Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR

Penggunaan Perkerasan:

1. Jalan Baru ( Full Depth Pavement) 2. Perkuatan Jalan Lama (Overlay) 3. Konstruksi Bertahap (Stage Construction)

Penentuan Besaran Rencana


1. Prosentase Kendaraan Pada Jalur Rencana

2. Angka Ekivalen (E) beban sumbu kendaraan a. Angka Ekivalen sumbu tunggal
( )

b. Angka Ekivalen sumbtu ganda


( )

3. Lalu Lintas Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal umur rencana dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masing-masing arah pada jalan dengan median a. Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) Dengan : j n = Jenis kendaraan = Tahun Pengamatan

LHR = Lalu Lintas Harian Rata-rata Cj = Koefisien distribusi Kendaraan, dan Ej =Angka Ekivalen (E) beban sumbu kendaraan

b. Lintas Ekivalen Akhir (LEA) Dengan : j n = Jenis kendaraan = Tahun Pengamatan ( )

LHR = Lalu Lintas Harian Rata-rata i = Perkembangan Lalu-lintas

UR = Umur Rencana Cj = Koefisien distribusi Kendaraan, dan Ej =Angka Ekivalen (E) beban sumbu kendaraan

c. Lintas Ekivavalen Tengah (LET) ( Dengan : LET = Lintas Ekivalen Tengah LEP = Lintas Ekivalen Permulaan LEA = Lintas Ekivalen Akhir )

d. Lintas Ekivalen Rencana (LER)

Dengan : FP = FP = Faktor Penyesuaian UR = Umur Rencana (tahun) 4. Daya Dukung Tanah Dasar DDT= 4,3 log (CBR) + 1,7

5. Faktor Regional Digunakan untuk memperhitungkan pengaruh keadaan lapangan dan iklim yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan, daya dukung tanah dasar dan perkerasan.

6. Indeks Permukaan Digunakan untuk menentukan nilai perkerasan ditinjau dari kepentinganlalulintas. Nilai indeks permukaan ini menyatakan nilai daripada kerataan/kehalusan serta kekokohan permukaan berkaitan dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat. Nilai indeks permukaan beserta artinya adalah sebagai berikut : a. IP = 1,0 menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga mengganggu lalu lintas kendaraan. b. IP = 1,5 menyatakan tingkat pelayanan rendah yang masih mungkin (jalan tidak terputus). c. IP = 2 menyatakan tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang masih cukup. d. IP=2,5 menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik.

Penentuan Tebal Perkerasan

Indeks Tebal Perkerasan (ITP) :

ITP = Indeks Tebal Perkerasan a1,a2,a3 D1,D2,D3 = Koefisien Kekuatan relative bahan lapis keras = Tebal masing-masing lapis keras

Tebal minimum lapis pondasi bawah : Untuk setiap ITP jika digunakan pondasi bawah tebal minimum adalah 10cm

Tahapan Perencanaan : Daya Dukung Tanah (CBR) Tebal Perkerasan Lalu lintas (LER)

Faktor Regional (FR)

IPo & IPt

Menghitung tebal perkerasan jalan raya


Tentunya kita tidak asing dengan yang namanya jalan raya, hampir setiap hari di lalui oleh kita, lalu bagaimana supaya jalan raya tersebut tidak rusak ketika dilalui kendaraan yang beratnya bersatuan ton. berikut sedikit gambaran tentang perhitunganya: Misalnya kiita akan Merencanakan tebal perkerasan jalan raya 2 jalur dengan data lapangan sebagai berikut:

Umur rencana jalan, Ur = 10 tahun Jalan akan dibuka pada tahun 2014 Pembatasan beban as= 8 ton

Setelah dilakukan pengamatan diperoleh volume lalu lintas sebagai berikut:


Mobil penumpang, pick up, mobil hantarn dan sejenisnya sebanyak 1219 perhari Bus yang melintas di jalan raya sebanyak 353 per hari Truck 2 as : 481 / hari Truck 3 as : 45 / hari Truck 4 as : 10 / hari Truck 5 as : 4 / hari

LHR th.2010 : 2112 bh kendaraan perhari untuk 2 jurusan


Waktu pelaksanaan, n= 4 tahun Perkembangan lalu lintas jalan raya, i= 8 % per tahun Faktor regional, FR = 1.00

Bahan perkerasan jalan raya yang akan dipakai sebagai berikut:


Aspal beton atau penetrasi makadam ( surface course ) Water bound macadam ( base course ) Pondasi bawah kelas C ( Subbase course ) CBR = 3

Selanjutnya menghitung tebal perkerasan jalan raya dari data-data diatas


1. 2. 3. 4. 5. Bus = 353 Truck 2 as Truck 3 as Truck 4 as Truck 5 as = 481 = 45 = 10 =4

Jumlah kendaraan berat ( bus dan truck ) KB = 893 bh


BB = (353/893)x100%=39.5% B2T =(481/893)x100%=53.86% B3T = (45/893)x100%=5.05% B4T = (10/893)x100%=1.14% B5T = (4/893)x100%=0.45% Mobil penumpang = 1219 bh Jumlah LHR = 2112 bh AKB =( 893/2112)x100%=42% AKR =( 1219/2112)x100%=58%

Waktu pelaksanaan pekerjaan jalan raya , n=4 tahun Pertumbuhan lalu lintas i = 8% pertahun LHRop = 2112( 1+0.08)^4 = 2873 Jumlah jalur = 2 Ckiri= 50% , Ckanan= 50% Umur rencana = 10 tahun pertumbuhan lalu lintas jalan raya = 8%/tahun FP = 1.44 ( tabel FP ) i.p = 2.5 ( tabel I.P ) LERur = 639.71 I.P = 2.5 dari grafik diperoleh ITP = 10.25 CBR = 3 DDT = 3.8 ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3 + a4.D4 Dsini mencari Nilai ITP yang lebih dari 10.25 Lapisan permukaan=a1=0.40 & D1=10, a1xD1=4.00 Lapisan pondasi =a2=0.14 &D2=20, a2xD2=2.80 Lapisan pondasi bawah =a3=0.11 &D3=32, a3xD3=3.52

Lapisan perbaikan tanah dasar =a4=0 &D4=0, a4xD4=0 Jumlah ITP hasil perhitungan = 10.32 (jadi jalan raya aman ) Berikutnya menggambar hasil perhitungan tebal perkerasan jalan raya sebagai berikut

Anda mungkin juga menyukai