapkan adanya suatu distribusi seperti bunga, royalty, dividen dan lain-lain yang diharapkan perusahaan yang berinvestasi. 1. b. Jenis-Jenis Investasi 1.1. Investasi Jangka Pendek Suatu perusahaan mungkin saja memiliki uang kas yang belum segera diperlukan dalam waktu dekat, tetapi baru akan digunakan dalam operasi perusahaan dalam masa yang akan datang. Dalam hal ini, agar dalam penggunaan kas pada masa yang akandatang tidak menganggur disebabkan karena kelebihan dana, maka dapat menanamkan seluruhnya atau sebagian dalam surat-surat berharga, seperti sertifikat deposito yang memberikan keuntungan dan bila diperlukan dapat dijual kembali menjadi uang kas. Investasi lancar sering juga disebut juga dengan surat-surat berharga yang merupakan aktiva lancar. Agar dapat dikategorikan sebagai aktiva lancar dalam neraca, maka investasi itu haruslah likuid (dapat dengan mudah dikonversikan kedalam bentuk kas). Selain itu investasi tersebut juga bermaksud untuk mengkinversikan investasi dalam jangka waktu kurang 1 (satu) tahun atau mempergunakannya untuk kewajiban lancar perusahaannya. 1.2. Investasi Jangka Panjang Investasi jangka panjang disebut juga investasi permanen dan biasanya dilaporkan di neraca dalam perkiraan aktiva tidak lancar. Investasi jangkap panjang merupakan sebagian dana yang ditanamkan dalam aktiva diluar kegiatan usaha pokok perusahaan, dengan tujuan memperoleh pendapatan terus-menerus dalam jangka panjang. Dengan demikian investasi jangka panjang atau aktiva-aktiva perusahaan yang merupakan bentuk penanaman atau penyertaan jangka panjang di luar kegiatan usaha pokok. Investasi jangka panjang diklasifikasikan dalam empat kelompok Investasi dalam saham atau surat berharga baik saham preferen maupun saham biasa yang dipegang oleh investor dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Investasi dalam obligasi, hipotik, dan instrumen-instrumen hutang sejenisnya. Dana perluasan obligasi, penebusan saham dan tujuan khusus lainnya. Investasi lainnya seperti uang muka pada afiliasi, bunga dalam kontrak asuransi jiwa dan kekayaan pemilik dalam persekutuan.

1. Metode Penilaian Investasi Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai macam alternatif investasi. Berikut ini dibahas empat metode untuk menilai suatu usulan investasi : 1. a. Pay Back Salah satu metode yang pada umumnya digunakan untuk menentukan perlu tidaknya penambahan atau penggantian aktiva tetap perusahaan adalah pay back method. Metode ini sering pula disebut dengan istilah lain seperti pay off method dan pay out method. Rumus perhitungan pay back (dalam tahun) dapat dibagi menjadi dua kelompok : 1.1. Pay Back Period Belum Memperhitungkan Pajak Penghasilan. Jika pajak penghasilan belum diperhitungkan dalam penentuan pay back period, dalam investasi untuk perluasan usaha, pay back period dihitung dengan rumus sebagai berikut : Investasi Pay Back (dalam Tahunan) = Laba tunai rata-rata per tahun Dalam rumus perhitungan pay back period tersebut, pembilang yang berupa investasi merupakan aktiva differensial yang direncanakan dalam usulan investasi perluasan usaha dan penyebut yang berupa laba tunai merupakan pendapatan differensial dikurangi dengan biaya differensial tunai.

Sebagai contoh Tuan A mempunyai rencana akan menginvestasikan uangnya dalam usaha transport menurut rencana dia akan membeli sebuah mobil penumpang dengan harga Rp 72.000.000 (sudah termasuk biaya balik nama). Untuk memperkirakan dalam jangka berapa tahun investasi tersebut akan kembali, Tuan A memperkirakan pendapatan

differensial dan biaya differensial tunai per bulan dari usahanya sebagai berikut : Taksiran Pendapatan differensial tunai : Rp 5.000.000 Taksiran Biaya differensial tunai : Rp (3.800.000) Laba tunai per bulan : Rp 1.200.000 Jika dampak pajak penghasilan akibat tamabahan laba tunai tidak diperhitungkan dalam pengambilan keputusan, investasi tersebut akan kembali lagi dalam jangka waktu : 72.000.000 Pay Back period = = 60 Bulan 1.200.000 Apabila diterapkan dalam investasi pada penggantian aktiva tetap, maka rumus perhitungkan pay back period adalah sebagai berikut : Investasi Pay back period (dalam tahunan) = Penghematan tunai per tahun Dalam rumus perhitungan pay back period tersebut, pembilang yang berupa investasi merupakan aktiva differensial yang direncanakan dalam ususlan investasi penggantian aktiva tetap, dan penyebut yang berupa biaya differensial tunai yang terdiri dari penghematan biaya tunai yang akan diperoleh dengan penggantian aktiva tetap. Dua rumus perhitungan pay back period tersebut di atas digunakan jika laba tunai atau penghematan tunai setiap periode sama. 1.2. Pay Back Period Memperhitungkan Pajak Penghasilan. Jika dampak pajak penghasilan diperhitungkan, maka penentuan pay back period dilakukan dnegan rumus berikut ini : Investasi Pay back period (dalam Tahunan) = Kas Masuk Bersih

1. b. Avarage Return on Investment Method Metode ini sering disebut accounting method atau financial statement method, karena dalam perhitungannya digunakan angka laba akuntansi (accounting profit). Rumus perhitungan ROI adalah Laba sesudah pajak Rata-rata kembalian investasi = Rata-rata investasi Laba sesudah pajak sama dengan laba tunai dikurangi dengan biaya depresiasi. Oleh karena itu rumus perhitungan tariff ROI adalah : Rata-rata kembalian kas tahunan Penutupan Investasi Tarif kembalian investasi = Rata-rata investasi Dalam rumus-rumus di atas, dipakai investasi rata-rata sebagai penyebut. Adakalanya tarif ROI dihitung dengan rumus yang memakai investasi mula-mula sebagai penyebut. Sebagai contoh suatu proyek investasi memerlukan investasi mula-mula Rp 10.000.000. umur ekonomis proyek diperkirakan 10 tahun, tanpa nilai residu pada akhir tahun kesepuluh. Diperkirakan setiap tahun akan dapat diperoleh kas masuk rata-rata sebesar Rp 4.000.000. Sedangkan kas keluar yang termasuk pajak, rata-rata sebesar Rp 2.500.000. (4.000.000-2.500.000)-(10.000.000+10) Tarif kembalian investasi = = 5 % 10.000.000 Jika dalam rumus tarif ROI tersebut di atas diapakai investasi rata-rata sebagai penyebut, maka ada dua macam cara perhitungan yang dapat ditempuh : 1.1. Investasi mula-mula ditambah investasi pada akhir tahun ke 10 dibagi dua. (4.000.000-2.500.000)-(10.000.000/10) Tarif kembalian investasi = = 5 % (10.000.000+0) + 2 1.2. Diperhitungkan investasi rata-rata setiap tahun dan jumlah investasi rata-rata setiap tahun kemudian dibagi dengan

umur ekonomis proyek. Contoh perhitungan rata-rata adalah sebagai berikut : Investasi rata-rata pada tahun 1 Investasi mula-mula Rp 10.000.000 Investasi pada akhir tahun ke 1 10.000.000-1.000.000 9.000.000 rata-rata investasi pada tahun ke-1 (10.000.000+9.000.000)/2 9.500.000 Investasi rata-rata pada tahun 2 Investasi awal tahun ke-2 Rp 9.500.000 Investasi pada akhir tahun ke 2 9.500.000-1.000.000 8.500.000 rata-rata investasi pada tahun ke-1 (9.500.000+8.500.000)/2 8.500.000 Investasi rata-rata pada tahun 3 Investasi awal tahun ke-3 Rp 8.500.000 Investasi pada akhir tahun ke 3 8.500.000-1.000.000 7.500.000 rata-rata investasi pada tahun ke-1 (8.500.000+7.500.000)/2 8.000.000 perhitungan investasi rata-rata selama umur ekonomis proyek dapat diikuti pada tabel berikut : Tabel II.2 Perhitungan Investasi Rata-Rata Tahun Saldo Investasi pada awal tahun (dalam ribuan rupiah) Capital recovery/biaya depresiasi (dalam ribuan rupiah) Saldo investasi pada akhir tahun (dalam ribuan rupiah) Investasi rata-rata pada tahun (dalam ribuan rupiah) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10.000 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 9.000 8.000 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 9.500

