Anda di halaman 1dari 6

KANDIDIASIS VULVOVAGINAL I.

DEFINISI Kandidiasis vulvovaginal adalah infeksi vagina dan atau vulva oleh kandida albikans, dengan berbagai manifestasi klinisnya yang bisa berlangsung akut, kronis atau episodic.1 II. EPIDEMIOLOGI Kandidiasis Vulvovaginal adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh berbagai jenis Candida, terutama dari jenis Candida Albicans. Infeksi ini sering menyerang kaum wanita namun menjadi lebih sering dan berat pada penderita gangguan imunologi yang berat Infeksi kandida yang refrakter bukan indikasi adanya infeksi HIV, namun infeksi ini yang merupakan manifestasi klinik yang pertama kali muncul pada infeksi HIV ( pada hitung CD4 > 500 sel /uL. Kejadian kandidiasis vaginal cenderung meningkat manakala hitung CD4 menurun ; akan tetapi perlu diingat bahwa keadaan ini juga dapat terjadi akibat pemakaian antibiotika pada penderita infeksi HIV Faktor resiko kandidiasis : diabetes melitus pemakaian kontrasepsi oral kortikosteroid atau antibiotika.2 III. ETIOPATOGENESIS

Kandida albikans penyebab terbanyak yang dapat diisolasi > 90% dari penderita kandidiasis vulvovaginalis. Kandida albikans adalah suatu jenis jamur gram positif yang mempunyai benang-benang pseudomiselia yang terbagi-bagi dalam kelompok blastospores. Jamur ini tumbuh baik dalam suasana asam (pH 5,0-6,5) yang mengandung glikogen; ia dapat ditemukan dalam mulut, daerah perianal vagina tanpa menimbulkan gejala. Ia dapat menyebabkan vaginitis pada wanita hamil, wanita yang minum pil kontrasepsi horminal, wanita yang diberi terapi antibiotika berspektrum luas, wanita dengan diabetes, dan wanita dengan kesehatan yang mundur.3 FAKTOR PREDISPOSISI 1. Faktor Lokal Mode pakaian ketat dan pakaian dalam yang dibuat dari serat sintetis rnenyebabkan panas, kulit lembab, mengelupas dan permukaan mukosa genital sangat rentan terhadap infeksi kandida. Efek ini diperberat oleh kegemukan. Hal

ini ditambah dengan serbuk pencuci yang gagal membunuh jamur yang mengkontaminasi pakaian dalam. Kulit yang sensitif terhadap spray vagina, deodoran dapat menimbulkan kerusakan integritas epitel vagina dan merupakan predisposisi dan infeksi.2,3 Kandidiasis vaginitis dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Apabila persiapan hubungan seksual tidak adekuat, vagina relatif kering merupakan predisposisi terjadinya trauma mukokutaneus yang mempermudah terjadinya infeksi.2,3 2. Kehamilan Koloni vagina rata-rata meningkat selama kehamilan dan insiden keluhan vaginitis meningkat terutama pada trimester terakhir. Persentase pada tahun 1969 menemukan 42% kandidiasis vagina pada kehamilan trimester terakhir dan menurun menjadi 11% pada hari ke tujuh setelah melahirkan. Kandungan glikogen pada sel sel vagina meningkat dengan tingginya kadar hormon dalam sirkulasi. Ini mempertinggi proliferasi, pengembangbiakan dan perlekatan dari kandida albikan. Pertumbuhan jamur akan distimulasi dengan tingginya kadar hormon estrogen, karena hormon ini dapat menurunkan PH vagina menjadi suasana yang lebih asam.2,3 3. Imunosupresi Pemberian obat dalam jangka waktu yang lama terutama kortikosteroid sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan kandida albikan, oleh karena obat ini bersifat imunosupresi.2,3 4. Diabetes Militus Glukose yang tinggi pada urine dan peningkatan konsentrasi sekresi vagina pada diabetes mellitus mempertinggi pertumbuhan jamur.2,3

