Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI YANG INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN MELALUI UPAYA PENYEHATAN APBN
Pemerintah mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2013 untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
sumbangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 2007 2012 APBN-P 2013 RAPBN
menurun dari 30% menjadi lebih dari 20%. Pajak Kepabeanan dan Cukai PNBP Hibah
• Termasuk dalam pendapatan negara di atas adalah
Penerimaan Hibah sebesar Rp4,5T
1. Penerimaan Pajak dalam RAPBN 2013 ditargetkan Rp1.031,7 T, naik 5,2 % dari target APBN-P 2012, atau
meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding realisasi tahun 2007. Penerimaan Pajak
Penerimaan Pajak
Triliun Rupiah
2. Penerimaan PPh dan PPN menjadi andalan dalam pencapaian target penerimaan pajak tahun 2013. 1.100,0
Penerimaan PPh berperan lebih dari 50 %, sedangkan penerimaan PPN & PPnBM menopang lebih dari
Rp33.7 T
40% total Penerimaan Pajak. 1.000,0
3. Peningkatan target penerimaan pajak tahun 2013 akan dicapai dengan melanjutkan langkah-langkah
900,0
reformasi perpajakan, antara lain melalui peningkatan partisipasi masyarakat, perbaikan regulasi dan sistem Rp35.3 T
perpajakan, serta penegakan hukum: 800,0 Rp423.7 T
• Peningkatan kualitas pelayanan pajak kepada publik;
• Pembenahan peraturan PPh & PPN; 700,0
Rp336.1 T
• Pemberian insentif perpajakan bagi masyarakat dan dunia usaha;
600,0
• Penggalian potensi pajak, terutama pada sektor-sektor unggulan, seperti sektor pertambangan;
• Penguatan keberpihakan perpajakan pada kepentingan nasional dan pencegahan penghindaran pajak; 500,0
• Sinergi pertukaran data antar instansi untuk memperkuat basis data potensi pajak;
400,0 Rp32.4 T
• Peningkatan pelaksanaan Sensus Pajak Nasional;
• Pengembangan jaminan kualitas (quality assurance) untuk perbaikan kualitas pemeriksaan dan penyidikan pajak; 300,0 Rp154.5 T
Rp574.3 T
• Penegakkan hukum yang lebih tegas dan adil (tanpa pandang bulu). Rp513.7 T
4. Untuk memperkuat pelaksanaan desentralisasi fiskal dan otonomi daerah, dalam tahun 2013, pengalihan pemungutan PBB perkotaan dan pedesaan 200,0
(PBB P-2) dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah yang telah dimulai sejak 2011, akan tetap dilanjutkan. Rp238.4 T
100,0
5. Dengan peningkatan penerimaan pajak yang signifikan pada RAPBN 2013 tersebut, maka perbandingan (rasio) penerimaan perpajakan (pusat)
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau tax ratio (dalam arti sempit), meningkat dari 11,9 % pada APBNP 2012 menjadi 12,7 % di tahun 2013. 0,0
Jika dimasukkan unsur penerimaan sumber daya alam serta pajak daerah, tax ratio (dalam arti luas), telah meningkat dari 14,1 % pada 2009
2007 2012 APBN-P 2013 RAPBN
menjadi 15,6 % di tahun 2013.
PPh PPN & PPnBM PBB & Pajak Lainnya
1. Kepabeanan dan Cukai, selain mempunyai fungsi sebagai sumber pendapatan negara, juga berfungsi untuk
memfasilitasi perdagangan internasional. Penerimaan
Penerimaan Kepabeanan
Kepabeanan dan&Cukai
Cukai
2. Dalam RAPBN 2013, Penerimaan Kepabeanan dan Cukai ditargetkan Rp147,2 T, naik 12,2% dari target Triliun Rupiah
APBNP tahun 2012, atau meningkat hampir dua kali lipat dari realisasi tahun 2007. 150,0
3. Upaya pengamanan pencapaian target penerimaan Kepabeanan dan Cukai didukung dengan langkah-
langkah kebijakan optimalisasi penerimaan, antara lain melalui: Rp31.7 T
1. PNBP merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi pendanaan APBN dil uar
penerimaan perpajakan (pajak, bea dan cukai), mengingat potensinya yang masih sangat besar. Triliun Rupiah
Penerimaan
PenerimaanNegara
NegaraBukan
BukanPajak
Pajak
2. Sampai saat ini PNBP masih didominasi oleh penerimaan dari Sumber Daya Alam (SDA), khususnya SDA 400,0
migas yang sangat dipengaruhi oleh volatilitas harga minyak, serta lifting minyak dan gas.
