Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Semakin majunya zaman, semakin pesat pula teknologi berkembang. Bagian juga dengan kreatifitas manusia, salah satunya dalam mencipta bermacam-macam makanan. Berbagai jenis makanan diciptakan dari yang pedas, manis, asem dll. Gastrisis adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh makanan yang pedas ataupun asem, mengandung rempah-rempah dan cuka juga yang telah terkontaminasi oleh helicobacter pylori. Selain itu, ada juga penyebab lainnya seperti stress, obat-obatan dan sebagainya. Gastritis sendiri merupakan peradangan pada lambung yang ditandai dengan mual, muntah, nafsu akan menurun, nyeri epigastrik, dll. Oleh karena itu sebagai perawat, penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dan mengetahui serta mempelajari tentang asuhan keperawatan gastritis lebih lanjut.

GASTRITIS

Page 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Konsep Dasar Medik 1. Definisi Gastritis adalah peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal (Sylvia A. Price, 1994). Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung yang sering diakibatkan diet. Gastritis 1999). 2. Anatomi Fisiologi Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat dibawah diafragma, dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J, bila penuh bentuknya alpukat raksasa. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorikum atau pilorus. Lambung terdiri dari empat lapisan : a. Tunika serosa/ lapisan luar Merupakan bagian dari peritoneum vesilaris b. Muskularis Tersusun dari 3 lapis di bagian otot polos 1) Lapisan longitudinal di bagian luar 2) Lapisan sirkular di bagian tengah 3) Lapisan oblik di bagian dalam c. Submukosa Terdiri dari jaringan areolar jarang yang menghubungkan lapisan mukosa dan lapisan muskularis. d. Mukosa Merupakan lapisan dalam lambung, tersusun dari lipatan-lipatan longitudinal yang disebut ruqae kronik adalah inflamasi mukosa lambung yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter Pylory (Brunner dan Suddarth,

GASTRITIS

Page 2

Fungsi lambung yaitu : a. Fungsi Motorik 1) Fungsi reservoir : menyimpan makanan sampai dicernakan sedikit demi sedikit. 2) Fungsi mencampur : memecahkan makanan menjadi partikelpartikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot lambung. 3) Fungsi pengosongan lambung : diatur oleh pembukaan spinkter pilorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman, aktivitas osmotik, keadaan fisik, serta oleh emosi, obat-obatan dan kerja. b. Fungsi Pencernaan dan Sekresi 1) Pencernaan protein : oleh pepsin dan HCL dimulai di sini, pencernaan lemak dan karbohidrat oleh lipase dan amilase dalam lambung kecil peranannya. 2) Sintesis dan pelepasan gastrin : dipengaruhi oleh protein yang dimakan, peregangan antrum, alkalinisasi antrum dan rangsangan vagus. 3) Sekresi faktor intrinsik : memungkinkan absorbsi vitamin B12 dari usus halus bagian distal. 4) Sekresi mukus : membentuk selubung yang melindungi lambung serta berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut. 3. Etiologi a. Gastritis Akut Minum obat-obatan (aspirin, digitalis, corticosteroid, cytotoxic, analgetik). GASTRITIS Minum alkohol berlebihan Kontaminasi makanan oleh kuman belicobacter pylori Makanan yang pedas-pedas dan yang mengandung asam Radiasi therapi Corrosive agent: lysol, baygon Uremia Makanan yang mengandung rempah-rempah, cuka. Page 3

b. Gastritis kronik Disebabkan oleh iritasi kronik dan peradangan mukosa, penyebabnya: Alkohol Drugs Stress Radiasi Merokok Reflux asam lambung

4. Patofisiologi Secara normal jaringan lambung dilindungi oleh mukosa barrier agar tidak terjadi auto digestion oleh asam lambung (HCL). Bila terjadi kerusakan pada barrier maka HCL akan difusi balik mukosa Kerusakan jaringan mast cells melepaskan histamin

Meningkatkan sekresi HCL dan pepsinogen Meningkatkan permeabilitas kapiler terhadap protein.

