Anda di halaman 1dari 9

METODE PELAKSANAAN

Penentuan Titik-Titik Tetap (Bench Mark) Elevasi-elevasi yang diperlihatkan dalam gambar mengacu pada suatn jaringan titik tetap yang ditentukan terdahulu dalam wilayah kerja poryek sehubungan dengan rencana proyek. Sebelm menggunakan titik-titik tetap atau titik referensi lainnya untuk pemasangan bowplank terlevih dahulu mengadakan pengecekan (survey ulang) untuk menyakinkan keakuratan data. Setiap titik tetap yang ditentukan diberi nomor dan ditempatkan pada lokasi yang disetujui direksi. Elevasi Permukaan Tanah Asli Untuk Pengukuran Sebelum memulai pekerjaan terlebih dahulu diadakan survey ulang bersama direksi dan konsultan untuk mendapatkan permukaan tanah asli. Elevasi tanah asli layak mendapat persetujuan direksi dan menjadi dasar perhitungan volumevolume pekerjaan. Kantor Direksi Kantor direksi dimaksudkan sebagai pusat kontrol pelaksanaan pekerjaan. Bangunan dibuat sedemikian untuk menampung staf dan personil baik kontraktor maupun direksi untuk melakukan rapat/pertemuan. Dilengkapi perangkat kerja dan mebelair. Pengaturan Lalu lintas Agar lalu lintas akses keluar masuk lokasi proyek sesuai peruntukannya, maka bila memungkinkan dibuat jalan masuk sementara baik menuju atau pun keluar lokasi proyek bilamana hal itu dimungkinkan dan sepengetahuan direksi. Jalanjalan masuk sementara tersebut akan dibongkar atau dipulihkan kembali fungsinya seperti semula bilamana pekerjaan telah selesai. Disamping itu jalan-jalan yang sudah ada baik berupa jalan desa yang akan dipergunakan selama pelaksanaan kontrak, terlebih dahulu harus mendapat izin penggunaan dari aparat / pemilik jalan tersebut, dan kondisi jalan harus terpelihara dengan baik. Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan Kontrak. Sebelum memulai pekerjaan tanah, dilakukan pengukuran dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki, dengan menggunakan Bench Mark atau titik referenci yang disetujui oleh Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui. Saluran Pengelak / Pembuang Air Kontraktor menyediakan/membuat bangunan pengelak/ pembuang air sementara atau cofferdam bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan sangat diperlukan keberadaannya dan terus dipelihara hingga kondisi pekerjaan aman dari rembesan air. Hal tersebut dimaksudkan agar dalam pelaksanaan dapat memperlancar penyelesaian pekerjaan dimana kondisi lapangan dalam keadaan kering.

