Jumlah Pengukuran
pH Kolam Sangatta North
Surface Bottom
Gambar 2-3. pH air permukaan dan dasar di kolam Surya (kiri) dan kolam Sangatta North (kanan)
12 Arif Dwi Santoso dan Agus Setiawan, 2009
Gambar 4. Kondisi pH secara melintang di kolam Sangatta North
Gambar 5. Kondisi pH secara melintang di kolam Surya
13 Arif Dwi Santoso dan Agus Setiawan, 2009
kolam paska penambangan tersebut relatif normal
sama dengan perairan alami lainnya.
Untuk menelusuri beberapa faktor penyebab
kestabilan pH di Kolam paska tambang PT KPC,
penulis mencoba mengabungkan beberapa
analisis dari data sekunder dan data analisa
labolatorium. Data sekunder diperoleh dari hasil
interview pekerja lapangan PT. KPC dan Data
laporan kegiatan penambangan, sedangkan
data analisa lab diperoleh dari analisa sampel
sedimen kolam Surya dan Sangatta North dengan
parameter-parameter yang mempengaruhi
dinamika perubahan pH perairan.
Proses penanganan air asam tambang (AAT)
di PT KPC, diawali dengan proses pencegahan
pembentukan AAT dengan cara menutup material
yang berpotensi membentuk AAT. Kegiatan utama
dalam proses ini adalah mengindentikasi dan
memisah batuan yang bersifat PAF dan NAF,
baik dalam kegiatan penggalian, penempatan
dan penimbunan batuan-batuan tersebut
(6)
.
Berdasarkan sifat batuan, batuan dikelompokkan
menjadi 4 bagian, seperti dalam Tabel1 berikut :
Dengan adanya pemi sahan mat er i al
tersebut, penanganan penutupan menjadi lebih
proporsional. Beberapa metode penutupan yang
di gunakan anatara lain :
Penutupan dengan pemadatan claystone
setebal 1 meter.
Pentupan dengan pemadatan material
NAF setebal 2 meter.
Penutupan dengan loose NAF setebal 20
meter.
Ilustrasi metode penutupan tersebut dapat
dilihat pada Gambar 6.
Selanjutnya, untuk menghindari dampak
air asam batuan terhadap kualitas badan air
permukaan terdekat dan juga kualitas tanah,
maka air permukaan yang mengalir dari timbunan
batubara diarahkan agar menggenang terlebih
dahulu di lokasi yang disediakan, yaitu kolam
pengendapan (settling pond), untuk dikelola
dan dipantau sebelum dialirkan ke tempat
pembuangan.
Data hasil analisis Labolatorium tentang
beberapa senyawa kimia yang mendukung
kestabilan pH perairan disajikan dalam Tabel 2 .
Dari ini dapat diindikasikan bahwa parameter
utama yang bersifat sebagai buffer pH perairan
seperti unsur kalsium (Ca) dan magnesium
(Mg) sangat dominan baik di kolam Surya
maupun Sangatta North. Konsentrasi unsur
kalsium berkisar 960-1872 mg/kg sedangkan
unsur magnesium berkisar 6.3 19.6 mg/kg
jauh melebihi kisarannya pada perairan alami
umumnya
(7)
.
Karbon organik yang menjadi unsur penyuplai
keasaman perairan konsentrasinya cenderung
rendah yakni sekitar 0,94-2.14%. Konsentrasi
bahan organik ini rendah dimungkinkan kerena
kedua kolam tidak mendapat pasokan efuent
dari tempat lain selain air hujan.
Tipe Batuan Karakteristik Geokimia Batuan
Tipe 1 Tidak membentuk asam (Non Acid Forming atau NAF)
Tipe 2 Pembentuk asam potensial (Potentialy Acid Forming atau PAF) dengan kapasitas pembentukan
asam rendah < 2 kg H
2
SO
4
/ton
Tipe 3 Pembentuk asam potensial, dengan kapasitas pembentukan asam sedang 2 - 10 kg H
2
SO
4
/ton
Tipe 4 Pembentuk asam potensial, dengan kapasitas pembentukan asam tinggi > 10 kg H
2
SO
4
/ton
Tabel 1. Karakteristik Geokimia Batuan Tambang di PT. KPC
Sumber: Feasibility Study PT. KPC (2004)(6
14 Arif Dwi Santoso dan Agus Setiawan, 2009
No. PARAMETER Satuan
Kode Sampel
S-3 S-5 S-7 SN-12 SN-14 SN-16 SN-20
1 Kalsium (Ca) mg/kg 1,460.0 1,290.0 960.0 1,210.0 1,205.0 1,220.0 1,872.0
2 Magnesium (Mg) mg/kg 19.5 14.2 6.3 16.4 17.2 16.8 19.6
3 C. Organik % 1.24 0.29 0.89 0.89 1.20 0.94 2.14
4 pH H2O - 7.76 7.72 7.60 7.46 7.13 7.41 7.52
Tabel 2. Hasil Analisis Sedimen Kolam Surya (S) dan Sangatta North (SN)
Gambar 6. Penanganan Air Asam Tambang dengan Pemadatan NAF Setebal 2 meter
15 Arif Dwi Santoso dan Agus Setiawan, 2009
4. KESIMPULAN
Beberapa kemungkinan faktor penyebab
kestabilan pH kolam paska tambang (Kolam
Sangatta North dan Kolam Surya) antara lain :
a. Penanganan formasi batuan dan AAT yang
meliputi kegiatan pemisahan, penutupan
dan pengaliran AAT ke kolam pengendap
sudah baik dan tepat.
b. Kondisi batuan di areal penambangan
mengandung unsur buffer pH yang tinggi
sehi ngga mendukung kestabi l an pH
perairan di atasnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mactarlane, H.L., et al, 2006. Rehabilitasi
Tambang. Pr akt ek Ker j a Usul an
dalam Program Pengembangan yang
Berkelanjutan di Industri Pertambangan.
Departemen of Industri Tourism and
Resources. Australian Government. 78
pages.
2. J. Skosen, A. Rose, G.Geidel, J.Foremen,
R. Evans, W.Hellier, 1998. Handbook
of Technol ogi es for Avoi dance and
Remediation of Acid Mine Drainage. The
National Mine Land Reclamation Center.
West Virginia University. Pp 123.
3. Jenkins, D.A., Johnson, D.B. and Freeman,
C.2000. Mynydd Parys Cu, Pb, Zn Mines
: Mineralogy, Microbiology and Acid
Mine Drainage. In Cotter-Howells, J.D.
Cmbell, L.S. Valsami-Jones. Enviromental
Mi neral ogy: Mi crobi al art eract i ons,
anthropogenic inuences, contaminanted
land and waste mineralogy society Series
No.9 Mi neral ogi cal Soci ety London.
UK.Pp.161-180.
4. Anonimous, 2006. Laporan Pengukuran
Kedalaman dan Kualitas Air di Porodisa
Pond (WQ61A) November 2006. PT Kaltim
Prima Coal. 9 hal.
5. Anonimous, 2006. Laporan Pengukuran
Kedalaman dan Kualitas Air di Surya Inpit
Pond Desember 2006. PT Kaltim Prima
Coal. 11 hal.
6. Feasibility Study PT. KPC (2004)
7. S.L. Johnson and A.H. Wright, 2003.
Mine Void Water Resource Issues in
Western Australia. Water and Rivers
Commission. Resource Science Division.
Hydrogeological Record Series Report
No.HG.9 Pp.103.