Anda di halaman 1dari 30

PENGUJIAN EMISI GAS BUANG

DISAMPAIKAN DALAM RANGKA : PELATIHAN KOMPETENSI GURU-GURU SMK SE DIY


OLEH ZAINAL ARIFIN, MT. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FT UNY DESEMBER 2007

Pendahuluan
POLUSI UDARA ADALAH MASUKNYA BAHANBAHAN PENCEMAR KE DALAM UDARA SEHINGGA MENGAKIBATKAN TERGANGGUNYA FUNGSI UDARA. BAHAN PENCEMAR BERASAL DARI: EMISI KENDARAAN BERMOTOR, CEROBONG ASAP PABRIK, GENERATOR PEMBANGKIT LISTRIK, KILANG MINYAK. 70% BAHAN PENCEMAR UDARA DIBEBERAPA KOTA BESAR BERASAL DARI EMISI KENDARAAN BERMOTOR

Pendahuluan
EMISI GAS BUANG ADALAH ZAT-ZAT HASIL PEMBAKARAN MESIN BENSIN MAUPUN DIESEL, 2-TAK MAUPUN 4-TAK, YANG BERACUN SEHINGGA MEMBAHAYAKAN KESEHATAN DAN MERUSAK EKOSISTIM. ZAT-ZAT BERACUN: CARBON MONOXIDE (CO), HYDROCARBON(HC), NITROGEN OXYDE (NOx), SULFUR OXYDE (SOx), PLUMBUM (Pb) & PARTIKULAT. AKIBAT DARI: PROSES PEMBAKARAN TIDAK SEMPURNA & BAHAN BAKAR YANG TERCEMAR (Pb DAN S)

SUMBER PENCEMARAN UDARA

DAMPAK PENCEMARAN UDARA


DAMPAK POLUSI UDARA DAPAT BERAKIBAT TERHADAP KESEHATAN MAUPUN LINGKUNGAN SECARA LOKAL MAUPUN GLOBAL SECARA LOKAL DAPAT TERJADI HUJAN ASAM DAN TERJADINYA ANOMALI IKLIM SECARA GLOBAL DAPAT MENGAKIBATKAN PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING EFFECT) KARENA BEBERAPA GAS RUMAH KACA

DAMPAK PENCEMARAN UDARA


DAMPAK POLUSI UDARA DAPAT BERAKIBAT TERHADAP KESEHATAN MAUPUN LINGKUNGAN SECARA LOKAL MAUPUN GLOBAL SECARA LOKAL DAPAT TERJADI HUJAN ASAM DAN TERJADINYA ANOMALI IKLIM SECARA GLOBAL DAPAT MENGAKIBATKAN PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING EFFECT) KARENA BEBERAPA GAS RUMAH KACA

DAMPAK PENCEMARAN UDARA


Otak: stress & hambatan pertumbuhan kecerdasan anak akibat Pb (timbal) Mata: Iritasi dan peradangan akibat HC & NOx Tenggorokan: Peradangan akibat HC (hidrokarbon) Paru-paru; kanker, flek & bonchitis akibat HC, Nox & SOx

Perut: Mual dan sembelit & gangguan ginjal akibat Pb (timbal)


Sistem reproduksi (laki-laki); terganggu akibat Pb (timbal)

Kulit; gatal-gatal akibat hujan asam dari SOx

Jantung: darah kekurangan oksigen akibat CO

PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA


Improvement fuel quality (un-leaded gasoline, bio-fuel, alternative fuel, gas etc) Improvement vehicle technology and emission standard (EFI, GDI, CDI, Hybrid engine) for achieve ZEV Regular inspection and maintenance Traffic management and mass transport
Ambient Air Quality Emission levels