Pengendalian Keamanan dan Kesehatan Kontraktor menentukan sistem pengendalian keamanan dan kesehatan dan organisasinya untuk menunjang kelancaran pekerjaan dan mengajukannya kepada pimpinan pelaksana kegiatan untuk mendapat persetujuan. Sistem pengendalian harus memiliki kapasitas peralatan yang memadai begitu pula dengan fasilitas dan personilnya harus mampu menanggulangi terjadinya kecelakaan dan kerusakan bagi personil dan harta benda miliknya. Konstruksi Pengaman / Proteksion Konstruksi pengaman dimaksudkan agar dapat terhindar dari kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh resiko kerja. Kontruksi pengaman dapat berupa perancah kayu atau besi yang dibuat sedemikian sehingga berfungsi baik menjaga runtuhnya konstruksi bangunan. Penyelidikan Lapisan Tanah Bagian Bawah Bilamana ditentukan atau diperintahkan oleh pimpinan pelaksana kegiatan, dilakukan penelitian dan pengambilan benda-benda uji dari bahan-bahan konstruksi dan air yang berhubungan dengan pekerjaan tanah dan bangunanbangunan. Investigasi dilakukan dengan cara membuat lubang dengan sistem pengeboran atau sumur-sumur percobaan. Lokasi penyelidikan dan pengambilan benda-benda uji ditentukan oleh pemimpin pelaksana kegiatan. Mobilisasi dan Demobilisasi Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan. Pembongkaran Konstruksi Bilamana dibutuhkan dilakukan pembongkaran keseluruhan maupun sebagian bangunan-bangunan seperti yang ditentukan dalam gambar kerja atau sesuai petunjuk direksi. Pembongkaran dilakukan secara hati-hati sehingga tidak mengakibatkan cacat/kerusakan pada bangunan lainnya atau sekitarnya. Semua benda-benda hasil bongkaran yang tidak dibutuhkan dipindahkan dari lokasi sesuai petunjuk direksi. Setiap kerusakan yang ditimbulkan dalam tahap pembongkaran diperbaiki sebagaimanya layaknya. Pembersihan Lapangan Pekerjaan ini termasuk didalamnya adalah pemotongan dan penumbangan pohon, semak belukar, pencungkilan dan pemindahan akar-akar pohon dan tunggul pohon, pemindahan vegetasi tanaman, bangunan-bangunan yang kecil dan halangan atau gangguan yang lain sesuai dengan yang diperlukan oleh pemimpin pelaksana kegiatan. Bilamana dalam pelaksanaan pembersihan terdapat lubang-lubang akibat pencungkilan maka harus diisi kembali dengan bahan-bahan konstruksi yang telah disetujui. Pengupasan Permukaan Tanah Atas Setelah pembersihan lokasi pekerjaan, perlu pula menggali atau mengupas permukaan tanah lapisan atas hingga kedalaman seperti dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk direksi. Pengupasan tanah atas terdiri dari pembuangan semua bahan-bahan organic seperti rumput, tanah lapisan atas dan akar tanaman dari semua area yang mengalami pemotongan, termasuk area

pinjaman untuk lokasi proyek dan dari semua area yang tercakup oleh adanya tanggul atau oleh adanya area yang lain bagi timbunan tanah. Lapisan tanah atas dibuat dalam suatu kemiringan tanah yang agak rata dan kapanpun secara praktis dapat digunakan segera setelah Pengupasan tanah tersebut dan jika tidak maka harus dipindahkan secara terpisah agar tidak tercampur dengan tanah yang lain. Dokumentasi dan Asbuilt Drawing Sebelum dan selama pelaksanaan pekerjan harus dibuat photo-photo Dokumentasi dari Kondisi Awal Pekerjaan 0 %, saat Kondisi Pekerjaan 50 % sampai dengan saat Kondisi pekerjaan telah mencapai 100 %. Sesuai dengan hasil pengukuran Mutual Chek Awal (MC.0) serta gambar/pengadaan harus dibuat gambar pelaksanaan (Working Drawing/Shop Drawing) yang lebih mendetail dan lengkap dari pada gambar pengadaan. Gambar-gambar pelaksanaan tersebut akan digunakan sebagai dasar/acuan dalam pelaksanaan pekerjaan Konstruksi. Dan pada saat pelaksanaan pekerjaan Konstruksi telah selesai dilaksanakan maka harus dibuat gambar sesuai dengan pelaksanaan di lapangan atau Gambar Asbuilt Drawing, dan gambar-gambar tersebut harus disetujui oleh pemberi Pekerjaan/Pemilik. Coffering / Dewatering Pembuangan genangan air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti cofferdam, saluran, drainase dari genangan atau bangunan sementara yang lain. Pada saat pembuangan air dilaksanakan, mengoperasikan dan memelihara semua pipa, pompa dan peralatan lain yang diperlukan untuk pembuangan air dari bermacam-macam pekerjaan dan untuk pemeliharaan dasar pondasi serta bagian pekerjaan yang lain agar bebas dari air dan pekerjaan konstruksi sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan. Semua sistim pengeringan sementara seperti cofferdam, tanggul-tanggul atau pembuangan air sementara yang lain dibongkar atau diratakan pada saat pekerjaan telah selesai sehingga kelihatan baik dan tidak menggangu kelancaran pekerjaan saluran dan bangunan-bangunan yang berhubungan dengan pembuangan atau parit alam, dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kesetabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan kering. Perintisan Dan Pembersihan Selama pelaksanaan pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan untuk bendung, tanggul, saluran dan bangunan dari semua tumbuhan harus dikerjakan oleh Kontraktor setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan tanah dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap berada ditempatnya, maka Kontraktor harus melindunginya dari kerusakan.