Mukosa edema Sejumlah besar protein plasma hilang

Mukosa besar protein rusak

Perdarahan interstitial dan hematemesis Pada peradangan kronik progresif gastric atrophy gangguan fungsi chief cells dan parietal cells faktor intrinsik tidak diproduksi dan hambatan dalam reabsorbsi vitamin B12 anemia pernisiosa/defisiensi besi. 5. Tanda dan Gejala a. Gastritis akut

GASTRITIS

Page 4

Mual, muntah, nafsu makan menurun Nyeri epigastrik Perdarahan dan hematemesis Mual, muntah, tidak nafsu makan Rasa penuh di lambung Nyeri epigastrik Sering bersendawa Nyeri tekan pada mid epigastrium

b. Gastritis kronik -

6. Klasifikasi a. Gastritis akut Gastritis eksogen akut Simpel : makanan/minuman pedas, alkohol Korosif : obat-obatan, bahan kimia korosif (H 2SO4, soda)

Gastritis endogen akut Gastritis infeksiosa akut : karena difteri, influenza, pneumonia. Gastritis flegmons akut: invasi langsung dari bakteri pada dinding lambung streptococcus/staphylococcus.

b. Gastritis kronik Gastritis superfisial : mukosa hiperemi, edema, eksudasi. Gastritis atropikans kronik : mukosa abu-abu, hypervaskularisasi. Gastritis hipertropikans kronik : mukosa edema, irregular, hiperemi. 7. Test Diagnostik Radiologi : Barium meal (maag duodenum) rugae kaku. Gastroscopy : mukosa hiperemik yang merata, ada edema yang karakteristik berair Fluoroscopy : penebalan dari lipatan-lipatan mukosa lambung. Data laboratorium : lipase, amilase, darah rutin, elektrolit, urinalisa.

GASTRITIS

Page 5

8. Pengelolaan Medik dan Therapi Diit lunak dan tidak merangsang Tidak merokok dan minum alkohol Obat : Antikolinergik Antiemetik Antasida H2 antagonis Antibiotik

9. Komplikasi a. Hematemesis dan melena b. Anemia pernisiosa c. Cancer lambung d. Syok hipovolemik

B. Konsep Dasar Keperawatan 1. Pengkajian a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan Kebiasaan-kebiasaan yang mengganggu kesehatan misal : merokok, minum-minuman keras dan obat-obatan. Tindakan yang sudah dilakukan Keluhan mual, muntah, tidak nafsu makan. Nyeri pada epigastrium Sering bersendawa Rasa penuh di lambung Gejala timbul setelah makan makanan yang merangsang, dalam keadaan lambung kosong, ada hubungan dengan stress. Kebiasaan merangsang. Riwayat therapi radiasi/kemotherapi Bila ada muntah kaji: warna, jumlah, konstipasi. makan (terlalu banyak/cepat), makanan pedas/ b. Pola nutrisi metabolik -

GASTRITIS

Page 6

c. Pola eliminasi Kadang ada diare/obstipasi Kemampuan beraktifitas sehari-hari keseluruhan atau berkurang tergantung kondisi pasien. e. Pola tidur dan istirahat Terganggu bila terasa nyeri Nyeri bertambah cara mengatasi Adanya masalah yang belum diselesaikan. f. Pola kognitif dan persepsi sensori g. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress d. Pola aktivitas dan latihan -

2. Diagnosa Keperawatan a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. b. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan muntah. c. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit 3. Rencana Keperawatan a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. Hasil yang diharapkan: Intake nutrisi adekuat BB naik 0,5 kg/mgg s/d normal

Intervensi Keperawatan : 1. Beri makanan yang sudah dicerna dalam porsi kecil tiap3 jam. R: Makanan dalam porsi kecil diharapkan mengurangi tekanan pada gaster, menetralisir HCL dan mencairkan isi gaster. 2. Beri susu secara regular (tidak boleh susu skim) R: Susu menurunkan sekresi HCL (kalsium dalam susu skim meningkat sekresi HCL). 3. Hindari makanan yang merangsang: kopi, pedas, asam dll. R: Kopi merangsang produksi HCL pedas/asam iritasi pada mukosa yang meradang nyeri. GASTRITIS Page 7