5. Pengobatan Antibiotika Penggunaan antibiotika dapat mengurangi pertumbuhan bakteri yang sensitif tetapi tidak berpengaruh terhadap kandida. Antibiotika dapat membunuh bakteri gram negatif yang memproduksi anti kandida komponen, sehingga dapat merangsang pertumbuhan kandida.2,3 6. Kontrasepsi Oral Episode gejala dari kandidiasis vagina biasanya lebih banyak pada wanita dengan pemakaian kontrasepsi oral daripada wanita yang tidak. Dikatakan bahwa kontrasepsi oral menyebabkan perubahan-perubahan pseudogestasional pada epitel vagina. Penelitian yang dilakukan oleh Caterall dengan pil estrogen dosis tinggi rnendapatkan hasil bahwa penderita kandidiasis vagina gagal diobati dengan bermacam-macam obat dan segera sembuh setelah pemakaian kontrasepsi oral dihentikan. Tapi penelitian lain tidak dapat menunjukan perbedaan frekuensi kandidiasis vagina dengan pemakaian pil atau cara KB yang lain.2,3 IV. GEJALA KLINIS Keluhan yang paling sering pada KVV adalah rasa gatal pada daerah vulva dan adanya duh tubuh. Sifat duh tubuh bervariasi dari yang cair seperti air sampai tebal dan homogen dengan noda seperti keju. Sekret tampak seperti susu yang disertai gumpalan-gumpalan putih sehingga tampak seperti susu basi/pecah dan tidak berbau. Akan tetapi lebih sering sekret hanya minimal saja. Keluhan klasik yang lainnya adalah rasa kering pada liang vagina, rasa terbakar pada vulva, dispareunia dan dysuria.1,2,3,4 Pada pemeriksaan inspekulo mukosa vagina tertutup pseudomembran yang berwarna putih seperti keju. Apabila pseudomembran diangkat akan tampak bercak-bercak perdarahan. Sekret biasanya sedikit seperti air, tapi kadang-kadang banyak dan berwarna putih, mengandung noda-noda seperti keju atau purulen. Labia mayora tampak bengkak dan merah tertutup oleh lapisan putih. Lesi-lesi ini

terasa amat sakit sehingga menimbulkan dispareunia. Sedangkan sakit saat kencing disebabkan oleh karena urine melewati vagina yang meradang.1.2.3.4 V. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSA BANDING Diagnosis kandidiasis vagina ditegakan berdasarkan gejala-gejala klinis yang khas dan pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan mikologi. Mikroskopis tampak bentuk ragi, blastospora bentuk lonjong, pseudohifa seperti sosis panjang bersambung, kadang-kadang hifa asli bersepta., pemeriksaan tes sniff negatif, umumnya pH sekret vagina pada umumnya normal.4

Gambar 1 : candida albicans 10%KOH yang memperlihatkan sel ragi dan pseudohyphae

DIAGNOSA BANDING 1. Bakterial Vaginosis Penyebab : hilangnya laktobasilus penghasil hidrogen peroksida sebagai flora normal vagina, sehingga menimbulkan pertumbuhan bakteri anaerobik yang berlebihan.4 Gejala : tanda-tanda peradangan sedikit sekali, didapatkan cairan vagina yang homogen dan berbau amis.4

Gambar 2 : bacterial vaginosis sekret seperti susu dan berbau amis

2. Trikomoniasis Vaginalis Penyebab : Trikomonas Vaginalis Gejala : sering asimptomatik. Bila ada keluhan biasanya berupa sekret vagina yang banyak dan berbau. Sekret vagina yang klasik berwarna kehijauan dan berbusa. Sekret yang banyak sering menimbulkan rasa gatal dan perih pada vulva serta kulit di sekitarnya. Bila jumlah kuman banyak sekali, akan tampak gambaran strawberry cervix pada serviks.4

Gambar 3 : trikomoniasis vaginalis gambaran strawberry serviks

3. Cervicitis gonorhoe Sebagian besar wanita yang menderita gonoroe asimtomatik. keputihan. Bila terjadi uretritis memberikan disuri yang ringan.4 Gonoroe pada

wanita sering mengenai serviks sehingga terjadi servisitis dengan gejala

Gambar 4 : cervicitis gonoroe keputihan yang banyak 4. Non spesifik genital infeksi (NSGI) Penyebab : Chlamidia trachomatis Gejala : disuria, polakisuri, gatal, keluar sekret jernih sampai keruh atau berupa lendir atau bercak pada celana, pada pemeriksaan fisik meatus eksternus dapat udem dankemerahan atau juga tidak terdapat kelainan.4 VI. PENATALAKSANAAN

Terapi yang diberikan, yaitu :3 1. Miconazole/ clotrimazole 200 mg intravaginal perhari selama 3 hari 2. Clotrimazole 500 mg intravaginal dosis tunggal 3. Nystatin 100.000 IU intravaginal perhari selama 14 hari 4. Tablet ketokenazole sehari 2 kali 1 tablet selama 7 hari

Anda mungkin juga menyukai