Semua bahan yang akan dibakar ditumpuk dengan rapih dan apabila keadaan mengijinkan harus dibakar sampai habis. Penumpukan untuk pembakaran harus dikerjakan dengan cara dan pada tempat-tempat tertentu agar tidak menimbulkan resiko terhadap bahaya kebakaran. Semua pembakaran harus sesempurna mungkin sehingga bahan yang dibakar akan menjadi abu. Setiap saat mengambil langkah-langkah pencegahan secara khusus untuk mencegah penyebaran api dan harus mempunyai peralatan sesuai untuk digunakan dalam pencegahan dan pemadaman. Pembersihan lokasi pekerjaan termasuk penebangan pohon dan semak belukar, dimana lokasi akan dipakai untuk bangunan-bangunan permanen, jalan masuk, tanggul-tanggul dan saluran-saluran. Sedangkan bidang lain yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan tidak diperhitungkan dalam pembayaran. Galian Tanah Galian tanah biasa digali dengan excavator ataupun peralatan lain yang telah disetujui oleh direksi. Tanah galian dari saluran-saluran irigasi yang telah ditentukan dalam daftar kuantitas dan harga atau lokasi saluran yang ditentukan oleh direksi. harus dibuang diluar saluran atau tanggul atau disuatu tempat yang ditentukan oleh direksi. Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut Direksi, untuk pekerjaan bangunan. Penggalian dimulai dari muka tanah dengan harus mengambil lebar yang cukup sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Direksi. Perbaikan /pembangunan saluran terbuka dan saluran tertutup (pipa) harus dibatasi panjangnya dan harus mendapat persetujuan Direksi lebih dahulu secara tertulis. Kecuali persetujuan secara nyata dari Direksi, pekerjaan pada setiap panjang yang sudah disetujui harus diselesaikan dan memuaskan Direksi, sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai. Jika Penyedia Jasa menjumpai sesuatu bahan yang menurut pendapatnya mungkin tidak baik, dia harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi, yang akan memberi petunjuk kepada Penyedia Jasa apakah bahan tersebut akan ditentukan sebagai bahan jelek atau baik. Biaya yang berhubungan dengan bahan yang jelek itu harus menjadi beban Penyedia Jasa untuk memenuhi Spesifikasi termasuk menjaga agar galian bebas dari air. Timbunan Tanah Sebelum mengerjakan timbunan, permukaan tanah yang akan ditimbun dibersihkan dari semua kotoran, tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya dengan cara dikupas sedalam + 0,20 M atau lebih sesuai petunjuk direksi. Bahan timbunan yang diperlukan harus diambil dari tanah setempat atau dari daerah pinjaman (borrow area) yang disetujui direksi. Sebelum penggalian pada tanah tersebut permukaannya dikupas dari tanaman-tanaman termasuk akar-akarnya apabila tanah pinjaman pada sawah atau tegalan, tanah yang dipakai untuk timbunan tidak melebihi 0,5 meter, kecuali ditentukan lain oleh direksi.

Setelah semua penggalian selesai daerah tersebut harus ditinggalkan dalam keadaan rapi, sehingga bisa dipakai kembali untuk pertanian termasuk halhal yang menyangkut pengairan dan drainase dari daerah itu. Penimbunan dilakukan selapis demi selapis. Melapis dan meratakan tanah timbunan dilakukan dengan membuat tiap-tiap lapisan penimbunan kira-kira horizontal, dengan ketebalan maksimum 30 cm kemudian dipadatkan sebelum melanjutkan penimbunan pada lapisan atasnya.