8.500 7.500 6.500 5.500 4.500 3.500 2.500 1.500 500 Sumber : Mulyadi (2001 : 304) (4.000.000-2.500.000)-(10.000.000/10) Tarif kembalian investasi = = 10 % (10.000.000+0) /10 Kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut : 1.1. Suatu Investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak perusahaan. 1.2. Jika Pengambil keputusan belum memiliki batasan tarif kembalian investasi, maka dari beberapa investasi yang diusulkan dipilih adalah yang memberikan tingkat kembalian yang terbesar 1. c. Present Value Method Metode ini telah memperhitungkan nilai waktu uang. Dalam keputusan-keputusan aktiva tetap, informasi akuntansi manajemen yang dipertimbangkan adalah besarnya selisih antara pendapatan differensial dengan biaya differensial serta dampak pajak penghasilan sebagai akibat dari adanya pendapatan differensial dan biaya differensial selama umur ekonomis aktiva tetap tersebut, kemudian dinilaitunaikan dengan tarif kembalian tertentu. Jumlah nilai ini kemudian dibandingkan dengan aktiva differensial untuk mempertimbangkan menguntungkan tidaknya tambahan aktiva tetap tersebut. Jika jumlah nilai tunai tersebut lebih besar dari aktiva differensial, usulan investasi tersebut dianggap menguntungkan sedangkan jika jumlah nilai tunai tersebut lebih besar dari aktiva differensial, usulan investasi tersebut dianggap menguntungkan sedangkan jika jumlah nilai tunai tersebut lebih rendah dari aktiva differensial, usulan investasi tersebut dianggap tidak menguntungkan. Perhitungan nilai tunai adalah sebagai berikut : 1 NT = AK (1+i)n Keterangan : NT = Nilai Tunai AK = Arus Kas i = Tarif Kembalian Investasi n = Jangka Waktu Faktor 1/(1+n)n tercantum dalam suatu daftar bunga yang dibuat untuk berbagai tarif kembalian jangka waktu. Sebagai contoh tuan A merencanakan akan menginvestasikan uangnya dalam pembeliam mobil penumpang seharga Rp 95.000.000. Kenderaan tersebut diperkirakan berumur ekonomis 4 tahun dan pada akhir tahun keempat dianggap tidak bernilai residu. Perhitungan laba per tahun yang diproyeksikan dari usaha selama umur ekonomis kendaraan tersebut disajikan pada tabel II.4. Atas dasar arus kas bersih setiap bulan yang diperkirakan sebesar Rp 46.500.000 per tahun, maka pada tarif kembalian 10% pertahun, jumlah nilai tunai kas masuk bersih tersebut disajikan pada tabel II.5. Tabel II.3 Perhitungan Laba Per Tahun dan Arus Kas Masuk Bersih Pendapatan Arus Kas Masuk Biaya dan laba dan Kas Keluar Akuntansi Taksiran Pendapatan 78.000 Taksiran Biaya Operasi Biaya Bahan Bakar 10.000 10.000 Biaya tenaga kerja 4.000 4.000 Biaya reperasi dan pemeliharaan 3.000 3.000 Biaya lain 2.250 2.250 Biaya depresiasi 23.750 Total biaya operasi : 43.000

Total biaya tunai 19.250 Taksiran laba sebelum pajak 35.000 Laba tunai 58.750 Pajak penghasilan (35%X35.000) 12.250 12.250 Laba bersih setelah pajak 22.750 Kas masuk bersih 46.500 Sumber : Mulyadi (2001 : hal. 308) Tabel II.4 Nilai Tunai Kas Masuk Bersih Tahun Kas masuk bersih per tahun Tarif kembalian Nilai kas masuk bersih tahunan (1) (2) (3) (4) 1 2 3 4 46.500.000 46.500.000 46.500.000 46.500.000 0,909 0,826 0,751 0,683 42.268.500 38.409.000 34.921.500 31.759.500 Jumlah nilai tunai kas masuk bersih 147.358.500 Sumber : Mulyadi (2001 : hal. 308)

1. d. Discount Cash Flows Method Pada dasarnya diccount cash flows method sama dengan present value method, karena kedua-duanya memperhitungkan nialai waktu uang di masa yang akan datang. Perbedaannya adalah dalam present value method tarif kembalian (rate of return) sudah ditentukan lebih dahulu sebagai tarif kembalian ini yang dihitung sebagai dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi. Dalam present value method, asalkan jumlah nilai tunai arus kas masuk bersih suatu investasi melebihi nilai tunai investasi mula-mula, rencana investasi secara ekonomis layak diterima, tanpa memperhitungkan lagi berapa jumlah kelebihan nilai tunai arus kas masuk bersih tersebut di atas investasi mula-mula. Discount cash flow method justru mencari pada tarif kembalian berapa arus kas masuk bersih harus dinilaitunaikan supaya investasi yang ditanamkan dapat tertutup, penentuan tarif kembalian tersebut dilakukan dengan metode coba-coba (trial and error), yaitu dengan cara : 1.1. Mencari nilai tunai arus kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih secara sembarang di atas atau di bawah tarif kembalian investasi yang diharapkan. 1.2. Menginterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya Sebagai contoh investasi direncanakan sebesar Rp 4.600.000. umur ekonomis investasi diperkirakan 4 tahun. Kas masuk bersih dari investasi (pendapatan differensial dikurangi dengan biaya differensial tunai dan pajak penghasilan atas biaya differensial tidak tunai) diperkirakan selama 4 tahun adalah sebagai berikut : Tabel II.5 Arus Kas Masuk Bersih Tidak Sama Tiap Periode Tahun Kas Masuk Bersih 1 2 3 4 Rp 1.800.000 1.600.000 1.500.000 1.400.000 6.300.000