Karakter Bahan Bakar

Penggunaan Kendaraan Bermotor

Karakter Engine

EMISI KENDARAAN BERMOTOR


Blow by gas merupakan gas yang lolos kedalam ruang engkol melalui celah antara ring piston dan silinder ketika terjadi langkah kompresi. Berupa gas Hydrocarbon (HC) Bila dibiarkan didalam engkol bisa merusak kualitas oli Dimasukkan lagi kedalam ruang bakar melalui PCV valve Evaporated fuel merupakan penguapan bensin dari dalam tangki maupun ruang pelampung dalam karburator Berupa gas Hydrocarbon (HC) Bisa dimasukkan kedalam saluran intake untuk dibakar didalam mesin melalui EVAP system Emisi gas buang merupakan gas hasil pembakaran di dalam mesin dan dikeluarkan melalui saluran pembuangan (knalpot) Gas buang: CO2, H2O, O2, HC, CO, NOx, Pb, SOx dll Emisi: HC (Hydro Carbon), CO (Carbon Monoxide), NOx (Nitrogen Oxide), SOx (Sulfur-oxide), Pb dan lain-lain

EMISI KENDARAAN BERMOTOR (Motor Bensin)


Keterangan:
M = Torsi / Torque B = konsumsi bahan bakar Lambda = indikasi campuran udarabahan bakar Daerah yang diarsir menunjukkan letak campuran ideal yang menghasilkan pembakaran efisien

EMISI KENDARAAN BERMOTOR (Motor Bensin)


CO (Carbon Monoxide) sifatnya tidak berwarna dan tidak berbau namun sangat beracun, Terjadi karena tidak cukup oksigen dalam proses pembakaran Disebabkan karena campuran gemuk; putaran idle terlalu rendah, air cleaner kotor, penyetelan campuran salah, pelampung terlalu tinggi dll Motor bakar adalah salah satu sumber utama penghasil gas CO, sejumlah 54% dari seluruh emisi gas CO. Mesin yang bekerja pada suhu rendah akan menghasilkan gas beracun ini dalam jumlah yang sangat signifikan. HC (Hydrocarbon) bersifat beraroma seperti uap bahan bakar, pedih di mata dan menyebabkan iritasi jalan pernafasan Emisi HC yang berlebihan berarti banyak bahan bakar yang terbuang percuma Terjadi manakala; timing pengapian tidak tepat, valve clearence tidak tepat, busi tidak bagus, kabel busi bocor, kompresi tidak bagus dll

EMISI KENDARAAN BERMOTOR (Motor Bensin)


Nox (Nitogen Oxide) berbau tidak sedap dan mengakibatkan iritasi mata dan hidung
Hasil reaksi antara N2 dan O2 dalam temperatur yang tinggi, akibat dari tekanan kompresi yang tinggi atau campuran yang kurus Makin tinggi temperature mesin maka NOx juga semakin tinggi

SOx (Sulfur Oksida) Korosif terhadap metal Pb (Timbal) berbau & berwarna hitam pekat
Menyebabkan kerusakan ginjal, hati, lambung dan gangguan kesuburan, perkembangan otak

EMISI KENDARAAN BERMOTOR (Motor Diesel)

EMISI KENDARAAN BERMOTOR (Motor Diesel)


Suspended Particulates (PM10 ) adalah partikel kecil dari bahan padat dan cair yang ada dalam emisi pembakaran bahan bakar.
Jumlah partikulat yang sangat significan tinggi didapatkan pada emisi pembakaran diesel. Kerusakan fisik (korosi) pada bangunan Partikel kecil bisa masuk kedalam paru-paru dan menyebabkan infeksi saluran pernafasan, partikel beracun bisa masuk kedalam sistem peredaran darah.

Berdasarkan ukurannya, partikel dikelompokkan menjadi tiga, sebagai berikut:


0,01 - 10 m disebut partikel smog/kabut/asap; 10 - 50 m disebut dust/debu; 50 - 100 m disebut ash/abu.