Urugan Kembali Penimbunan dilaksanakan secara lapis perlapis dengan ketebalan hampar sesuai dengan spesifikasi alat yang digunakan. Bila tidak ada instruksi lain dari Direksi maka Penyedia Jasa wajib menggunakan tanah hasil galian untuk penimbunan tanah isian. Pekerjaan timbunan yang berada disekitar lokasi galian dengan jarak gusur sampai maksimum sekitar 100 m, sehingga tidak perlu alat angkut. Tanah yang terdapat di area tersebut digusur kembali untuk menutupi galian. Pengurugan kembali dilakukan dengan alat berat bulldozer. Tanah dari bekas galian dapat dipakai untuk urugan kembali pada lubang galian pondasi setelah pelaksanaan pasangan pondasi selesai dikerjakan apabila material tersebut baik untuk timbunan serta bebas dari kotoran. Pengurugan kembali dilakukan selapis demi selapis disertai pemadatan sampai urugan kembali betul-betul padat. Pasangan Batu Kali/Gunung Membuat profil sesuai gambar dan spesifikasi teknis. Setelah galian sudah sesuai dengan rencana kerja maka segera dipasangi pasangan batu. Pasangan batu menggunakan campuran 1 pc : 3 psr. Letak pasangan batu yang nampak dibuat pasangan batu muka, yang mempunyai bentuk seragam, pasangan batu muka harus bersatu dengan batu yang dipasang di dalamnya dan dikerjakan secara bersama-sama dengan pasangan batu inti agar mengikat secara bersatu dengan baik, setiap batu harus diberi oleh adukan dengan tebal antara 5 mm sampai 10 mm, serta tidak boleh ada batu berimpit satu sama lain tanpa alat adukan. Plesteran Pelaksanaan - Plesteran dilaksanakan sesuai standart spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas - Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangandinding batu bata telah disetujui - Dalam melaksanakan pekerjaan mengikuti semua petunjuk dalam gambar arsitektur, terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk propilnya. - Pekerjaan plesteran dinding diperkenankan setelah selesai pemasangan instalsi pipa listrik dan plambing untuk seluruh bangunan. - Untuk beton sebelum diplester permukaannya dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan kemudian diketrek (scratch) terlebih dahulu dan semua lubang bekas pengikat bekisting atau form tie tertutup aduk plester. - Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan

plesterannya). - Untuk dinding tertanam di dalam tanah diberapen dengan memakai spesi air. - Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaanya diberi alur-alur garis horizontal diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat. - Pasangan kepala plesteran dibuat jarak 1 meter, dipasang tegak dan menggunakan keping-keping setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang. - Plesteran mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar. Tebal plesteran minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm diberi kawat ayam untuk membantu dan daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diijinkan Konsultan Pengawas. - Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar, diberi naat tali air) dengan ukuran lebar 0,7 dan didalamnya 0,5 cm kecuali bila ada petunjuk lain didalam gambar. - Untuk permukaan yang datar, mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 meter. Jika melebihi Pelaksan Pekerjaan berkean memperbaiki dengan biaya atas tanggungan Pelaksana Pekerjaan. - Kelembaban plesteran dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik matahari lansung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat. - Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dapat dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan Pelaksana Pekerjaan. - Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Pelaksana Pekerjaan memelihara dan menjaganya terhadap kerusakankerusakan pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan dan diperbaiki. Siaran Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka dikorek sebelum adukan mengeras (atau dibetel untuk pasangan lama). Pekerjaan siar dapat dibagi atas : a. Siar tenggelam (masuk kedalam + 1 cm dari permukaan batu). b. Siar rata (rata dengan permukaan batu). c. Siar timbul (timbul 1 cm, lebar tidak kurang 2 cm)

Pekerjaan Beton Bertulang Pekerjaan meliputi antara lain pembuatan atap beton, plat, balok lantai dan kolom sesuai gambar dan pembongkaran-pembongkaran beton eksisting yang diperlukan. a. Pembesian Tulangan besi, lengkap dengan kawat pengikatnya Beton decking (support chairs), bolster/besi kaki ayam, speacer for reinforcing b. Pengecoran beton - Beton cor ditempat untuk rangka bangunan, lantai atap, dan kolom praktis. Slab beton diatas tanah dan pedestrian/side walks. Finishing permukaan beton pada dinding, pelat, balok, dan kolom.