Tabel II.6 Perhitungan Tarif Kembalian Jika Arus Kas Masuk Bersih Tidak Sama Tiap Periode Tahun Kas Masuk Bersih Nilai tunai Rp 1 pada tarif kembalian 10 % Nilai tunai kas masuk bersih pada tarif kembalian 10 % (1) x (2) Nilai tunai Rp 1 pada tarif kembalian 15 % Ilai tunai kas masuk bersih pada tarif kembalian 15 % (1) x (4) 1 2 3 4 1.800.000 1.600.000 1.500.000 1.400.000 0,909 0,826 0,751 0,683 1.636.200 1.321.600 1.126.500 986.200 0,870 0,756 0,658 0,572 1.566.000 1.209.600 987.000 800.000 6.300.000 5.040.500 4.563.400 1. Keputusan Investasi Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting, oleh karena keputusan-keputusan yang diambil oleh seorang manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya. Kesalahan mengambil keputusan akan merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai kepada kerugian material. Pengambilan keputusan merupakan proses pemikiran dalam rangka pemecahan masalah. Dengan demikian keputusan yang diambil juga memiliki kriteria pula, karena keputusan yang dihasilkan ada yang mengandung resiko besar dan ada pula yang resikonya kecil atau tidak ada sama sekali. Untuk keputusan yang memiliki resiko yang snagat besar dituntut keberanian manajer dalam pengambilan keputusan. Demikian juga halnya dalam pelaksanaan pengambilan keputusan investasi maka dibutuhkan keputusan-keputusan berupa kebijaksanaan agar investasi yang dilakukan tersebut benar-benar berfaedah bagi perusahaan. Dalam pelaksanaannya keputusan investasi maka pada dasarnya keputusan tersebut diserahkan kepada pimpinan dalam mengelola harta perusahaan khususnya uang, yang ditujukan bagi pengembangan perusahaan di masa mendatang, baik itu dalam bentuk perluasan kegiatan perusahaan sehingga target produksi dapat dikembangkan maupun juga dengan cara menginvestasikan dana perusahaan pada dasarnya berupa kebijakan perluasan produksi maupun pasar sasaran dengan ditopang oleh pengembangan organisasi perusahaan itu sendiri. Mulyadi (201 : hal. 41) menyatakan keputusan investasi membutuhkan suatu pemahaman terhadap berbgaai piranti investasi, cara penilaian piranti investasi tersebut, dan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk menyeleksi piranti investasi yang seharusnya dimasukkan dalam portofolio untuk dapat mencapai tujuan investasi. Sedangkan keputusan investasi ke luar pada dasarnya merupakan suatu jawaban dari proses kedudukan manajer dalam mengelola uang di luar perusahaan baik itu kepada perusahaan asuransi, institusi simpanan (bank, asosiasi simpanan dan pinjaman, pasar modal) Tujuan daripada keputusan investasi adalah agar investasi dalam rangka pengembangan aktivitas perusahaan maupun juga keterlibatan perusahaan dalam uang di luar perusahan dapat memberikan imbalan balik yang positif bagi pengembangan perusahaan yang melakukan investasi itu sendiri. 1. Proses Pengambilan Keputusan Investasi Tanpa melakukan perbedaan terhadap investor institusional, yang terdiri dari lembaga-lembaga keuangan di luar perusahaan seperti perusahaan investasi, bank maupun pasar modal maka dalam suatu proses pengambilan keputusan investasi, sebagaimana dikatakan Mulyadi (201 : hal. 52) dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut 1. Menetapkan Sasaran Investasi Langkah pertama pertama dalam proses pengambilan keputusan investasi, menetapkan sasaran investasi, yang digantungkan dari perusahaan itu sendiri. Sebagai contoh, dana pension yang berkewajiban untuk membayar sejumlah dana kepada pesertanya di masa yang akandatang, akan memiliki sasaran untuk memperoleh dana yang cukup dari portofolio investasi, sehingga dapat memenuhi kewajiban dana pensiunnya. Atau dengan kata lain perusahaan dalam rangka melindungi pekerjanya melakukan investasi dengan perusahaan penyandang dana pension, sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawainya serta terdaptnya suatu struktur di luar perusahaan yang mengatur maslah pensiun

pegawainya. 1. Membuat Kebijakan Akuntansi Langkah kedua dalam proses pengambilan keputusan investasi adalam membuat pedoman kebijakan untuk memenuhi sasaran investasi. Penetapan kebiajakan dimulai dengan keputusan alokasi aktiva/asset. Yaitu, investor harus memutuskan bagaimana dana institusi sebaiknya didistribusikan terhadap kelompok-kelompok aktiva utama yang ada. Kelompok aktiva umumnya meliputi saham, obligasi, real estate, dan sekuritas-sekuritas di luar negeri. 1. Pemilihan Strategi Portofolio Pemilihan strategi portofolio yang konsisten terhadap sasaran dan pedoman proses manajemen investasi dari klien maupun insitusi merupakan langkah ketiga dalam proses pengambilan keputusan investasi. Strategi-strategi portofolio dapat dibedakan menjadi strategi aktif dan pasif. Strategi portofolio aktif menggunakan informasi-informasi yang tersedia teknik-teknik peramalan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik dibandingkan portofolio yang hanya didiversifikasi secara luas. Strategi portofolio pasif melibatkan inut ekspektasional minimal dan sebagai gantinya bergantung pada diversifikasi untuk mencocokkan kinerja dari beberapa indeks pasar. 1. Pemilihan Aktiva Setelah strategi portofolio dipilih, langkah selanjutnya adalah memilih aktiva tertentu untuk dimasukkan dalam portofolio. Hal ini membutuhkan evaluasiterhadap masing-masing sekuritas. Dalam strategi aktif, hal ini berarti usaha untuk mengidentifikasi kesalahan penetapan harga sekuritas.

1. Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja Mengukur dan mengevaluasi kinerja investasi merupakan langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan investasi. Sebenarnya penggunaan istilah langkah terakhir dapat menyesatkan karena proses investasi merupakan proses yang berkesinambungan. Langkah ini meliputi pengukuran kinerja portofolio dan selanjutnya pengevaluasian kinerja tersebut secara relative terhadap beberapa patok duga (benchmark). Patok duga merupakan kinerja dari serangkaian sekuritas yang telah ditentukan, diperoleh untuk tujuan perbandingan. 1. Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Investasi. Membuat keputusan adalah salah satu fungsi pokok manajer. Setiap keputusan melibatkan proses pemilihan dari setidaknya dua alternative. Dalam proses pembuatan keputusan, baiya dan manfaat dari alternative yang lain. Biaya yang berada diantara berbagai alternative yang tersedia disebut biaya relevan. Mulyadi (2001 : hal. 286) menyatakan investasi adalah pengkaitan sumber -sumber jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Dalam penggantian atau penambahan kapasitas pabrik misalnya dana yang sudah ditanamkan sudah terkait dalam jangka waktu yang panjang sehingga perputaran dana tersebut kembali menjadi uang tunai tidak dapat terjadi dalam satu atau dua tahun, tetapi dalam jangka waktu yang lama. Sekali investasi diputuskan maka perusahaan akan terikat pada jalan panjang di masa yang akan datang yang sudah dipilih. Penyusunan program merupakan proses perencanaan jangka panjang yang didalamnya manajemen merencanakan alokasi sumber daya kepada berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk pelaksanaan strategi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Sebeum manajemen menetapkan jumlah sumber daya ekonomi yang akan dialokasikan ke dalam program-program yang akan dilaksanakan. Untuk memungkinkan pemilihan program yang secara ekonomis terbaik bagi perusahaan diantara berbgaai alternative program yang mungkin dilaksnakaan oleh perusahaan, manajemen memerlukan informasi akuntansi differensial. Dalam perencanaan jangka panjang manajemen puncak menghadapi masalah mesin dan peralatan baru untuk memenuhi bertambahnya permintaan terhadap produk perusahaandan masalah penggantian aktiva tetap yang sudah tidak ekonomis lagi pemakaiannya dan masalah lain yang berhubungan dengan investasi atau penanaman modal. Diantara berbagai informasi yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi, informasi akuntansi manajemen yang berupa aktiva differensial merupakan informasi penting untuk menilai kelayakan ekonomis suatu rencana investasi.