EMISI KENDARAAN BERMOTOR (Motor Diesel)


RESIDU KARBON Partikulat pada gas buang mesin diesel berasal dari partikel susunan bahan bakar yang masih berisikan kotoran kasar (abu, debu). Hal itu dikarenakan pemrosesan bahan bakarnya kurang baik.
Biasanya solar tidak berwarna atau bening, namun yang ada di sini pasti berwarna agak gelap. Ini menandakan adanya kotoran dalam bahan bakar. Dengan demikian, pada saat terjadi pembakaran, kotoran tersebut terurai dari susunan partikel yang lain dan tidak terbakar.

PELUMAS TIDAK TERBAKAR, sebesar 40% berasal dari minyak pelumas dalam silinder yang tidak terbakar selama proses pembakaran. SULFAT berasal dari minyak fosil berbentuk sulfur organik dan nonorganik, menghasilkan sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3) dengan perbandingan 30:1.

BAKU MUTU EMISI


(PERMEN LH No. 05 Tahun 2006 / 1 Agustus 2006)
KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI L TAHUN PEMBUATAN < 2010 < 2010 >2010 PARAMETER CO (%) 4.5 4.5 4.5 HC (ppm) 12.000 2.400 2.000 Idle Idle Idle METODE UJI

KATEGORI
Sepeda motor 2 langkah Sepeda motor 4 langkah Sepeda motor 2 & 4 langkah

KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI M, N DAN O


KATEGORI TAHUN PEMBUATAN CO (%) PARAMETER HC (ppm) OPASITAS (% HSU) METODE UJI

Berpenggerak motor bakar cetus api (bensin)

< 2007 > 2007

4.5 1.5

1.200 200

Idle

Berpenggerak motor bakar penyalaan kompressi (diesel) GVW < 3.5 ton GVW > 3.5 ton

< > < >

2010 2010 2010 2010

70 40 70 50

Percepatan bebas

BAKU MUTU EMISI


(PERMEN LH No. 05 Tahun 2006 / 1 Agustus 2006)

CATATAN :
UNTUK KENDARAAN BERMOTOR BERPENGGERAK MOTOR BAKAR CETUS API KATEGORI M, N, DAN O
< 2007 : BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2006 > 2007 : BERLAKU MULAI TANGGAL 1 JANUARI 2007

UNTUK KENDARAAN BERMOTOR KATEGORI L DAN KENDARAAN BERMOTOR BERPENGGERAK MOTOR BAKAR PENYALAAN KOMPRESSI (DIESEL)
< 2010 : BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2009 > 2010 : BERLAKU MULAI TANGGAL 1 JANUARI 2010

*ATAU EQUIVALEN % BOSCH

NILAI EMISI IDEAL


CO (carbon monoxide)

Karburator=2% EFI=1% Katalisator=0%


Karburator=400ppm EFI=200ppm Katalisator=50ppm Karburator=EFI=Katalisator=minimal 12% Karburator=EFI= 0,5s/d 2% Katalisator=0%

HC (hydrocarbon) CO2 (carbon dioxide) O2 (oxygen) Lambda


Karburator=0.950s/d1.025; EFI=0.970s/d1.03; Katalisator=1.000

Opasitas

40%

PENGUJIAN EMISI
MOTOR BENSIN
Ruang Lingkup : Prosedur ini meliputi cara untuk menentukan kadar karbon monoksida (CO), hidro karbon (HC), karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) yang terkandung didalam gas buang dari motor cetus api kendaraan bermotor pada posisi putaran idle serta mendapatkan nilai lambda (perbandingan campuran udara dan bahan bakar). Alat Uji 4 Gas Analyser (HC, CO, CO2, O2, , suhu, putaran) Spesifikasi:
OIML Class 1 atau Class 2 atau ISO 3930 atau CE 9255 - CE 70 220 atau BAR 90 atau Disahkan oleh EU atau USA
Oleh institusi yang di akreditasi oleh KAN (Komite Akreditasi Nasional) Dengan gas kalibrasi (Calibration Gas) { Propan 0.2%, N 5%, CO 3.5%, CO2 14%}secara otomatis

Kalibrasi:

PENGUJIAN EMISI
MOTOR BENSIN
Konsentrasi CO adalah perbandingan volume dari karbon monoksida (CO) yang terkandung didalam gas buang dan dinyatakan dengan persen (%). Konsentrasi HC adalah perbandingan volume dari hidro karbon (HC) dipersamakan dengan normal hexane (C6H14) dalam gas buang dan dinyatakan dalam ppm (part per milion). Konsentrasi CO2 adalah perbandingan volume karbon dioksida (CO2) yang terkandung di dalam gas buang dan dinyatakan dalam persen (%). Konsentrasi O2 adalah perbandingan volume oksigen (O2) yang terkandung di dalam gas buang dan dinyatakan dalam persen (%). Nilai lambda adalah nilai perbandingan campuran udara dengan bahan bakar dan dinyatakan tanpa satuan.

PENGUJIAN EMISI
MOTOR BENSIN
= f (CO, CO2, HC, O2) IR Detectors HC IR Filters CO CO2 Sample cell

Electronics

O2 Sensor Chopper blade Gas in

Gas out

PENGUJIAN EMISI
MOTOR BENSIN
Pengecekan kebocoran pada pipa gas buang (knalpot). Apabila pipa gas buang / saringan gas buang bocor, maka pipa gas buang kendaraan harus direparasi terlebih dahulu untuk dapat mengikuti tahapan pengecekan berikutnya. Transmisi dalam keadaan netral (posisi N atau P untuk kendaraan otomatik. Pastikan kendaraan telah berada pada temperatur kerja (Autodata). Apabila belum, maka lakukan pemanasan kendaraan sebelum memulai langkah berikutnya. Mematikan semua peralatan tambahan kendaraan (AC, kipas tambahan). Pastikan mesin tidak menerima beban tambahan. Pastikan choke dalam keadaan tidak bekerja. Pemasangan sensor pengujian. Pemasangan sensor putaran (rpm). Pemasangan sensor gas (gas probe). Pastikan pemasangan sensor gas sedalam 30 cm ke dalam pipa gas buang untuk menghindari kesalahan. Tunggu 20 detik sampai data pada layar stabil. Pemasangan sensor temperatur oli. Ambil data pengukuran (print out atau mencatat data).

PENGUJIAN EMISI
MOTOR BENSIN
Bila kendaraan memiliki 2 atau 3 pipa gas buang, maka dibuat agar pengeluaran gas buang melalui satu pipa. Bila tidak bisa maka pengukuran dilakukan pada setiap pipa gas buang dan konsentrasi CO dan HC dihitung dengan cara mencari nilai rata-rata. Pada motor 4 langkah, penempatan probe minimum 30 cm kedalam pipa gas buang sejauh pengukuran tidak dipengaruhi udara sekitar. Bila probe tidak dapat dimasukkan seperti pont (b) maka pipa gas buang harus disambung/diperpanjang. Bila mesin dilengkapi dengan turbo yang bisa dihidupkan dan dimatikan secara manual, maka pengujian harus dilakukan dua kali yaitu dengan turbo dan tanpa turbo.

PENGUJIAN EMISI
MOTOR DIESEL
Ruang Lingkup : Prosedur ini meliputi cara untuk menentukan kepekatan kadar asap kendaraan bermotor diesel pada kondisi diam ditempat dengan putran mesin diakselerasi tanpa beban (free running acceleration) Alat Uji Opacymeter (Tingkat tembus cahaya Satuan: % opacity atau k [m-1] (% opacity = e(1-1/k) * 100)) Spesifikasi:
ISO 11614 CE 9255 - CE 70 220 OIML Class 1 atau Class 2 atau Disahkan oleh EU atau USA Distel oleh produsen Harus selalu bersih Sebelum pengujian alat melakukan kalibrasi secara otomatis

Kalibrasi:

PENGUJIAN EMISI
MOTOR DIESEL
Kepekatan asap adalah kemampuan asap untuk meredam cahaya, apabila cahaya tidak bisa menembus asap maka kepekatan asap tersebut dinyatakan 100 persen (%), apabila cahaya bisa melewati asap tanpa ada pengurangan intensitas cahaya maka kepekatan asap tersebut dinyatakan sebagai 0 % (nol persen). Demikian pula sebaliknya apabila cahaya sama sekali tidak mampu melewati asap atau terdapat pengurangan insensitas, maka dikatakan sebagai kepekatan 100 % Alat uji harus mampu mengukur kepekatan asap diesel hingga 100 % Pengoperasian alat uji harus mengikuti prosedur pengoperasian alat uji.
Alat uji harus sudah melalui proses pemanasan. Alat uji harus sudah dikalibrasi nol baik secara manual atau otomatis. Untuk alat uji jenis deflection, pompa isap harus mampu menghisap gas buang sebesar 330 15 ml dalam waktu 1,4 0,2 detik melalui saringan kertas, saringan kertas harus menggunakan kelas 5A standard JIS. Pemasangan probe gas buang harus sejajar dengan garis sumbu pipa buang, bila tidak harus menggunakan tambahan.

PENGUJIAN EMISI
MOTOR DIESEL
Periksa apakah ada kebocoran pada sistem gas buang motor penggerak dan sistem alat uji. Setelah pemanasan selesai, lakukan pembersihan sistem pembuangan dengan jalan menginjak pedal gas hingga putaran penuh sebanyak 3 kali tanpa beban. Segera setelah itu biarkan putaran mesin idling selama 5 detik. Lakukan akslerasi secara cepat namun lembut (Quick & Smooth) hingga putaran mesin mencapai putaran maksimum (injeksi maksimum) dan pertahankan selama 4 detik, kemudian lepaskan pedal gas hingga putaran mesin kembali idling. Tunggu 15 detik kemudian lakukan lagi point (d), lakukan sebanyak 3 kali atau sesuai dengan prosedure alat uji. Untuk alat uji jenis deflection, setiap kali pengukuran harus menggunakan kertas yang baru. Hasil uji dari setiap pengukuran kemudian diambil nilai rata-rata nya sebagai hasil akhir.

PENGUJIAN EMISI
MOTOR DIESEL

PENGUJIAN EMISI
MOTOR DIESEL
I

PENGUJIAN EMISI
MOTOR DIESEL
Beer - Lambert
Detector

Extinction = Absorption + Scattering


I0 I K - m-1 L - m T0 - K p0 - pa p - pa N - % ... ... ... ... ... ... ... ... Light intensity at entry Light intensity at outlet Absorption coefficient Measuring length Ambient temperature 1,013.155 pa, normpressure Ambient pressure Opacity

I I0

T0.p -K. L. =e T.p0

= (1- N )
100

N = 100. (1-e -K. L. T.p0

T0.p

PENGUJIAN EMISI
Uji emisi bukan hanya untuk mendapatkan data berapa besar emisi kendaraan yang di-uji dan membandingkannya dengan baku mutu emisi, namun ada tujuan yang lebih baik yaitu : Menganalisa kondisi mesin berdasarkan hasil uji emisi tersebut, kita sudah mengetahui berapa besar nilai gas buang dalam keadaan mesin normal, sehingga apabila kita ketahui gas buang melebihi atau kurang dari batas normal kita tahu bagian mesin mana yang ada masalah. Sebagai pemilik mobil harus tahu bahwa emisi yang berlebihan berarti pemborosan antara lain: pemborosan bahan bakar, jangka waktu perawatan kendaraan menjadi lebih pendek, oli pelumas mesin harus cepat diganti, dan apabila kondisi dibiarkan terus akan mengakibatkan mesin cepat menuju overhaul. Emisi yang berlebihan jelas mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan, kalau dibiarkan terus bukan hal yang tidak mungkin bahwa generasi penerus kita menjadi generasi penerus yang bodoh akibat udara yang dihirup sejak kecil tercemar polusi

Anda mungkin juga menyukai