Anda di halaman 1dari 11

STATUS PASIEN 1.

Identitas pasien : No rekam medik: 120900332 Nama anak: Fania Zahra o Umur: 11 bulan o Jenis kelamin: Perempuan Nama Ayah : Tn.Joko Miarto o Alamat : PT.KTU o Agama : islam 2. Keluhan Utama : Buang air besar encer lebih dari lima kali sehari sejak tiga hari yang lalu 3. RPS : Buang air besar encer lebih dari lima kali sehari sejak tiga hari yang lalu. Buang air besar disertai air dan ampas, tidak ada lendir dan darah. Pasien juga mengalami muntah sejak 3 hari yang lalu 2 kali dalam sehari, muntah terjadi setelah makan/minum, muntah tidak disertai darah dan nafsu makan menurun tapi minum masih lahap dan BAK masih lancar. Pasien juga mengalami demam sejak 4 hari yang lalu, disertai batuk dan pilek. Berat badan menurun 300 gram. 4. Riwayat kelahiran: pasien lahir di rumah sakit dengan berat lahir 2800 gram 5. RPD: pernah mengalami penyakit ini sebelumnya namun setelah diberi oralit sudah sembuh, tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya. 6. RPK: keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini. 7. RSE:tidak ada yang penting Pemeriksaan Fisik :
1

Status Generalis Keadan umum : baik Kesadaran : composmentis Vital sign : R: 25x/m N: 110x/m T: 390C BB : 4,8 kg Kepala : Simetri wajah : simetris Pertumbuhan rambut : distribusi merata, warna agak pirang PD : tidak ada pelebaran Pembuluh Darah : tidak terdapat deformitas

Deformitas Mata : cekung Konjungitva

: tidak anemi

Sclera : tidak ikterik Hidung :DBN Bagian luar Septum nasi Telinga :DBN Bentuk Mulut : Bibir : kering : normal, tidak terdapat deformitas : tidak terdapat deformitas : tidak ada deviasi

Mukosa mulut : hiperemis Tenggorokan : DBN Bendungan vena : tidak ada bendungan vena jugularis

Kelenjar tiroid : tidak membesar, simetris Trakea ; ditengah Leher : DBN Thorax: Paru-Paru : I: simertris kiri dan kanan, sedikit cembung Pa: gerak nafas simetris Pr:sonor pada kedua paru Au:vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung : I:tampak pulsasi ictus cordis Pa: teraba pulsasi ictus cordis pada ICS IV, 1 cm linea midclavicula sinistra Pr:batas jantung kanan ICS:II, III, IV linea sternalis dextra, batas kiri ICS IV, 1-2 cmdisebelah medial midclavicula sinistra Au:bunyi jantung regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen: I : perut lancip Au :BU 6-7 x/menit Pe: timpani pada keempat kuadran abdomen Pa : supel, massa (-), hepar teraba

Ekstremitas : tidak tampak deformitas, akral hangat pada keempat ekstremitas, tidak ada udem pada keempat ekstremitas Diagnosis kerja : obs. diare akut + dehidrasi derajat R - S Pemeriksaan penunjang : hematologi: Hb: 9,7 Leukosit : 6,8 feces: lembek mikroskopis warna : kuning darah : (-) lendir : (-) leukosit : 4-6/lpb eritrosit : 4-6/lpb t.cacing : tidak ditemukan bakteri : (+) Diagnosa kerja : diare akut et causa bakteri + dehidrasi derajat R -S Diagnosa Banding :
4

diare akut et causa gizi kurang

Penatalaksanaan: herniatomi - Medikamentosa : infus RL 20 tpm makro oral: lacto b 2 x mg onezinc 1 x 1mg sanmol 3 x 0,5mg oralit sepuasnya Prognosis : ad vitam: bonam ad fungsionam: bonam ad sanationam: bonam diet : ML + susu LM

DIARE 1. DEFINISI Diare adalah suatu gejala dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang cair dan frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (3 kali dalam sehari) hingga lima kali sehari dan fesesnya lunak atau berair dari biasanya.1 2. Etiologi a. Faktor infeksi Infeksi bakteri: Vibrio colera, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter dll Infeksi virus: Rotavirus, Adenovirus, Enterovirus, Astrovirus Infeksi parasit: cacing Ascaris, Trichiuris, Strongiloides dll b. c. d. Faktor malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein) Faktor makanan; makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan Faktor psikologis: rasa takut dan cemas.2

3.