1. B. Kerangka Konseptual Gambar II.2 Kerangka Konseptual

Informasi Akuntansi Manajemen

Pengambilan Keputusan

Tujuan Perusahaan

Dari gambar kerangka konseptual di atas dapat dijelaskan bahwa Bank Sumut dalam mencapai tujuannya harus menyerap informasi. Ada dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Informasi akuntansi manajemen terdiri atas informasi akuntansi akuntansi penuh, informasi akuntansi differensial dan informasi akuntansi pertanggungjawaban. Informasi-informasi akuntansi tersebut sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam mencapai tujuannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Objek, dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Sumut yang beralamat di Jl. Imam Bonjol No. 18 Medan, Telp (061) 4155100. 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Penerapan Informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan investasi Pada PT Bank Sumut. 1. Waktu Penelitian Penelitian ini penulis rencanakan mulai dari bulan Januari 2007 sampai bulan Maret 2008. Tabel III. 1 Waktu Penelitian No. Kegiatan Januari Pebruari Maret April II III IV I II III IV I II III IV I II III 1. Survei Lapangan 2. Penyusunan Proposal 3. Seminar Proposal 4. Pengumpulan Data 5. Analisis Data 6. Penyusunan Skripsi 33 B. Sumber Data Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung yang terdiri atas struktur organisasi, sejarah perusahaan, laporan keuangan dan lain-lain. 2. Data Sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung, melalui media perantara (diperoleh dan dicatat pihak lain). C. Teknik Pengumpulan Data Dalam memperoleh data primer maupun data sekunder, penulis melakukan teknik pengumpulan data dengan cara : 1. Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak berwenang di perusahaan sesuai dengan masalah yang diteliti. 2. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung di perusahaan antara lain meliputi laporan keuangan, kertas kerja internal auditor dan laporan audit. 3. Studi Dokumentasi, meneliti bahan-bahan tulisan perusahaan seperti profil atau sejarah singkat dan gambaran umum

kegiatan perusahaan. D. Metode Analisis Data. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif. Dengan metode ini data dikumpulkan, disusun, dan dianalisa sehingga memberikan keterangan yang jelas dan lengkap guna memecahkan masalah yang diteliti dan diharapkan dapat memberikan gambaran yang objektif mengenai objek yang diteliti.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. A. Sejarah Singkat Perusahaan PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara disingkat PT Bank Sumut (Bank) didirikan di Medan berdasarkan akta Notaris Rusli No. 22 tanggal 4 Nopember 1961 dalam bantuk Perseroan Terbatas. Berdasarkan UU No. 13 Tahun 1962 tentang ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah dan sesuai dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara No. 5 Tahun 1965, bentuk usaha diubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Pada tanggal 16 April 1999, sesuai dengan Akta Notaris Alina Hanum Nasution, SH. No. 38, bentuk usaha diubah kembali menjadi perseroan terbatas. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan No. C8224.HT.01.01.TH.99 tanggal 5 MEi 1999 serta diumumkan dalam bentuk Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 6 Juli 1999 Tambahan No. 4042. Anggaran dasar Bank telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan akta Notaris Alina Hanum, SH. No. 21 tanggal 9 Mei 2003 mengenai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, persatuan dari lembaga yang berwenang mengenai pengangkatan anggota direksi, pengangkatan komisaris utama, tugas dan wewenang komisaris, dewan pengawas syariah, tahun buku, serta ketentuan pelaksanaan RUPS untuk penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan Bank. Akta pendirian ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum dengan keputusannya No. C-28802 HT.01.04.TH.2003 tanggal 10 Desember 2003 serta diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No. 40 tanggal 18 Mei 2004 Tambahan No. 4656 sesuai dengan perjanjian Rekapitalisasi antara Pemerintah Republik Indonesia, Bank Indonesia dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatera Utara tanggal 7 Mei 1999, Bank diikutsertakan dalam program Rekapitulasi. PT Bank Sumut merupakan bank non devisa yang kantor pusatnya beralamatkan di jalan Imam Bonjol No. 18 Medan. Dalam tahun 2005, Bank telah menambah 1 kantor cabang, 3 kantor cabang pembantu, 18 kantor kas dan 7 unit ATM sedangkan kas mobil dan payment point tidak berubah sehingga per 31 Desember 2005, Bank telah memiliki 20 kantor cabang, 8 kantor cabang pembantu, 37 kantor kas, 15 kas mobi, 1 payment point dan 30 unit ATM. Dalam tahun 2004, bank membuka unit Usaha Syariah yang telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia Cabang Medan dengan suratnya No. 6/141/DPIP/Prz/Mdn tanggal 18 Oktober 2004. dalam tahun 2005, Bank juga menambah 1 cabang syariah sehingga per 31 Desember 2005, Bank telah memiliki 3 cabang syariah. Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Desember 2005 dan 2004 masing-masing berjumlah 1.044 dan 841 orang. Susunan komisaris dibentuk berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank SUmut No. 76 tanggal 28 Juni 2001, dari Notaris Alina Hanum, SH. Sedangkan susunan direksi dibentuk berdasarkan berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Sumut No. 28 tanggal 24 Mei 2004, dari Notaris H. Marwansyah Nasution, SH di Medan serta keputusan RUPS sirkuler PT Bank Sumut tanggal 10 Juni 2004. Kegiatan utama dari Bank Sumut adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. Penghimpun dana dilakukan dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito dan tabungan. Khusus untuk tabungan, Bank Sumut memiliki produk tabungan martabe yang berhadiah barang dan undian 2 kali dalam setahun. Selain itu ada tabungan simpeda yang merupakan produk bersama Bank Pembangunan Daerah seluruh Indonesia yang berhadiah uang dan juga diundi 2 kali dalam setahun. Bagi nasabah yang berniat menunaikan ibadah haji dapat menyetorkan biaya penyelenggaraan biaya haji (BPS-BPIH) melalui Bank Sumut dengan produk tabungan makbul. Bank Sumut juga melayani pembayaran pajak secara online. Penambahan fitur ATM Bank Sumut pada tahun 2005 mellaui ATM bersama memberikan kemudahan bagi nasabah Bank Sumut dalam melakukan transaksi : 1. Diseluruh Indonesia dan pada tahun 2005 nasabah Bank SUmut telah dapat bertransaksi di Negara Malaysia melalui ATM yang berlogo BANKCARD. 2. Transfer/pemindahbukuan antar bank anggota ATM bersama. 3. Pembayaran kartu pasca bayar dan pembelian pulsa kartu pra bayar pada PT Indosat dan PT Telkomsel. Penarikan tunai kartu ATM Bank Sumut telah ditingkatkan untuk kartu Silver maksimal sebesar RP 5.000.000 dan untuk kartu Gold maksimal Rp 10.000.000. pada tahun 2005 juga telah mengoperasikan layanan penerimaan pembayaran jasa telekomunikasi sistem Host to Host (H2H) dan sejak bulan Agustus s/d Desember 2005 telah terjadi 2.907 transaksi dengan jumlah penerimaan pembayaran sebesar Rp 582.047.131. PT Bank Sumut telah menjadi Bank Operasional I (BO I) yang berarti menjadi Bank mitra KPKN sebagai penyimpan uang Negara untuk gaji dan non gaji berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan No. SE-19/PB/2005 tanggal 9 Maret 2005 dan sebagai Bank Persepsi BPHTP (Bea Perolehan Hak Atas Tanah) sesuai surat keputusan Direktorat Jenderal Perbendaharaan No. Kep-10/PB/2005 tanggal 16 Pebruari 2005. Produk kredit yang ditawarkan meliputi kredit dengan sistem angsuran dan rekening Koran tergantung kepada jenis usaha

yang akan dibiayai. Sejalan dengan kebijakan yang telah digariskan yaitu mengembangkan dunia usaha secara umum khususnya sector usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), maka hamper seluruh pembiayaan dislaurkan kepada debitur yang tergolong kredit usaha kecil (KUK). Disamping itu, Bank Sumut juga menyediakan jasa transfer dan inkaso, penyedia safe deposit box, penyewaan ruang kantor, service point pembayaran rekening listrik, air dan telepon serta garansi bank.