3. Dalam tahun 2013, PNBP ditargetkan Rp324,3 T, turun hampir 5% dari target APBN-P 2012, terutama 350,0
Rp20.4 T
akibat lebih rendahnya asumsi harga minyak (dari US$105/barel menjadi US$100/barel) dan turunnya Rp23.4 T
300,0
asumsi lifting minyak (dari 930 ribu barel per hari menjadi 900 ribu barel per hari), namun naik 50% bila Rp72.8 T
dibanding dengan realisasi tahun 2007. Rp77.6 T
250,0
4. Untuk mencapai target PNBP 2013 akan ditempuh upaya optimalisasi dan perbaikan kebijakan dan Rp30.8 T
administrasi PNBP, antara lain melalui langkah-langkah: Rp2.1 T
Rp18.8 T Rp32.6 T
200,0
• Peningkatan lifting minyak dan gas; Rp56.9 T Rp21.2 T
• Penyesuaian tarif PNBP untuk SDA dan non-SDA, terutama untuk tarif yang sudah tidak sesuai dengan
150,0
kondisi riil saat ini; Rp23.2 T
Rp8.1 T
• Penggalian potensi PNBP;
100,0 Rp198.3 T
• Perbaikan regulasi dan administrasi PNBP; Rp169.5 T
• Pembangunan online system dalam pengadministrasian PNBP; 50,0
Rp124.8 T
• Peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Negara.
0,0
2007 2012 APBN-P 2013 RAPBN
SDA Migas SDA Non Migas Bag. Laba BUMN PNBP Lainnya Pendapatan BLU
• Seiring dengan kebutuhan dana pembangunan dan kesejahteraan rakyat yang semakin meningkat, kebutuhan pembiayaan anggaran tahun 2013 direncanakan Rp150,2 T;
• Sumber pembiayaan APBN 2013 didominasi dari penerbitan Surat Utang Negara berdenominasi Rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan ke depan akan lebih
bersumber dari dalam negeri, sehingga bebas dari risiko nilai tukar.
• Perbandingan jumlah utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami penurunan dari 35 % tahun 2007 menjadi 23 % tahun 2013. Dibandingkan dengan negara-
negara lain, rasio utang terhadap PDB Indonesia relatif kecil dan semakin menurun, hal ini menunjukkan kemampuan negara membayar utang yang semakin baik.
• Setelah pada Desember 2011 lembaga pemeringkat (rating agency) Fitch menaikkan peringkat kredit Indonesia dari semula BB+ menjadi BBB- (Investment Grade), Moody’s
pada tanggal 18 Januari 2012 menaikkan peringkat dari semula Ba1 menjadi Baa3 (Investment Grade) dengan outlook stable.
Pemerintah mengajukan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2013 untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Belanja Pemerintah Pusat Rp1.139,0 Triliun: Meningkatkan Peranan dan Daya Dukung Belanja untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas.
3. Mewujudkan Suasana Aman Tenteram dan Kepastian Hukum Bagi Kehidupan Rakyat dan Dunia Usaha Rp111,7 Triliun
Bidang Pertahanan (Rp77,7 Triliun): untuk Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Wilayah NKRI serta Keselamatan Bangsa.
• Anggaran bidang pertahanan pada RAPBN 2013 direncanakan Rp77,7 T, meningkat lebih dari 2 kali lipat dari tahun 2007 (Rp30,7 T).
• Prioritas: Mendukung tercapainya Minimum Essential Force (MEF) melalui pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dengan pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri.