Standard a. PUBI-1982 NI-3 : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia b. Tata Cara Perhitungan struktur beton untuk Bangunan Gedung SK SNI T-151991-03 c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2) d. Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung SKBI-2.3.53.1987. e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5) f. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8) g. ASTM C-150 Spesification for Fortland Cement h. ASTM C-33 Standard Spesification for Concrete Aggregates. i. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat j. Peraturan Bangunan Nasional 1978 k. American Society for Testingand Material (ASTM) l. American Concrete Institute (AC) m. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Manajemen Konstruksi n. Peraturan-peraturan yang lain supaya disediakan Pelaksana Pekerjaan di site. Penyimpanan Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya sesuai dengan waktu dan urutan pelaksanaan Semen didatangkan dalam zak yang tidak pecah/ utuh, tidak dapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas tanpa alat dan jumlah tidak lebih dari 10% berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5% berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang dimunta tetap terjamin. Besi beton ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalanbantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya misalnya minyak dan lain-lain). Jenis semen dari merek Tiga Roda, Tonasa atau Bosowa dan jenis merek semen yang digunakan adalah mengikat seluruh pekerjaan. Aggregates ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan gradasinya, serta beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah. Persyaratan Bahan/Produk 1. Portland Cement Portland cement jenis II, menurut NI-8 atau type I, menurut ASTM dan memenuhi S.400, menurut Standard Portland Cement yang ditentukan Asosiasi Semen Indonesia. Kekuatan tes kubus semen minimal 225 kg cm persegi 2. Aggregates Kualitas memenuhi syarat PBI-71. Agregate kasar berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh melebihi dari 5% berta kering Dimensi maksimum dari agregate kasar tidak lebih dari 3,0 cm dan tidak lebih dari

seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan. Pasir terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam, dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya. 3. Air Air yang digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat mengurangi mutu pekerjaan. Kandungan chlorida tidak melebihi 500 ppm dan komposisi sulfat (SO3) tidak boleh melebihi 1000 ppm. 4. Besi Beton Besi beton bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi lekatnya pada beton. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi mutu BJTP 24 < 13 mm dan BJTD 40 D 13 mm Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya. 5. Admixture Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture Pelaksanaan 1. Kualitas Beton Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K-225 (tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton ukuran 15 x 15 x 15 cm pada usia 28 hari). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuanketentuan yang terdapat dalam PBI 1971 Mutu beton K-175 digunakan pada umumnya untuk kolom-kolom praktis dan bagian-bagian lain yang tidak memikul beban, kecuali ditentukan lain. Test selama pekerjaan Membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh KONSULTAN PENGAWAS dan laporan tersebut dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut disertai sertifikat dari laboratorium. Selama pelaksanaan ada pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 12 cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut : Jumlah semen minimum 340 kg/m3 beton mutu beton semua pekerjaan pada atap, luifel, pada daerah kamar mandi dan WC, daerah talang beton, beton atap, WC menggunakan mutu beton K-225 dengan persyaratan slump, jumlah minimum tersebut dinaikkan mennjadi 375 kg/m3 beton. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dengan ditutup karung basah tapi tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk dalam mixer. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran dilakukan

dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya komponen-komponen beton. Digunakan vibrator untuk pemadatan beton. 2. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting Pembongkaran acuan dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, mengikuti pasal 5.8 dan 6.5. dari PBI 71. siar-siar tersebut dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar tersebut disetujui oleh Konsultan Pengawas. a. Perbaikan Permukaan Beton Penambahan pada daerah yabg tidak sempurna, kropos dengan campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dan sepengetahuan Konsultan Pengawas. b. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton - Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang. - Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kosen atau instalasi c. Penghentian Pengecoran Sementara Dapat dilakukan pada waktu pengecoran pelat/balok dengan jarak minimal 2h(h = tinggi balok) dihitung dari tepi kolom/balok yang bersilangan. Pengecoran dihentikan dengan kemiringan 60 terhadap dasar balok/plat. d. Pengecoran Sambungan Beton dilakukan dengan tambahan bahan addictive seperti larutan CALBOND atau setara.

Pekerjaan Finishing - Setelah semua tahapan pekerjaan diatas selesai dilaksanakan, maka lokasi pekerjaan harus dibersihkan dari segala macam sisa material yang tidak terpakai dan dirapihkan sebaik mungkin. - Dan seluruh pekerjaan dapat dikatakan selesai secara fisik apabila dikerjakan sesuai gambar rencana dan spesifikasi teknik yang disyaratkan.

Mamuju, 11 Juni 2012 PT. REPUBLIKA Nusantara Permai

Drs. H.A.M. MOCHTAR Direktur

Anda mungkin juga menyukai