1. B. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan suatu proses manajemen yang menghasilkan penugasan (pembagian tugas), dan tugastugas ini merupakan hasil daripada pembagian pekerjaan yang menghasilkan prosedur dan peraturan yang diperlukan. Struktur organisasi dalam perusahaan merupakan sistem yang mengatur penempatan dan pembagian tugas kepada masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan. Untuk menjamin kelancaran pembagian tugas ini, maka peran struktur organisasi sangat diperlukan. Oleh sebab itu suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan tugas-tugasnya memerlukan kerangka kerja dan uraian tugas yang jelas dan tegassehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Untuk menjamin kesatuan arah dalam pelaksanaan kegiatan yang mendukung tugas-tugas perusahaan diperlukan struktur organisasi sebagai pedoman dalam pembagian tugas dan wewenang, karena tanpa struktur organisasi pelaksanaan tugas pekerjaan tidak berjalan lancar dan baik, dengan kata lain sering terjadi kesimpang siuran dalam pelaksanaan tugas. Struktur organisasi mewujudkan suatu kerangka dan susunan perwujudan dalam pola tetap hubungan-hubungan dalam fungsi bagian-bagian, atau posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi, standarisasi, koordinasi, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja. Untuk jelasnya struktur organisasi Bank Sumut adalah sebagai berikut : 1. 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang kekuasaan tertinggi perseroan yang diadakan setiap tahunnya. Pada rapat tersebut Dewan Komisaris dan Direksi melaporkan dan mempertanggungjawabkan kinerja perseroan kepada pemegang saham. 1. 2. Dewan Komisaris Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada pemegang saham dalam mengawasi kebijakan Direksi terhadap operasional bank secara umum yang mengacu kepada rencana bisnis yang telah disetujui Dewan Komisaris dan Bank Indonesia serta memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan dan perundangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dapat menerima saran dan pertimbangan dari Penasehat Dewan Komisaris. Untuk tugas-tugas administrasi, Dewan Komisaris dibantu oleh seorang Sekretaris Dewan Komisaris. 1. 3. Dewan Pengawas Syariah (DPS) Dewan Pengawas Syariah dipilih dan diangkat oleh RUPS. Dewan Pengawas Syariah Nasional (DSN) pada Bank, sehubungan dengan unit usaha syariah. 1. 4. Direksi Direksi terdiri dari Direktur Utama, Direktur Kepatuhan, Direktur Umum dan Dirketur Pemasaran. Semua direktur telah lulus fit and proper test, mengelola kekayaan bank dengan penuh tanggung jawab dan mematuhi peraturan perundangundangan dan ketentuan yang berlaku. Diektur Kepatuhan membawahi Divisi Perencanaan dan Divisi kepatuhan dalam rangka untuk memastikan proses pengambilan keputusan tidak bertentangan dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. 1. 5. Divisi Pengawasan Divisi Pengawasan terdiri dari 3 (tiga) bidang, yaitu bidang pengawasan umum, bidang pengawasan teknologi sistem informasi dan bidang pengawasan kredit. Fungsi divisi pengawasan adalah menyelamatkan dan mengamankan harta bank dan mengawasi dan membina seluruh unit kerja Bank untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. 1. 6. Divisi Perencanaan, Pengembangan dan Pembinaan Cabang Divisi Perencanaan, Pengambangan dan Pembinaan Cabang terdiri dari Bidang Perencanaan, Bidang Penelitian dan Pengembangan dan Bidang Pembinaan Cabang. Fungsi divisi ini adalah merumuskan langkah-langkah strategis untuk pengembangan bank dan merencanakan pengembangan usaha bank serta menilai dan membina kantor cabang. 1. 7. Divisi Sumber Daya Manusia Divisi Sumber Daya Manusia terdiri dari 2 (dua) bidang yaitu bidang tenaga kerja dan bidang pendidikan dan latihan. Fungsi divisi SDM adalah menyediakan kebutuhan dan kelangsungan operasional Bank serta menciptakan dan mengambangkan SDM Bank yang professional. 1. 8. Divisi Administrasi Keuangan Divisi Administrasi Keuangan terdiri dari 2 (dua) bidang, yaitu bidang akuntansi dan bidang teknologi sisitem informasi. Fungsi divisi administrasi keuangan adalah merumuskan sistem administrasi keuangan Bank yang handal serta memelihara dan mengembangkan program teknologi sistem informasi. 1. 9. Divisi Umum

Divisi umum terdiri dari 2 (dua) bidang, yaitu bidang logistic dan bidang rumah tangga. Fungsi divisi umum yaitu memenuhi kebutuhan dan memelihara sarana serta prasarana kerja bank. 10. Divisi Treasury Divisi Treasury terdiri dari 2 (dua) bidang, yaitu bidang treasury dan bidang pemasaran produk dan jasa. Fungsi divisi treasury adalah mengelola sumber dana Bank untuk mendapatkan hasil yang optimal, mengevaluasi sasaran dibidang sumber dana, mereview skim produk dan jasa yang ada untuk meraih potensi pasar, memperluas pasngsa pasar produk dan jasa dan melaksanakan penerapan manajemen risiko dengan ketentuan yang berlaku. 11. Divisi Kredit Divisi kredit terdiri dari 2 (dua) bidang yaitu bidang kredit dan bidang supervisi kredit. Fungsi divisi kredit adalah mengevaluasi sasaran dibidang perekreditan, mereview skim kredit yang ada untuk meraih potensi pasar dan memperluas pangsa pasar kredit. 12. Divisi Penyelamatan Kredit Divisi penyelamatan kredit terdiri dari 5 (lima) bidang, yaitu bidang supervisi pembiayaan, bidang supervisi operasi dan bidang treasury syariah. Fungsi divisi syariah adalah mengelola dan mengembangkan usaha bank berdasarkan prinsip syariah serta membina dan mengawasi unit-unit operasional dibawahnya. 13. Sekretariat Direksi Fungsi secretariat direksi yaitu menyelenggarakan kegiatan tata usaha pelaksanaan tugas direksi dan menyelenggarakan tugas-tugas kehumasan dan protokoler direksi. 14.