Bidang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Rp34,0 Triliun)
• Anggaran untuk mendukung terciptanya keamanan, ketertiban umum, dan kepastian hukum pada RAPBN 2013 direncanakan Rp34,4 T, meningkat dari tahun 2007 (Rp28,3 T).
• Sasaran: Menurunkan gangguan kamtibmas dan melakukan pencegahan terhadap potensi gangguan keamanan baik kualitas maupun kuantitas.
• Prioritas: Penanggulangan sumber-sumber penyebab kejahatan, gangguan ketertiban, dan konflik di masyarakat.
• Meningkatkan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat agar mampu melindungi seluruh masyarakat Indonesia.
Belanja Ke Daerah Rp518,9 Triliun: Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan kapasitas fiskal daerah, mengurangi kesenjangan fiskal baik antara pusat dan daerah maupun
antardaerah, serta meningkatkan kualitas pelayanan publik di daerah.
Belanja ke daerah dalam RAPBN 2013 direncanakan mencapai Rp518,9 T, meningkat hampir 2 kali lipat dari tahun 2007.
Dana Perimbangan dialokasikan ke daerah sebesar Rp435,3 Triliun, terdiri atas:
• Dana Bagi Hasil (DBH) Rp99,4 T, untuk mengurangi kesenjangan fiskal antara pusat dan daerah;
• Dana Alokasi Umum (DAU) Rp306,2 T, sebagai instrumen pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat di daerah;
• Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp29,7 T, untuk membantu daerah-daerah yang memiliki kemampuan keuangan relatif rendah dalam membiayai pelayanan publik sesuai Standar Pelayanan Minimum (SPM), dan
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai prioritas nasional.
• Dalam rangka mempercepat pembangunan di daerah tertinggal, distribusi alokasi DAK ke daerah tertinggal meningkat dari sebelumnya Rp10,5 triliun dalam APBNP 2012 menjadi Rp13,06 triliun.
Dana Otonomi Khusus (Otsus) Rp13,2 Triliun, dialokasikan masing-masing untuk Provinsi Papua Rp4,3 T; Papua Barat Rp1,8 T; dan Aceh Rp6,1 T.
• Khusus untuk Provinsi Papua dan Papua Barat, selain dialokasikan dana Otsus, juga diberikan dana tambahan infrastruktur Rp1,0 T, terutama untuk mempercepat pembangunan infrastruktur.
• Upaya dan langkah khusus percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, dilakukan antara lain melalui strategi: (a) pengurangan angka kemiskinan; (b) peningkatan kualitas sumber daya manusia; (c) pembangunan dan peningkatan
sejumlah ruas jalan darat yang menembus pesisir selatan hingga ke pegunungan tengah untuk membuka keterisolasian daerah; serta (d) peningkatan pelaksanaan kebijakan keberpihakan kepada masyarakat asli Papua di beberapa
perguruan tinggi unggulan di luar Papua, di sejumlah instansi pemerintah yang strategis, dan pemagangan di berbagai instansi pemerintah di luar Papua.
Dana Penyesuaian Rp70,4 Triliun, dialokasikan untuk:
• Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp23,4 T, untuk menstimulasi daerah dalam memenuhi penyediaan anggaran pendidikan di daerah;
• Dana Tambahan Penghasilan Guru PNS Daerah Rp2,4 T, disediakan untuk guru Non-Sertifikasi;
• Dana Tunjangan Profesi Guru PNS Daerah Rp43,1 T, disediakan untuk guru PNS Daerah Sertifikasi;
• Dana Insentif Daerah Rp1,4 T, akan diberikan kepada Provinsi, Kabupaten, dan Kota sebagai bentuk penghargaan atas pencapaian kinerja daerah di bidang pengelolaan keuangan, pendidikan, ekonomi, dan kesejahteraan.
• Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2) Rp81,4 M, akan dialokasikan kepada pemerintah daerah percontohan atas keberhasilan mereka dalam melaksanakan kegiatan infrastruktur yang didanai melalui DAK dengan
hasil yang sesuai kriteria.