Klasifikasi Diare non inflamasi disebabkan oleh enterotoksin yang mengakibatkan diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah. Gejala klinis yang menyertai keluhan abdomen biasanya minimal atau tidak ada sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul, terutama pada kasus yang tidak mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksaan tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit. Diare inflamasi disebabkan oleh invasi bakteri dan sitotoksin dikolon dengan manifestasi sindrom disentri dan diare yang disertai lendir dan darah. Gejala klinis yang menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai nyeri seperti kolik, mual, muntah, demam, tenesmus serta gejala dan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan tinja
6

rutin secara makroskopis ditemukan lender dan/atau darah, serta mikroskopis didapati sel leukosit polimorfonuklear.3

4.

Patofisiologi diare a. Diare osmotic terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare. Hal ini terjadi pada intoleransi laktosa, obat laksatif (laktulosa, magnesium fosfat), obat (antasida).4 b. Diare sekretorik terjadi bila gangguan transport elektrolit baik absorbs yang berkurang atau sekresi yang meningkat. Hal ini terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya toksin kolera atau pengaruh garam empedu, lacsatif non osmotic.3 c. Diare karena gangguan motilitas: disebabkan oleh transit usus yg cepat atau yang lambat sehingga menimbulkan pertumbuhan bakteri intralumen yang berlebihan. Penyebabnya adalah: irritable bowel sindrom.2

5. Gejala klinis2 Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng dan gelisah, suhu tubuh meningkat Nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare Tinja cair mungkin disertai lendir atau darah Anus dan sekitarnya lecet Muntah dapat terjadi sebelum atau sesuah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit

6. Pemeriksaan laboratorium2
7

Pemeriksaan tinja Pemeriksaan darah Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang)

7. Terapi1 Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan) Dietetic (pemberian makanan) Obat-obatan.

Menilai derajat dehidrasi Tabel penilaian derajat dehidrasi


Penilaian 1. Lihat : Keadaan Umum Mata Rasa Haus 2. Periksa turgor kulit 3. Derajat dehidrasi A Baik, sadar Normal Minum biasa tidak haus Kembali cepat Tanpa dehidrasi B * Gelisah Cekung * Haus, ingin minum banyak * Kembali lambat Dehidrasi ringan/sedang atau lebih tanda lain Rencana terapi B C * Lesu, lunglai atau tidak sadar Sangat cekung dan kering * Malas minum atau tidak bisa minum * Kembali sangat lambat Dehidrasi berat lebih tanda lain Rencana terapi C

bila ada 1 tanda * ditambah 1 Bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau 4. Terapi Rencana terapi A

Kesimpulan derajat dehidrasi penderita ditentukan dari adanya 1 gejala kunci ( yang diberi tanda bintang ) ditambah minimal 1 gejala yang lain ( minimal 1 gejala ) pada kolom yang sama.

Rencana terapi A
Umur Jumlah oralit yang diberikan tiap BAB < 12 bulan 1.4 Tahun >5 tahun Dewasa 50-100 ml 100-200 ml 200-300 ml 300-400 ml 400 ml/hari (2 bungkus) 600-800ml/hari (3-4 bungkus) 800-1000ml/hari (4-5 bungkus) 1.200-2.600 ml/hari Jumlah oralit yang diberikan dirumah

Rencana terpi B jika berat badan tidak diketahui


Umur Jumlah oralit (ml) <1 300 1-5 600 >5 1200 Dewasa 2400

Jika berat badan diketahui jumlah oralit dalam satu jam pertama: 75 ml/kgbb Rencana terapi C
Umur (thn) Bayi < 1 tahun Anak >1 tahun Pemberian 1, 30 ml/kgbb dalam jam 1 - 1 Lalu 70 ml/kgbb dalam jam 5 2,5-3

Diet Sesuai dengan penyebab diare Bila intoleransi karbohidrat beri susu rendah sampai bebas laktosa Bila anak alergi protein susu sapi beri susu kedelai Malabsorbsi lemak, beri susu yang mengandung medium chain trigliseride (MCT) Kausal Antibiotic hanya untuk; Diare invasive: kotrimoksazol 50 mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis selama 5 hari

Kolera: tetrasiklin 50 mg/kgbb/hari diberikan selama 2-3 hari Amoeba, giardia: metronidazol 30-50 mg/kgbb/hari dibagi tiga dosis selama 5 hari (10 hari untuk kasus berat)

Antidiare tidak diberikan

8. Komplikasi2 Dehidrasi Renjatan hipovolemik Kelainan elektrolit dan asam basa Hipoglikemia Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan vili mukosa usus halus Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik Malnutrisi energy protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami kelaparan

10

Referensi 1. Rusepno Hasan, Husein Alantas dkk. Ilmu Kesehatan Anak. Infomedika: Jakarta. 2007 2. Richard E. Behrman, Robert M. Kliegman. Nelson Esensi Pediatri. Edisi 4. Jakarta: EGC. 2010 3. Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Tim Editor. 2009 4. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Mentri Kesehatan Republik Indonesia. http//www.depkes.go.id/downloads/SK 1216-01. Pdf

11

Anda mungkin juga menyukai