Gambar IV.1 Struktur Organisasi PT Bank Sumut

Divisi pengawasan Divisi perencanaan, pengembangan pembinaan cabang Divisi Kepatuhan Divisi Usaha Syariah Divisi Penyelamatan Kredit Divisi Kredit Divisi Treasury

Divisi Umum Divisi Administrasi keuangan Divisi Sumber Daya Manusia

1. C. Informasi Akuntansi Manajemen Yang Diterapkan Informasi akuntansi manajemen memberikan manfaat bagi akuntansi atas segala kegiatan yang dilaksanakan oleh PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan sehingga memberikan kemudahan-kemudahan dalam pengawasan. Oleh karena itu umpan balik akan cepat diterima dan pimpinan perusahaan dapat segera mengambil keputusan dengan tepat, praktis dan rasional sehingga pelaksanaan keputusan-keputusan investasi akan lebih efisien dan efektif. Akuntansi manajemen merupakan salah satu tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran, yang digunakan untuk membantu menajamen dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan informasi akuntansi manajemen dibutuhkan oleh manajemen dari berbagai jenjang orgnisasi untuk menyusun rencana kegiatan perusahaan di masa yang akan datang. Informasi akuntansi manajemen sangat bermanfaat bagi manajemen terutama tahap analisa konsekuensi tiap alternative tindakan yang digunakan dalam pengambilan keputusan investasi, sehingga memungkinkan memilih alternative yang terbaik diantara alternative tindakan yang dipertimbangkan. Pada PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan arus akuntansi manajemen disalurkan berdasarkan berdasarkan jenjang menurut struktur organisasi dari atasan kebawahan. Akuntansi manajemen diperlukan oleh tiap-tiap divisi yang terlibat di dalam struktur organisasi perusahaan. Dari berbagai divisi menerima informasi dari atasannya yang bertanggung jawab terhadapnya. Kebutuhan akan informasi oleh tiap-tiap divisi berbeda-beda akan tetapi mempunyai tujuan yang sama dan paling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk memajukan perusahaan. Sukses tidaknya suatu organisasi perusahaan di dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada kemampuan pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan yang tepat, cepat dan relevan. Akuntansi manajemen yang diterapkan pada PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan adalah sebagai : 1. Penyedia informasi untuk pemecahan masalah (problem solving) yang timbul dalam perusahaan. 2. Proses pengolahandata untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan untuk pengambilan keputusan. 3. Pengolahan informasi keuangan untuk memenuhi keperluan manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian. 4. Penilai kinerja manajer pusat biaya, terutama kemampuan manajer pusat biaya mengendalikan biaya operasional. 5. Penyedia informasi dasar untuk mengalokasikan sumber daya dalam perusahaan pada berbagai aktivitas yang direncanakan. Selain itu berperan sebagai umpan balik kepada manajer mengenai pelaksanaan rencana aktivitas yang disusun. 6. Pencatat Skor (skor keeping) dalam aktivitas para manajer pusat biaya untuk merencanakan aktivitas dan pengendalian pelaksana rencana aktivitasnya. Disamping pencatat skor juga berperan untuk mengkomunikasikan skor kepada manajer yang bersangkutan untuk memungkinkan manajemen mengevaluasi pelaksanaan rencana yang telah disusun. 7. Penarik perhatian, jika manajer telah mengandalkan informasi yang dihasilkan oleh manajer keuangan, maka mereka akan selalu menggunakannya dalam setiap pengambilan keputusan pemecahan masalah yang akan mereka lakukan. 1. D. Jenis-Jenis Pembiayaan Aktiva Tetap Apabila dihubungkan dengan proses pengambilan keputusan investasi jangka panjang seperti terhadap pembelian dan perolehan aktiva tetap terutama yang memerlukan dana relative besar yang menyebabkan kapitalisasi dan kebutuhan modal yang besar seperti pembelian gedung dan kenderaan, manajemen memandang perlu untuk melakukan penilaian, karena pembelian aktiva tetap menyangkut keputusan jangka panjang. Disamping itu pembelian yang dilakukan oleh perusahaan menyangkut perluasan usaha, jadi resiko kegagalan sangat besar, untuk itu setiap penambahan aktiva tetap harus tetap dilakukan dengan hati-hati. Investasi ini dilakukan adalah bertujuan untuk memperluas usaha dengan cara menambah aktiva. Jenis-jenis pembiayaan

investasi aktiva tetap yang terdapat pada PT Bank SUmut Kantor Pusat Medan antara lain : 1. Tanah 2. Bangunan 3. Kendaraan 4. Peralatan Kantor 1. E. Konsep Biaya Dalam Pengambilan Keputusan Informasi akuntansi manajemen yang diterapkan perusahaan bukanlah semata-mata sebagai pengambil keputusan akan tetapi lebih banyak berperan untuk mengumpulkan informasi relevan dan menganalisa informasi tersebut, sehingga dapat disajikan informasi yang benar-benarsiap untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Konsep biaya yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah dengan memperhitungkan biaya relevan. Yang dimaksud dengan biaya relevan disini adalah biaya yang berhubungan dengan biaya masa yang akan datang yang diperkirakan pasti terjadi. Biaya masa yang akan datang (future cost) tidak pernah ditemui dalam pembukuan perusahaan. Yang ada dalam catatan pembukuan perusahaan hanyalah catatan histories. Oleh karena itu untuk menentukan biayabiaya relevan diperlukan kemampuan untuk memprediksi. Seorang pembuat keputusan harus mampu untuk memadukan pengalaman intelegensinya, yang dapat menentukan biaya relevan yang dapat mendekati kenyataan pada masa yang akan datang. PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan dalam usahanya meningkatkan efisiensi dan untuk memastikan bahwa segala sumber kekayaan yang dimiliki perusahaan tidak ada yang menganggur, selalu menggunakan konsep biaya relevan, sehingga kebijakan investasi terhadap aktiva tetap tersebut (membeli atau menyewa) dapat ditentukan tanpa merugikan perusahaan pada masa yang akan datang. Di dalam perusahaan terdapat beberapa jenis investasi terdiri dari : 1. Investasi yang tidak dapat diukur labanya, investasi ini dimaksudkan untuk menaikkan laba, namun laba yang diharapkan akan diperoleh perusahaan dengan adanya investasi ini sulit dihitung secarat teliti. Misalnya biaya promosi produk untuk jangka panjang, biaya penelitian dan pengembangan dan biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan. PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan pada tahun 2005 telah mengeluarkan biaya pendidikan dan pelatihan sebesar Rp 7.093.000.000. sulit untuk mengukur tambahan laba yang dapat diperoleh dengan adanya pengeluaran biaya promosi produk, begitu juga sulit untuk mengukur penghematan biaya (karena adanya efisiensi) akibat adanya program pelatihan dan pendidikan karyawan. 2. Investasi dalam penggantian mesin dan peralatan, investasi ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin dan peralatan yang ada. Dalam pemakaian mesin dan peralatan, pada suatu saat akan terjadi biaya operasi mesin dan peralatan menjadi lebih besar dibandingkan dengan biaya operasi jika mesin tersebut diganti dengan yang baru atau produktivitasnya tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan. 3. Investasi dalam perluasan usaha, investasi jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Tambahan kapasitas akan memerlukan aktiva differensial berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pendapatan differensial, yang berupa tambahan investasi dan akan menghasilkan pendapatan differensial, yang berupa tambahan pendapatan (revenues), serta memerlukan biaya differensial, yang berupa tambahan biaya karena tambahan kapasitas. Jenis-jenis investasi ini adalah investasi yang terjadi pada perusahaan secara keseluruhan. PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan melakukan investasi perluasan usaha dengan membuka kantor kas baru yaitu kantor kas Asia dengan konstruksi bangunan permanent, berlantai 3 (tiga) dan status sewa untuk jangka waktu 5 tahun, dimana jumlah investasi yang diperlukan dan perkiraan biaya rutin disajikan sebagai berikut : Tabel IV.1 Perkiraan Biaya Rutin Kantor Kas Asia (Dalam Ribuan Rupiah) No Jenis Biaya Jumlah Rupiah Keterangan I II III IV V VI VII Biaya Tenaga Kerja 1. Biaya Pegawai Tetap 2. Gaji Pemimpin Kantor Kas 3. Gaji Pegawai 4. Biaya Pegawai Harian (satpam, supir) Gedung Kantor 1. Sewa dan Rehab Gedung Kantor Biaya Operasional Lainnya