4. Jelaskan tentang alat-alat medik yang digunakan bila pasien dioperasi Ex: NGT, infus, pengobatan perawatan, prognosa, Dx medik (kolaboratif dengan medik). R: Pemahaman yang adekuat membantu menurunkan kecemasan pasien dan meningkatkan kerjasama pasien-dokter-perawat. b. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan muntah. Hasil yang diharapkan: Intake cairan 2-3 liter/hari Tidak ada mual dan muntah

Intervensi Keperawatan : 1. Puasakan s/d tolerate terhadap makanan dan cairan per oral. R: Memberi istirahat mukosa lambung dan waktu untuk proses pemulihan. 2. Kaji keseimbangan elektrolit, pemeriksaan lab. R: Muntah dan intake yang kurang dapat menyebabkan kekurangan elektrolit essential khusus H, Cl dan K dan dapat menimbulkan alkalosis. 3. Kaji status hidrasi Turgor/mukosa mulut Catat intake - output inadekuat elektrolit. 4. Memberi dorongan untuk intake per oral agar klien tidak muntah, mulai dengan air putih/teh manis, selanjutnya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan dan kemampuan. R: Mempertahankan anticholinergic. c. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung Hasil yang diharapkan: Nyeri berkurang/hilang yang ditandai GASTRITIS Pasien istirahat/tidur Pasien dapat beraktifitas Page 8 hidrasi mengurangi side effect dari sehingga pembuangan sisa-sisa metabolisme

R: Dehidrasi akan meningkatkan GFR yang mengakibatkan output terhambat neuron meningkat dan terjadi perubahan

Intervensi Keperawatan : 1. Kaji karakteristik nyeri : lokasi, durasi dan identifikasi penyebabnya. R: Memberi dasar untuk mengkaji perubahan pada tingkat nyeri. 2. Diskusikan posisi yang paling nyaman R: Untuk mengurangi nyeri 3. Hindarkan makanan yang merangsang, pedas dan asam 4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik. R: Untuk menekan nyeri. d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit. Hasil yang diharapkan: Pengetahuan orang tua dan pasien meningkat Tidak terulang lagi dengan penyakit yang sama.

Intervensi Keperawatan : 1. Kaji pengetahuan orang tua dan pasien mengenai Gastritis. R: Mengetahui sejauh mana pengetahuan orang tua 2. Jelaskan pada orang tua agar menjaga kebersihan terutama makanan, mengatur pola makan. R: Mencegah terjadinya penyakit 3. Beri informasi mengenai therapi obat-obatan, efek samping dan pentingnya ketaatan program. R: Meningkatkan pemahaman dan kerjasama orang tua. 4. Discharge Planning a. Evaluasi pengetahuan pasien untuk memberikan penyuluhan secara individual. b. Diresepkan diet yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan sehari kalori harian pasien, makanan yang disukai dan pola makan. c. Pasien diberi daftar zat-zat untuk dihindari (misal: kafein, nikotin, bumbu pedas, pengiritasi, makanan yang merangsang, alkohol). d. Pasien dengan anemia pernisiosa diberi instruksi tentang kebutuhan terhadap injeksi vitamin B12 jangka panjang.

GASTRITIS

Page 9

DAFTAR PUSTAKA
A. Price Sylvia, Lorraine M. Wilson, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit , Buku I, edisi keempat, EGC Kedokteran, Jakarta, 1994. Brunner, Suddarth, Medical Surgical Nursing , eight edition, J.B. Lippincott Company, Philadelphia, 1996. Bruner, Suddarth, Textbook of Medical Surgical Nursing , Edisi 9, Buku II, Philadelphia, 1999. Doengus E. Marilyn, Frances Moorhouse Mary, Geissler, C. Alice Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC Kedokteran, Jakarta, 1994.

GASTRITIS

Page 10

Anda mungkin juga menyukai