Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) merupakan indikator yang sangat sensitif terhadap ketersediaan kualitas dan pemanfaatan pelayanan kesehatan terutama yang berhubungan dengan Perinatal. AKB juga dipengaruhi oleh pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, pendidikan ibu dan gizi keluarga. Sehingga AKB dapat dipakai sebagai tolak ukur pembangunan sosial ekonomi masyarakat menyeluruh. (Dinkes Jabar, 2007) Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu rendah jika AKB kurang dari 20, sedang 20-49 dan tinggi 50-99 dan sangat tingga jika AKB di atas 100 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Perinatal adalah jumlah bayi dalam tujuh hari pertama sesuadah lahir (early neonatal) yang terjadi dari masa kehamilan ibu 28 minggu atau lebih. Adapun angka kematian perinatal jumlah lahir mati (umur kehamilan ibu 28 minggu) ditambah jumlah kematian neonatal dini (umur bayi 0-7 hari) per jumlah kelahiran hidup pada yahun yang sama kali 1000. (Winkjosastro, 2006) Kurang lebih 8 juta kematian perinatal di dunia terjadi setiap tahun. Dari jumlah ini, sekitar 85% kematian bayi baru lahir terjadi setiap tahun. Dari jumlah ini, sekitar 85% kematian bayi baru lahir terjadi akibat infeksi. Asfiksia

pada saat lahir dan cidera saat lahir. (Varney, 2006). Angka kematian balita di Indonesia sejak periode 2002 tidak mengalami penurunan, Cornelius Eko Susanto departemen kesehatan

(DepKes) mengungkapkan rata-rata pertahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya genap 1 tahun. Data bersumber dari survey terakhir pemerintah, yaitu Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007. (SDKI, 2007). Berdasarkan Survei lainnya, yaitu Riset Kesehatan Dasar Depkes 2007, Kematian bayi baru lahir (neonatus) merupakan penyumbang kematian terbesar pada tingginya Angka Kematian Balita (AKB). Setiap tahun 20 bayi per 1000 kelahiran hidup terenggut nyawanya dalam rentang waktu 0-12 hari pasca kelahirannya. (www.bataviase.co.id/di akses tanggal 19 oktober 2011). Di Bidang kesehatan pada tahun 2010 Angka Harapan Hidup (AHH) mencapai 68,20% per tahun, meningkat 0,2% per tahun dari tahun sebelumnya. Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu untuk tahun 2010 belum terbit, namun berdasarkan data terakhir AKB tahun 2008 sebesar 38,51%

kelahiran hidup. (www.jabarprov.go.id/rancangan kerja pemerintah daerah provinsi Jawa Barat tahun 2012/di akses tanggal 21 Oktober 2011). Angka Kematian Bayi tahun 2011 di kota Cimahi sebanyak 68 bayi dari 9.966 kalahiran, sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 80 bayi dari 10.374 angka kelahiran Demikan dikatakan kepala bidang pelayanan masyarakat kota Cimahi, Dr. Pratiwi (kamis, 3/2). Dia mengatakan adanya penurunan jumlah, baik AKI maupun AKB disebabkan pemahaman ibu hamil tentang penanganan

persalinan meningkat. (www.bataviase.co.id/di akses tanggal 21 Oktober 2011). Inisiasi menyusu dini dalam 30 menit pertama kelahiran merupakan salah satu dari 10 langkah menuju keberhasilan menyusui yang berdasarkan Inisiatif Rumah Sakit Sayang Bayi (Baby Friendly Hospital Initiative: BFHI) tahun 1992. Di dalam langkah keempat tertulis bantu ibu mulai menyusui dalam 30 menit setelah bayi lahir dengan memfokuskan pada kemampuan alami yang ajaib bagaimana bayi memulai menyusu dengan cara bayi merangkak di dada ibunya yang disebut breast crawl dan penjelasannya yaitu Setiap bayi, saat diletakkan di perut ibunya segera setelah lahir mempunyai kemampuan untuk menemukan payudara ibunya dan mengambil minum pertamanya dengan kemampuannya sendiri. WHO menjelaskan dalam dokumennya mengenai hal ini yaitu Ibu di ruang bersalin yang melahirkan secara normal harus diberitahu bahwa dalam 30 menit setelah kelahiran akan diberikan bayinya untuk dilakukan kontak kulit-kekulit paling sedikit selama 30 menit, dan ditawarkan bantuan oleh petugas

kesehatan untuk mulai menyusu. Sedikitnya 50% ibu yang melahirkan secara operasi Caesar dikonfirmasikan dapat merespons dalam 30 menit, dan akan diberikan bayi untuk dipegang dengan kontak kulit-ke-kulit. Tahun 2006 BFHI merevisi penjelasan langkah ke-4 ini menjadi Letakkan bayi dalam posisi tengkurap di dada ibunya, kontak kulit-ke-kulit

dengan ibu segera setelah lahir paling sedikit selama 1 jam dan dorong ibu mengenali tanda-tanda bayi siap menyusu, dan bila perlu tawarkan bantuan. Dalam hal ini yang ditekankan adalah pentingnya kontak kulit-ke- kulit dan

kesiapan bayi. Sebagian besar dari 4 juta kematian bayi baru lahir disebabkan oleh penyebab yang dapat dicegah yaitu infeksi (meningitis, sepsis, dan pneumonia). Edmond dkk. menunjukkan, inisiasi menyusu dalam satu jam pertama pasca lahir menurunkan 22% risiko kematian bayi usia 0-28 hari. Sebaliknya,

penundaan inisiasi meningkatkan risiko kematian. Bahkan bila inisiasi menyusu terlambat dilakukan (setelah hari pertama), dapat meningkatkan risiko kematian 2-4 kali. Oleh karena itu, pastikan kontak kulit-ke-kulit dilakukan dengan benar. Kontak kulit-ke-kulit yang benar harusnya dikerjakan tidak terburuburu, tidak terganggu, tanpa pakaian, dimulai secepatnya, segera setelah lahir, dan berlangsung sedikitnya selama satu jam. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran Kejadian Pemberian Inisiasi Menyusui Dini Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktek Mandiri Ny "S " di Kota Cimahi Tahun 2013. II. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah

penelitiannya adalah sebagai berikut: Bagaimanakah gambaran pemberian IMD pada ibu bersalin di BPM Ny S Kota Cimahi Tahun 2013 ?

III. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran kejadian pemberian IMD pada ibu bersalin di BPM Ny SKota Cimahi Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran pelaksanaan IMD pada ibu bersalin di BPM Ny S Kota Cimahi Tahun 2013. b. Mengetahui prevalensi IMD pada ibu bersalin di BPM Ny S Kota Cimahi Tahun 2013. c. Mengetahui gambaran pemberian IMD pada ibu bersalin di BPM Ny. S Kota Cimahi Tahun 2013.

IV.

Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan menambah pengalaman dalam hal penelitian khususnya tentang IMD pada ibu bersalin di BPM Ny S Kota Cimahi Tahun 2013. 2. Bagi BPM Ny.S Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi BPM di Kota Cimahi serta institusi kesehatan lainnya mengenai kesehatan ibu dan anak terutama yang berkenaan dengan masalah menyusui.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai literatur serta dapat ditindaklanjuti dalam melakukan penelitian yang masih berhubungan dengan proses Inisiasi Menyusu Dini.

Anda mungkin juga menyukai