Biaya Penyusutan 1. Kenderaan Dinas 2. Komputer 3. Alat Komunikasi 4. Mesin dan AC 5. Investasi lainnya Sewa Kenderaan Dinas Sewa Komunikasi Sewa Aplikasi Olibs 304.000 150.000 50.000 80.000 24.000

74.299 74.299 18.000 108.875 10.000 16.000 1.750 48.250 32.875 48.000 66.000 63.000

371.494/5 tahun 1.500 x 12 bulan 50% x 20.000 25% x 64.000 25% x 7.000 25% x 193.000 25% x 131.500 4.000 x 12 bulan 5.500 x 12 bulan 5.250 x 12 bulan Total Biaya 682.174 Sumber : PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan Tabel IV.2 Investasi Pembukaan Kantor Kas Asia (Dalam Ribuan Rupiah) No Jenis Investasi Unit Harga Total A Gedung Kantor (Sewa dan rehab) 1 371.494 371.494

B Kenderaan roda dua 1 20.000 20.000 C Komputer 64.000 1. PC Unit 3 9.000 27.000 2. Printer LX-300 1 3.000 3.000 3. Printer LQ 2170/2180 1 7.000 7.000 4. HUBB 3 CDM 16 Port 1 2.500 2.500 5. Passbook 1 15.000 15.000 6. Modem 1 2.000 2.000 7. UPS ICA 3 2.500 7.500 D Alat Komunikasi 7.000 1. Faxcimile 1 5.000 5.000 2. Telepon (line) 2 1.000 2.000 E Mesin dan AC 193.000 1. Mesin tik manual 1 2.000 2.000 2. Mesin hitung uang 1 50.000 50.000 3. Kalkulator 2 500 1.000 4. Genset/Panel AMF 1 110.000 110.000 5. Time Record 1 7.500 7.500 6. Energy Sparen/Penghemat Energy 1 2.500 2.500 7. AC Unit 4 5.000 20.000 F. Inventaris lainnya 131.500 1. Kursi kerja 10 550 5.500 2. Meja kerja 5 2000 10.000 3. Lemari arsip 2 2.500 5.000 4. filling cabinet 2 2.000 4.000 5. Kursi sofa nasabah 2 1.600 3.200 6. Mebel lainnya 1 10.000 10.000 7. Cash box 1 1.000 1.000 8. white board 1 750 750 9. Dispenser 1 1.500 1.500 10. Brankas 1 55.000 55.000 11. Security alarm 1 30.000 30.000 12. Racun api 1 5.000 5.000 13. Lampu ultra violet 1 550 550 Total 786.994 Sumber : PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan 1. F. Langkah-Langkah Dalam Pengambilan Keputusan Dalam pengambilan keputusan manajer menghadapi banyak hal mengenai ketidakpastian. Oleh karena itu, manajemen perusahaan memerlukan informasi yang berguna yang dapat mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya sehingga dapat memperkecil kemungkinan kesalahan yang diakibatkan kesalahan informasi yang diterima manajen dalam pengambilan keputusan. Salah satu informasi penting yang diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam kegiatan operasional perusahaan terutama aspek perencanaan dan pengendalian adalah informasi akuntansi manajemen. Pada PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan pengambilan keputusan merupakan suatu masalah yang sering dihadapi oleh manajer perusahaan. Sebagian keputusan sifatnya rutin sehingga frekuensi pembuatan keputusan tinggi, namun hanya membawa konsekuensi yang kecil. Oleh karena itu keputusan jenis ini biasanya hanya memperoleh perhaitan kecil, memerlukan informasi sederhana dan memerlukan analisis sederhana. Namun ada juga keputusan pada perusahaan yang sifatnya khusus (tidak rutin) dan frekuensinya jarang, namun memberi konsekuensi dan dana yang besar bagi perusahaan. Keputusan yang tidak rutin tersebut memerlukan informasi dan analisis yang sifatnya kompleks agar dapat membuat keputusan yang tepat. Dalam hal ini pihak manajemen harus mengetahui dengan baik masalah yang dihadapi, serta mengidentifikasinya dengan jelas sehingga dapat mengefisienkan biaya dan waktu. Informasi akuntansi manajemen yang dibutuhkan oleh dewan direksi sebagai pengambil keputusan, pada mulanya dimulai dari pengumpulan data dari semua divisi. Data yang dikumpulkan diolah menjadi informasi yang berguna dan dapat diterima oleh yang membutuhkannya. Pengambilan keputusan oleh dewan direksi perusahaan dapat kita lihat sebagai berikut : 1. Dewan direksi meminta data dan informasi dari setiap divisi 2. Informasi yang diberikan masing-masing bagian merupakan gambaran keadaan yang telah diolah melalui sistem akuntansi manajemen yang ada. 3. Data dan informasi tersebut dilanjutkan ke divisi perencanaan dan selanjutnya disampaikan ke direksi. 4. Diadakan rapat dengan divisi tertentu berdasarkan informasi yang ada sebagai bahan pertimbangan dari perusahaan. 5. Pimpinan akan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang masuk dari semua divisi yang akan dimasukkan

dalam Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) 1. G. Manfaat Akuntansi Differensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Informasi akuntansi differensial adalah suatu tipe akuntansi manajemen yang berperan dalam pengambilan keputusan aktiva tetap dalam suatu perusahaan. Akuntansi differensial merupakan informasi akuntansi yang dihubungkan dengan pemilihan alternative. Informasi akuntansi differensial merupakan taksiran aktiva, pendapatan dan bunga biaya dalam alternative tindakan yang lain. Penyusunan program merupakan proses perencanaan jangka pangjang yang didalamnya manajemen PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan merencanakan lokasi sumber daya (resources) kepada berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk pelaksanaan strategi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dalam perencanaan jangka panjang, dewan direksi PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan akan mengalokasikan dana untuk investasi perluasan usaha khususnya gedung. Gedung merupakan salah satu asset perusahaan yang mempunyai peran penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang maksimal. Oleh karena itu dalam penginvestasian gedung yang merupakan asset perusahaan memerlukan informasi akuntansi manajemen untuk menetapkan pengambilan keputusan investasi gedung agar tujuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang maksimal sesuai dengan rencana yang dibuat, dengan demikian perusahaan harus melakukan pertimbangan-pertimbangan dari berbagai alternative yang ada agar keputusan penginvestasian gedung yang mereka buat dapat bermanfaat dan merupakan alternative keputusan yang terbaik. Untuk dapat menyajikan laporan internal yang baik diperlukan informasi akuntansi manajemen, hal itu dimaksudkan untuk menghindari adanya kesalahan dan pemborosan yang terjadi karena perusahaan salah mengambil keputusan penginvestasian yang dibuat, akuntansi manajemen itu terdiri dari kegiatan mempersiapkan anggaran, menginterpretasikan antara hasil dengan yang akan direncanakan serta menetapkan prosedur pengawasan intern untuk mencegah terjadinya pemborosan biaya. Investasi pada PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan membutuhkan dana yang relative besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relative panjang serta mengandung resiko, oleh karena itu perlu pertimbangan yang masak dan bijaksana sebelum investasi tersebut dilaksanakan. Diantara berbagai informasi yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi gedung PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan memerlukan informasi akuntansi manajemen yaitu berupa aktiva differensia, pendapatan differensial, biaya differensial yang merupakan informasi penting untuk menilai kekayaan ekonomis suatu rencana investasi. Bagi PT Bank Sumut Kantor Pusat MEdan manfaat dari informasi akuntansi manajemen dalam pengmabilan keputusan investasi aktiva tetap sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan, informasi akuntansi manajemen merupakan alat untuk : 1. Meningkatkan manfaat perekonomian masa yang akan datang dari suatu aktiva tetap tertentu yang ada tetapi dapat diperlukan bagi perusahaan untuk memperoleh manfaat ekonomis pada masa yang akan datang dari aktiva yang lain. 2. Memanfaatkan fasilitas yang menganggur 3. Pedoman dalam kegiatan operasional 4. Tolak ukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan 1. Bagi para pelaksana kegiatan operasional perusahaan informasi akuntansi manajemen merupakan alat untuk : BAB V ANALISA DAN EVALUASI Pada bab ini penulis akan melakukan analisa dan evaluasi terhadap hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan. Dalam melakukan analisa dan evaluasi, penulis membandingkan antara teori-teori yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan kenyataan yang ada di perusahaan, sehingga dengan adanya analisa dan evaluasi ini, maka penulis akan dapat melihat dan menilai sampai sejauh mana teori yang ada tersebut telah diterapkan oleh perusahaan dalam kenyataan sehari-hari. Adapun masalah-masalah yang akan dianalisa dan dievaluasi oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. A. Konsep Biaya Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan investasi merupakan keputusan yang berorientasi manfaat pada tahun-tahun yang akan datang yang dapat menentukan maju mundurnya perusahaan pada masa yang akan datang. Jika keputusan yang dibuat salah maka akan merugikan perusahaan secara material yang tidak sedikit. 56 Dari hasil penelitian pada PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan dapat disimpulkan informasi akuntansi differensial yang digunakan adalah untuk pengambilan keputusan membeli atau menyewa gedung. Berikut ini penulis menyajikan suatu gambaran proses pengambilan keputusan atas pembelian atau sewa gedung untuk keperluan operasional kantor yang dilakukan PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan didasarkan pada pertimbangan apakah kedua sisitem tersebut membeli atau menyewa gedung kantor yang paling cepat pengembalian investasinya. Dari catatan pembukuan perusahaan diketahui bahwa dalam pengadaan gedung apakah dibeli atau disewa. Harga gedung ini dibeli dengan harga beli Rp 1.000.000.000, dengan masa manfaat 5 tahun dengan nilai buku Rp 6.500.000. biaya yang dikeluarkan selama 5 tahun adalah biaya pemeliharaan Rp 250.000.000. apabila gedung tersebut disewa dengan biaya sewa dan rehab sebesar Rp 371.494.000 pertahun. Selanjutnya divisi akuntansi keuangan mengadakan kalkulasi perhitungan biaya differensial seperti di bawah ini dan dewan redaksi akan memutuskan gedung tersebut dibeli atau disewa.

1. Jika dilakukan pembelian gedung Pendapatan Rp 3.834.500.000 Biaya Operasional 1.715.000.000 Biaya Penyusutan 644.375.000 Biaya Pemeliharaan 250.000.000 Biaya Modal 1.415.500.000 Residual Income Rp (190.375.000) 1. Jika dilakukan Penyewaan Gedung Pendapatan Rp 3.834.500.000 Biaya Operasional 1.715.000.000 Biaya Penyusutan 544.375.000 Biaya Pemeliharaan Biaya Sewa dan Rehab 371.494.000 Biaya Modal 1.415.500.000 Residual Income Rp (788.131.000) Dari perhitungan di atas maka perusahaan memilih alternative bahwa gedung tersebut lebih menguntungkan apabila disewa. Hal ini dapat dilihat apabila perusahaan membeli gedung, maka perusahaan akan mengalami kerugian yang lebih besar dimana biaya pemeliharaan, asuransi dan biaya tak terduga lainnya akan menjadi tanggungan perusahaan yang nanti berpengaruh pada laba perusahaan. Dari kasus tersebut, penulis menyimpulkan bahwa informasi differensial dalam pengambilan keputusan investasi aktiva tetap sudah tepat, hal ini dapat dilihat penerapan informasi akuntansi differensial digunakan untuk melindungi kekayaan perusahaan, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian yang lebih besar lagi.

1. B. Penerapan Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Perkembangan praktek akuntansi manajemen lebih didasarkan atas logika dan pengalaman dan bukan atas dasar diterima tidaknya secara umum dan tidak adanya organisasi yang berwenang dalam mengatur sanksi bagi yang menolak untuk menggunakan praktek-praktek akuntansi manajemen. Jika suatu informasi atau suatu prinsip pengukuran tertentu ternyata bermanfaat untuk tujuan-tujuan tertentu manajemen, maka prinsip atau ukuran tersebut adalah akuntansi manajemen yang baik. Dimana kriteria pokok akuntansi manajemen adalah efektif tidaknya suatu prinsip atau metode bagi manajemen perusahaan secara keseluruhan individual. PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan bergerak dibidang perbankan telah memanfaatkan informasi akuntansi manajemen, hal itu dapat terlihat dari langkah-langkah yang dilakukan perusahaan yaitu mengumpulkan berbagai macam informasi dan mengambil suatu kesimpulan untuk pengambilan keputusan terhadap masalah yang dihadapi. Informasi akuntansi manajemen sangat diperlukan di PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan khususnya untuk membantu pihak internal di dalam pengambilan keputusan investasi. Karena informasi akuntansi manajemen ini menyangkut Masa yang akan datang yang digunakan untuk pengambilan keputusan dan akuntansi manajemen juga bermanfaat untuk memastikan setiap bagian perusahaan berfungsi dengan efektifitas yang maksimal. Dalam pengmabilan keputusan yaitu keputusan mengenai investasi gedung PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan tidak hanya mempertimbangkan factor-faktor moneter tetapi juga mempetimbangkan factor-faktor non moneter, dimana factorfaktor ini sebagai masukan dalam menentukan alternatif mana yang terbaik diantara alternatif yang tersedia.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 1. A. Kesimpulan Pada bab sebelumnya, berdasarkan analisa dan evaluasi yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan investasi aktiva tetap sangaf efektif digunakan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan diantara alternative-alternatif yang ada. Hal tersebut dapat dilihat dengan alasan sebagai berikut : 1. PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan menyadari sepenuhnya akan pentingnya laporan akuntansi manajemen yang akan membantu keputusan, baik itu keputusan jangka panjang, jangka pendek, keputusan rutin maupun untuk tujuan pengendalian intern. 2. PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan dalam pengambilan keputusan investasi aktiva tetap khususnya gedung adalah informasi akuntansi differensial. 3. Berdasarkan informasi akuntansi manajemen PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan dalam pengambilan keputusan pengadaan gedung dapat mengambil keputusan yang baik yaitu dengan menyewa sehingga kerugian yang akan ditimbulkan dapat dihindarkan.

61

1. B. Saran Dari keseluruhan uraian di atas, setelah menganalisa data yang ada di PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan, selanjutnya penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut : 1. Konsep biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda (different cost for different purpose) dalam pengambilan keputusan haruslah diperhatikan unsure ataupun karakteristik biaya differensial, karena dalam berbagai keputusan yang diambil perusahaan sering mengabaikan pemisahan factor-faktor yang baik. 2. Perusahaan harus lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan investasi gedung, karena keputusan ini berdampak jangka panjang terhadap biaya-biaya yang terjadi dan laba yang dihasilkan. 3. perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi,baik itu jamgka pendek maupun kangka panjang harus berdasarkan informasi-informasi yang akurar.

Anda mungkin juga menyukai